Selasa, 15 September 2020

TELADAN SAYYIDAH KHADIJAH



OLeH  : Teh Rina Muhamiatillah

 💎M a T e R i💎

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Assalaamu'alaikum warahmatullah wabarakaatuh

Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta'ala atas semua rizki iman Islam dan rizki waktu serta harta dan hidayah keistiqomahan kita, hingga malam ini kita bisa tetap berkumpul dalam berthalabul ilmi.

Shalawat dan salam tidak pernah lepas dari lisan dan hati kita, sebagai bukti cinta kita kepada Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam, beserta keluarga, para sahabat, dan para tabi'in tabi'itnya. Semoga kita dan keturunan kita menjadi umat Rasulullah ﷺ hingga bersatu di surga Alloh ﷻ nanti, aamiin.

🌸🌷🌸
Khadijah binti Khuwailid RA merupakan seorang wanita terpandang di Makkah, dari keturunan yang mulia, juga seorang pengusaha yang sukses. Siti Khadijah telah menikah dua kali sebelum pernikahannya dengan Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam. Sebagian riwayat mengatakan bahwa Siti Khadijah menikah pertama kalinya dengan Atik bin Aidz, ia mempunyai seorang anak perempuan bernama Hindun, yang kemudian menjadi seorang muslimah yang taat. Setelah berpisah dengan Atik, Khadijah menikah lagi dengan Abu Halah, atau nama aslinya Nabasyi bin Malik. Dari pernikahannya ini ia mempunyai dua orang anak, lelaki dan perempuan (sebagian riwayat mengatakan, keduanya lelaki). Abu Halah meninggal terlebih dahulu. Riwayat lain menyebutkan, Abu Halah suami pertamanya, baru kemudian Atik bin Aidz.

Dalam status jandanya yang kedua kali ini, banyak sekali pemuka dari kaum Quraisy yang ingin memperistrinya, tetapi dengan tegas ia menolaknya. Siti Khadijah mempunyai kebiasaan meminta seseorang untuk menjalankan dagangannya dan membagi keuntungan dengan mereka. Tatkala ia mendengar kabar tentang Muhammad yang mempunyai kejujuran, kredibilitas dan kemuliaan akhlak, ia menawarkan untuk menjalankan dagangannya ke Syam. Atas dorongan dan dukungan dari pamannya, Abu Thalib, Muhammad yang kala itu masih pemuda berusia 25 tahun menerima tawaran ini.

Beliau berangkat disertai pembantu Khadijah yang bernama Maisarah, dan perdagangannya ini memperoleh keuntungan yang sangat besar. Melihat hal ini Khadijah jadi sangat tertarik dengan Muhammad, apalagi setelah memperoleh cerita dari Maisarah tentang kejujuran dan ketinggian akhlak beliau selama menjalankan perdagangannya di Syam.

Suatu malam, Khadijah bermimpi melihat matahari turun ke kota Makkah, kemudian bergerak menuju ke rumahnya, sehingga cahayanya menerangi seluruh penjuru rumah dan sekelilingnya. Khadijah mendatangi anak pamannya, Waraqah bin Naufal, seorang pemeluk Nashrani yang mempunyai pengetahuan yang luas dan mampu menafsirkan impian seseorang. Setelah mendengar cerita Khadijah, Waraqah yang telah tua dan buta itu menyatakan bahwa akan turun seorang Nabi di kota Makkah dan Khadijah akan menjadi istrinya. Dan dari dalam rumahnya dakwah akan menyebar ke penjuru Arabia.

Siti Khadijah mempunyai firasat kuat bahwa calon Nabi tersebut adalah Muhammad. Siapa lagi orang di Makkah yang mempunyai kualitas akhlak dan perilaku yang lebih baik daripada dia. Ditambah lagi dengan cerita Maisarah selama mengiring Muhammad menjalankan perdagangannya ke Syam, diantaranya, adanya gulungan awan yang menaungi mereka sehingga terhindar dari teriknya matahari padang pasir. Karena itu muncul keinginannya untuk menikahinya.

Dengan perantaraan seorang temannya bernama Nafisah binti Munyah, Khadijah menyampaikan maksudnya untuk menikahi Muhammad kepada pamannya, Abu Thalib. Beliau menyambut baik keinginan Khadijah tersebut. Walau telah berusia 40 tahun, Khadijah adalah seorang wanita yang cantik dan pandai, kaya dan terpandang sekaligus sangat menjaga dirinya, sehingga memperoleh gelar Thahirah (wanita suci), dan sangat jauh dari budaya jahiliyah.

Muhammad segera menghubungi paman-pamannya untuk melamar Khadijah. Perkawinan berlangsung meriah, dihadiri oleh Bani Hasyim dan pemuka Bani Mudhar. Maskawin yang diberikan Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam adalah 20 ekor unta muda. Yang menjadi wali Khadijah adalah pamannya, Umar bin Asad karena ayahnya, Khuwailid telah meninggal dunia. Perkawinan ini berlangsung dua bulan sepulangnya beliau dari perdagangan di Syam.

🌸🌷🌸
Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam sangat mencintai Khadijah, jauh melebihi istri-istri beliau lainnya, termasuk setelah kewafatannya, sehingga pernah memancing kecemburuan Siti Aisyah. Ketika beliau menyebut nama Khadijah yang telah wafat, Aisyah berkata emosional, "Mengapa engkau masih saja mengingat wanita tua Quraisy, yang sudah meninggal itu. Bukankah Allah telah memberikan ganti dengan istri yang lebih baik darinya!!"

Memang, Siti Aisyah merupakan istri yang paling dicintai beliau dibanding istri-istri beliau lainnya. Tetapi sebaik apapun Aisyah, dimata Rasulullah ﷺ, ia tidak bisa dibandingkan dengan Khadijah. Beliau bersabda, "Demi Allah, tiada yang lebih baik dari dirinya. Ia telah mempercayaiku ketika semua orang mendustakan. Ia merelakan semua hartanya, ketika semua orang malah menahannya, dan Allah mengaruniakan anak-anak darinya dan tidak dari istri-istriku lainnya…"

Siapa yang tidak tahu, bagaimana besarnya peran Khadijah pada masa-masa awal beliau mengemban risalah Islam ini. Ketika beliau dalam kegoncangan jiwa saat pertama kali bertemu Jibril, dialah yang menentramkan dan menguatkan jiwa beliau, bahkan membawa beliau kepada Waraqah bin Naufal untuk memantapkan bahwa beliau berada di dalam kebenaran. Ketika hampir seluruh pemuka-pemuka Quraisy memusuhi dan mengingkarinya, dialah yang jadi pembela dan sandaran kekuatan beliau, bersama Abu Thalib. Maka tatkala dua orang ini meninggal, beliau tidak bisa menyembunyikan kesedihannya, sehingga dalam sejarah dikenal sebagai "Tahun Duka Cita." (Amul Huzni).

Suatu saat Nabi Shalalahu Alaihi Wasallam dikirimi seseorang unta yang telah disembelih, beliau mengambil sendiri beberapa bagian, kemudian menyuruh seseorang mengantarkan kepada teman Khadijah. Melihat hal itu, Aisyah berkata, "Mengapa engkau mengotori tanganmu sendiri, bukankah bisa orang lain mengerjakannya?"

Nabi Shalallaahu Alaihi Wasallam menjelaskan bahwa Khadijah pernah berwasiat kepada beliau seperti itu. Kontan muncul kecemburuan Aisyah, ia berkata, "Khadijah lagi, Khadijah lagi…seolah-olah tidak ada lagi wanita di bumi ini selain Khadijah…!!"

Mungkin reaksi yang wajar dari seorang istri, dan beliau mungkin bisa memakluminya kalau menyangkut istri beliau lainnya. Tetapi karena ini menyangkut Khadijah, tampak sepercik kemarahan pada wajah beliau. Tanpa banyak bicara, beliau bangkit berdiri dan pergi.

Beberapa waktu kemudian beliau kembali menemui Siti Aisyah, tampak ia menangis sedang ditemani ibunya, Ummu Ruman. Ummu Ruman berkata, "Ya Rasulullah, ada apa antara engkau dengan Aisyah? Ia masih anak-anak, hendaklah engkau memaafkannya….!"

Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam tersenyum, sambil memegang ujung bibir Aisyah, beliau berkata, "Bukankah engkau sendiri yang berkata, tidak ada wanita lain di bumi ini selain Khadijah…!!"

Inilah Khadijah, walaupun Alloh ﷻ telah memberikan ganti dengan istri-istri lainnya, dari yang muda, dewasa, juga yang tua (yakni Saudah bin Zam'ah), yang cantik dan berbakti, yang mandiri, sabar dan tidak membebani Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam, tetapi tetaplah Khadijah yang menjadi sosok utama di dalam hati beliau.

Wallahu a'lam

Disalin oleh Teh Rina
Sumber : kisahsahabatNabi apk.

Demikian materinya, mohon maaf jika ada salah dan kurang dalam penyampaiannya.

Semoga bermanfaat, jazakillah khair.

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
        💎TaNYa JaWaB💎

0️⃣1️⃣ Mila ~ Tegal
Teh, dizaman sekarang inikan banyak khodijah masa kini yang punya usaha sendiri ataupun bekerja untuk membantu keuangan keluarga. Baik anak perempuan yang membantu keuangan keluarga atau istri yang membantu suaminya. Bagaimana Islam memandang ini Teh?

Mohon penjelasannya.

🌸Jawab:
Banyak contoh-contoh masa Rasulullah ﷺ tentang wanita-wanita sukses seperti siti Khadijah. Jadi selama tetap berada dijalur kewanitaannya dan tidak melewati batas aturan Alloh ﷻ, silakan dijalani. InsyaaAllah segala kebaikan dan segala sedekah yang diberikan seorang perempuan, akan dinilai pahala dan diganti oleh Alloh ﷻ. 

Wallahu a'lam

0️⃣2️⃣ Yeni ~ Semarang
Siapakah nama ibu dari bunda Khadijah RA dan apakah anak perempuan beliau dengan Atik bin Aidz yang bernama Hindun ikut bersama Rasulullah ﷺ setelah bunda Khadijah RA menikah dengan Rasulullah ﷺ?

🌸Jawab:
Bismillah...

Dikisahkan nama ibunda Siti Khadijah adalah Fatimah binti Zaidah binti Ahsam, berasal dari kabilah Bani Asad dari suku Quraisy.

Dikisahkan, putri Khadijah yaitu Hindun ibn Abu Halah tidak menganggap Nabi sebagai ayah tiri. Hindun sangat mencintai Nabi karena ketulusannya menyayangi dirinya.

Bahkan Hindun pernah berkata "Aku lah manusia terbaik ayahnya, ibunya, saudaranya, dan saudarinya. Ayahku Muhammad, ibuku Khadijah, saudaraku Qasim, dan saudariku Fathimah," kata Hindun, dikutip dari buku Bilik-bilik Cinta Muhammad, karya Dr. Nizar Abazhah.

Afwan, Wallahu a'lam

0️⃣3️⃣ Emi ~ Bekasi
1. Bunda Khadijah menikah dengan Rasulullah ﷺ usia 40 tahun. Terus kalau tidak salah mempunyai anak 6. Sangat resiko tinggi ya... Apakah ada yang meriwayatkan beliau mengandung terakhir itu usia berapa ya?

2. Apakah bunda Aisyah ini sempat bertemu dengan bunda Khadijah ya ustadzah?

🌸Jawab:
1. Saya belum menemukan usia tepatnya teh, tapi mungkin bisa dihitung-hitung dari kelahiran Sayyidah Fatimah sebagai anak bungsu Siti Khadijah dan Rasulullah ﷺ, yang lahir mendekati tahun ke- 5 sebelum diangkat menjadi Rasul.

2. Sayyidah Aisyah sepertinya belum pernah bertemu dengan Sayyidah Khadijah, afwan kalau saya salah.

Wallahu a'lam

Ilmu sejarah saya sangat minim.

0️⃣4️⃣ Safitri ~ Banten
MasyaaAllah keren sekali yah ibunda khadijah.

Ustadzah, salah satu sifat teladan ibunda Khadijah itu kan melamar Muhammad duluan yah.   Nah, sekarangkan ada tuh yang ngikutin cewek menyatakan duluan sama cowok, itu bagaimana ustadzah maksdunya kita harus pilih-pilih juga yah?
Minta penjelasanya dong ustadzah.

🌸Jawab:
Kalau mengikuti cara Sayyidah Khadijah, dipersilakan.

Asal kita harus tahu dulu laki-lakinya, khawatir nanti malah menjauh kalau didekati.

Khusus untuk yang ta'aruf mau menikah ya, bukan yang mengajak pacaran.

Wallahu a'lam.

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Setiap surat cinta saya selalu sama.

DOA dan IKHTIAR MAKSIMAL lalu TAWAKKAL.

Entah kenapa, kalimat itu terus terngiang dalam benak untuk menjadi motivasi hidup.

Tugas kita adalah beribadah, sabar dan shalat, lalu serahkan semua pada Alloh ﷻ. 

Maka, jangan berhenti berjuang menjadi wanita muslimah sebaik-baik perhiasan dunia, semoga Alloh ﷻ selalu limpahkan hidayah dan rahmat-Nya.

Jazakillah khairan katsiran, semoga bermanfaat.

Wassalaamu'alaikum warahmatullah wabarakaatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar