Selasa, 15 September 2020

ADAB BERTAMU & MENERIMA TAMU



OLeH  : Ibu Irnawati Syamsuir Koto

 💘M a T e R i💘

🌷ADAB BERTAMU & MENERIMA TAMU


Assalamu'alaikum  Sholehah RAK yang semoga dirahmati-Nya.

Alhamdulillah Segala puji bagi Alloh ﷻ yang telah memberikan rahmat dan kesempatan untuk kita malam ini. Sholawat serta salam kita sampaikan kepada Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam, keluarga, sahabat serta para pengikutnya hingga akhir zaman.

Semoga semua sehat dan dalam lindungan Allah ﷻ, senang bisa bersama malam ini.

Ukhtyfillah...
Bertamu dan menerima tamu tentu pernah dialami oleh kita semua.

Terlebih jika kita sedang ke luar kota, traveling dan sebagainya tentu tidak lepas dari yang namanya bertamu.

Menerima tamu juga menjadi tidak asing bagi kita, selama kita berhubungan dengan manusia lain sebagaimana kebutuhan kita sebagai makhluk sosial.

Silaturahim adalah satu hal yang sangat dianjurkan dalam agama Islam. Selain dapat mempererat hubungan persaudaraan, silaturahim juga dapat memberi banyak manfaat bagi seseorang yang senantiasa menjaga dan melakukannya, serta juga dapat memberi banyak manfaat bagi kita karena sebagai manusia kita adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri-sendiri, saling membutuhkan dan saling melengkapi satu sama lain.

Salah satu bentuk jalinan silaturahim adalah dengan bertamu ke kediaman kerabat atau bahkan saudara. Namun dalam prosesnya tentu bertamu ataupun menerima tamu memiliki aturan tersendiri dalam Islam.

Jangan sampai kegiatan bertamu dan menerima tamu malah menimbulkan perselisihan dan ketidak nyamanan yang akhirnya merenggangkan hubungan persaudaraan dan pertemanan yang selama ini terjalin.

Bertamu adalah suatu kegiatan kunjungan ke kediaman seseorang dengan berbagai tujuan mulai dari sekedar singgah atau untuk keperluan lain seperti menjenguk dan lainnya.

Berikut adalah beberapa hal yang harus diperhatikan dalam bertamu dalam pandangan Islam:

🔹Niat Baik Dalam Bertamu
 
Bertamu adalah kegiatan yang positif namun harus berdasarkan niat dan tujuan yang baik. Misalnya untuk menyambung silaturahim, menjenguk dan lainnya.

Namun saat banyak hal-hal negative lain dalam niatan seseorang saat bertamu, misalnya untuk bergosip atau untuk kegiatan negative lainnya.

Allah ﷻ berfirman bahwa sebaik-baik tamu adalah yang membawa kabar gembira. Hal ini terkandung di dalam surat al-Hijr ayat 51 - 54 yang berbunyi:

(51) Dan kabarkanlah kepada mereka tentang tamu-tamu Ibrahim; (52) Ketika mereka masuk ke tempatnya, lalu mereka mengucapkan: “Salaam”. Berkata Ibrahim: “Sesungguhnya kami merasa takut kepadamu”; (53) Mereka berkata: “Janganlah kamu merasa takut, sesungguhnya kami memberi kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran seorang) anak laki-laki (yang akan menjadi) orang yang alim”; (54) Berkata Ibrahim: “Apakah kamu memberi kabar gembira kepadaku padahal usiaku telah lanjut, maka dengan cara bagaimanakah (terlaksananya) berita gembira yang kamu kabarkan ini?
(QS. al-Hijr : 51-54)

🔹Berpakain Rapi Dan Pantas

Meskipun Islam menganjurkan umatnya untuk tidak berlebihan dalam berpenampilan namun ketika bertamu, kita wajib memperhatikan pakaian kita. Gunakanlah pakaian bersih dan rapi sebagai bentuk penghormatan kita terhadap tuan rumah.

Allah ﷻ berfirman dalam surat al-A’raaf ayat 26 yang berbunyi:

Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat. (QS. al-A’raaf : 26)

🔹 Bertamu Di Waktu Yang Tepat

Hal selanjutnya yang harus diperhatikan saat bertamu adalah waktu kunjungannya. Berkunjung atau bertamulah di waktu luang yang sekiranya tidak mengganggu tuan rumah seperti waktu tengah malam, subuh atau saat-saat beristirahat.

Kemudian perlu diperhatikan juga momen yang mungkin sedang dialami oleh tuan rumah, misalnya saat sedang acara keluarga inti atau saat sedang tidak memungkinkan untuk dikunjungi. Selain itu alangkah lebih baiknya jika berkunjung atau bertamu dilakukan dengan memberi kabar maupun membuat janji terlebih dahulu dengan tuan rumah sebelum bertamu.

🔹 Meminta Ijin

Meminta ijin dalam bertamu bisa dilakukan dengan beberapa cara, yakni dengan mengetuk pintu maupun memberi salam kepada tuan rumah. Allah subhanahua ta’ala berfirman dalam surat an-Nur ayat 27:

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat. (QS. an-Nur : 27)

Kemudian Rasulullah ﷺ juga menambahkan perihal meminta ijin untuk bertamu ini dalam sebuah hadis yang artinya:

“Apabila seorang bertamu lalu minta izin (mengetuk pintu atau mengucapkan salam) sampai tiga kali dan tidak ditemui (tidak dibukakan pintu), maka hendaklah dia pulang.” (HR. Bukhari)

🔹 Bersalaman

Ketika bertamu, bersalaman atau berjabat tanganlah dengan tuan rumah yang sesama perempuan atau sesama laki-laki untuk menunjukkan hormat dan mempererat tali silaturahmi. Hal ini sesuai dengan anjuran Nabi ﷺ dalam sebuah hadis yang artinya:

“Apabila kamu saling jumpa, maka saling mengucapkan salam dan bersalam- salaman, bila saling berpisah, maka berpisahlah dengan ucapan istighfar”.
(HR. At Tahawi).

🔹 Menghindari Ikhtilat Dalam Bertamu

Ikhtilat terjadi saat laki-laki bersama dengan seorang wanita yang bukan mahramnya. Ketika seorang lelaki dewasa maka pastikan di rumah tersebut ada ayahnya atau suaminya atau seorang lelaki dewasanya untuk menghindari ikhtilat dan ‘fitnah’. Karena ikhtilat adalah perkara yang mendekatkan kita kepada zina dan maksiat.

Allah ﷻ berfirman :

Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. (QS. al-isra’ : 32)

🔹 Sopan Santun Dalam Sikap Dan Ucapan

Hal ini sangat penting untuk dilakukan untuk menghormati dan menyenangkan hati tuan rumah. Selain itu perilaku sopan santun ini akan menghindarkan kita dari perbuatan yang dapat menyinggung atau menyakiti hati tuan rumah.

🔹 Menerapkan Batas Waktu Bertamu

Selain memperhatikan waktu kunjungan, lama waktu kunjungan juga harus diperhatikan karena sesungguhnya tamu adalah orang asing yang harus dihormati. Artinya ketika seorang tuan rumah kedatangan tamu dalam jangka waktu yang lama maka ia akan merasa terbebani dan tidak nyaman dengan kehadiran tamunya tersebut.

Rasulullah ﷺ pernah bersabda:

“Masa bertamu adalah tiga hari dan sesudah itu sedekah tidak halal bagi si Tamu tinggal lebih lama sehingga menyakiti hati tuan rumah”. (HR. Baihaqi).

💎Selanjutnya Bagaimana Adab Menerima Tamu?

Berikut adalah adab-adab selaku tuan rumah ketika menerima tamu menurut pandangan Islam:

🔹 Berpakaian Yang Pantas

Tidak hanya tamu yang dianjurkan mengenakan pakaian yang pantas, tuan rumah juga diharuskan untuk melakukan hal yang sama. Gunakanlah pakaian yang pantas untuk menghormati tamu dan menghormati diri kita sendiri.

🔹 Bersikap Baik Saat Menerima Tamu

Sopan santun dan keramahan harus diutamakan saat menerima tamu. Hal ini dilakukan untuk menghormati dan menyamankan tamu saat berkunjung ke rumah kita.

🔹 Menyediakan Jamuan

Sebagai tuan rumah, kita wajib memberikan jamuan yang pantas untuk tamu yang berkunjung. Namun hal ini tidak dipaksakan untuk memberi jamuan yang mewah, cukup berikan jamuan yang ada misalnya hanya air putih saja atau dengan senyum dan sikap yang baik.

🔹 Menghormati Tamu Yang Menginap

Saat tamu akan menginap, maka kita diharuskan untuk melayani dan memberikan jamuan yang baik seperti membersihkan tempat tidur dan memberi jamuan lainnya.

Nabi ﷺ bersabda :

“Hormatilah tamu sampai tiga hari, adapun selebihnya adalah merupakan shadaqoh darinya.” ( HR. Muttafaqun’alaihi )

🔹 Mengantarkan Tamu Sampai Halaman Saat Akan Pulang

Mengantarkan tamu sampai halaman saat akan pulang adalah perbuatan sunah. Hal ini telah disampaikan dalam sebuah hadist Rasulullah ﷺ bahwa:

“Sesungguhnya merupakan perbuatan yang sunnah apabila seseorang (Tuan rumah) keluar bersama – sama tamunya sampai kepintu halaman.” (HR. Ibnu Majjah).

Demikianlah beberapa hal yang harus diperhatikan dalam bertamu dan menerima tamu menurut Islam. Adab bertamu dan menerima tamu ini dilakukan bukan hanya semata-mata untuk menghormati maupun menyenangkan hati tamu yang berkunjung akan tetapi juga sebagai bentung penghormatan terkadap diri kita sendiri. Oleh karena itu perhatikan dan perlakukanlah tamu dan tuan rumah dengan layak.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
         💘TaNYa JaWaB💘

0️⃣1️⃣ Riyanti ~ Yogja
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

1. Ustadzah, bolehkah kita bertamu tanpa pemberitahuan dulu. Dengan pertimbangan biar tuan rumah tidak repot nyiapin suguhan?

2. Mengapa memuliakan tamu itu disetarakan dengan keimanan pada Allah ﷻ dan hari akhir?

🔷Jawab:
Wa'alaikumussalam Bunda Riyanti,

1. Alangkah baiknya kita memberitahukan lebih dulu kedatangan kita, karena ini agar si empunya rumah tidak merasa malu jika seandainya pas kedatangan kita mereka tidak siap, baik dengan kerapian rumah maupun tidak siap dengan sajian dalam memuliakan tamu. Karena menjaga hati saudara itu juga harus kita lakukan.

2. Mengapa memuliakan tamu disandingkan dengan keimanan dan hari akhir? Karena ada beberapa kemulian yang Allah ﷻ beri didalam peristiwa ini, ada rahmat dan ampunan Allah ﷻ, dan itu hanya diberikan kepada orang uang beriman dan ikhlas dalam perbuatan. 

Wallahu a'lam.

0️⃣2️⃣ Rustia ~ Bekasi
1. Ustadzah, apakah rumah yang tidak pernah kedatangan tamu adalah rumah yang tidak berkah?

2. Bagaimana adab bertamu kepada yang bukan muslim?

🔷Jawab:
1. Wallahu a'lam, karena ada berberapa faktor juga tamu tidak datang kerumah, tergantung itu faktor yang mana. Misal faktor karena orang malas datang berhubung tuan rumah yang tidak ramah dan sombong, bisa jadi dengan asbab ini keberkahan itu Allah ﷻ cabut. Tapi kalau hal-hal lain yang memang bukan karena sesuatu yang negatif tentunya tidak berhubungan dengan keberkahan. Meski tidak ada tamu, kita bisa raih keberkahan dari sisi lain. 

2. Kalau adab tentunya sama saja antara muslim atau tidak, hanya saja perbedaannya adalah pada tuan rumah, jika dia bukan orang muslim, maka dia tidak boleh menghidangkan makanan dan minuman yang haram untuk tamunya. 
Bagi kita yang muslim, pakailah adab Islam dimanapun karna itu bagian dari dakwah kita. 

Wallahu a'lam.

0️⃣3️⃣ Setyaning ~ Karanganyar
Assalamu'alaykum Ustadzah.

Apakah tamu yang tidak tepat janji, misalnya mau datang jam 10 ternyata molor jam 12 baru datang termasuk ahklak yang kurang terpuji? 

Syukron atas jawabannya.

🔷Jawab:
Wa'alaikumussalam Mbak.

Dalam hal ini, tentu kita tidak bisa pukul rata begitu saja, kalau keterlambatan itu karena kesengajaan dan kelalaian, maka itu masuk pada akhlak yang kurang terpuji, tapi karena sesuatu yang memang tidak bisa dihindari,  maka itu tidak bisa dimasukan pada kategori akhlak.

Wallahu a'lam.

0️⃣4️⃣ Mala Hasan ~ Lampung
1. Jika dirumah sedang ada tukang bangunan yang memperbaiki bagian dalam rumah, sedangkan suami pergi bekerja pulang sore hari, bagaimana seharusnya?

2. Saya pernah menolak kehadiran tamu karena saat dia datang suami sedang keluar kota. Tapi dia malahan telpon suami saya dan meminta izin menginap 2 hari karena urusan kerjanya. Suami tidak memberi izin karena saya menolak tapi tamunya maksa. Jadi bagaimana seharusnya saya menolak itu dengan halus?

Jazaakillahu khoiran Bunda.

🔷Jawab:
1. Kalau untuk tukang, tentunya itu dari awal sudah diketahui oleh suami, dan sekarang tergantung suami, dia izin atau tidak, kalau tidak izin, yaa tetap tidak boleh, dan suami pasti tahu resikonya kan? Dia yang harus mengerjakan pekerjaan tukang itu. Yang penting suami izin bunda. Dan di rumah harus memperhatikan aurat yaa.

2. Untuk tamu yang memaksa, itu namanya tamu yang tidak tahu adab. Kalau dengan orang yang tidak tahu adab, apa bisa yaa kita menolak dengan halus? Saya rasa, jelaskan saja apa adanya. Bukan karena tidak mau, tapi Islam yang melarang melakukan hal itu. 

Wallahu a'lam.

🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
 💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘

Saudari-saudari ku...

Saat bertamu, maka perhatikanlah adab dan etika yang telah diajarkan oleh Islam.

Memuliakan tamu saat bersilaturahim diwujudkan dengan menyambut kedatangan tamu penuh dengan keimanan, keikhlasan, dan kebahagiaan, yang direalisasikan dengan air muka yang jernih dan menyenangkan selama ia berada ditempat kita dan membicarakan yang baik-baik dengan dia.

Selain itu, juga mendudukannya (menempatkannya) ditempat yang baik, melayaninya, dan menyiapkan makan-minum serta keperluannya.

Ulama terkemuka Imam Ghazali berkata,
"Setiap kali seseorang menemuimu, maka sediakanlah keperluannya dan siapkan diri untuk menjamunya. Namun, jika kamu menemui seseorang, janganlah merepotkan tuan rumah."

Demikian dari saya malam ini, semoga bermanfaat. Mohon maaf lahir batin untuk kesalahan dan kekeliruan selama kita bermajlis. 

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar