Selasa, 29 September 2020

MAKSIAT SAAT SENDIRIAN



OLeH   : Ustadz  Undang Suherlan

          💘MaTeRi💘

الحمد لله
نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ...

ام بعد

Segalanya milik Alloh ﷻ apa yang ada di langit dan bumi, kenikmatan dan kesusahan asalnya dari Alloh ﷻ sudah selayaknya kita panjatkan puji dan syukur hanya kepada Alloh ﷻ.

Agama Islam adalah agama yang mengangkat dan membebaskan manusia dari jaman jahiliah zaman kegelapan menuju ke zaman yang terang benderang, sudah selayaknyalah kita sebagai umatnya senantiasa menghaturkan sholawat dan salam hanya kepada Nabi Muhammad ﷺ.

Seseorang yang ketika dihadapan orang banyak terlihat alim dan shalih.

Namun kala sendirian, saat sepi, ia menjadi orang yang menerjang larangan Alloh ﷻ.

Inilah yang dapat dilihat dari para penggiat dunia maya. Ketika di keramaian atau dari komentar ia di dunia maya bisa berlaku sebagai seorang alim dan shalih. Namun bukan berarti ketika dalam kesepian, ia seperti itu pula.

Ketika sendirian browsing internet, ia sering bermaksiat. Pandangan dan pendengarannya tidak bisa ia jaga.

Keadaan semacam itu telah disinggung oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam jauh-jauh hari.

Dalam hadits dalam salah satu kitab sunan disebutkan,

عَنْ ثَوْبَانَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّهُ قَالَ : « لأَعْلَمَنَّ أَقْوَامًا مِنْ أُمَّتِى يَأْتُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِحَسَنَاتٍ أَمْثَالِ جِبَالِ تِهَامَةَ بِيضًا فَيَجْعَلُهَا اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ هَبَاءً مَنْثُورًا ». قَالَ ثَوْبَانُ : يَا رَسُولَ اللَّهِ صِفْهُمْ لَنَا جَلِّهِمْ لَنَا أَنْ لاَ نَكُونَ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لاَ نَعْلَمُ. قَالَ : « أَمَا إِنَّهُمْ إِخْوَانُكُمْ وَمِنْ جِلْدَتِكُمْ وَيَأْخُذُونَ مِنَ اللَّيْلِ كَمَا تَأْخُذُونَ وَلَكِنَّهُمْ أَقْوَامٌ إِذَا خَلَوْا بِمَحَارِمِ اللَّهِ انْتَهَكُوهَا »

Dari Tsauban, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata, “Sungguh aku mengetahui suatu kaum dari umatku datang pada hari kiamat dengan banyak kebaikan semisal Gunung Tihamah. Namun Alloh ﷻ menjadikan kebaikan tersebut menjadi debu yang bertebaran.” Tsauban berkata, “Wahai Rasulullah, coba sebutkan sifat-sifat mereka pada kami supaya kami tidak menjadi seperti mereka sedangkan kami tidak mengetahuinya.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Adapun mereka adalah saudara kalian. Kulit mereka sama dengan kulit kalian. Mereka menghidupkan malam (dengan ibadah) seperti kalian. Akan tetapi mereka adalah kaum yang jika bersepian mereka merobek tirai untuk bisa bermaksiat pada Alloh.”
(HR. Ibnu Majah no. 4245. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).

Hadits di atas semakna dengan ayat,

يَسْتَخْفُونَ مِنَ النَّاسِ وَلَا يَسْتَخْفُونَ مِنَ اللَّهِ وَهُوَ مَعَهُمْ إِذْ يُبَيِّتُونَ مَا لَا يَرْضَى مِنَ الْقَوْلِ وَكَانَ اللَّهُ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطًا

“Mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Alloh ﷻ, padahal Alloh ﷻ beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang Alloh ﷻ tidak ridhai. Dan adalah Allah Maha Meliputi (ilmu-Nya) terhadap apa yang mereka kerjakan.” (QS. An-Nisa’: 108).

Walaupun dalam ayat tidak disebutkan tentang hancurnya amalan.

Padahal, hakikat takwa itu adalah tetap taat kepada Alloh ﷻ meskipun kamu sedang dalam kesendirian.

Ketika tidak ada yang melihat, saat ada peluang maksiat, bahkan ketika bisa berbuat zalim.

Tetaplah berada dalam ketaatan. Jangan lakukan maksiat dalam keheningan. Sebab, kamu tidak pernah benar-benar sendiri. Alloh ﷻ selalu melihat.

Dan inilah yang akan meraih kemuliaan disisi Alloh ﷻ, simak Kalam-Nya dengan iman.

“Sesungguhnya kamu hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikuti peringatan dan yang takut kepada Tuhan yang Maha Pemurah, walaupun dia tidak melihatnya. Maka berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia.” (QS. Yasin: 11).

“Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhannya yang tidak nampak oleh mereka, mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar.”
(QS. Al Mulk: 12).

Ketika di akhirat nanti, seorang datang dengan sholatnya, zakatnya, shaumnya, hajinya. Tapi semua amal ibadah dia sirna.

Oleh sebab apa?

Ia senang melakukan maksiat dalam keheningan. Macam ragamnya, hitungan angka yang hanya dirinya yang tahu, atau melihat film yang tidak pantas, dia lihat dan dia menikmati itu. Maksiatnya sembunyi-sembunyi. Padahal dia sholat, dia zakat, dia puasa, dia haji. Maka hancurlah semua nilai ibadahnya!

Wallahu a'lam
         
🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
         💘TaNYa JaWaB💘

0️⃣1️⃣ Safitri ~ Banten
Assalamualaikum tadz,

Kenapa ketika sendiri orang lebih mudah dan tergoda untuk bermaksiat. Kenapa begitu ketika sendiri iman lebih lemah dan mudah tergoda sama setan apa ketika sendiri peluang setan lebih mudah dalam mengoda?

🔷Jawab:
Wa'alaikumsalam,

Setan menggoda manusia dari sisi terlemah manusia.

Pada saat sendirilah dorongan hawa nafsu kadang memenangkan bisikan setan.

Makanya kenapa berjamaah lebih utama daripada sendiri. Berjamaah saja kita masih mengikuti bisikan setan apalagi sendiri?

Usahakan ketika posisi sedang sendiri tetap perbanyak dzikir, perbanyak tilawah, perbanyak istighfar.

Wallahu a'lam

0️⃣2️⃣ Phity ~ Yogja
Ustadz jika yang sholat, shoum dan haji saja bisa terjebak dalam maksiat saat sendirian, bagaimana yang tidak sholat, shoum dan haji? 

Bagaimana caranya agar terhindar dari maksiat saat sendirian?

🔷Jawab:
Azzamkan di hati dan terus di ulang-ulang.
Di Manapun kita berada
Alloh Maha Melihat...
Alloh Maha Melihat...
Alloh Maha Melihat...

Perbanyak dzikir, tilawah, istighfar dan kegiatan-kegiatan positif ketika lagi sendirian.

Wallahu a'lam

0️⃣3️⃣ iSmi ~ Bandung
Assalamualaikum tadz,

Tadi ustadz menyampaikan bahwa nonton film secara diam-diam itu termasuk maksiat.
Nah yang saya mau sampaikan bagaimana kalau kita niat nonton filmnya buat belajar, nambah sharing atau pengalaman buat pribadi!
Dan di zaman sekarang film-film yang kita tonton itu tidak terlepas dari sensor yang seharusnya. 
Nah apakah itu termasuk maksiatnya tidak tadz?

🔷Jawab:
Wa'alaikumsalam,

Yang di maksudkan film di sini film yang terlalu mengumbar aurat.
Karena Badan sensor film pun patokannya bukan kepada syariat Islam tapi ini ada unsur pornografi atau tidak jadi kitanya sendiri yang pintar-pintar film mana yang layak di tonton atau tidak.

Wallahualam

🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
 💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘

Tetaplah dalam ketaatan karena Alloh ﷻ Maha Melihat dimanapun kita berada.

Wallahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar