Selasa, 29 September 2020

SAAT INGIN MENYERAH DENGAN KEADAAN



OLeH  : Ibu Irnawati Syamsuir Koto

           💎M a T e R i💎

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

🌷 SAAT INGIN MENYERAH DENGAN KEADAAN

Saudari-saudari ku yang semoga dirahmati Allah ﷻ...

Tidak ada sesuatu yang tidak membutuhkan perjuangan. Hidup sejatinya selalu mengajarkan kita untuk bisa menjadi pribadi yang lebih tangguh, karena ketangguhan yang kita miliki akan membuka kesempatan kita untuk dapat meraih sesuatu yang bernilai dan mendapatkan sesuatu apa yang kita impikan.

Ingatlah..
TIDAK ADA YANG INSTAN DALAM HIDUP INI SEGALA SESUATU YANG INGIN KITA DAPATKAN HARUS KITA PERJUANGKAN TERLEBIH DAHULU.

Kita akan mendapatkan apapun tanpa disertai doa, usaha, pengorbanan dan perjuangan yang berarti. Ketika kita terjatuh, maka kita harus bangkit dan bangkit kembali dan terus melangkah serta terus melangkah.

Karena sebagi manusia kita tidak selalu bisa memiliki apa yang ingin kita miliki, namun kita pasti akan mendapatkan yang jauh lebih baik jika kita mau melakukannya yang terbaik dan positif. Melakukan yang terbaik bukan diluar kapasitas kita, tetapi lakukanlah yang terbaik sesuai dengan kapasitas kita.

Berjuanglah semampu kita. Maka segalanya pasti akan menjadi jauh lebih mudah.

Jadikanlah dirimu sebagai harapan untuk sebuah impian. Karena kegagalan bukan akhir dari sebuah kekalahan, tetapi kegagalan adalah sebuah awal dari kesuksesan kita. Kesuksesan dan keberhasilan mu hanya ada di tangan dan niatmu.

Maju ke depan untuk keberhasilan atau mundur ke belakang untuk sebuah kekalahan.

Sebagai seorang muslim, kita tentu memahami bahwa berputus asa merupakan hal yang tercela dalam agama Islam yang mulia ini. Bahkan berputus asa dari rahmat Allah Ar Rahman  merupakan salah satu tanda kebinasaan. Sebagaimana Allah ﷻ  berfirman dalam Al Qur’an, mengisahkan perkataan Nabi Ya’qub  ‘alaihissalam kepada putra-putranya,

يَا بَنِيَّ اذْهَبُوا فَتَحَسَّسُوا مِنْ يُوسُفَ وَأَخِيهِ وَلَا تَيْأَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِنَّهُ لَا يَيْأَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ

“Wahai anak-anakku, pergilah kalian dan carilah berita mengenai Yusuf dan saudaranya, dan janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya tidaklah ada yang berputus asa dari rahmat Allah kecuali orang-orang kafir.” (QS. Yusuf: 87)

Sahabat-sahabatku...

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab  rahimahullahu memasukkan berputus asa dari rahmat Allah ﷻ sebagai salah satu dosa besar yang letaknya di hati. Setelah membawakan ayat di atas sebagai dalil, beliau menambahkan dengan riwayat dari Abdullah ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma secara marfu’ (yang artinya), Nabi ﷺ ditanya,

“’Apa sajakah yang termasuk dosa-dosa besar?’. Beliau menjawab, ‘Mempersekutukan Allah, merasa aman dari makar Allah, dan berputus asa dari rahmat Allah.’”

Islam senantiasa mengajarkan optimisme dalam segala hal yang bermanfaat, baik bagi dunia maupun akhirat pemeluknya. Hal ini tercermin dalam sabda Nabi ﷺ,

احْرِصْ عَلَى مَايَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلَا تَعْجَزْ

“Bersemangatlah dalam apa yang bermanfaat bagimu, mohonlah pertolongan kepada Allah, dan janganlah merasa lemah.” (HR. Muslim).

Putus asa memang merupakan salah satu kondisi yang bisa saja dialami oleh siapapun di dunia ini. Namun ketahuilah bahwa putus asa sebenarnya tergantung dari diri kita sendiri. Dengan kata lain, sebenarnya kita dapat menghilangkan putus asa dari dalam diri kita. Kuncinya pun sederhana, yaitu dengan cara selalu berusaha dan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Allah ﷻ, entah sesulit atau serumit apapun masalah yang sedang kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari.

Mengapa demikian? Karena kebanyakan orang-orang yang mengalami putus asa pasti disebabkan oleh dua hal pokok di bawah ini:

√ Ketika Ia Ditimpa Musibah Dalam Hal Dunia.
Seperti sakit, gagal dalam pekerjaan, dan berbagai cobaan lainnya yang tak lain merupakan ujian dari Allah ﷻ dalam kehidupan.

√ Ketika Ia Terjerumus Ke Dalam Dosa-dosa Yang Membinasakan.
Artinya ia sudah terbiasa melakukan maksiat-maksiat yang di luar batas sehingga menimbulkan anggapan bahwa dosanya akan sulit diampuni oleh Allah ﷻ. Padahal sebagaimana kita tahu bahwa Allah ﷻ adalah Tuhan Semesta Alam Yang Maha Pengampun. Sebesar atau seberat apapun dosa kita, selama kita mau berusaha bertaubat dengan sebenar-benarnya taubat (taubat nashuha), maka niscaya Allah ﷻ akan mengampuni dosa-dosa tersebut.

Itulah kedua hal pokok yang seringkali dialami kebanyakan orang sehingga mereka mengalami putus asa. Padahal apabila kita tahu bahwa sebenarnya putus asa tersebut dilarang di dalam ajaran Islam. Hal ini dikarenakan sikap putus asa justru akan menimbulkan bahaya apabila dibiarkan terus-menerus tumbuh di dalam diri seseorang.

Sebagaima firman Allah ﷻ dalam surat Al Hijr ayat 56 dan Az Zumar ayat 53, yang artinya:

“Ibrahim berkata, “Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang-orang yang sesat.”” (QS. Al Hijr: 56).

“Katakanlah, “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."” (QS. Az Zumar: 53)

Dari kedua ayat tersebut dapat kita ketahui bahwa Allah ﷻ melarang kita untuk berputus asa, di mana sesungguhnya putus asa itu hanya ada bagi orang-orang sesat. Jadi, sebagai orang Islam kita harusnya tidaklah berputus asa karena kita bukan termasuk orang-orang yang tersesat selama masih mengaku Islam dan beriman kepada Allah ﷻ serta Rasul-Nya, Muhammad ﷺ.

🌸🌷🌸
Saudari-saudari ku yang ku cintai karena Allah ﷻ.

Berikut TIGA BAHAYA PUTUS ASA dalam Islam di dunia, terlebih berputus asa atas rahmat Allah ﷻ, yang dikutip dari beberapa firman-Nya dan hadits Rasul-Nya, antara lain:

◼️1. Lupa Terhadap Kebaikan Tuhan.

Bahaya putus asa yang pertama ialah membuat kita lupa terhadap kebaikan yang telah diberikan Tuhan, Allah ﷻ. Hal ini sebagaimana tersirat dari makna salah satu firman Allah ﷻ dalam Al Qur’an, yang artinya:

“Dan apabila Kami rasakan sesuatu rahmat kepada manusia, niscaya mereka gembira dengan rahmat itu. Dan apabila mereka ditimpa suatu musibah (bahaya) disebabkan kesalahan yang telah dikerjakan oleh tangan mereka sendiri, tiba-tiba mereka itu berputus asa.” (QS. Ar Ruum: 36).

Dari ayat tersebut dapat kita ambil sebuah ibrah  (pelajaran) bahwa sikap putus asa membuat kita lupa kepada kebaikan yang pernah diberikan Tuhan, Allah ﷻ kepada kita di saat senang (gembira). Dan di saat kita tertimpa musibah, kita menjadi lupa terhadap kebaikan tersebut karena tertutupi oleh sikap putus asa. Dalam Islam, istilah lupa kebaikan atau nikmat biasanya disebut dengan  “KUFUR NIKMAT.”

◼️2. Rugi Dunia dan Akhirat.

Bahaya putus asa yang kedua ialah menjadikan kita termasuk orang-orang yang merugi, baik di dunia maupun di akhirat. Hal ini sebagaimana tercantum dalam salah satu firman Allah ﷻ dalam Al Qur’an, yang artinya:

“Dan diantara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi, maka jika ia memperoleh kebaikan, tetaplah ia dalam keadaan itu dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang. Rugilah ia di dunia dan akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.” (QS. Al Hajj: 11).

Dari ayat tersebut jelas dikatakan bahwa orang yang ditimpa musibah dan berpaling ke belakang, maka ia akan rugi di dunia dan akhirat. Yang mana, kerugian itu adalah kerugian yang nyata. Sebagaimana dapat kita maknai bahwa orang yang ditimpa musibah dan berpaling ke belakang berarti menandakan kalau ia adalah orang yang putus asa karena justru semakin lupa kepada Tuhannya, Allah ﷻ.

◼️3. Sama Derajatnya Dengan Kaum Kafir.

Bahaya putus asa yang ketiga ialah menjadikan kita memiliki derajat yang sama dengan kaum kafir. Hal ini sebagaimana tercantum dalam salah satu firman Allah ﷻ dalam Al Qur’an, yang artinya:

“Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya; dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.” (QS. Yusuf: 87).

Ayat tersebut merupakan cerita Nabi Yaqub a.s yang mewasiatkan kepada anak-anaknya ketika sedang ikhtiar  (berusaha). Dari ayat tersebut kita dapat mengambil ibrah  (pelajaran) bahwa saat kita berusaha terhadap segala sesuatu, maka janganlah berputus asa atas rahmat Allah ﷻ. Karena keputus asaan itu hanyalah milik orang kafir, sehingga apabila kita berputus asa, maka kita sebanding dengan orang kafir.

Demikian ketiga bahaya pokok apabila kita berputus asa di dunia, terlebih berputus asa atas rahmat Allah ﷻ, Tuhan Semesta Alam Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Demikian dulu bahasan kita malam ini, semoga bermanfaat.

Wallahu a'lam

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
        💎TaNYa JaWaB💎

0️⃣1️⃣ Erni ~ Yogja
Assalamualaikum Ustadzah,

Bagaimana caranya memahamkan kepada suami, kalau ada hal-hal yang menurut anak-anak selama di pondok sesuatu yang luar biasa, tapi bagi suami biasa saja. Misal buang angin sembarangan?

Mohon pencerahan.

🌸Jawab:
Wa'alaikumussalam Mbak Erni,

Memahamkan, berarti adalah mengkomunikasikan, jadi Mbak Erni, harus bicara 4 mata dengan suami untuk membicarakan hal ini, bicarakan bahwa ada hal yang harus kita pahami dengan adab dan akhlak yang dipelajari oleh anak-anak yang mungkin berlawanan dengan kebiasaan sehari hari kita.

Jelaskan dan mohon suami untuk memahami hal ini.

Wallahu a'lam.

🔹Sudah.
Tanggapan beliau cuma oooo. Tidak pernah ada janji untuk mencoba membenahi semuanya.

🌸Diulangi lagi mba jika hal itu dilakukan lagi, diingatkan, merubah kebiasaan itu tidak mudah, kita harus paham hal itu.

🔹Pernah mencoba pas lihat tv bersama, beliaunya buang angin keras dan bau. Anak-anak marah, saya bilang ke suami, anak-anak tidak suka, beliaunya malah bilang kalau kentut itu bisa mencairkan suasana.

🌸Ingatkan lagi saja mba, tidak semua kebiasaan kita itu dapat diterima oleh orang lain, termasuk keluarga sendiri. Anak-anak saat ini sedang belajar tentang adab tolong jangan dibuyarkan dengan kebiasaan yang kita anggap hal remeh.

🔹Jazakillah Ustadzah

0️⃣2️⃣ Han ~ Gresik
Assalamu'alaikum,

Bu, bagaimana jika benar-benar sudah sangat menyerah dengan kondisi diri yang merasa sudah berbuat maksimal tapi tetap saja ada yang kurang.
Apa yang harus dilakukan jika seperti itu, Bu? Merasa diri ini tidak berguna dan lain sebagainya.

🌸Jawab:
Wa'alaikumussalam.

Berbuat dan hasil itu tidak bisa kita sejalankan, karna dua hal tersebut berseberangan. Berbuat itu kewajiban kita, sementara hasil adalah hak prerogatif Allah ﷻ, jangan campuri.

Jadi lakukan saja kewajiban secara maksimal. Biar Allah ﷻ yang menentukan hasil.

Wallahu a'lam.

0️⃣3️⃣ Nurul ~ Tangsel
Assalamu'alaykum Bunda,

Apa yang harus dilakukan, jika diri ini merasa tidak pantas mendapatkan apa yang sudah Allah ﷻ beri karena sadar bahwa dosa menggunung. Dan Allah ﷻ terus mengalirkan rahmat dan cinta-Nya?

🌸Jawab:
Wa'alaikumussalam Mbak Nurul,

Jika kita sadar bahwa rahmat Allah ﷻ lebih besar dari penghambaan kita, maka saatnya kita merubah diri untuk lebih baik dan menghambakan diri lebih baik lagi dihadapan Allah ﷻ.

Bersyukurlah karena Allah ﷻ memberikan hati yang terbuka untuk menghitung nikmat yang telah Allah ﷻ berikan. Kebanyakan kita malah selalu merasa kurang.

Wallahu a'lam.

0️⃣4️⃣ Frin ~ Surabaya
Bunda Irna, bila ada trauma masa lalu, bagaimana cara ngelupain biar bisa segera bangkit dari keterpurukan?

Mohon arahannya.

🌸Jawab:
Mbak, jika kita yakin bahwa perjalanan hidup kita ini adalah takdir dari Allah ﷻ, maka kita akan terjauh dari yang namanya trauma.
Tidak ada satu detik yang kita lewati didalam hidup ini diluar dari takdir-Nya.

Jika takdir Allah ﷻ telah jatuh, maka ikhlas atau tidak, mau atau tidak, sesuai keinginan kita atau tidak, maka itulah yang akan terjadi.
Disinilah dibutuhkan pemahaman akidah yang kuat dan benar.

Jika kita tidak bangkit dan tidak menerima maka sama halnya kita tidak menerima takdir Allah ﷻ.
Ikhlaslah terhadap takdir, maka kita kan mendapatkan kekuatan, ketenangan dalam menjalani hidup ini.

Wallahu a'lam.

0️⃣5️⃣ Safitri ~ Banten
Assalamualaikum Ustadzah,

Kadang memang manusia itu cepat sekali putus asa dan menyerah dengan keadaan ketika sesuatu yang diinginkan tidak tercapai kadang juga merasa kesal, benci, kecewa sama semua dan menyalahkan kenapa sih ya Allah, kok harus seperti begini sama halnya dengan Fitri.

Fitri ngerasa apa yang sudah dicapai dalam hidup ini apa yang sudah Fitri lakukan kok sepertinya hidup begini-gini saja, ngeliat teman-teman pada berhasil, lihat teman-teman bisa kuliah, jalan hidupnya lancar, mereka bisa kerja ditempat kerja yang hebat terkenal, lah Fitri begini saja Fitri dapat kerja begini saja.

Bagaimana yah Bun kadang memang sering sekali mengeluh?

Terimakasih Bun.

🌸Jawab:
Wa'alaikumsalam,

Usaha, doa serta ikhlas terhadap apa yang Allah ﷻ tentukan, itu hal harus kita pahami dan lakukan.

Dan untuk urusan dunia, cobalah lihat kebawah, berapa banyak yang tidak beruntung, yang mungkin kita lebih beruntung dari mereka, agar ada rasa syukur terhadap rizki yang Allah ﷻ berikan, jangan ingkari dan jangan jadi manusia yang tak tahu rasa syukur.

Melihat orang yang berhasil gunakan sebagai  penyemangat agar kita semangat untuk berusaha, dan berdoalah kepada Allah ﷻ agar Allah ﷻ mudahkan semua urusan kita.
Dan ikhlaslah terhadap ketentuan Allah ﷻ.

Wallahu a'lam.

0️⃣6️⃣ iSmi ~ Bandung
Sebenarnya alhamdulillah dengan diberi situasi yang serba dibatasi dan situasi yang serba mengkhawatirkan ini, kita masih bisa dijauhkan dari rasa putus asa yang begitu berat.
Tapi terkadang kita yang namanya manusia masih bisa merasakan rasa sedih dan khawatir dengan kondisi bangsa seperti ini.

Nah, maaf Bunda adakah kiat atau cara untuk bisa menghindari rasa sedih dan khawatir yang berlebihan?

🌸Jawab:
Disinilah pentingnya kita memahami akidah, dikala kita sudah paham dan mengerti, maka kekhawatiran itu akan bisa kita kurangi.

Kita hidup bukan karena kehendak kita, tapi Allah ﷻ yang gariskan, hal seperti apa yang akan kita terima, setelah kita berusaha memaksimalkan semua potensi yang ada.

Jangan ambil peran Tuhan didalam mengatur hidup kita. Lakukan saja peran masing-masing.

Wallahu a'lam.

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
 💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎

Sahabat-sahabat ku yang dicintai Allah ﷻ,

“Apabila kita memang mengaku Islam dan beriman kepada Allah ﷻ dan Rasul-Nya, Muhammad ﷺ, maka tidak harusnya kita berputus asa. Karena putus asa itu dilarang dalam ajaran Islam. Walaupun kita berdosa sekalipun, tidak ada dosa yang tidak diampuni oleh Allah ﷻ selama kita mau sungguh-sungguh bertaubat (taubat nashuha). Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa kita karena Allah ﷻ adalah Tuhan Semesta Alam Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.

Demikian pertemuan kita malam ini, semoga bermanfaat.
Mohon maaf atas salah dan kurangnya.

Wallahu A'lam Bishowab.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar