Selasa, 29 September 2020

ASYIKNYA DI-GOSIP-IN



OLeH  : Ibu Irnawati Syamsuir Koto

         💘M a T e R i💘

Assalamu'alaikum sholehah Perindu Surga...

Saat dua orang atau lebih berkumpul maka akan ada topik yang menjadi bahan pembicaraan.

Pada umumnya hal-hal pribadi menjadi topik yang hangat dan tidak pernah habis diperbincangkan.

Namun, tidak heran juga jika topik pembicaraan kemudian beralih dari hal-hal pribadi ke masalah orang lain.

Dalam Islam, membicarakan orang lain disebut dengan ghibah atau kita lebih sering menyebutnya dengan gosip. Makin digosok makin siip.

Rasulullah ﷺ bersabda,

“’Tahukah kalian apa itu ghibah?’ Lalu sahabat berkata: ‘Allah dan rasul-Nya yang lebih tahu’. Rasulullah ﷺ bersabda: ‘Engkau menyebut saudaramu tentang apa yang dia benci’. Beliau ditanya: ‘Bagaimana pendapatmu jika apa yang aku katakan benar tentang saudaraku?’ Rasulullah ﷺ bersabda: ‘jika engkau menyebutkan tentang kebenaran saudaramu maka sungguh engkau telah ghibah tentang saudaramu dan jika yang engkau katakan yang sebaliknya maka engkau telah menyebutkan kedustaan tentang saudaramu.’”
(HR. Muslim no. 2589)

Ghibah dalam Islam termasuk kedalam perbuatan zalim sebab merugikan orang yang keburukannya diperbincangkan tersebut. Perbuatan ghibah ini diibaratkan seperti memakan bangkai saudaranya sendiri.

Alloh ﷻ berfirman:

“Janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya." (QS. al-Hujurat: 12)

Lalu bagaimana jika diri kitalah yang menjadi perbincangan dalam ghibah atau gosip yang dilakukan oleh orang lain?

Ghibah atau gosip adalah membicarakan sesuatu hal yang tidak disukai dari diri seseorang.

Caranya dengan membeberkan aib, menirukan tingkah laku tertentu dari orang yang dibicarakan dengan tujuan untuk mengolok-ngolok, dan lain-lain.

Ghibah atau gosip termasuk perbuatan dosa besar, perbuatan buruk, sebab bisa merugikan orang lain.

Kelak di hari kiamat, pada saat dilakukan hisab, pahala orang yang menzalimi akan diberikan kepada orang yang dizalami.

Jika kita merasa dighibahi oleh sebagian orang, tidak perlu bersedih hati karena ada pahala yang didapatkan bagi orang yang dighibahi tersebut.

Dalam Islam, ketika seseorang telah membicarakan tentang hal-hal pribadi atau masalah seseorang dapat dikatakan ghibah.

Nabi Muhammad menjelaskan, “MUFLIS (orang yang bangkrut) umatku ialah, orang yang datang pada hari Kiamat membawa (pahala) salat, puasa dan zakat, namun (ketika di dunia) dia telah mencaci dan (salah) menuduh orang lain, makan harta, menumpahkan darah dan memukul orang lain (tanpa hak). Maka orang-orang itu akan diberi pahala dari kebaikan-kebaikannya. Jika telah habis kebaikan-kebaikannya, maka dosa-dosa mereka akan ditimpakan kepadanya, kemudian dia akan dilemparkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim 6744 & Ahmad 8029)

Alloh ﷻ telah berfirman, “Janganlah sekali-kali kamu mengira, bahwa Alloh ﷻ lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Alloh ﷻ menangguhkan mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak.” (QS. Ibrahim: 42)

Dari ayat-ayat tersebut menyimpulkan bahwa di hari kiamat, akan dilakukan hisab yaitu pahala orang yang menzalami akan berpindah kepada orang yang dizalami. Para ulama pun meyakini hal tersebut, bahwa orang yang dighibahi akan mendapatkan pahala dari orang yang mengghibahnya.

Alloh ﷻ tidak akan pernah melupakan kezaliman-kezaliman yang telah dilakukan umatnya. Maka dari itu berserah dirilah kepada Alloh ﷻ, ikhlaskan, inshaAllah akan dibalaskan dengan pahala.

🔷🌷🔷
Sahabatku...
Ghibah atau gosip itu PENGGUGUR DOSA orang yang digosipkan.

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, karena boleh jadi mereka yang (diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok). Dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olok) perempuan-perempuan yang lain, karena boleh jadi perempuan yang (di olok-olokkan) lebih baik dari perempuan yang (mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Hujurat: 11).

Setiap gunjingan, fitnahan, sama saja seperti memberikan pahala kepada orang-orang yang dighibahinya. Karena, pahala tersebut akan bertambah dari mana-mana akibat dighibahi sehingga bisa menghapus sedikit demi sedikit dosa.

Jika membalas perbuatan orang-orang yang mengghibahi, bukan pahala yang di dapat melainkan kita akan memperburuk keadaan. Untuk itulah kita harus tetap tenang dan sabar demi kebaikan yang banyak, bukan untuk saat ini melainkan ketika kita berada di akhirat. Dengan hal tersebut, akan mendapatkan hasil yang baik semata-mata untuk mendapatkan pahala dan ridha dari Alloh ﷻ. Sikap yang baik akan menghasilkan hal yang baik juga.

Bukankah seharusnya kita merasa bersyukur ketika sedang didzalami oleh orang lain? Karena dengan hal tersebut membuat kita dengan mudahnya menghapus sedikit demi sedikit dosa-dosa yang tidak ketahui tanpa sadar. Sehingga seiring berjalannya waktu dosa-dosa kita akan berkurang jumlahnya, bahkan dosa-dosa kita bisa berpindah kepada orang yang mengghibahi.

