Selasa, 15 September 2020

LIFE IS A CHOICE



OLeH  : Ustadz Erwan Wahyu Wibowo

       💎M a T e R i💎

بِسْـــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِِِ الرَّحِيْـــــــم
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ اْلإِيْمَانِ وَاْلإِسْلاَمِ. وَنُصَلِّيْ وَنُسَلِّمُ عَلَى خَيْرِ اْلأَنَامِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ

رَبِّ اشْرَحْ لِىْ صَدْرِىْ وَيَسِّرْلِىْ اَمْرِىْ وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِىْ يَفْقَهُوْاقَوْلِى
 وَأَنزَلْنَآ إِلَيْكَ ٱلْكِتٰبَ بِٱلْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ ٱلْكِتٰبِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ ۖ فَٱحْكُم بَيْنَهُم بِمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَآءَهُمْ عَمَّا جَآءَكَ مِنَ ٱلْحَقِّ ۚ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا ۚ وَلَوْ شَآءَ ٱللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وٰحِدَةً وَلٰكِن لِّيَبْلُوَكُمْ فِى مَآ ءَاتَىٰكُمْ ۖ فَٱسْتَبِقُواْ ٱلْخَيْرٰتِ ۚ إِلَى ٱللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ ٤٨

❬48❭ "Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Alloh ﷻ turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Alloh ﷻ menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Alloh ﷻ hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Alloh ﷻ-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,"
(QS. Al Maidah 5: 48).

Pertama-tama marilah kita senantiasa bersyukur kepada Alloh ﷻ atas limpahan nikmat-Nya, baik nikmat lahir, dan terutama nikmat batin. Nikmat batin berupa nikmat beribadah kepada Alloh ﷻ, nikmat menghadiri majelis ilmu dan nikmat berkumpul dengan orang-orang sholih.

Sholawat serta salam senatiasa kita haturkan kepada qudwah Hasanah  Rasulullah  ﷺ karena berkat perjuangan beliau kita dapat menikmati indahnya Islam seperti saat ini.

Pada malam ini saya diminta untuk menyampaikan pilihan dalam hidup; Life is Choice.
Bukan tentang milih jodoh sih ini maksudnya
tapi dari TOR yang disampaikan ke saya adalah tentang sistem hidup yang kita pilih.

Coz bahasa pilihan sistem hidup, so saya akan menyampaikan tafsir QS. Al Maidah ayat 48 di atas.

Sebenernya kalau utuh QS. Al Maidah 48, 49, 50
coba malam ini saya sampaikan tafsir ayat 48 dulu. Ayat 49 dan 50 bisa disampaikan lain waktu, atau bisa disampaikan muwajih lain.

Saya akan pakai referensi tafsir Tafsir Fii Zhilalil Quran (Indahnya hidup di bawah naungan Qur’an) dr Sayyid Qutb.

Good people Masyarakat perindu surga yang dirahmati Alloh ﷻ.

QS. Al Maidah ayat 48 di atas memaparkan "Islam" dalam bentuk finalnya, untuk menjadi agama bagi seluruh manusia; dan syariatnya menjadi aturan atau pedoman bagi semua manusia juga
Islam adalah manhaj (metode) yang menjadi acuan kehidupan dalam berbagai cabang dan kegiatannya.

Islam merupakan syariat yang menjadi bingkai kehidupan dan menjadi poros acuan akidah, sistem sosial, tatanan perilaku individu (akhlaq) dan tatanan hukum, yang bukan cuma untuk diketahui, dipelajari, atau disalin dalam kitab-kitab dan buku-buku tapi bener-bener sesuatu yang diimplementasikan dalam semua aspek kehidupan.

Syariat Islam datang dengan mengantisipasi segala perkembangan zaman dengan sangat cermat. Tidak ada sesuatupun yang dibiarkan atau dapat diganti dengan hukum lain baik dalam perkara kecil maupun perkara besar dalam urusan kehidupan.

Oleh karena itu, hanya ada dua alternatif, Islam atau jahiliah (hawa nafsu), so di sinilah letak pilihan itu. Kalau Alloh ﷻ menghendaki, niscaya dijadikan-Nya manusia ini sebagai umat yang satu, mudah dan sangat bisa Alloh ﷻ mewujudkannya.

Akan tetapi, Alloh ﷻ menghendaki ditegakkannya syariat-Nya, dan setelah itu terserahlah bagaimana manusia meresponnya. Mau mengikuti syariat atau menuruti hawa nafsu (jahiliyah). Ending dari pilihan itupun jelas
kita sebagai Manusia musti aware (waspada) dengan ketetapan yang pasti itu (ending dari pilihan), dan musti berhati-hati dengan sangat tinggi terhadap segala sesuatu yang dapat membelokkan hati yang bisa saja dijadikan alasan untuk meningggalkan walaupun sedikit dari syariat ini dengan alasan kondisi dan situasi tertentu.

Pilihan-pilihan seperti sangat mungkin kita temui, in the middle of kondisi dan situasi, misalnya seorang muslimah diminta melepaskan hijabnya demi bisa bekerja disebuah perusahaan.

Bagaimana mungkin kita termasuk beriman jika kita melepaskan syariat Alloh ﷻ secara total (atau sebagian) padahal syariat ini sangat tepat diberlakukan dalarn segala situasi dan kondisi, bahkan mendesak untuk diberlakukan?!
"Kami telah turunkan kepadamu Al-Qur’an dengan membawa kebenaran..." (QS. al-Maa'idah: 48)

Kebenarannya syariat Islam ini tercermin pada sumbernya (Alloh ﷻ), dari jurusan yang berwenang menurunkan syariat dan menetapkan peraturan.

Kebenarannya tercermin didalam seluruh kandungannya, didalam semua persoalan aqidah dan syariat yang dipaparkan di dalamnya, dari semua informasi yang diberitakannya, dan didalam pengarahan yang dibawanya.
Ada kita apa yang terkandung dalam Al Qur'an yang bisa dibantah kebenaranya?
Secara science pun tidak terbantahkan. Ada kita informasi yang diberitakan dalam Al Qur'an itu hoax?

Bahkan info umat terdahulu pun satu demi satu terkonfirmasi kebenaranya hari ini (ingat kisah ditenggelamkannya Firaun yang terkonfirmasi dengan jenazah yang masih ada sampai hari ini dan bisa dipelajari sebab kematiannya).

Atau ada kita pengarahan atau petunjuk, perintah dan larangan yang tidak logis dalam Al Qur'an?
Bahkan larangan mengkonsumsi ini itu, semua terkonfirmasi secara medis berbahaya bagi kesehatan kita.

"...Membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitabkitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu."

Inilah bentuk terakhir agama Alloh ﷻ, yang menjadi rujukan terakhir dalarn semua urusan, sebagai manhaj (metode) kehidupan dan tatanan manusia, dan aturan hidup mereka, yang tidak dapat ditandingi dan diganti.

Karena itu, semua perselisihan harus dikembalikan kepada kitab ini untuk dipecahkan, baik perselisihan dalam persepsi aqidah di antara para perneluk agama samawi, maupun dalam bidang syariat yang dibawa kitab ini dalam bentuknya yang terakhir, perselisihan yang terjadi di kalangan kaum muslimin sendiri (khilafiyah).

Maka, yang menjadi rujukan untuk mengembalikan pendapat dan pikiran mereka dalam seluruh urusan kehidupan ini adalah kitab (Al-Qur'an) ini.

Sedangkan, pendapat-pendapat manusia yang tidak sandar dari rujukan terakhir ini, tidak bernilai sama sekali.

Agama ini telah sempurna, nikmat Alloh ﷻ yang diberikan kepada kaum muslimin sudah cukup, dan Alloh ﷻ telah meridhoi agarna Islam ini menjadi manhaj (metode) kehidupan semua manusia.

Sudah tidak ada peluang untuk merevisi atau mengganti agama ini. Tidak ada jalan untuk meninggalkan sebagian hukumnya dengan beralih kepada hukum yang lain, atau untuk meninggalkan sebagian syariatnya dan berpindah kepada "syari'at" lain.

🌸🌷🌸
Good people Kakak-kakak perindu surga yang dirahmati Alloh ﷻ.

Sesungguhnya Alloh ﷻ sudah mengetahui ketika Dia meridhai Islam menjadi agama bagi manusia, bahwa agama ini akan meliputi seluruh manusia.

Alloh ﷻ pun mengetahui ketika Dia meridhai Islam menjadi rujukan terakhir, bahwa ia akan mewujudkan kebaikan bagi semua manusia, dan akan meliputi seluruh kehidupan manusia hingga hari kiamat.

Alloh ﷻ mengetahui bahwa banyak alasan yang dapat dikemukakan untuk membenarkan tindakan berpaling dari apa yang diturunkan Alloh ﷻ dan mengikuti hawa nafsu dari manusia.

Maka, Alloh ﷻ memperingatkan kepada Nabi-Nya  ﷺ di dalam ayat-ayat ini dua kali agar tidak mengikuti hawa nafsu orang-orang tersebut. Juga untuk tidak sampai tegoda oleh mereka untuk berpaling dari sebagian dari apa yang diturunkan Alloh ﷻ kepada beliau.

Alasan pertama ialah keinginan manusia untuk menyatukan hati antar golongan yang beraneka macam. Agar memberlakukan sebagian keinginan mereka ketika berbenturan dengan hukum syariat, dan cenderung untuk meremehkan urusan yang dipandang kecil, atau yang tampaknya tidak termasuk persoalan syariat yang pokok dengan dalih kebersamaan.

Salah satu sebab turunya ayat ini adalah riwayat kaum Yahudi Madinah menawarkan kepada Rasulullah ﷺ bahwa mereka akan beriman kepada beliau apabila beliau mau berkompromi dengan mereka untuk mentolerir beberapa hukum tertentu di hukum rajam. Intinya kalau berzina juga beratlah hukumannya.

Peringatan pun turun khusus berkenaan dengan penawaran ini
Nah yang model nawar syariat begini kan sering kita jumpai, so ini sudah diantisipasi oleh Alloh ﷻ. Makanya turun ayat Al Maidah 48 ini.

Karena tawaran sebagaimana yang yang dikemukakan kaum yahudi tadi itu bisa dalam bermacarn-macam konteks, dan ditawarkan kepada para pengikut syariat pada semua zaman. Termasuk zaman kita saat ini yang aktual dengan dalih persatuan maka sila Ketuhanan Yang Maha Esa hendak dilebur jadi satu sila, "gotong royong."

See, terbukti kan....

Atau, demi kebersamaan atau kesatuan, maka harus ada toleransi. Kita diminta toleran dengan penganut LGBT, karena sama-sama anak bangsa.

Alloh ﷻ berkehendak membuat kepastian dalam urusan ini, dan memotong (cut off) semua jalan keinginan manusia yang tersembunyi untuk bersikap gegabah dengan mengemukakan alasan karena situasi dan kondisi.

Alasan kebersamaan, kesatuan, toleransi, dengan mengedepankan hawa nafsu. diantisipasi oleh Allah dengan berfirman kepada Nabi-Nya, "Sesungguhnya kalau Allah menghendaki, niscaya dijadikan-Nya manusia sebagai umat yang satu."

Tetapi, Alloh ﷻ memberikan pilihan bagi masing-masing mereka jalan dan metode. Juga menguji mereka dengan agama dan syariat-Nya, dan dengan segala pemberian yang diberikan-Nya kepada mereka di dalam kehidupan.

Masing-masing mereka menempuh jalannya sendiri. Kemudian semuanya akan kembali kepada Alloh ﷻ.

"Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja). Tetapi, Allah hendak mengujikamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu."' (QS. al-Ma'idah: 48)

Dengan ini, Alloh ﷻ menutup seluruh pintu masuk. Khususnya, yang kelihatannya baik, melunakkan hati, dan menyatukan barisan, namun sedikit mengabaikan syariat Alloh ﷻ, demi menyenangkan semua pihak.

Manusia telah diciptakan oleh Alloh ﷻ dan masing-masing memiliki persiapan, aliran, metode, dan jalan.

Karena suatu hikmah, maka Alloh ﷻ menciptakan mereka berbeda-beda seperti itu. Alloh ﷻ juga menawarkan kepada mereka petunjuk dan pilihan.

Semua ini dijadikannya sebagai ujian yang karenanya mereka akan mendapatkan balasan pada hari ketika mereka dikembalikan kepada-Nya, toh mereka pasti akan kembali kepada-Nya.

Bagian terakhir dari ayat ini menegaskan kembali ini dan menambah kejelasannya.

"Maka, Putuskanlah perkara mareka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu." (QS. al-Maa'idah: 48)

Ayat itu yang berarti melarang meninggalkan semua atau sebagian syariat Alloh ﷻ untuk mengikuti hawa nafsu. Kemudian diperingatkanlah Rasulullah ﷺ agar jangan mau dipalingkan oleh mereka dari hukum yang telah diturunkan Alloh ﷻ. hal inipun kemudian yang berlaku bagi kita, supaya jangan sampai kita bersedia dipalingkan oleh orang-orang yang bermulut manis dengan alasan yang seolah-olah baik padahal bertentangan dengan aturan Alloh ﷻ.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

In sha Allah itu yang bisa saya sampaikan
silahkan bila ada yang hendak didiskusikan.

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
 💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎

Jika good people baru mengenal syariat Islam dan ingin langsung seperti Rasulullah ﷺ atau para sahabat maka lelah dan letih yang didapatkan sehingga berujung mendadak berhenti dan berbalik arah.

Untuk itu good people, sebaiknya jalani prosesnya sehingga menjadi Istiqamah, sehingga kita bisa lebih kuat dalam menjalankan syariat agama Islam yang kita cintai ini.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

Tidak ada komentar:

Posting Komentar