Selasa, 29 September 2020

MEREKA YANG MENGHALANGI (DARI) JALAN ALLOH ﷻ



OLeh   : Ustadz Syahrawi Munthe

 💘M a T e R i💘

Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh.
Segala puji bagi Alloh ﷻ atas karunia-Nya. Sholawat dan salam semoga tetap tercurah pada baginda Nabi Rasulullah Muhammad ﷺ. 

🌷MEREKA YANG MENGHALANGI (DARI) JALAN ALLOH ﷻ


Al-Qur'an mencatat bahwa orang-orang yang tidak senang dengan orang-orang mukmin adalah orang-orang kafir.  Banyak cara yang dilakukan agar orang mukmin berpaling dari jalan yang benar (Islam). Tidak hanya itu, bahkan mereka menertawakan keadaan orang-orang yang beriman. Orang kafir juga berusaha untuk menghalangi orang yang beriman dari jalan Alloh ﷻ. 

الَّذِينَ يَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَيَبْغُونَهَا عِوَجًا وَهُمْ بِالْآخِرَةِ هُمْ كَافِرُونَ

"...(yaitu) orang-orang yang menghalangi (manusia) dari jalan Allah dan menghendaki (supaya) jalan itu bengkok. Dan mereka itulah orang-orang yang tidak percaya akan adanya hari akhirat." (QS. 11 : 19).

Ibnu Katsir menjelaskan dalam tafsirnya bahwa maksud ayat ini adalah mereka mencegah manusia mengikuti perkara yang hak, mencegah manusia menempuh jalan hidayah yang menghantarkannya kepada Alloh ﷻ, dan menjauhkan mereka dari surga.

Usaha orang kafir untuk menjauhkan orang-orang beriman dari jalan Alloh ﷻ sungguh luar biasa.  Mereka menginfaqkan hartanya agar bisa menghalangi mukmin dari jalan Alloh ﷻ. 

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ لِيَصُدُّوا عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ..

"Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah." (QS. 8 : 36).

Ibnu Katsiir menguraikan bahwa;

"Ad-Dahhak mengatakan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang yang terlibat dalam Perang Badar (dari kalangan kaum Quraisy). Pada garis besarnya ayat ini mengandung makna yang umum, sekalipun penurunannya dilatarbelakangi oleh penyebab yang khusus. Alloh ﷻ memberitahukan bahwa orang-orang kafir membelanjakan hartanya untuk menghalang-halangi (manusia) dari mengikuti jalan yang benar, mereka pasti melakukan hal tersebut."

Orang-orang kafir hendak memadamkan cahaya Alloh ﷻ, dan ingin agar kalimah mereka menang di atas kalimah kebenaran. Tetapi Alloh ﷻ akan menyempurnakan cahaya-Nya, sekalipun orang-orang kafir tidak suka. Dan Alloh ﷻ tetap menolong agama-Nya, menyerukan kalimah-Nya, dan memenangkan agama-Nya di atas agama lainnya.

Maka, jalan Alloh ﷻ adalah jalan yang tidak disukai oleh mereka (yaitu orang kafir) sampai kiamat kelak. Sebab orang beriman di jalan Alloh ﷻ akan 'menghancurkan' jalan-jalan kebatilan.  Alloh ﷻ memerintahkan untuk mengikuti jalan-Nya yang lurus dan tidak mengikuti jalan lainnya. 

وَأَنَّ هَٰذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

"... dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa." (QS. 6 : 153).

Jalan Alloh ﷻ adalah jalan kebaikan, yaitu menolong agama Alloh ﷻ, agar mulia dimuka bumi, menegakkan yang haq, menolong yang lemah, menumpas kebatilan dan menegakkan keadilan. Jalan Alloh ﷻ adalah jalan yang membebaskan manusia dari penghambaan kepada sesama manusia, jalan agar manusia tenang dan leluasa menjalankan ibadah dan mengikuti syariat Alloh ﷻ. 

Maka siapa mereka yang menghalangi orang beriman dari jalan Alloh ﷻ?  Mungkin saja tidak hanya orang-orang kafir. Tapi bisa saja muslim yang tidak paham agamanya, yang bersepaham dengan orang kafir untuk menjauhkan orang beriman dari jalan Alloh ﷻ. Na'udzubillah. 

Menghalangi orang beriman dari jalan Alloh ﷻ sesungguhnya adalah pekerjaan-pekerjaan setan, sebab tugasnya memang demikian. Setan membuat perbuatan buruk dan keingkaran pada Alloh ﷻ, terlihat indah dalam pandangan manusia. Sebagaimana dulu terjadi pada Ratu Balqis dgn rakyatnya. Ketika burung hud-hud melapor pada Nabi Sulaiman tentang Ratu Balqis, bahwa setan menjadikan indah perbuatan mereka menyembah berhala lalu menghalangi mereka dari jalan Alloh ﷻ. (QS. 27 : 24).

Hal yang sama terjadi pada kaum 'Aad dan Tsamud, Alloh ﷻ hancurkan mereka karena perbuatan dosanya. Setan menjadikan mereka memandang baik perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan Alloh ﷻ. (QS. 29 : 38).

Maka bagi mereka yang menghalangi dari jalan Alloh ﷻ, tidak ada ampunan bagi mereka jika mereka mati dalam keadaan kafir.

"Sesungguhnya orang-orang kafir dan (yang) menghalangi manusia dari jalan Allah kemudian mereka mati dalam keadaan kafir, maka sekali-kali Allah tidak akan memberi ampun kepada mereka." (QS. 47 : 34).

Semoga Alloh ﷻ beri kekuatan kepada kita untuk menghadapi orang-orang yang menghalangi dari jalan Alloh ﷻ. Aamiin.

Wallahu'alam.

🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
         💘TaNYa JaWaB💘

0️⃣1️⃣ Setyaning ~ Karanganyar
Assalamu'alaykum Ustadz, 

Tentang fenomena yang sedang terjadi saat ini, seorang pejabat muslim yang menuduh dan menyudutkan orang Islam, tepatnya seorang hafidz. Bagaimana hukumnya, Ustadz? 

Syukron atas jawabannya.

🔷Jawab:
Wa'alaykumussalam,

Memang dalam menyikapi seperti ini kita bisa melalui mekanisme resmi ya. Artinya menyampaikan lewat wakil rakyat untuk menanyakan ke beliau, apa maksud dari pernyaannya. Setahu saya, DPR sudah menanyakan langsung dan mengajukan keberatan serta protes agar konsepsi yang salah tersebut bisa diluruskan. Supaya juga umat Islam tidak malah bingung bahkan dendam ke beliaunya.

Wallahu'alam.

0️⃣2️⃣ Eva ~ Cianjur
Bismillah...

Strategi apa yang harus kita gunakan untuk saat ini dalam beramar ma'ruf nahyi munkar, karena sekarang ini sepertinya yang ingin menghancurkan Islam itu malah kebanyakan dari orang Islam itu sendiri? Sangat miris.

Jazakallah atas jawabannya.

🔷Jawab:
Tetap istiqomah, memupuk ukhuwah dengan orang-orang yang masih bagus Islamnya. Menguatkan ibadah dan terus menyuarakan kebenaran melalui semua alat yang ada.

Wallahu'aam.

0️⃣3️⃣ Yanti ~ Jakarta
1. Jika dalam pemilu kita memilih calon pemimpin atau calon anggota dewan yang kafir atau mendukung program orang kafir, apakah otomatis kita menjadi kafir, Ustadz?

2. Saya pernah membaca, jika kita ridha terhadap kekafiran seseorang, maka kita akan menjadi kafir.

Apakah ini termasuk mengikuti atasan kita di tempat kerja, yang kebutulan non muslim, Ustadz?

🔷Jawab:
1. InsyaAllah tidak, karena sebenarnya dalam situasi atau politik ada kaidah-kaidah yang perlu diperhatikan. Cuma jika dia memilih pemimpin yang kafir, maka bisa jadi dia ikut menyulitkan kondisi umat Islam.

2. Mungkin bisa dibedakan antara muamalah dan aqidah. Kalau urusan muamalah, dengan siapapun kita bisa bermualamalah, dengan atasan, rekan kerja, non muslim, ateis dan sebagainya. Tetapi dalam urusan aqidah, kita harus punya pendirian yang kuat, tidak mengiyakan konsep-konsep aqidah dengan orang-orang kafir. Misal, semua agama sama, Tuhan semua agama sama atau misal acara berdoa bersama, dan sebagainya. Jika konsep-konsep ini kita anggap sama, maka ada yang salah dengan akidah kita, dan bisa jadi kita adalah bagian dari mereka.

Wallahu'alam.

🌸Jadi berbeda ya Ustadz, pimpinan di tempat kerja dengan pimpinan di pemerintahan?
Bagaimana jika kita tinggal di negara yang mayoritas non muslim dan harus ikut aturan negara yang terkadang diambil dari ajaran agama mereka?

🔷Contohnya apa ya, seperti misal di China, dilarang berjilbab. Dalam kasus ini memang terkait dengan pemerintahan. Umat Islam tidak kuasa dan terdesak. Tapi bisa saja ia bertahan, tapi harus kuat dengan risikonya. Mungkin jalan lain, bisa dengan hijrah ke negara lain. Pilihan-pilihan ini tentu dengan segala risikonya.

Wallahu'alam.

0️⃣4️⃣ Erni ~ Yogja
Assalamualaikum Ustadz, 

Dimusim kampanye seperti ini, bagaimana caranya menyikapi ulama-ulama dan Ustadz-ustadz utamanya ASN yang tidak netral, menjadikan Al Quran sebagai pendukung tujuan hidupnya bukan sebagai pedoman hidupnya?

Mohon pencerahan.

🔷Jawab:
Wa'alaykumussalam,

Seharusnya sih semua kesepakatan yang dimuat dalam aturan harus ditaati bersama. (Lihat Al Maidah: 2). Jadi jika posisinya ASN harus netral sesuai aturan yang ada. Tapi untuk ulama, ini posisi yang serba sulit, karena ia harus mengayomi. Namun demikian tidak bisa juga menutupi kebusukan, jika melihat ada cara-cara 'hitam' dalam kampanye maka ulama seharusnya tampil di depan agar tidak memilih orang-orang yang tidak baik, apalagi memusuhi Islam.

Wallahu'alam.

0️⃣5️⃣ Ibu Sarah ~ Jayapura Papua
Ustadz, bagaimana hukumnya jika ada seseorang muslim yang mengatakan dalam rumah tangganya selalu ada masalah yang belum selesai dan selalu datang  bertubi-tubi sampai tiada henti, datang masalah datang lagi dan seterusnya. Dan orang tersebut sampi mengatakan bahwa sumpah serapah, sampai bulang mau masuk agama lain, Tapi hanya sekedar omongan saja dikala marah.

Yang ingin saya tanykan, bagaimana hukum menurut Islam, apakah harus mengucap syahadat kembali atau bagaimana, Ustadz?

Mohon pencerahannya. Syukron.

🔷Jawab:
Kalau ini, belum dikatakan kafir. Kecuali jika dengan jelas menyebutkan bahwa dia murtad, maka batallah syahadatnya.

Wallahu'alam.

🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
 💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘

Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang istiqomah membela agama Alloh ﷻ dan dijauhkan dari orang-orang yang menghalangi dari jalan Alloh ﷻ. Aamiin.

Wallahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar