Selasa, 15 September 2020

MANIS ITU INDAH



OLeH  : Ustadz Mukhtar Azizi, S.Pd.I

        💘M a T e R i💘

اَلدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضِرَةٌ، مَنِ اكْتَسَبَ فِيْهَا مَالاً مِنْ حِلِّهِ وَأَنْفَقَهُ فِيْ حَقِّهِ، أَثَابَهُ اللهُ عَلَيْهِ، وَأَوْرَدَهُ جَنَّتَهُ، وَمَنِ اكْتَسَبَ فِيْهَا مَالاً مِنْ غَيْرِ حِلِّهِ، وَأَنْفَقَهُ فِيْ غَيْرِ حَقِّهِ، أَحَلَّهُ اللهُ دَارَ اْلهَوَانِ، وَرُبَّ مُتَخَوِّضٍ فِيْ مَالِ اللهِ وَرَسُوْلِهُ لَهُ النَّارُ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ. – رواه البيهقى عن ابن عمر

"Dunia itu manis lagi hijau; barangsiapa yang memperoleh harta dari usaha halalnya, lalu ia membelanjakannya sesuai dengan hak-haknya, niscaya Allah akan memberinya pahala dari nafkahnya itu, dan niscaya Dia akan memasukkannya ke dalam surga-Nya. Dan barangsiapa memperoleh harta dari usaha yang haram, lalu ia membelajakannya bukan pada hak-haknya, niscaya Allah akan menjerumuskannya ke dalam tempat yang menghinakan (neraka). Dan banyak orang yang menangani harta Allah dan Rasul-Nya kelak di hari kiamat mendapat siksa neraka." (HR. Baihaqi melalu ibnu Umar r.a.).

Merupakan kekeliruan yang sangat besar bila ada umat Islam beranggapan bahwa harta benda (materi) bukanlah hal penting sehingga kita tidak perlu bersungguh-sungguh mendapatkannya.

Padahal, banyak ayat dalam Al-Qur’an dan hadits yang menekankan pentingnya bekerja keras untuk mendapatkan karunia Alloh ﷻ, dalam konteks ini harta benda, bagi setiap muslim. Salah satu ayat yang menegaskan pentingnya mencari dan memperoleh karunia tersebut adalah:

– فَإِذَا قُضِيَتِ ٱلصَّلَوٰةُ فَٱنتَشِرُواْ فِى ٱلۡأَرۡضِ وَٱبۡتَغُواْ مِن فَضۡلِ ٱللَّهِ وَٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ كَثِيرً۬ا لَّعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ -١٠

“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (QS. Al-Jumu’ah : 10).

Berdasarkan ayat ini, perintah mencari karunia Alloh ﷻ termasuk harta benda, ternyata beriringan setelah menjalankan perintah shalat. Hal ini semakin mempertegas betapa pentingnya mencari karunia Alloh ﷻ tersebut bagi kehidupan kita sebagai muslim. Bahkan seorang mukmin yang dibunuh atau terbunuh karena mempertahankan harta bendanya, kematiannya tergolong syahid. Diriwayatkan dari Abdullah bin Amru r.a. katanya; Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda; “Barangsiapa yang dibunuh karena mempertahankan hartanya maka matinya adalah syahid." (HR. Bukhari)

Mencari Harta Halal itu Wajib.
Alloh ﷻ berfirman:

….يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَنفِقُواْ مِن طَيِّبَـٰتِ مَا ڪَسَبۡتُمۡ

“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik….” (QS. Al-Baqarah : 267)

Perintah untuk menafkahkan harta di jalan Alloh ﷻ hanya dapat dilakukan apabila kita memiliki harta. Tanpa harta, bagaimana mungkin kita mampu menjalankan perintah-Nya itu. Semakin banyak harta yang dimiliki, semakin maksimal potensi bagi kita untuk bisa membelanjakan harta tersebut di jalan Islam seperti yang diperintahkan-Nya.

Rasulullah ﷺ juga bersabda;

“Dunia itu manis lagi hijau; barang siapa yang memperoleh harta dari usaha halalnya, lalu ia membelanjakannya sesuai dengan hak-haknya, niscaya Allah akan memberinya pahala dari nafkahnya itu, dan niscaya Dia akan memasukannya ke dalam surga-Nya. Dan barang siapa memperoleh harta dari usaha yang haram, lalu ia membelanjakannya bukan pada hak-haknya, niscaya Allah akan menjerumuskannya ke dalam tempat yang menghinakan. Dan banyak orang yang menangani harta Allah dan Rasul-Nya kelak di Hari Kiamat mendapat siksa neraka.”
(Riwayat Baihaqi melalui Ibnu Umar. r.a).

Selain menekankan agar memperoleh harta dan membelanjakannya di jalan Alloh ﷻ, hadits ini menegaskan pula keharusan mendapatkan harta melalui ikhtiar yang baik dan halal. Jadi, memperoleh harta yang halal itulah yang wajib dilakukan kemudian membelanjakan di jalan-Nya. Sedangkan mencari dan mendapatkan harta melalui cara-cara yang haram seperti korupsi, kolusi, serta sisi-sisi lain yang mengeksploitasi nafsu destruktif, bukan hanya dilarang Alloh ﷻ melainkan juga diancam dengan adzab yang pedih di neraka kelak. Bahkan kejayaannya hidup di dunia yang ditempuh melalui penumpukan harta secara dzalim, sesungguhnya berlangsung sesaat.

Kehidupan mereka tidak tenang karena ada pihak-pihak yang dirugikan lalu menunjukkan sikap permusuhan terhadapnya. Mereka yang didzalimi mendoakan keburukan bagi para pelaku kejahatan itu. Bahkan, dengan kehendak Alloh ﷻ, akhirnya mereka harus menerima hukuman di dunia, sedangkan di akhirat pun pasti Alloh ﷻ juga akan membalasnya dengan hukuman yang lebih berat.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
         💘TaNYa JaWaB💘

0️⃣1️⃣ Atin ~ Pekalongan
Assalamualaikum Ustadz,

Mengapa ya pakai kalimat dunia ini manis lagi hijau. Kenapa digambarkan hijau?

🔷 Jawab:
Wa'alaikum salam,

Dunia hijau sebab tempat beramal shalih bekal untuk ke akhirat.

🌷Bagaimana dengan orang yang sibuk mencari harta secara halal tetapi menomorduakan kewajiban. Misal, sibuk berdagang hingga sholat tidak tepat waktu.

🔷Harta yang halal menjadi berkah tidak meninggalkan ibadahnya.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

0️⃣2️⃣ Dira ~ Batam
Ustadz, bagaimana hukumnya seseorang sibuk membantu orang lain, namun keperluan keluarga sendiri diabaikan, jika untuk temannya diusahakan secepatnya... Tapi untuk keluarga sendiri kalau bisa ditunda bahkan dilupakan.

🔷Jawab:
Keluarga ya di dahulukan, bila telah mencukupi dapat membantu temannya.

🌷Kalau tetap mengutamakan teman, apa yang harus dilakukan keluarganya?

🔷Bila keluarga ya ikhlas, maka rezeki ya akan menjadi berkah.

🌷Satu lagi ustadz...

Lebih utama mana membayar hutang ketimbang membantu orang lain...?

🔷 Hutang agar di tunaikan, bila selesai dapat membantu temannya.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

0️⃣3️⃣ Neni ~ Yogja
Ustadz, kalau ada pepatah mau berbuat baik atau sedekah jangan menunggu kaya.
Karena sebanyak apapun itu harta tidak ada puasnya, terus bagaimana hukumnya kalau kita memaksakan diri menolong orang?

Haturnuhun atas jawabannya.

🔷Jawab:
Menolong sangat boleh, meskipun sedekah. Tentu dengan ikhlas.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

0️⃣4️⃣ Rahma ~ Cisalak
Ustadz kalau dapat Rizki, sedekah dulu atau bayar hutang? 

Syukron

🔷Jawab:
Sedekah akan diterima, bila hutangnya telah selesai.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

0️⃣5️⃣ Mardiyati ~ Bandung
Asalammualaikum Ustadz,

Apakah seorang istri dosa menuntut lebih dari seorang suami di luar uang bulanan sedangkan suami itu mampu?

🔷Jawab:
Wa'alaikum salam,

Tidak berdosa, ini kewajibannya untuk dapat memberikan ya.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

0️⃣6️⃣ Amell ~ Sukoharjo
Assalamu’alaikum Ustadz.

Apa hukumnya bersedekah dengan niat tertentu, misalnya agar rezeki semakin lancar?
Apakah ini mengurangi keikhlasan kita dalam bersedekah?

🔷 Jawab:
Wa'alaikum salam,

Luruskan niat dalam beramal shalih, agar tidak mengurangi keikhlasan nya.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

0️⃣7️⃣ Dara ~ Bogor
Assalamualaikum Ustadz,

Bagaimana, apa yang harus dilakukan istri bila suaminya hanya menyibukkan diri beribadah, namun tidak mau berusaha mencari nafkah buat anak dan istri, ketika di nasihati jawabannya selalu rejeki sudah di atur, kalau rejeki tidak akan kemana, selalu seperti itu, tapi ketika menasihati rumah tangga orang lain terkait ekonomi bijak sekali tetapi dalam rumah tangga sendiri istri yang harus kewalahan urus anak, rumah, harus ke rumah mertua, urus mertua, belum lagi cari uang untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

🔷Jawab:
Wa'alaikum salam,

Ibadah akan terjaga, bila ikhtiar mencari nafkah juga kewajiban agar menjadi berkah dan harmonis.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
 💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘

Hidup itu manis...
Menjadi nikmat dalam beribadah meraih ridho ilahi.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

Tidak ada komentar:

Posting Komentar