Selasa, 29 September 2020

CORONA BELUM HILANG BANJIR PUN DATANG



OLeH: Bunda Rizki Ika Sahana

          💘M a T e R i💘

Bismillahirrahmaanirrahiim...

Allahumma shalli 'ala Muhammad wa 'ala ali Muhammad.

Bagaimana kabarnya sahabat semua? Mudah mudahan Alloh ﷻ karuniai kesehatan ya... Alloh ﷻ jauhkan dari covid-19.

Angkanya kasus covid-19 terus naik, ya. Bahkan puncak kurva belum terlihat. Angka kematian pasien virus corona di Indonesia juga terus meningkat.

Sementara itu, dalam kondisi ancaman wabah (covid-19), bencana yang baru pun datang.
Banjir melanda beberapa daerah di Indonesia. Bukan hanya banjir, ada juga angin kencang yang melanda cilacap.

Saya tidak akan membahas bencana-bencana tersebut dari sisi peristiwanya ya, tapi saya ingin mengajak kita semua untuk berpikir, ada apa di balik semua bencana tersebut? Ada hikmah apa yang Alloh ﷻ hendak tunjukkan kepada manusia?

Bencana memang qadha Alloh ﷻ (ketetapan dari Alloh ﷻ), tetapi munculnya bencana karena dua sebab:

1. Murni Fenomena Alam.
2. Ulah Manusia.

Bismillahirrohmanirrohiim...

Bencana yang disebabkan fenomena alam misalnya bisa kita lihat dari fenomena pergeseran kulit bumi, yang akhirnya memunculkan gempa bumi. Kalau pergeseran itu terjadi di tengah lautan, maka akan dapat memunculkan selain gempa juga tsunami. Itu fenomena alam, yang manusia tidak memiliki satu kekuasaan apapun untuk mencegahnya.

Manunia hanya bisa meminimalisir daya rusak, mengantisipasi kemungkinan terjadinya banyak korban. Misalnya, di Jepang yang nyaris selalu ada gempa karena di wilayah tersebut terjadi banyak pergeseran kulit bumi. Untuk meminimalisir jatuhnya banyak korban, di sana ada desain rumah yang sangat ringan dari kayu kayu, kertas tidak dibuat dengan tembok atau baja. Karena bisa fatal akibatnya kalau terjadi gempa. Kalau memakai kayu pada saat terjadi gempa,  kerusakannya tidak banyak, korbannya sedikit dan yang paling penting bisa mudah lagi recovery nya.

Contoh yang lain, misalnya manusia membuat alat pendeteksi (pendeteksi gempa atau tsunami) ketika terjadi getaran yang diprediksi akan memunculkan tsunami dengan skala getaran tertentu, maka akan segera dilakukan sosialisasi kepada masyarakat pesisir agar bersiap siap untuk meminimaisir kurban karena mengungsi.

Terkait bencana alam yang diakibatkan oleh ulah manusia,
Sebenarnya sudah disampaikan oleh Alloh ﷻ di dalam salah satu ayat :  "Telah nampak kerusakan di darat dan di laut karena ulah tangan tangan manusia." Jadi bencana akibat ulah tangan manusia iti memang nyata adanya.

Contohnya : BANJIR, banjir yang disebabkan oleh alih fungsi lahan. Lahan yang seharusnya menjadi lahan hijau, dialih fungsikan menjadi daerah industri dengan tidak memperhatikan keseimbangan lingkungan. Kemudian penggundulan hutan, bukit-bukit, gunung-gunung yang mengakibatkan longsor. Itu semua akibat ulah manusia yang tidak memperhatikan keseimbangan lingkungan sehingga memunculkan bencana yang menyesengsarakan manusia juga akhirnya.

Daerah-daerah yang harusnya ditanami atau sudah jadi lahan pertanian, kemudian dialih fungsikan atau dibangun jalan layang atau TOL atau gedung-gedung yang orientasinya profit atau keuntungan semata atau bisnis tanpa memperhatikan lingkungan supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Kemudian lereng-lereng bukit atau gunung dibangun hotel-hotel yang bukan saja terkait kerusakan lingkungan tapi juga kerusakan sosial. Sudah menjadi rahasia umum hotel-hotel tersebut digunakan untuk tempat maksiat, ada bar, muncul pesta bernuansa liberalisme atau kebebasan, atau digunakan untuk free seks. Jadi tidak hanya kerusakan lingkungan tetapi kerusakan moral dan sosial yang dapat mengundang murka Alloh ﷻ.

🔷🌷🔷
Secara personal, kita diperintahkan untuk ridho menerima ketentuan yang diberikan Alloh ﷻ kepada kita, ketika kita ditimpa bencana, banjir atau covid. Covid bisa diangap fenomena alam bisa juga ulah manusia. Ada teori yang menyebutkan bahwa virus ini muncul pertama kali di Wuhan dimana orang-orang disana suka makan-makanan yang tidak halal, dari binatang yang tidak familiar, yang liar dan tidak seharusnya dimakan. Kemudian menghasilkan mutasi genetik dan memunculkan virus ini. Bagaimana cara kita menyikapi hal ini?

Yang pertama Sabar, Ridho dan Ikhlas tapi bukan berdiam diri saja, tentu saja kita tetap melaksanakan seluruh ketaatan  untuk menjaga diri dari wabah ini. Misalnya berusaha menerapkan protokol kesehatan, pakai masker, cuci tangan. Kalau tertimpa banjir, kita bisa menjaga kebersihan, membuang sampah pada tempatnya dan seterusnya yang bisa kita lakukan secara personal

Tidak cukup secara personal saja (sabar, berdoa) tapi kita harus ada upaya di level masyarakat dan negara. Karena mencegah bencana tadi membutuhkan kekuatan yang sistemik. Misalnya, wabah covid tidak cukup hanya dengan pakai masker, meghindari kerumunan tapi juga dibutuhkan upaya mencegah pergerakan manusia dalam jangka waktu tertentu supaya penyebaran virus dapat dikendalikan.

Pakai masker tidak menjamin 100% terbebas covid, cucitangan juga demikian, kita menjauhi kerumunan sangat sulit, apalagi teman-teman yang bekerja di pabrik dimana pekerjaannya menuntut untuk berada di kerumunan. Harus malayani customer, harus berinteraksi dengan banyak orang. Hal inikan butuh kebijakan negara untuk mengatur mobilitas manusia dari satu tempat ke tempat yang lainnya bisa diminimalisir.

Misalnya, menutup Kota A karena sudah terindikasi zona merah atau bahkan hitam. Maka harus ditutup atau di karantina, tidak boleh ada yang masuk atau keluar Kota A. Itukan butuh regulasi, butuh aparat Kepolisian atau TNI yang  menjaga perbatasan kota. Jadi tidak dapat mencukupkan diri pada aspek individu. Kita butuh upaya yang sistemik yang melibatkan banyak bidang yang di handle oleh pemilik kebijakan.

Sebelum bencana ini menjadi bencana yang lebih besar lagi. Yang dapat menghasilkan kerusakan yang parah atau bahkan menghasilkan punahnya manusia. Karena bencana ini tidak segera di handling dengan cara-cara yang tepat yakni cara-cara yang sesuai dengan syariat. Karena hanya dengan syariat Islam saja problem manusia ini dapat diselesaikan. Karena syariat Islam ini berasal dari Alloh ﷻ pencipta manusia dan Alloh ﷻ pasti paling paham bagaimana menghadle bencana ini. Karena bencana ini kehendak Alloh ﷻ jadi Alloh ﷻ tahu bagaimana menyelesaikannya.

Ketika manusia meninggalkan syariat Islam, berusaha mencari solusi dengan akalnya sendiri dengan berbagai macam dalih menyelamatkan ekonomi  dan seterusnya, ternyata itu tidak juga menyelamatkan ekonomi dan juga keselamatan nyawa. Bahkan banyak nyawa yang dikorbankan bukan hanya dari kalangan masyarakat, tapi juga kalangan tenaga kesehatan. Mereka merupakan orang-orang yang terdepan dalam menangani wabah. Kalau kita kehilangan mereka dan sampai pada satu titik kritis mereka tidak lagi mampu menangani wabah ini, fasilitas kesehatan juga tidak mampu, lalu  bagaimana? Ya punahlah manusia ini dan kita tidak menginginkan itu terjadi.

Mudah-mudahan ini dapat memberikan kerangka berpikir bahwa ketika ada musibah, tidak hanya sabar dan berdoa saja tetapi melakukan ikhtiar yang terbaik atau optimal. Ikhtiar optimal itu hanya bisa dihandle oleh institusi atau negara.

Wallahu a'lam

🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
         💘TaNYa JaWaB💘

0️⃣1️⃣ Kiki ~ Dumai
Sebagai individu, seperti apa upaya kita untuk menggerakkan masyarakat sekitar agar mau sama-sama menjaga diri dan lingkungan, benar seperti kata bunda tadi, saat sekarang ini, banyak juga yang berfikir bahwa ini adalah konspirasi saja bunda, jadi mereka pun tidak ketat, malah cenderung lebih santai, seperti masih datang ke kerumunan, memakai masker kalau di jalan saja (agar tidak kena denda),
Bagaimana ya bunda?

🔷Jawab:
Baik, Ukhti Kiki

Bahwa covid-19 adalah konspirasi, mungkin dari sisi handlingnya iya. Ada konspirasi untuk mengeruk keuntungan besar melalui merebaknya covid-19, yakni terkait industri obat juga vaksin.

Tapi terkait virusnya sendiri, bahwa covid-19 itu eksis, nyata, adalah benar adanya. Bukan rekayasa. Yang meninggal karena covid-19 juga banyak.

Menggerakkan masyarakat untuk menyadari bahaya covid-19 sehingga mereka patuh protokol kesehatan agaknya sulit dilakukan. Sebab para elit juga mencontohkan perilaku buruk di tengah covid-19, seperti mengadakan konser, dangdutan, dan seterusnya, dengan tidak menerapkan protokol kesehatan. Lalu diperparah oleh penegakan hukum yang buruk. Ketika elit penguasa yang melakukan pelanggaran, maka hukum seperti mati suri. Giliran rakyat kecil melanggar, hukum langsung garang.

Jadi, ini persoalan yang kompleks ya. Semakin membuka mata kita bahwa kita harus melakukan upaya yang sifatnya strategis. Dengan langkah kecil tapi dampaknya besar. Misalnya dengan mengontak orang-orang yang memiliki wewenang di lingkungan masyarakat (tokoh, birokrat, dan seterusnya), melakukan diskusi agar memiliki visi yang sama, lalu merancang langkah-langkah yang efektif. Misal kalau beliau di level RT atau RW bisa dengan mendorong beliau melakukan sosialisasi kepada warga, mewajibkan masker dan adanya tempat cuci tangan di setiap rumah, memberdayakan warga yang mampu untuk saling menolong warga yang kurang mampu dimasa pandemi, dan seterusnya. Jika beliau di level penguasa, mendorong untuk mengambil kebijakan karantina wilayah (lockdown), dengan memberi gambaran step by stepnya, dan seterusnya.

Jadi, intinya kita menyeru seluruh komponen umat untuk kembali kepada Islam. Dengan forum-forum semacam ini misalnya, itu minimal kita bisa menyamakan visi, bahwa kita harus mengadopsi Islam sebagai solusi.

Begitu, Ukhti

Wallahu a'lam

0️⃣2️⃣ Safitri ~ Banten
Bunda mungkin masrakat juga lelah dengan semuanya sudah lelah dengan aturan pemerintah ini itu seperti bunda bilang ketika golongan atas yang melanggar hukum mati suri tapi ketika rakyat kecil yang melanggar hukum ditegakkan pemerintah hanya bisa memberi petuah petuah tapi tidak memberikan tindakan yang nyata makanya masyarakat pada berontak dan tidak memperdulikan lagi dan tidak mau mendengarkan omongan yang punya kuasa RT atau RW dan lainnya. Soalnya bun di daerah Fitri pun seperti ini sudah bersikap bodoh amat. Jadi bagaimana itu bun?

🔷Jawab:
Baik, Ukhti Safitri yang disayang Alloh ﷻ.

Fenomena yang Ukhti dan juga kita semua saksikan, berupa sikap masa bodoh yang sudah merebak, semakin menegaskan bahwa kepemimpinan oleh penguasa hari ini adalah kepemimpinan yang tidak lagi disukai, tidak lagi dihormati, bahkan dianggap tidak ada. Negeri ini lebih jauh bahkan disebut-sebut sabagai autopilot, tidak ada pilotnya, tidak ada pemimpinnya, jalan sendiri.

Ini adalah bentuk protes dan keputusasaan rakyat terhadap penguasa yang tidak berpihak kepada kepentingan rakyat. Yang niscaya akan menjadi bom waktu yang siap meledak kapan saja. Rakyat melakukan upaya penggulingan kekuasaan dengan caranya sendiri ketika suara, jeritan, aspirasi, juga pendapat pendapat mereka tidak didengar penguasa.

Nah, sebelum bom waktu ini meledak, dari sekarang kita terus melakukan sounding, menyeru umat, mengajak mereka untuk kembali menerapkan Islam, yang memuliakan serta menyelamatkan kehidupan mereka. Sehingga ada masanya nanti ummat satu visi, bulat tekad, setelah memahami penting dan urgennya mengadopsi Islam untuk menyelesaikan masalah mereka. Saat itu, umat akan bersama-sama mendorong penguasa menerapkan Islam, tidak mau lagi diatur dengan aturan yang sekular-liberal-kapitalistik, yang menguntungkan para pengusaha tapi merugikan seluruh komponen bangsa.

Kita pun jangan putus asa menyampaikan solusi Islam, baik solusi secara personal (protokol kesehatan, karena [15:18, Rasulullah ﷺ juga memperbanyak mensucikan dan membersihkan diri, menghindari dharar dengan pakai masker dan seterusnya) juga solusi yang levelnya di tingkat masyarakat (lingkungan yang terkecil RT atau RW), maupun di level negara. InsyaAllah upaya kita yang kelihatannya dipandang sebelah mata, jika kita lakukan secara konsisten, akan menuai hasil pada saatnya nanti. Kalaupun belum mendapat hasilnya, Alloh ﷻ sudah mencatatnya sebagai amal shalih, insyaAllah. Jadi tidak ada yang sia-sia.

Wallahu a'lam

🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
 💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘

Jangan pernah berhenti untuk senantiasa mengikuti isu yang menimpa umat ini, berupaya memahami hakikatnya, serta turut serta mencari solusinya. Sebab Alloh ﷻ meminta pertanggungjawaban kita sebagai bagian dari ummat Muhammad ini, yang sudah seharusnya turut serta memikirkan jalan keluar terhadap berbagai persoalan yang dihadapi agar ummat ini menjadi sebenar-benar khairu ummah.

Wallahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar