Selasa, 15 September 2020

USIA BAGI ORANG YANG BERIMAN



OLeH  :  Ummu Nadia Alifulia

💎M a T e R i💎

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

🌸USIA BAGI ORANG YANG BERIMAN

Sebagian ulama berkata: “Usia adalah modal hidup seorang hamba, ia membelanjakan untuk dirinya, walaupun banyak, pada hakikatnya sedikit, walaupun umurnya panjang hakikatnya pendek, cita-cita manusia terputus dengan kematiannya.”

Dari sinilah Islam menganjurkan kita agar segera beramal shalih dan tidak boleh menyia-nyiakan waktu tanpa ada manfaat untuk akhiratnya walaupun hanya sebentar. (Fatawa Ulama Azhar: 10/331)

Abu Bakar pernah berkhutbah, “Ketahuilah wahai hamba Allah! Kalian hidup pada waktu pagi dan sore. Kalian tidak tau ajal kalian. Jika kalian mampu menggunakan umurmu untuk beribadah kepada Alloh ﷻ, tentunya kalian tidak akan mampu tanpa pertolongan Alloh ﷻ, maka bersegeralah beramal shalih waktu hidupmu sebelum berakhir ajalmu, agar kamu tidak mengakhiri hidupmu dengan kejahatanmu.”
(Hilyatul Auliya: 1/17)

Dari Ibnu Umar beliau berkata, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam pernah memegang kedua pundak ku seraya bersabda:

كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيْلٍ

“Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau musafir.’” Ibnu umar berkata, “Jika engkau berada di sore hari jangan menunggu datangnya pagi dan jika engkau berada pada waktu pagi jangan menunggu datangnya sore. Pergunakanlah masa sehatmu sebelum sakit dan masa hidupmu sebelum mati.”
(HR. Bukhari: 21/268)

Syaikh Shalih bin Abdul Aziz alu Syaikh berkata: “Jika manusia mau memahami hadist ini maka di dalamnya terkandung wasiat penting yang sesuai dengan realita." Sesungguhnya manusia (Nabi Adam) memulai kehidupannya di surga kemudian diturunkan ke bumi ini sebagai cobaan, maka manusia adalah seperti orang asing atau musafir dalam kehidupannya. Kedatangan manusia di dunia (sebagai manusia) adalah seperti datangnya orang asing. Padahal sebenarnya tempat tinggal Adam dan orang yang mengikutinya dalam masalah keimanan, ketakwaan, tauhid dan keikhlasan pada Alloh ﷻ adalah surga.

Sesungguhnya adam diusir dari surga adalah sebagai cobaan dan balasan atas perbuatan maksiat yang dilakukannya. Jika mengaku mau merenungkan hal ini maka engkau akan berkesimpulan bahwa seorang muslim yang hakiki akan senantiasa mengingatkan nafsunya dan mendidiknya dengan prisip bahwa sesungguhnya tempat tinggalnya adalah di surga, bukan di dunia ini. Dia berada pada tempat yang penuh cobaan di dunia ini, dia hanya seorang asing atau musafir sebagaimana yang disabdakan olah Nabi.

Betapa indah perkataan Ibnul Qayyim ketika menyebutkan bahwa kerinduan, kecintaan dan harapan seorang muslim kepada surga adalah karena surga merupakan tempat tinggalnya semula. Seorang muslim sekarang adalah tawanan musuh-musuhnya dan diusir dari negeri asalnya karena Iblis telah menawan bapak kita Adam dan dia melihat, apakah dia akan dikembalikan ke tempat asalnya atau tidak. Oleh karena itu, alangkah bagusnya perkataan seorang penyair:

Palingkan hatimu pada apa saja yang kamu cintai. Tidaklah kecintaan itu kecuali pada cinta pertamamu. Yaitu Allah jalla wa’ala. Berapa banyak tempat tinggal di bumi yang ditempati seorang. Dan selamanya kerinduan hanya pada tempat tinggal yang semula, yaitu surga.
(Hadits Arba’in no.40 oleh Abu Fatah Amrullah)

Orang yang rugi adalah orang yang menyia-nyiakan umurnya untuk perkara yang tidak diridhai oleh Alloh ﷻ.

Alloh ﷻ berfirman:

قُلْ إِنَّ الْخَاسِرِينَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنفُسَهُمْ وَأَهْلِيهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Katakanlah: “Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat. Ingatlah yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.”
(QS. Az-Zumar:15)

Syaikh Ibnu Utsaimin berkata, “Dia merugikan dirinya sendiri, karena dia tidak bisa mengambil faedah sedikitpun dari umurnya, dan rugi pula keluarganya walaupun mereka orang yang beriman, mereka di surga, tetapi tidak bisa bersenang-senang dengan mereka di akhirat apabila mereka masuk di neraka.”
(Majmu’ Fatawa wa Rasail Ibn Utsaimin: 9/95)

Wallahu a'lam

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
        💎TaNYa JaWaB💎

0️⃣1️⃣ Zee ~ Banjarmasin
Assalamualaikum,

1. Maksud dari faedah dari umur kita. Mohon penjabarannya.

2. Dan penjelasan mengenai merugikan diri sendiri dan keluarganya. Mohon penjelasannya.

3. Zee juga ingin lebih tahu secara detil. Perihal yang menentukan manusia masuk ke surga atau tidak itu dari pengalaman selama hidup atau waktu akhir saat memasuki ajalnya.

Terimakasih.

🌸Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarahkatuh shalihah

1. Maksudnya itu umur kita dihabiskan untuk hal seperti apa shalihah, umur kita ini berguna untuk apa selama ini, jangan sampai umur yang semakin berkurang tapi tidak ada faedah sama sekali yang dilakukan.

2. Maksudnya jika kita punya keluarga yang beriman lalu keluarga kita masuk ke surga tapi kita tidak masuk ke surga karena umur kita yang tidak digunakan sebaik mungkin semasa hidup kita.

3. Wallahu a'lam shalihah, untuk yang menentukan ini hanya Alloh ﷻ yang tahu, ibadah segala halnya yang bisa menilainya hanya Alloh ﷻ, ummu tidak bisa menjelaskan.

💎Baik ummu terimakasih untuk penjelasannya.

Begitu juga dengan segala amalan kita ya umm masalah di terima atau tidaknya?

🌸Na'am shalihah, kita tidak bisa mengklaim ibadah seseorang itu diterima atau tidaknya.

Wallahu a'lam

0️⃣2️⃣ Safitri ~ Banten
Assalamualaikum Ustadzah,

Kan katanya hidup itu harus seimbang dunia dan akhirat. Naah kalau kita suka melakukan hal-hal yang tidak Alloh ﷻ sukai dan kita sadar bahwa itu tidak boleh tapi kita tetap saja dilakukan, nah setelahnya kita meminta ampun sama Alloh ﷻ, kita juga ngomong masih labil belum bisa meninggalkan hal-hal seperti itu bagaimana, Ustadzah?

🌸Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarahkatuh shalihah

Itu tandanya iman kita lemah shalihah, tanda kecintaan kita terhadap Alloh ﷻ masih tidak ada, ibaratnya kita sudah tahu itu salah tapi masih saja dilakukan, untuk apa kita beribadah? Dengan kata lain kita munafik kepada Alloh ﷻ, zalim terhadap Alloh ﷻ.

Wallahu a'lam

0️⃣3️⃣ Agustin ~ Surabaya
Assalamualaikum Ustadzah,

Mohon pencerahannya,
Terkadang akhir-akhir ini keinginan untuk mengisi waktu setelah melakukan kewajiban kita (sholat, tilawah dan lain-lain) di isi dengan menonton film (drakor ~ drama Korea) padahal sudah lama berhenti tidak menonton.

Dan sadar sekali bahwa itu membuang waktu dengan hal yang sia-sia, ada rasa bersalah sebenar nya tapi ada pikiran tidak apa-apa hanya untuk mengisi waktu senggang.

Bagaimana kalau seperti itu, Ustadzah?

🌸Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarahkatuh shalihah

Sebenarnya boleh saja jikalau hanya untuk hiburan saja shalihah, tapi tidak lupa terhadap waktu, ibaratnya menonton tapi kita lupa ada amanah ini, ada ibadah ini, maka hal tersebut harus ditinggalkan jika sudah membuat kita lupa.

Wallahu a'lam

0️⃣4⃣ Titin ~ Surabaya
Dari materi yang di atas jelas kalau kita asalnya dari surga karena Nabi Adam dari surga. Turun ke bumi karena cobaan dan hukuman.

Saya punya pemikiran lain. Apa yang terjadi dengan Nabi Adam sudah menjadi ketetapan Alloh ﷻ?
Dan ketetapan untuk kita juga sudah ada tapi kita wajib berusaha untuk menjadi yang sebaik-baiknya bukan hanya kita ingin surga tapi kita ingin ridho Alloh ﷻ.

🌸Jawab:
Na'am semuanya sudah menjadi ketetapan Alloh ﷻ karena hati manusia sepenuhnya milik Alloh ﷻ, misalnya kita berbicara dalam hati pun Alloh ﷻ tahu isi hati kita. Yup... tepat sekali, ibaratnya semuanya itu tidak instan.

Wallahu a'lam

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎

Baiklah shalihah semuanya, jazakillah khair sudah diberikan kesempatan untuk berbagi dan sharing ilmu yang insyaaAllah bermanfaat dan bernilai kebaikan untuk kita semua, jangan putus untuk selalu menuntut ilmu yaa, karena ilmu itu luas dan ada dimana saja.

Semoga bisa bertemu kembali, Aamiin allahumma aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar