Selasa, 15 September 2020

REMAJA DAN PROBLEMATIKA CINTA



OLeH  : Bunda Heradini F., S.Psi

💘M a T e R i💘

ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﻭﺭﺣﻤﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺑﺮﻛﺎﺗﻪ


اعوذبالله من الشيطان الرجيم
بسم الله الرحمن الرحيم
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَسْتَهْدِيْه
ِ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَهَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.

Puji syukur kehadirat Allah ﻋﺰّﻭﺟﻞّ  atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga kita bisa berjumpa  di kajian malam hari ini di room Perindu Surga, dalam kafaah keilmuan kita untuk menjadi seorang yang lebih baik lagi dalam bertaqarrub kepada Allah, menguatkan Azzam dalam jamaah, memaksimalkan potensi dakwah, menyemaikan syariah dalam bermuamalah hingga dunia bersemai indah.

Shalawat dan salam kita haturkan pada baginda Rasulullah ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ , yang berakhlak mulia, uswatun hasanah.
Semoga terus memotivasi kita untuk terus menjadi lebih baik.

Semoga pada malaam hari yang barokah ini, insyaAllah mampu menerangi kita untuk selalu dekat dengan-Nya untuk menuju Jannah yang Abadi...
Aamiin ya robbal alaamiin.

Tema kajian kita malam ini adalah
REMAJA DAN PROBLEMATIKA CINTA


Akhwati fillah penghuni room perindu surga yang dirahmati Alloh ﷻ
Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun, menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah.

Secara etimologi, istilah remaja meliputi dua istilah yang membedakan remaja itu sendiri, yaitu istilah pubertas dan adolesen. Perbedaan ini berdasarkan peninjauan atas kematangan-kematangan yang menonjol yang terjadi pada masa remaja itu.

1. Istilah pubertas menunjukkan kepada adanya psikis remaja. pubertas (puberty) berasal dari kata pubes yang artinya “bulu”. Jadi masa ini ditandai dengan perubahan-perubahan jasmani seperti tambah bulu, tinggi, dan berat badannya, kematangan organ-organ seks, dan sebagainya.

2. Istilah adolesen diarahkan dengan tumbuh kematangan atau kedewasaan yang meliputi seluruh aspek kepribadian baik fisik maupun mental.

Batasan seseorang disebut remaja mengacu kepada beberapa faktor:

1) Perubahan jasmani, yaitu melihat tanda-tanda fisik yang menunjukkan kematangan seksual dengan timbulnya gejala-gejala biologis.

2) Gejala sosiologis, yakni ketika anak sudah harus dapat berdiri sendiri.

3) Gejala-gejala fisiologis, yakni dengan memperhatikan perkembangan psikis yang berlangsung pada masa tersebut.

4) Gejala-gejala psikologis, yang mengutamakan perkembangan seksualitas seseorang.

🔷🌷🔷
Akhwati fillah....
Pada masa remaja inilah umumnya dikenal sebagai masa pancaroba, keadaan remaja penuh energy, serba ingin tahu, belum sepenuhnya memiliki pertimbangan yang matang, mudah terombang ambing, mudah terpengaruh, nekat dan berani, emosi tinggi, selalu ingin coba dan tidak mau ketinggalan.

Pada masa inilah mereka merupakan kelompok yang paling rawan dan rentan terhadap hal-hal yang sifatnya cenderung kearah yang lebih negative, seperti merokok, pecandu narkotika, judi dan lain-lain.

Mulailah timbul berbagai masalah.
Apa problematika cinta yang biasa dialami remaja?
Banyak ya....

1) Cinta bertepuk sebelah tangan.
2) Cinta pertama.
3) Intervensi teman.
4) Tantangan komitmen.
5) Larangan orang tua.

Ini semua adalah problem umum percintaan remaja
Dan yang paling parah adalah....

Hamil duluan, 240 siswa di jepara kompak minta dispensasi sekolah.

Dikutip dari Facebook a/n Saptuari Sugiharto.

240 siswa, usia 16 sampai 17 tahun selama pandemi, apa karena sekolah di rumah tidak perlu ke sekolah jadi lost control orang tua.

Ngeri membacanya, dan ini baru satu kabupaten semoga berita ini tidak berlanjut.

Ini problem yang paling parah, hamil duluan dengan embel-embel cinta.

🔷🌷🔷
Akhwati fillah....
Faktor apa saja yang membuat problematika remaja bisa sedemikian parah?

Kebobrokan mental remaja atau juvenile delinquency dapat ditinjau dari empat faktor penyebab yakni:

1) Faktor pribadi,

2) Faktor keluarga yang merupakan lingkungan utama,

3) Faktor lingkungan sekolah dan,

4) Lingkungan sekitar yang secara potensial dapat membentuk perilaku seorang anak (remaja).

◼️1. Faktor Pribadi

Setiap manusia dilahirkan dalam keadaaan suci, bimbingan orang tua yang bertanggung jawab dapat mengantarkan individu manusia menerima hidayah Alloh ﷻ, sehingga potensi kemalaikatan yang ada dalam dirinyalah yang akan berkembang, sebaliknya tanpa bimbingan orang tua tidak mustahil justru potensi kebinatangan yang ada dalam diri individu yang akan muncul.

Hal ini berlaku karena individu tersebut telah dikuasai oleh naluri agresif dan tidak rasional yang mewakili nafsu kebinatangan, serta pengalaman yang diterima sejak kecil.

◼2. Faktor Keluarga

Pada tahap perkembangan awal sebagian besar waktu anak pada umumnya dihabiskan di lingkungan rumah atau dalam pengawasan keluarga, ini berarti bahwa perkembangan mental, fisik dan sosial individu ada di bawah arahan orang tua atau terpola pada kebiasaan yang berlaku dalam rumah tangga. Dengan demikian jika remaja menjadi nakal atau liar maka kemungkinan besar faktor keluarga turut mempengaruhi keadaan tersebut.

Kondisi keluarga yang dapat menyumbang terhadap terjadinya kenakalan anak adalah kurangnya perhatian yang diberikan orang tua, serta kurangnya penghayatan dan pengamalan orang tua atau keluarga terhadap agama, karena bak kata pepatah "Buah itu tidak akan pernah jauh jatuh dari pohonnya."

◼️3. Lingkungan Sekolah

Sekolah merupakan lingkungan belajar kedua, yang berkontribusi terhadap keberhasilan dan ketidakberhasilan, dengan salah satu indikator kenakalan anak.

Faktor sekolah yang berkontribusi terhadap kenakalan remaja antara lain disiplin sekolah yang longgar, ketidak acuhan guru dan pengelola sekolah terhadap masalah siswa (anak) diluar urusan sekolah, serta tidak lancarnya komunikasi antara guru dan orang tua yang menyebabkan kecilnya peran orang tua dalam kemajuan pendidikan anaknya.

Faktor lingkungan merujuk kepada peran masyarakat, multimedia dan berbagai fasilitas, serta pusat-pusat hiburan yang menyediakan berbagai produk yang bisa menumbuhkan dan meningkatkan rangsangan seksual dan nafsu hewani.

◼️4. Lingkungan Sekitar

Aktivitas lingkungan yang menyumbang terhadap kenakalan remaja antara lain pergaulan bebas diantara pria dan wanita, sikap primitive yang ditunjukkan masyarakat, munculnya pusat-pusat hiburan serta pertunjukkan yang mengumbar birahi serta tayangan kekerasan dan pornografi.

Bagaimana solusinya?
Yaitu dengan membenahi ke 4 faktor diatas.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
         💘TaNYa JaWaB💘

0️⃣1️⃣ Safitri ~ Banten
Assalamualikum bun,

Benar tidak sih kalau mendidik anak perempuan itu lebih mudah daripada mendidik anak laki-laki?

🔷Jawab:
Wa'alaikumsalam,

Gampang-gampang susah ya...
Kadang gampang anak laki. Kadang mudah anak perempuan. Tergantung sama karakter anak juga.
Memang anak perempuan cenderung penurut. Tapi kalau tidak dijaga benar-benar, bisa kebablasan seperti kasus diatas. Diam, tapi tahu-tahu hamil. Kan berabe. Naudzubillah...

Zaman dulu malah punya anak perempuan itu aib. Bikin malu keluarga, maka Rasulullah ﷺ bersabda siapa yang punya anak perempuan di didik dengan sebaik-baik pendidikan, dia taat pada Alloh ﷻ dan Rosul-Nya, taat kepada orang tua dan suami. Menjaga kemuliaannya, maka akan menjadi tiket surga buat orang tuanya.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
 💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘

Anak adalah investasi dunia akhirat. Anak adalah amanah kita. Bagaimana baiknya mereka akan menjadi salah satu penentu bagaimana baiknya kita dihadapan Alloh ﷻ kelak.

Maka jagalah amanah itu. Dari mulai bayi, anak, hingga tumbuh remaja. Didiklah mereka dengan sebaik-baik pendidikan agar ketika kita mengembalikan titipan Alloh ﷻ ini, bisa kembali dalam keadaan mulia.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

Tidak ada komentar:

Posting Komentar