Maka dari itu, cegahlah diri kita untuk tidak membicarakan aib atau hal-hal buruk orang lain. Karena, akan menghilangkan pahala-pahala yang telah kita dapatkan. Apabila terlanjur dalam melakukan ghibah, maka segeralah bertaubat kepada Alloh ﷻ.

Wallahu a'lam

🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
         💘TaNYa JaWaB💘

0️⃣1️⃣ Frin ~ Surabaya
Bunda Irna,  kalau kita sudah berusaha sebisa mungkin menghindar untuk menggibah. Tapi namanya banyak teman atau tetangga ada yang suka-sukanya atau mancing dari awal cerita-cerita dulu. Akhirnya masuk deh ke gosip. Mau menghindar juga tidak enak.
Bagaimana ya bun caranya untuk bisa menghindar dengan cara yang tidak menyinggungnya?

Mohon pencerahannya...

Maturnuwun

🔷Jawab:
Cara menghindar yang tidak menyinggung adalah dengan mencari alasan yang masuk akal dan tidak mengada-ada.

Jika tidak bisa, maka pilihlah untuk diam, dan perbanyak ISTIGHFAR, jangan ikut mengiyakan dan menambah nambah bahan ghibahan.

Wallahu a'lam

0️⃣2️⃣ Safitri ~ Banten
Assalamualaikum bun,

Jika dulu kita suka sekali membicarakan, ngedumel, kesal sama orang akhirnya kita selalu bicarain dia terus akhirnya kita sudah keluar dari zona itu dan sudah kalau sholat minta ampun sama Alloh ﷻ atas dosa-dosa yang dahulu apa dosa kita terhapus bun?

🔷Jawab:
Wa'alaikumusalam,

Jika kesalahan kepada Alloh ﷻ, maka kita wajib bertaubat, jika itu berhubungan dengan manusia, maka kita harus meminta maaf dan diikhlaskan. Saat meminta maaf tidak perlu menyebut kesalahan kita, jika dia tidak tahu agar kondisi damai, tapi sebutkan saja segala salah yang disengaja ataupun tidak disengaja, mungkin kesalahan lisan atau tindakan.

Wallahu a'lam

0️⃣3️⃣ Titin ~ Jambi
Assalamualaikum bunda, 

Bagaimana cara menghindari gibah sementara teman-teman di tempat kerja sedikit banyak suka membicarakan rekan kerja bunda, adakah kiat-kiatnya bunda biar di jauhkan dari gibah?

🔷Jawab:
Wa'alaikumussalam mba Titin.

Pertanyaannya hampir sama dengan pertanyaan mba Frin no. 1 yaa.

Tambahan sedikit, cari kesibukkan lain, agar terhindar.

Wallahu a'lam

0️⃣4️⃣ Erni ~ Yogja
Assalamualaikum ustadzah, 

Sebenarnya tahu dengan rambu-rambu yang Alloh ﷻ berikan, tapi bagaimana caranya bisa buang sebel dengan yang satu ini. Soalnya kalau sama yang lainnya berani negur dan sharing langsung. Tapi kalau dengan yang satu ini sulit nyambungnya. Jadinya ghibah cuma untuk buang sebel saja. Bagaimana caranya buang sebel yang aman dan nyaman?

Mohon pencerahannya.

🔷Jawab:
Wa'alaikumussalam mba Erni,

Cara ngilangin sebel yang ampuh adalah dengan ISTIGHFAR dan ucapkan ISTIRJA, istighfar adalah obat bagi hati, sementara istirja adalah penyerahan diri.

Tidak ada alasan pembenaran untuk kita bergosip atau berghibah tentang seseorang.

Jadi untuk menghindari agar kita tidak menjadi manusia bangkrut diakhirat nanti, maka salah satunya, jangan berghibah.

Wallahu a'lam

0️⃣5️⃣ Desi ~ Rembang
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Ketika kita membicarakan kebaikan orang lain, apakah itu termasuk ghibah atau tidak?

Terimakasih

🔷Jawab:
Wa'alaikumussalam mba Desi.

Didalam materi diatas, sudah dijelaskan tentang hal yang mba Desi tanyakan, berdasarkan hadist.

Rasulullah ﷺ bersabda,

“’Tahukah kalian apa itu ghibah?’ Lalu sahabat berkata: ‘Alloh ﷻ dan rasul-Nya yang lebih tahu’. Rasulullah ﷺ bersabda: ‘Engkau menyebut saudaramu tentang apa yang dia benci’. Beliau ditanya: ‘Bagaimana pendapatmu jika apa yang aku katakan benar tentang saudaraku?’ Rasulullah bersabda: ‘jika engkau menyebutkan tentang kebenaran saudaramu maka sungguh engkau telah ghibah tentang saudaramu dan jika yang engkau katakan yang sebaliknya maka engkau telah menyebutkan kedustaan tentang saudaramu.’”(HR. Muslim no. 2589)

Wallahu a'lam

🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
 💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘

Sahabat-sahabatku yang dicintai Alloh ﷻ...

Jika kita  telah dighibahi, tidak perlu merasa resah apalagi bersedih hati karena ada pahala bagi orang yang dighibah.

Dan tidak perlu juga untuk balas mengghibahi orang tersebut, karena kita akan sama dengan mereka, merugi.

Ikhlaslah dan tawakal hanya kepada Alloh ﷻ, insyaAllah akan dibalas dengan pahala.

Mohon maaf lahir dan batin, semoga bermanfaat.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar