Selasa, 25 Agustus 2020

WANITA, ANTARA ANUGERAH DAN FITRAH



OLeH  : Ibu Irnawati Syamsuir Koto

      💘M a T e R i💘

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Sahabat-sahabatku yang dicintai Alloh ﷻ.

Wanita adalah anugerah indah yang tercipta di dunia ini. Dialah makhluk Alloh ﷻ yang diberikan keistimewaan yang unik, menjadikan dunia ini semakin ramai. Dari wajahnya terpancar kilau kecantikan, dari fisiknya terlihat gemulai keindahan dan dari dalam dirinya terpancar aura kasih sayang. Ia mengajarkan cinta dan perjuangan. Terlihat lemah, namun dibalik kelemahannya itu terdapat kekuatan dahsyat dan tanggung jawab yang besar untuk mendidik buah hatinya untuk menjadi generasi penerus mulia. Kehormatannya sangatlah tinggi. Itulah WANITA.

Wanita dikatakan perhiasan terindah dunia karena semua yang ada pada diri seorang wanita memang tercipta begitu indah. Maka tak heran jika seorang laki-laki selalu mengagumi keindahan seorang wanita, karena dilihat disudut manapun wanita akan selalu nampak indah dimata.

Ada sejumlah sifat yang hanya dimiliki oleh kaum laki-laki atau kaum perempuan, yang tidak bisa dilakukan oleh lawan jenisnya. Contohnya, kaum perempuan mempunyai potensi untuk mengandung dan menyusui anak-anaknya; sementara laki-laki yang secara fisik lebih kuat tidak bisa menjalankan fungsi tersebut.

Sayangnya, dalam sistem buatan manusia, “kesetaraan” antara kaum laki-laki dan perempuan dimaknai dengan “kesamaan”. Akibatnya laki-laki dan perempuan didorong untuk saling berkompetisi dalam menjalani peran dan fungsi yang sama.

Pepatah mengatakan, bahwa wanita adalah tiang negara. Jika baik wanitanya maka akan baik pula negaranya, akan tetapi jika wanitanya buruk, maka buruk pula negaranya. Hal ini dikarenakan peranannya yang begitu penting.

Dari rahimnya akan lahir generasi penerus, melalui tangannya akan terdidik generasi lurus, yang kelak akan menyebarkan kalimat-kalimat Alloh ﷻ di seluruh penjuru dunia. Oleh karena itulah, bagi islam, kedudukan wanita sangat mulia.

Wanita adalah salah satu makhluk ciptaan Alloh ﷻ yang mulia. Wanita memiliki kedudukan yang sangat agung dalam Islam. Islam sangat menjaga harkat, martabat seorang wanita. Wanita yang mulia dalam Islam adalah para muslimah yang shalihah
.
Berikut tentang keistimewaan wanita shalihah berdasarkan hadits-hadits Nabi Muhammad ﷺ:

◼️1. Wanita Shalihah Adalah Sebaik-baiknya Perhiasan Dunia

Di dalam sebuah hadits disebutkan:

اَلدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ.

“Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah isteri yang shalihah.” (HR. Muslim dari Abdullah bin Amr).

◼️2. Wanita Yang Shalihah Itu Lebih Baik Daripada Bidadari Surga

Keistimewaan wanita shalihah itu tidak dimiliki oleh para bidadari surga. Keistimewaan dan kelebihan ini membuat mereka lebih mulia dibandingkan para bidadari surga.

Sebagaimana keterangan hadits berikut ini:

 وفي الحديث أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال إن الآدميات من نساء أهل الدنيا أفضل من الحور العين سبعين ألف ضعف

Artinya, “Dalam hadits disebutkan, Rasulullah ﷺ bersabda, ‘Perempuan berjenis manusia asal dunia lebih utama daripada para bidadari surga 70.000 kali lipat,’”

Ibnu Mubarok menyampaikan riwayat dari Hibban bin Abi Jabalah. Beliau mengatakan,

إن نساء الدنيا من دخل منهن الجنة فضلن على الحور العين بما عملن في الدنيا

Sesungguhnya wanita dunia yang masuk surga lebih unggul dibandingkan wanita surga, disebabkan amal yang mereka kerjakan sewaktu di dunia.

Imam Ibnu Utsaimin menjelaskan,

المرأة الصالحة في الدنيا- يعني: الزوجة- تكون خيراً من الحور العين في الآخرة ، وأطيب وأرغب لزوجها ، فإن النبي صلى الله عليه وعلى آله وسلم أخبر أن أول زمرة تدخل الجنة على مثل صورة القمر ليلة البدر

Wanita salihah di dunia yaitu para istri lebih baik dibandingkan bidadari di akhirat. Mereka lebih indah dan lebih dicintai suaminya. Karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan bahwa kelompok pertama yang masuk surga itu seperti cahaya bulan di malam purnama.

◼️3. Wanita Diberi Pengecualian Khusus Dalam Beribadah

Dalam masa-masa tertentu, perempuan diperbolehkan (dalam kasus ini malah diwajibkan) oleh Alloh ﷻ untuk tidak menunaikan salat. Haid dan Nifas merupakan pengecualian dari Alloh ﷻ agar perempuan (untuk sementara) tidak Sholat maupun Puasa. Hak khusus yang tidak dimiliki lelaki sama sekali.

ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟﺼَّﻼَﺓُ ﻭَ ﺍﻟﺴَّﻼَﻡُ : ﻣَﺎ ﻣِﻦْ ﺍِﻣْﺮَﺍﺓٍ ﺗَﺤِﻴْﺾُ ﺇِﻻَّ ﻛَﺎﻥَ ﺣَﻴْﻀُﻬَﺎ ﻛَﻔَﺎﺭَﺓٌ ﻟِﻤَﺎ ﻣَﻀَﻰ ﻣِﻦْ ﺫُﻧُﻮْﺑِﻬَﺎ ﻭَﺇِﻥْ ﻗَﺎﻟَﺖْ ﻓِﻲْ ﺃَﻭَّﻝِ ﺍﻟْﻴَﻮْﻡِ

Telah bersabda Rasulullah ﷺ, “Siapa saja wanita yang mengalami haid maka sakitnya haid yang mereka alami akan menjadi Kafaroh (tebusan) bagi dosa-dosanya yang terdahulu."

◼️4. Dapat Masuk Surga Dari Pintu Manapun

Rasulullah menjelaskan bahwa perempuan shalihah bisa masuk surga dari pintu manapun apabila mereka memenuhi empat kriteria berikut: Menunaikan shalat 5 waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjauhi zina dan berbakti kepada suami.

Hal ini dijelaskan dalam hadits:

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bertutur,

“إِذَا صَلَّتْ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا، وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا؛ قِيلَ لَهَا ادْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ”.

“Jika seorang wanita menunaikan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dan menaati suaminya; niscaya akan dikatakan padanya: “Masuklah ke dalam surga dari pintu manapun yang kau mau.” (HR. Ahmad dari Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu’anhu dan dinyatakan hasan oleh Syaikh al-Albany).

◼️5. Surga Itu Di Bawah Telapak Kaki Ibu

Sebagaimana hadits Nabi Muhammaad yang riwayat imam Ibnu Majah dari Mu’awiyah bin Jahimah r.a:

عن معاوية ابن جاهمة قال: أتيتُ النبي صلى الله عليه وآله وسلم فقلت: يا رسول الله، إني كنت أردت الجهاد معك أبتغي بذلك وجه الله والدار الآخرة، قال: «وَيْحَكَ، أَحَيَّةٌ أُمُّكَ؟» قلت: نعم يا رسول الله، قال: «فارْجِعْ فَبَرَّهَا»، ثم أتيته من الجانب الآخر فقلت: يا رسول الله إني كنت أردت الجهاد معك أبتغي بذلك وجه الله والدار الآخرة، قال: «وَيْحَكَ، أَحَيَّةٌ أُمُّكَ؟» قلت: نعم يا رسول الله، قال‏:‏ «فارْجِعْ فَبَرَّهَا»، ثم أتيته من أمامه فقلت‏:‏ يا رسول الله إني كنت أردت الجهاد معك أبتغي بذلك وجه الله والدار الآخرة قال‏:‏ «وَيْحَكَ، الْزَمْ رِجْلَهَا، فَثَمَّ الْجَنَّة

Dari Mu’awiyah ibn Jahimah, ia berkata, “Aku datang kepada Nabi  ﷺ., lalu aku berkata, “Wahai Rasulullah, sungguh aku ingin berjihad bersamamu, aku mengharap dengannya ridha Allah dan rumah akhirat (surga).” Beliau pun bersabda, “Celakalah engkau, apakah ibumu masih hidup?” “Iya, wahai Rasulullah.” Jawabku. “Pulanglah, berbuat baiklah dengannya”. Kemudian aku menemuinya di arah sampingnya seraya berkata, “Wahai Rasulullah, sungguh aku ingin jihad bersamamu, aku ingin dengannya meraih ridha Alloh ﷻ dan surga.” “Celakalah, apakah ibumu masih hidup?” ‘Iya wahai Rasulullah” “Pulanglah, berbuat baiklah dengannya.” Lalu aku mendatanginya dari arah depan, aku berkata, “Wahai Rasulullah sungguh aku ingin berjihad bersamamu, aku ingin dengannya meraih ridha Alloh ﷻ dan surga.” Beliau bersabda, “Celakalah, menetaplah di kakinya, maka surga ada di sana.”

◼️6. Ibu Berada 3 Tingkat di Atas Ayah

Wahai Rasûlullâh! Siapakah yang harus saya perlakukan dengan baik? Rasul menjawab, “Ibumu.” Lelaki tersebut bertanya lagi, ”Kemudian siapa?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Ibumu.” Lelaki itu bertanya lagi, ”Kemudian siapa?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Bapakmu.” [Shahîh al-Bukhâri, no 5971 dan Muslim, no. 2548]

◼️7. Berbakti Kepada Ibu Adalah Jihad

Saya bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Amalan apa yang paling dicintai Allâh?’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Shalat pada waktunya,’ Kemudian aku bertanya lagi, ‘Kemudian apa lagi?’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Berbakti kepada orang tua,’ Aku bertanya lagi, ‘Kemudian apa lagi?’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Jihad fî sabîlillâh’ [Shahîh al-Bukhâri , no. 5970 dan Muslim, no. 85]

Menjadi muslimah yang shalihah adalah peran seorang wanita dalam kehidupan beragama dan dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut akan terwujud ketika memahami tugas dasar dan fitrah diri seorang muslimah seperti apa. Juga harus dapat menempatkan dirinya dalam keluarga, lingkungan serta pergaulannya. Muslimah yang sesungguhnya iyalah mereka yang malu ketika melakukan kesalahan dan melakukan dosa.

Fitrah seorang muslimah juga menjadi madrasah pertama bagi anak-anaknya, bukan langsung mencarikan guru les atau orang lain. Karena hamil, melahirkan serta menyusui memang tidak bisa digantikan oleh laki-laki, sehingga bagi seorang perempuan haruslah menjadi ibu yang cerdas dan penyabar.

Selain sebagai seorang ibu dan istri ada pula peran publik yang di emban oleh seorang wanita, yaitu menjadi anggota masyarakat dan sebagai warga negara, dimana organisasi dan politik juga ada di dalamnya. Meskipun fitrah seroang muslimah adalah menjadi wanita yang taat terhadap agama serta suami namun menurut prinsip Islam wanita diperbolehkan menempati kedudukan tersebut.

Namun, bagaimana potret wanita pada saat ini? Wanita menjadi sasaran utama usaha penghancuran agama dan bangsa. Musuh-musuh Islam selalu mencari cara agar Umat Islam khususnya wanita berpaling dari agama mereka. Salah satunya adalah gencarnya isu feminisme, yakni ide yang menuntut kesetaraan hak antara laki-laki dan wanita.

Secara ide, isu feminisme telah berhasil menjajah benak kaum wanita. Bahkan anak-anak, remaja dan mahasiswi adalah sasaran empuk penanaman nilai-nilai kesamaan gender ini. Mereka akan sangat bangga ketika mampu menempati profesi karir dunia. Sementara akan merasa sebagai wanita tidak berguna jika ia tidak bekerja, ibu rumah tangga adalah profesi tidak berharga.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
         💘TaNYa JaWaB💘

0️⃣1️⃣ Riy ~ Yogja
Ijin curhat Dzah,

1. Saya pikir walaupun Jalan yang ditempuh gerakan feminisme itu Ada frontal, tetapi sebagai umat muslim kita perlu belajar pada gerakan ini.

Untuk bisa diterima, Mereka fokus pada ide mereka hingga 20 tahun. Sementara gerakan Islam fokus pada apa untuk mampu melibatkan Perempuan dalam pembangunan bangsa?

2. Agar potensi Dan fitrah perempuan islam itu Maksimal Jalan apa saja yang perlu kita tempuh agar kita juga bisa berkontribusi pada kemajuan Islam?

🔷Jawab:
1. Sejauh ini keterlibatan wanita memang masih jauh, tidak sama seperti di zaman dahulu dimana Ummul mukminin adalah tonggak perjuangan bagi kaum perempuan dengan menjadi madrasah bagi perempuan-perempuan mukmin, beliau mampu mencerdaskan wanita muslimah.

Tapi saat ini hal itu belum terjadi karena sepertinya banyak faktor yang mempengaruhi, dan karena itu pula lah kaum yang bergerak di bidang kesetaraan semakin punya kuku dan seakan akan kondisi ini membenarkan gerakan mereka, miris memang, dan ini menjadi PR buat aktifis-aktifis Islam bagaimana membangun peradaban dengan bertumpu pada wanita muslimah.

2. Satu-satunya adalah Ilmu, wanita muslimah harus cakap dan mengilmui agamanya, dengan ilmu dia bisa berdakwah kepada kaumnya, jika tanpa ilmu, dia tidak akan mampu ikut andil dalam kemajuan Islam. meski jihadnya nanti adalah di rumah, dengan ilmunya dia akan mampu membentuk kader-kader pejuang dari dalam rumahnya.

Wallahu a'lam

0️⃣2️⃣ Rafita ~ Sumut
Apa yang dimaksud dengan perhiasan dunia ustadzah?

🔷Jawab:
Perhiasan adalah sesuatu yang indah, enak dipandang mata, sesuatu yang berharga bagi seseorang, nah wanita sholehah mempunyai karakter seperti itu, dia indah dengan akhlaknya, dia disayang karena budi pekertinya, dan dia berharga karena ilmunya. itulah yang dimaksud wanita sholehah adalah perhiasan dunia.

Wallahu a'lam

0️⃣3️⃣ Erti ~ Bekasi
Bagaimana jika perempuan dengan fungsi ganda sebagai pencari nafkah juga sebagai ibu rumah tangga, sedangkan kita malah dijadikan tulang punggung dalam rumah tangga karena suami malah menggantungkan nafkahnya pada istrinya...

🔷Jawab:
Permasalahan utama ada pada suami, saya tidak tau apakah karena kurangnya usaha suami atau karena adanya kendala. Sejatinya mencari nafkah bukanlah kewajiban istri, tapi kadang memang ada saja kejadian dimana wanita malah menjadi tulang punggung keluarga.

Dalam hal ini, bukan pola pikir yang membuat wanita berbuat seperti itu, dia bekerja bukan karena pemikiran feminisme, tidak ada keinginan untuk kesetaraan gender, tentu ini ha yang berbeda, semua dilakukan karena keadaan dan kondisi. disinilah jika istri ikhlas maka dia telah bersedekah untuk keluarganya. in syaa Allah.

Wallahu a'lam

0️⃣4️⃣ Mala Hasan ~ Lampung
Assalamualaikum bunda Irna...

Seberapa besar peran wanita dalam kehidupan sebagai diri sendiri  sebagai istri dan ibu. Jika dalam kesehariannya selalu merasa tertekan  dan tidak bebas dalam bersikap?

Jazaakillahu khoiran

🔷Jawab:
Wa'alaikumussalam Bunda,

Disinilah pentingnya mencari pasangan yang sholeh dan berilmu, karena lelaki yang sholeh dan berilmu akan memahami sejauh mana peran suami istri dalam rumah tangga. Tapi jika dari awal sudah salah pilih, maka istri sering dibungkam dalam bersuara.

Peran wanita dalam rumah sangat besar baik untuk dirinya, rumah tangga maupun lingkungan, untuk dirinya seorang wanita yang sholehah berperan membangun dan membentuk cakrawala berpikir yang modern sesuai tuntunan, dalam rumah tangga ibu adalah madrasah bagi anak-anaknya, surga bagi suaminya, dilingkungan wanita bisa berperan membentuk karakter wanita sholehah dengan mengajarkan agama kepada para wanita. 

Tapi jika hidup dalam tekanan, maka apa yang bisa dilakukan? Berjuang untuk memperbaiki diri dan terus melatih kesabaran menghadapi kondisi yang ada.  Manfaatkan kondisi yang ada untuk terus menempa diri.

Semoga suatu saat nanti akan ada rahmat dan hidayah dari Alloh ﷻ. Aamiin.

Wallahu a'lam

0️⃣5️⃣ Emi ~ Bekasi
Assalamualaikum wr.wb. bunda,

Fitrah seorang muslim adalah menjadi madrasah pertama bagi anak-anaknya.

Apakah boleh dikatakan Sholeh tidaknya anak itu tergantung ibunya?

🔷Jawab:
Wa'alaikumussalam,

Hal pertama yang harus kita sadari adalah bahwa, milik kita hanyalah segala daya dan usaha serta do'a, lingkungan memang mempunyai pengaruh besar kepada anak, dan pembentukan karakter itu ada ditangan ayah dan ibu, dan ibu sebagai orang yang sering berinteraksi dengan anak, maka akan lebih berpengaruh, karena itulah baiknya anak ada ditangan ibu, sholehnya anak dibentuk dari didikan ibu, usaha maksimal tetap ditangan ibu dan bapak, Namun dibalik itu orang tua harus sadar juga bahwa anak adalah ujian bagi orang tua, bisa jadi didikan orang tua sudah bagus, tapi anak belum seperti yang diinginkan.  Jangan berputus asa, teruslah mendidik anak-anak dengan baik. Hidayah itu ditangan Alloh ﷻ, dan ujian untuk orang tua juga bisa Alloh ﷻ berikan lewat anak-anak yang belum bisa seperti yang diharapkan.

Saya juga berpesan kepada kita semua disini, bahwa jika menemukan dan melihat anak-anak para ustadz atau ustadzah tidak seperti yang kita bayangkan, jangan dicemooh, bisa jadi bukan karena mereka tak mampu mendidik anak-anak, tapi mungkin Alloh ﷻ mengujinya lewat anak-anak tersebut.

Wallahu a'lam

🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
 💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘

Sahabat-sahabatku yang kucintai karena Alloh ﷻ ...

Islam pun menjaga kaum wanita dari segala hal yang dapat menodai kehormatannya, menjatuhkan wibawa dan merendahkan martabatnya.

Bagai mutiara yang mahal harganya, Islam menempatkannya wanita sebagai makhluk yang mulia yang harus dijaga. Atas dasar inilah kemudian sejumlah aturan ditetapkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala.

Dan agar berikutnya, kaum wanita dapat menjalankan peran strategisnya sebagai pendidik umat generasi mendatang.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

Demikian pertemuan kita malam ini, semoga bermanfaat, mohon maaf atas salah dan cela yang terjadi malam ini.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

INDAHNYA HIDUP DENGAN KEDERMAWANAN (Episode 16)



OLeH  : Bunda Endria Soediono

         💎M a T e R i💎

🌷INDAHNYA HIDUP DENGAN KEDERMAWANAN

Bismillaahirrohmaanirrohiim.

Robbisyrohlii shodrii wa yassirlii amrii wahlul ‘uqdatan min lisaani yafqohuu qoulii. Allahumma sholi wa salim ‘alaa Nabiyyina Muhammad.

Ukhtifillah yang semoga dirahmati Allah ﷻ mari kita sejenak meluangkan waktu untuk meredakan pikiran yang lelah. Kita saling berbagi ilmu dan juga saling memberi nasihat dalam kebaikan dan taqwa.

Malam ini saya mendapat amanah untuk menyampaikan tema bincang-bincang kita tentang HIDUP DALAM KEDERMAWANAN.

MasyaAllah tema yang indah dan ‎insyaaAllah jika kita bisa mengambil pelajaran akan mendapati hikmah yang sangat indah atas karunia-Nya.
Di antara hikmah yang bisa kita ambil dalam situasi pandemi yang pada faktanya masih belum reda ini, adalah tumbuhnya kepekaan sosial atau jiwa kedermawanan.

Memang tidak semua orang akan mengarah ke sana atau bisa jadi jauh dari perkara itu.
Akan tetapi sebagian mukmin saya kira ghirah atau semangat kedermawaan justru tumbuh subur di hatinya.
Mengapa bisa ada yang tumbuh subur ada yang tidak?

Kedermawanan adalah perkara yang jika Allah ﷻ tidak berikan taufiq maka aslinya semua manusia di dunia ini sifat dasarnya pelit, kikir karena cinta harta dan keduniaan.

Karena itu hanya jiwa yang dipenuhi dengan keimanan yang baik kepada Allah ﷻ yang orientasi hidupnya tertuju pada akhirat, maka ia akan mudah cenderung memiliki sifat kedermawanan.

Sifat kedermawanan memiliki banyak rahasia yang tersembunyi yang tidak semua orang mampu membacanya kecuali dirinya sudah mantab dalam mendahulukan segala nikmat akhirat daripada dunia.

Untuk itu, mari sejak saat ini kita mulai belajar untuk membangun jiwa kedermawanan pada diri kita. Agar rahmat dan kasih sayang Allah ﷻ semakin banyak dilimpahkan-Nya.

◼️Mengapa Kita Harus Punya Sifat Dermawan Atau Suka Memberi Dan Belas Kasih?

Karena Allah ﷻ itu Maha Belas Kasih. Ar Rahmaan artinya yang Maha Belas Kasih. Diantara maksudnya adalah Allah ﷻ itu sungguh sangat mudah berbelas kasih kepada makhluk-Nya.

√ Perhatikan...
Bukan saja hamba-Nya yang beriman kepada-Nya saja yang Allah ﷻ berikan oksigen dan sumber-sumber kehidupan baginya, tetapi mereka yang tidak beriman pun juga diberikan karunia-Nya.

Ukhtifillah yang semoga dirahmati Alloh ﷻ...
Mari kita merenung sejenak betapa baiknya Allah ﷻ dan sepantasnya jika kita juga mengambil pelajaran dan berusaha semaksimal yang kita mampu agar kita menjadi hamba-Nya yang penuh kasih kepada sesama bahkan kepada siapa saja.

Dan bentuk kasih ini yang paling mudah kita lakukan adalah dengan kedermawanan, dengan kita suka memberi kepada orang lain.
Memberi apa saja yang kita punya yang kiranya diperlukan oleh saudara kita yang lain.

Pemberian itu bisa berupa banyak ragam, diantaranya adalah dengan bersedekah, memberi pertolongan dari suatu masalah kehidupan yang sedang dihadapi oleh saudara kita, memberi nasihat jika diperlukan, memberi bantuan kebutuhan hidup dan lain sebagainya.

Bahkan memberi ketentraman atau kebahagiaan itu juga suatu pemberian yang akan sangat besar nilainya di sisi Allah ﷻ.

 ‎والله أعلم بالصواب

Ada banyak hal yang perlu kita fahami agar pada diri kita tumbuh jiwa dermawan, diantaranya adalah, dengan dermawan (suka memberi) yang tentunya memberi karena Allah ﷻ, maka apa yang akan kita dapatkan faedahnya?

1). Kita akan mendapatkan balasan pahala di dunia dan akhirat.

2). Mendapatkan ketenangan dan kepuasan hati.

3). Mendapat jaminan perlindungan dari bahaya yang mengancam.

4). Menjadi salah satu bekal terbaik ketika kita wafat nanti.

5). Menjadi sebab ridho-Nya Allah ﷻ pada diri kita hingga kita akan memiliki jaminan surga atas karunia rahmat-Nya.

InsyaAllah,
 ‎والله أعلم

🌸🌷🌸
Baik, sedikit waktu lagi sebelum masuk sesi tanya jawab...
Saya ingin mengajak ukhtifillah untuk merenungi mungkin dari kejadian-kejadian yang kita temui kemarin.

Ada kalanya kita mengalami suatu rasa kepuasan dan bahkan rasa bahagia saat kita bisa memberi. Entah apalah yang kita beri atau senilai berapa yang kita berikan kepada orang lain.

Maka yang terjadi adalah orang yang kita beri menerima dengan suka cita dan diri kita tidak kalah bahagianya dari mereka.

Ini adalah suatu gambaran betapa kebiasaan memberi itu sungguh merupakan salah satu tabiat baik yang bisa mendatangkan kebahagiaan bagi diri kita.

Dan lebih dari itu, jika tabiat atau kebiasaan ini kita landaskan karena rasa iman kita kepada Allah ﷻ dan pengharapan kita atas pahala dan ridho-Nya,  maka kebahagiaan yang kita rasakan pun akan semakin berlipat ganda kuatnya.

Jadi, amal sholih itu akan mendatangkan kepuasan jiwa sebesar keimanan kita kepada Allah ﷻ.

Daaan ukhtifillah...
Sungguh tabiat suka memberi atau sifat dermawan ini harus kita latih. Bahkan jika awalnya mungkin asing bagi kita maka paksakan diri kita untuk mencintai memberi kepada sesama kita.

Latihlah dengan memberi hal-hal yang sepele, asal kita ikhlas karena Allah ﷻ kemudian nanti tingkatkan hingga jiwa kita sampai pada mampu atau bahagia saat memberi apa yang kita cintai.
Ingatlah betapa balasan Allah ﷻ itu sangat besar bagi hamba-Nya yang suka memberi kepada sesamanya.

Seperti apa yang dikisahkan seorang pelacur yang telah memberi minum pada anjing yang sedang kehausan dan ia melakukannya karena Allah ﷻ, maka Allah ﷻ berikan balasan surga baginya.
MasyaaAllah...

Itu memberi kepada hewan yaaa...
Lalu bagaimana kiranya balasan Allah ﷻ jika kita memberi kepada orang yang beriman, sesama saudara kita terutama yang membutuhkan?

Wa bil khusus dimasa pandemi ini, mari kita asah jiwa kita agar menjadi lebih dermawan lagi kepada saudara-saudara kita. Lebih ringan lagi dalam bersedekah, lebih mudah tersentuh melihat orang-orang di sekitar kita yang membutuhkan bantuan.

Maka, jangan lagi kita puas dengan rasa iba. Tetapi segeralah tergerak untuk mengulurkan bantuan kepada mereka.

Ingat.. Allah ﷻ itu tidak tidur.. Allah ﷻ itu Maha Melihat apa saja yang dilakukan oleh setiap hamba-Nya. Bahkan tidak saja apa yang diperbuat oleh raganya, tetapi oleh bisikan hatinya pun Allah ﷻ tahu..

سُبْحَانَ اللَّهِ
 وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْاِ نْسَا نَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهٖ نَفْسُهٗ ۖ وَنَحْنُ اَقْرَبُ اِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِ يْدِ

Wa laqod kholaqnal-ingsaana wa na'lamu maa tuwaswisu bihii nafsuh, wa nahnu aqrobu ilaihi min hablil-wariid.

"Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya." (QS. Qaf : Ayat 16)

Jadi, jangan merasa apa yang kita beri untuk sesama kita apa pun itu tidak ada nilainya. Semua jika karena Allah ﷻ maka pasti akan Allah ﷻ balas dengan kebaikan yang berlipat ganda. Bahkan ampunan-Nya dan juga rahmat-Nya surga kelak.

InsyaaAllah..

🌸🌷🌸
Baik terakhir sebelum masuk sesi tanya jawab, saya akan kisahkan satu video yang sangat menyentuh hati.

Betapa suatu tabiat kedermawanan itu selalu meninggalkan atsar atau kesan kesudahan yang baik setelahnya, bahkan kala kita wafatpun apa yang telah kita dermakan akan menjadi bekal yang terbaik. InsyaaAllah.

Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadist bahwa setiap diri kita kelak di akhirat akan dinaungi oleh sedekah kita, artinya pemberian-pemberian kita saat kita hidup di dunia.

”Setiap orang berada di bawah naungan sedekahnya (pada hari Kiamat) hingga diputuskan di antara manusia atau ia berkata: “Ditetapkan hukuman di antara manusia.” Yazid berkata: ”Abul Khair tidak pernah melewati satu haripun melainkan ia bersedekah padanya dengan sesuatu, walaupun hanya sepotong kue atau bawang merah atau seperti ini.” (HR. Al-Baihaqi – Al-Hakim – Ibnu Khuzaimah)

Ukhtifillah, burung-burung dalam video dikabarkan sering mengunjungi sebuah kuburan yang mana penghuni kubur tersebut kabarnya seorang yang semasa hidupnya sering memberi makan burung-burung.

 ‎والله أعلم بالصواب

Seperti ini keterangan dari video yang saya dapatkan:

He usesd to feed and water these birds around the Haram of Makkah (Ka'abah) and he died recently. These birds knew where he was buried and they frequent his grave. Allahu Akbar...!!!

(Dia sering memberi makan dan minum burung-burung di sekitar Ka'abah di Makkah dan meninggal dunia baru-baru ini. Burung-burung itu tahu di mana jenazahnya dikebumikan dan kerap mendatangi kuburnya. Allahu Akbar...!!!

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
        💎TaNYa JaWaB💎

0️⃣1️⃣ Han ~ Gresik
Assalamu'alaikum bunda,

Bunda, mengapa kita kadang sikap dermawan atau suka memberi ini lebih di tujukan ke orang lain daripada ke kerabat atau keluarga sendiri?

Apakah ini termasuk belum ikhlas juga dalam hal memberi karena lebih diutamakan ke orang lain daripada ke keluarga atau kerabat sendiri?

🌸Jawab:

‎وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته 

MasyaAllah pertanyaan yang bagus ukhti...

Jadi, kaidahnya kan kalau kita memberi atau bersedekah itu yang paling utama kepada saudara kita. Sebelum ke orang lain.

Jadi, kalau terbalik maka tentu ada yang salah dalam menerapkan syariat. Karena itu perlu diluruskan.
Difahamkan, bahwa sedekah lihat keluarga dekat dulu siapa yang membutuhkan, maka pahalanya akan lebih berlipat ganda.

Akan tetapi jika anti punya harta berlebih maka selain keluarnya bisa saja ada sebagian yang dialokasikan untuk orang lain.
Adapun masalah keikhlasan itu hanya dirinya dan Allah ﷻ saja yang tahu.

Akan tetapi memang jika tabiatnya lebih suka memberi orang lain daripada memberi bantuan pada saudara sendiri maka keadaan ini bisa terjerumus pada sikap kurang ikhlas, karena apa? Tidak mengikuti petunjuk syariat, dan juga bisa jadi ada unsur riya’nya.

Kalau memberi kepada saudara mungkin merasa kurang mendapatkan pernghargaan sedangkan jika memberi pada orang lain akan mendapati ucapan-ucapan pujian yang membuatnya merasa bangga diri.
Ini tentu justru akan sangat tidak menguntungkannya.

Hati-hati jebakan setan. Jangan sampai kita merasa sudah beramal kebajikan tetapi karena ada celah riya’ maka akhirnya kita tidak mendapatkan balasan apa-apa dari Allah ﷻ.

Setan itu paling pintar menyimpangkan hati manusia hingga amal-amalnya tak bermakna apa-apa. Karena itu teruslah menuntut ilmu agama dan terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari, agar setan tidak mampu menyelewengkan hati kita pada hal-hal yang sia-sia karena kita beramal dengan ilmu dan iman.

 ‎والله أعلم بالصواب

0️⃣2️⃣ Tetty ~ Sidoarjo
Assalamu'alaikum Bunda,

Bunda, di perumahan saya ada rak berbagi. Jadi, setiap orang bebas ingin bersedekah semuanya ditampung disana. Dan bahkan yang mengambilnya pun bebas siapa saja.

Yang menjadi pertanyaan saya, seandainya di rak itu barang yang ditaruh sisa dan ingin diambil lagi dengan pemiliknya mengingat tidak ada yang menjaganya, apakah hal itu benar, bun?

🌸Jawab:

‎وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته 

Tidak masalah.
InsyaAllah niatnya sudah ditrima Allah ﷻ, mungkin hikmahnya masih ada gunanya bagi pemiliknya atau juga bisa diberikan orang lain di lain waktu.
Semua amal akan dihukumi berdasarkan niat yang dipasangnya.

 ‎والله أعلم بالصواب

0️⃣3️⃣ Najwa ~ Jakarta
Assalamualaikum,

Bunda, kalau kita memberi pinjaman uang kepada orang yang memang membutuhkan apa itu juga termasuk sedekah?

Nuwun, Wassalam.

🌸Jawab:

‎وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته 

Bismillah...
Tentu ukhti... 
Bahkan memberi pinjaman kepada saudaranya yang membutuhkan itu lebih utama daripada memberi.

Karena diadalamnya banyak faedah yang tersimpan, diantaranya adalah:
Kita telah meringankan bebannya, kita telah menolongnya dari kehinaan (yakni menjaganya dari meminta-minta, dengan memberi pinjaman seorang telah menjaga kehormatan saudaranya).

Kemudian jika setelahnya ia memberi penangguhan pembayaran atau pengembalian jika yang kita hutangi tadi karena ia belum mampu mengembalikan maka anti yang telah memberi pinjaman tadi akan terus diberi pahala seperti kita sedang bersedekah sejumlah uang tadi setiap harinya sampai hutang tersebut lunas.

Dan apabila anti akhirnya membebaskan maka balasan yang lebih besar lagi akan anti terima sebagai balasan dari اللهِ ta’laa.

Mari kita perhatikan hadist berikut ini :

”Barangsiapa meringankan sebuah kesusahan (kesedihan) seorang mukmin di dunia, Alloh ﷻ akan meringankan kesusahannya pada hari kiamat. Barangsiapa memudahkan urusan seseorang yang dalam keadaan sulit, Alloh ﷻ akan memberinya kemudahan di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutup ‘aib seseorang, Alloh ﷻ pun akan menutupi ‘aibnya di dunia dan akhirat. Alloh ﷻ akan senantiasa menolong hamba-Nya, selama hamba tersebut menolong saudaranya.” (HR. Muslim)

 ‎والله أعلم بالصواب

0️⃣4️⃣ Bunda Indah ~ Tangerang
Assalamu’alaykum warohmatullahi wabarokaatuh,

Bagaimana hukum bagi yang mau berbagi tapi dengan mengadakan giveaways dan sejenisnya?

🌸Jawab:

‎وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته 

Bismillah,
Tidak masalah ukhti jika memang tidak ada unsur gambling nya ya.

Akan tetapi lebih ahsan jika pemberian itu jika tanpa syarat, tanpa mengharap imbalan duniawi, semata-mata karena اللهِ dan saat kita sedang lapang (sedang sehat, sedang kaya, dan sedang mencintai apa yang akan kita sedekahkan).

 ‎والله أعلم بالصواب

0️⃣5️⃣ Rina ~ Bekasi
Assalamualaikum bund,

Bagaimana kalau kita memberi karena ingin menolong tapi lupa niat, dan setelah memberi rasanya bahagia banget melihat mereka bahagia,  apakah kita masih tetap mendapat pahala?

🌸Jawab:

‎وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته 

‎مـاشــاءاللـــــه لاقـــــوةالابااللــــــــه

Semoga اللهِ merahmati anti ukhti.

Tentu insyaAllah akan tetap dapat pahala say...

Kan niat itu tidak perlu diucapkan, cukup tersirat dari lubuk hati yang paling dalam pun jika pelakunya seorang yang beriman maka pasti akan اللهِ beri pahala yang berlipat ganda. InsyaAllah.

Rasa bahagia saat setelah Memberi jika kita kaitkan kebahagiaan itu karena iman kepada اللهِ maka itu indikasi keikhlasan dalam beramal insyaAllah.

Dan keadaan seperti ini hendaknya terus dipelihara.

Apalagi di masa pandemi spt ini dimana banyak saudara kita yang sedang mengalami kesulitan maka semakin dermawan kita maka akan semakin murah اللهِ terhadap diri kita.

 ‎والله أعلم بالصواب

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
 💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎

Ringanlah hati dalam memberi. Tak ada yang sia-sia di sisi Allah ﷻ bagi orang yang suka memberi.

Sungguh Allah ﷻ Maha Membalasi.
Yakinlah jika kita bermurah pada sesama kita, maka Allah ﷻ pasti kan beri balasan yang lebih baik dari apa yang telah kita berikan kepada makhluk-Nya. 

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

KETAATAN ISTRI PADA SUAMI, Part 2



OLeH : Ibu Irnawati Syamsuir Koto

       💎M a T e R i💎

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Ukhty sholehah...

Suami adalah surga atau neraka bagi seorang istri. Keridhoan suami menjadi keridhoan Alloh ﷻ. Istri yang tidak diridhoi suaminya karena tidak taat dikatakan sebagai wanita yang durhaka dan kufur nikmat.

"Suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda bahwa beliau melihat wanita adalah penghuni neraka terbanyak. Seorang wanita pun bertanya kepada beliauu mengapa demikian? Rasulullah pun menjawab bahwa diantaranya karena wanita banyak yang durhaka kepada suaminya. (HR. Bukhari Muslim)

Shalihah, patut kita sadari dan renungkan bahwasanya taat kepada suami adalah ciri perempuan penghuni surga. Menjadi perempuan yang taat kepada suami merupakan jalan cepat menuju surga. Ketaatan kepada suami dan bersikap hormat kepadanya dapat meninggikan derajat pahala seorang istri sampai derajat pahala orang-orang yang berjihad di jalan Alloh ﷻ.

Sungguh menakjubkan bukan? Hal tersebut sebagaimana hadits dari Abdullah ibnu `Abbas bahwa seorang perempuan berkata, “Wahai Rasulullah, aku adalah utusan kaum perempuan kepadamu.” Lalu ia menyebutkan keuntungan yang diperoleh kaum laki-laki dari berjihad dan lainnya berupa pahala dan harta rampasan perang. Dan ia berkata, “Lalu apa yang kami peroleh dari semua itu?” Kemudian beliau menjawab, “Sampaikanlah kepada tiap perempuan yang kamu jumpai bahwa ketaatan kepada suami dan mengakui haknya mengimbangi pahala semua itu, tetapi sedikit sekali di antara kalian yang mampu melakukannya.” (HR. Al-Bazzar dan Ath-Thabrani).

Ketaatan istri kepada suami juga merupakan ciri atau sifat perempuan shalihah tentunya.

Dalam hal ini, Alloh ﷻ telah menegaskan dalam tema ayat kepemimpinan suami, setelah penetapan prinsip kepemimpinan suami dan bentuk-bentuknya kemudian Alloh ﷻ mensifati perempuan shalehah melalui firman-Nya, “...Maka perempuan-perempuan yang shalehah adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada karena Allah telah menjaga (mereka)….” (QS. An-Nisa: 34).

Pada ayat tersebut dijelaskan bahwa ciri perempuan shalehah adalah “qanitat” dan “hafizhatul lil ghaibi”. Kata “qanitat” diambil dari kata “qunut” yang berarti taat dan kata “qanit” yang berarti orang yang taat. Jadi, kata “qanitat” mempunyai arti perempuan yang taat kepada Alloh ﷻ dan suami dengan menunaikan hak-hak Alloh ﷻ dan suami.

Imam Ar-Razi menjelaskan makna “qanitat” dalam tafsirnya, Ketahuilah bahwa seorang perempuan tidak dikatakan shalehah, kecuali jika taat kepada suaminya karena Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Maka perempuan yang shaleh adalah yang taat kepada Allah.”

Sedangkan Al-Wahidi berkata, “qanitat” berarti ketaatan yang bersifat umum, yaitu ketaatan kepada Alloh ﷻ dan kepada suami. Makna ini dapat merujuk kepada perempuan yang sudah menikah atau belum. Jika belum menikah, ia akan senantiasa taat dan istiqamah kepada Alloh ﷻ. Adapun jika ia sudah menikah, ketaatannya ditambah dengan ketaatan kepada suami. Jadi, taat kepada Alloh ﷻ juga taat kepada suami.

Adapun kata “hafizhat” mencakup segala bentuk amanah yang wajib dijaga oleh seorang istri ketika suami tidak di rumah, baik bersifat material maupun non material, seperti menjaga jiwa, keperempuanan, kehormatan, rahasia suami, keluarga, anak-anak, dan harta. Sedangkan, kata “al-ghaib” mencakup segala sesuatu yang tidak diketahui yang harus dirahasiakan ketika suami berada di rumah atau tidak. Oleh karena itu, istri yang menjaga segala bentuk amanah ketika suami tidak berada di rumah, ia berhak menyandang gelar istri shalehah dan taat.

Jika kita lihat makna “qanitat” dan “hafizhat” di atas, tampak sedemikian dalam maknanya, sehingga dapat disimpulkan bahwa ketaatan kepada suami tidak dibatasi oleh tempat dan waktu karena ketaatan ini bersifat mutlak.

Syaikh Ibnu Taimiyah dalam Majmu` Al-Fatawa mengatakan bahwa tidak ada kewajiban bagi seorang istri setelah menunaikan kewajiban terhadap Alloh ﷻ dan Rasul-Nya, kecuali terhadap suaminya.

Dalam konteks kehidupan berumah tangga, ketaatan dan penghormatan istri terhadap suaminya dapat diwujudkan dalam sikap-sikap sebagai berikut:

🔹Tidak Melanggar Hak Batin Suami

Hak ini merupakan hak khusus suami, sebagaimana firman Allah ‘Azza wa Jalla, “Istri-istrimu adalah ladang bagimu, maka datangilah ladangmu itu kapan saja dan dengan cara yang kamu sukai….” (QS. Al-Baqarah: 223).

Jika istri mempunyai rasa enggan (tanpa ada udzur) dalam menunaikan hak ini, termasuk salah satu dosa besar yang dilakukan istri terhadap suaminya.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menegaskan hal itu dalam sabdanya, “Jika seorang laki-laki mengajak istrinya ke tempat tidur, tetapi ia tidak memenuhi ajakan suaminya, lalu si suami bermalam dalam keadaan marah kepadanya, niscaya malaikat melaknatnya sampai pagi hari.” Dalam riwayat lain disebutkan, “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang laki-laki mengajak istrinya ke tempat tidur, tetapi ia menolak melainkan penghuni langit akan murka hingga suami meridhainya.”

🔹Tidak Mengizinkan Orang Lain Masuk Ke Rumah Tanpa Izin Suami

Islam memerintahkan kepada suami dan istri untuk menjaga kehormatan dan kemuliaan rumah. Salah satunya adalah istri harus menunjukkan kesucian dirinya dengan tidak mengizinkan orang lain masuk ke rumah tanpa kehadiran dan izin suaminya. Alasannya adalah kehadiran orang lain (khususnya laki-laki) dapat menimbulkan fitnah dan memudarkan kehormatan rumah sehingga dikhawatirkan orang yang masuk ke dalam rumah adalah orang yang tidak disukai oleh suami. Hal tersebut sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Tidak diperkenankan bagi seorang istri untuk mengizinkan seseorang masuk ke dalam rumahnya, kecuali atas izin suaminya.” (HR. Bukhari-Muslim).

🔹Mengikuti Suami Dalam Hal Tempat Tinggal

Termasuk ke dalam ketaatan dan penghormatan kepada suami adalah istri mengikuti keinginan suami dalam masalah tempat tinggal, dengan catatan memenuhi syarat agama dan suami telah memenuhi hak-haknya secara baik. Dengan kata lain, jika suami sudah merasa mampu untuk menyediakan tempat tinggal, kemudian mengajak istrinya pindah dari rumah orang tuanya, maka istri wajib mengikuti ajakan suaminya tersebut. Sebab ciri perempuan shalihah adalah memenuhi hak suami sebagai pemimpin rumah tangga secara sempurna.

Disebutkan dalam sebuah hadits dari Abdullah bin Abi Aufa, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jikalau aku (diperbolehkan) memerintahkan seseorang untuk bersujud kepada selain Allah, niscaya aku perintahkan perempuan bersujud kepada suaminya. Dan demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah seorang istri memenuhi hak Tuhannya hingga ia menunaikan semua hak suaminya, sehingga jikalau suami meminta dirinya, sedangkan ia berada di tungku (di dapur), janganlah ia menolaknya.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan Ibnu Hiban).

🔹Tidak Keluar Rumah Tanpa Izin Suami

Diceritakan, ada seorang istri yang mendapatkan amanah atau perintah dari suaminya agar ia tidak meninggalkan rumah untuk kepentingan apapun hingga suaminya pulang dari jihad di jalan Alloh ﷻ. Beberapa hari setelah suaminya pergi jihad, datanglah seorang utusan yang mengatakan bahwa ia diminta ibunya untuk datang karena ibunya sedang sakit.

Namun perempuan itu menolak dengan alasan suaminya melarang ke luar rumah sampai ia pulang. Hari berikutnya utusan itu datang lagi dan menyampaikan pesan bahwa sakit ibunya bertambah parah dan ia diminta untuk menengok ibunya itu. Namun perempuan tersebut tetap menolak dengan alasan yang sama, yakni karena suaminya tidak mengizinkannya kemana-mana. Hari berikutnya utusan itu muncul lagi dan menyampaikan kabar bahwa ibunya telah meninggal dunia dan ia diminta untuk datang melihat jasadnya sebelum dimakamkan. Tetapi, perempuan tersebut tetap menolak bahwa ia tidak bisa pergi ke luar rumah sampai suaminya pulang dari jihad.

Kejadian di atas kemudian dilaporkan kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Ya Rasulullah, apakah perempuan itu termasuk anak yang durhaka kepada orang tuanya?” Beliau menjawab, “Tidak, la melakukan hal tersebut karena ingin menaati perintah suaminya. Sedangkan ibunya sekarang diampuni oleh Alloh ﷻ dan dimasukkan ke dalam surga karena ketaatan anaknya itu kepada suaminya.”

Islam memberikan ketentuan kepada para istri agar tidak meninggalkan rumah, kecuali atas izin suaminya. Hal ini dimaksudkan supaya suami senantiasa mengetahui keberadaan istrinya, sehingga tidak murka ketika membutuhkannya.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Istri manapun yang keluar dari rumah tanpa izin suaminya, ia berada dalam murka Allah Ta`ala sampai ia kembali ke rumahnya atau suaminya meridhainya.” (HR. Tirmidzi).

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
        💎TaNYa JaWaB💎

0️⃣1️⃣ Widia ~ Bekasi
Assalamualaikum,

1. Apakah istri harus taat kepada suami yang telah menyakiti hatinya maaf berbuat kasar dan selingkuh tetapi tidak pernah meminta maaf?

2. Kalau kita lagi tidak mood, suami mengajak ke kasur, tetapi kita menservicenya tidak bagus apakah berdosa. Intinya biar suami tidak marah?

🌸Jawab:
Wa'alaikumsalam,

1. Yang namanya taat itu tetap dilakukan dalam kondisi tersakiti atau tidak. Selama posisinya masih disebut suami,  maka selama itu pula taat harus dilakukan,  selama itu dalam batas yang telah ditentukan oleh agama. 

2. Selama melakukannya dengan dengan baik, dan tidak menampakkan wajah tidak suka, boleh boleh saja, karena dengan menampakkan wajah tidak suka, maka akan membuat suami tidak senang. 

Wallahu a'lam

0️⃣2️⃣ Gia ~ Sultra
Assalamualaikum ustadzah,

Saya ambil kisah dari poin TIDAK KELUAR RUMAH TANPA IZIN SUAMI, dari kisah itu seorang istri yang taat walaupun dapat kabar ibunya sakit. Lalu ustadzah bagaimana kita menyikapi perkataan orang-orang yang mencap "anak durhaka."  Berhubung di zaman sekarang orang lebih mengikuti arus perkembangan zaman sedangkan pemahaman agamanya kurang (jika kisah tersebut real ada di dunia nyata).

Terima kasih.

🌸Jawab:
Wa'alaikumsalam,

Benar sekali, cap negatif akan begitu gampang disematkan untuk seseorang yang terlihat tidak baik dimata manusia. 

Kita pulangkan saja kepada Alloh ﷻ tentang itu semua, dan kita terus berdoa semoga kita tidak mengalami hal seperti itu,  semoga semua baik-baik saja. 

Jika kita menginginkan pandangan manusia,  begitu berat perjuangan yang harus kita lakukan, karena setiap manusia punya cara pandang dan cara berpikir sendiri sendiri. 

Jadi, sebaiknya kita mencari kedudukan yang baik dimata Allah Azza wajalla.

Wallahu a'lam

0️⃣3️⃣ Hana ~ Rembang
Assalamualaikum,

Apakah berdosa jika meminta kepada suami agar diijinkan untuk fokus di rumah bersama keluarga? Agar istri tidak usah bekerja diluar?

🌸Jawab:
Wa'alaikumussalam,

Dirumah memang posisi dasar bagi seorang Istri,  karena rumah adalah tempat pengabdiannya. 

Jadi tidak ada dosa, jika meminta kepada suami agar membiarkan istrinya di rumah saja. Ini sebuah kebaikkan. Jarang jarang ada istri yang biasanya bekerja ingin fokus pada keluarga. Seharusnya suami yang meminta kepada istrinya. 

Wallahu a'lam

0️⃣4️⃣ Rochma ~ Yogja
Assalamualaikum,

1. Bunda, tadi dijelaskan kalau seorang istri tidak boleh menolak ke tempat tidur jika suami mengajak. Nah kalau kasusnya terbalik bagaimana bunda jika istri yang mengajak tetapi suami menolak karena alasan tidak mood?

2. Bagaimana caranya taat pada suami jika suaminya sudah meninggal?

🌸Jawab:
Wa'alaikumsalam,

1. Sama-sama ada laknat Alloh ﷻ bunda, baik untuk istri yang menolak, ataupun untuk suami yang menolak, meski tidak dijabarkan seperti untuk istri.

Kita simak hadist berikut ini:

"Sesungguhnya Alloh ﷻ akan meminta setiap pemimpin untuk bertanggung jawab. Apakah dia menjaga tanggung jawab itu atau dia lalai? Sampai-sampai, seorang lelaki akan diminta bertanggung jawab atas keluarganya.” (HR. Ibnu Hibban)

Hadis yang lain Nabi shalallahu alaihi wa sallam menerangkan,

ما من عبد يسترعيه الله رعية فلم يحطها بنصحه إلا لم يجد رائحة الجنة

“Tidaklah seorang hamba dibebankan tanggung jawab oleh kemudian dia abai, melainkan dia pasti tak mencium aroma surga.” (HR. Bukhari)

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

كفى بالمرء إثما أن يضيع من يقوت

“Seseorang sudah pantas disebut berdosa bila dia menyepelekan tanggung jawabnya.” (HR. Ahmad)

Masing-masing punya tanggungjawab untuk memelihara dan menjaga pasangan.

2. Memperbanyak sedekah dan mendoakan suami. 

Wallahu a'lam

0️⃣5️⃣ Mala Hasan ~ Lampung
Assalamualaikum bunda Irna,

Harus tetap taatkah seorang istri jika suami tidak memenuhi ketaatannya pada Alloh ﷻ dan banyak mengabaikan hak-hak istri yang seharusnya di penuhi suami?

Jazaakillahu khoiran bunda.

🌸Jawab:
Wa'alaikumussalam bunda,

Ketaatan itu tetap harus dilakukan selama statusnya adalah suami.  Soal kewajiban dia kepada Alloh ﷻ dan tanggungjawab yang dia abaikan itu urusan pribadinya dengan Allah Azza Wajalla. Kita tidak akan dimintai pertanggungjawaban untuk hal yang bukan kewajiban kita, dan sebaliknya juga begitu.  Maka lakukanlah kewajiban kita sendiri agar kita selamat di akhirat kelak dari beban tanggungjawab pribadi. 

Namun, kita tetap harus mengingatkan suami dengan cara yang ahsan.  Ini ladang amal dan ladang dakwah.

Wallahu a'lam

0️⃣6️⃣ Yulianti ~ Bogor
Assalamualaikum ibu, 

Apa saja yang sebaiknya dilakukan istri agar tetap jadi istri kesayangan di hati suami?

🌸Jawab:
Wa'alaikumsalam,

Kasih pelet...
Dipelet dengan kasih sayang yang ikhlas karena Alloh ﷻ, service suami dengan sebaik-baiknya, lakukan kewajiban kita sebaik-baiknya dan bermohon kepada Alloh ﷻ agar hati saling ditautkan dalam kasih sayang, disatukan dalam rumah tangga yang sakinah mawadda warahmah.

Wallahu a'lam

0️⃣7️⃣ Bunda Khansa ~ Bekasi
Assalamualaikum ustadzah,

Apa hukumnya kalau istri dilarang belajar agama atau belajar membaca Al Quran ke majelis taklim tapi si istri nekat pergi belajar karena si suami tidak bisa mengajarinya di rumah karena suami juga tidak banyak ilmu agamanya atau belum bisa membaca Al Quran dengan benar?

Terimakasih ustadzah jawabannya.

🌸Jawab:
Wa'alaikumsalam,

Dalam hal-hal yang wajib,  suami tidak boleh melarang istrinya untuk menghadiri majlis ilmu. Kecuali dia mampu mengajari atau mampu mendatangkan ustadz atau ustadzah ke rumah untuk mengajari istri dan keluarga. Jika tidak mampu maka suami tidak boleh melarangnya. 

Tapi hal ini dibatasi pada hal hal wajib ya. Seperti pelajaran Aqidah dan hukum hukum Islam.  Dimana semua itu memang dibutuhkan dan wajib diketahui oleh masing-masing pribadi.

Rasulullah ﷺ bersabda:

لا تمنعوا إماء الله مساجد الله، وليخرجن إذا خرجن تفلات

“Janganlah kalian melarang para wanita untuk menuju ke masjid, hendaknya mereka keluar tidak berhias dan memakai wangi-wangian.” (HR.  Bukhari no. 849, dan Muslim no. 668).

Fungsi masjid di zaman Rasulullah shallallaahu 'alaihi wassalam adalah untuk sholat dan belajar agama.

Wallahu a'lam

0️⃣8️⃣ Sumy ~ Bandung
Bismillah...

Ustadzah saya suka keluar rumah tanpa ijin dulu suami, karena suami jauh dan pulang cuman sebulan sekali dan saya tidak pernah bilang dulu kalau ada acara apa-apa.  Jadi seolah-olah saya tidak ada suami begitu dan suami juga tidak pernah nanyain masalah ini. Dosakah saya atau benarkah sikap saya ini?

Ustadzah maaf kepanjangan.

🌸Jawab:
Ada atau tidaknya suami didekat kita, kita tetap harus izin keluar rumah, kecuali untuk hal-hal rutin yang kita lakukan setiap harinya. Apakah suami mempermasalahkan atau tidak, itu bukanlah patokan. 

Jika selama ini tidak meminta izin, berarti bunda sudah melakukan sebuah kesalahan.  Berubahlah mulai saat ini.

Wallahu a'lam

💎hal-hal rutin seperti antar jemput sekolah anak, kajian rutin, tidak perlu minta ijin lagi ya ustazdah?

🌸Na'am Bunda.

0️⃣9️⃣ Bestiar ~ Pekanbaru
Assalamualaikum,

Ibu saya lagi sakit keras dan saya sudah menjaga ibu selama 2 minggu di kampung. Tiba saatnya suami mengajak pulang ke rumah di kota yang berbeda karena suami besoknya harus bekerja. Dan saya meninggalkan ibu saya yang lagi sakit dan mengikuti kata suami. Seminggu di rumah ternyata ibu saya meninggal dunia. Saya merasa bersalah sekali. Apakah saya termasuk anak yang durhaka. Karena saya sangat merasa bersalah atas kepergian ibu saya.

Terimakasih sebelumnya.

🌸Jawab:
Wa'alaikumsalam,

Dalam soal ini, in syaa Allah tidak, hanya saja rasa bersalah itu wajar dirasakan, tapi bukan berarti harus dipelihara terus, karena apakah dengan merasa bersalah ibu akan kembali? Tentu tidak kan, yang ada mungkin hubungan dengan suami akan sedikit terganggu karena ada perasaan menyalahkan suami. 

Doa lebih dibutuhkan ibu daripada sebuah rasa bersalah. Perbanyak doa dan sedekah serta amal kebaikkan yang bisa mengalir untuk ibu, ini lebih bijak dan lebih baik daripada memelihara rasa bersalah, terkadang setan disini juga bermain dengan menghembuskan terus rasa tersebut hingga akhirnya menyalahkan takdir yang telah terjadi. 

Wallahu a'lam

1️⃣0️⃣ Anna ~ Solo
Assalamualaikum Bund,

Bagaimana jika Suami dalam memberikan nafkah suka angin-anginan atau sepunyanya saja dan suami terkesan pelit?

Untuk tempat tinggal suamipun terkesan abai dan tidak serius menyediakan tempat tinggal yang semestinya, hingga istri dan anaknya masih numpang tinggal di rumah orang tua istri!

🌸Jawab:
Wa'alaikumussalam bund,

Jika kita bicara dalam konteks tema kita malam ini tentang ketaatan,  selama statusnya masih suami apapun kondisinya wajib kita ta'at sejauh koridor yang telah ditetapkan Islam. 

Sehubungan dengan 2 pertanyaan bunda di atas,  itu berpulang kepada kesepakatan berdua dan kemampuan suami. 

Dibutuhkan komunikasi yang baik antara suami istri, dan mungkin juga nasehat dari pihak ketiga yang bisa dipercaya serta disegani oleh suami untuk penyadaran baginya. 

Jika bunda Ikhlas dengan kondisi ini dan mampu mencukupkan, serta sabar itulah posisi sebaik-baiknya seorang hamba di mata Alloh ﷻ. 

Wallahu a'lam

1️⃣1️⃣ Cici ~ Lampung
Assalamualaikum Bunda,

Bagaimana jika suami ketahuan selingkuh apakah kita tetap harus patuh sama suami?  Walau dia sudah meminta maaf dan tidak akan mengulanginya.  Tetapi sebagai seorang istri kita tetap takut hal itu terjadi lagi.

🌸Jawab:
Wa'alaikumsalam,

Kita harus bisa melihat kewajiban masing-masing suami dan istri. 

Ta'at kepada suami itu adalah kewajiban istri,  bagaimanapun kondisinya. Terjadi perselingkuhan itu kesalahan pribadi yang tidak bisa dicampur adukkan. Dosa ditanggung masing-masing bunda, kelalaian bunda, bunda yang nanggung,  kesalahan suami, suami yang nanggung. Jadi lakukan saja kewajiban kita agar kita tidak dimintai lagi tanggungjawab di akhirat kelak. Untuk perselingkuhannya biarlah suami yang mempertanggungjawabkannya kelak. 

Jika bunda tidak taat kemungkinan terulangnya perselingkuhan itu akan semakin besar, tapi jika meningkatkan ketaatan, bisa jadi suami akan berfikir ulang untuk melakukannya.

Semailah kebaikkan. in syaa Allah kita akan menuai kebaikkan juga. 

Wallahu a'lam

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎

Sholehah ukhtyfillah yang dicintai Alloh ﷻ.

Semua ketentuan yang telah Alloh ﷻ tetapkan  sama sekali bukan bertujuan membatasi ruang gerak para wanita, merendahkan harkat dan martabatnya, sebagaimana yang didengungkan oleh orang-orang kafir tentang ajaran Islam.

Semua itu adalah syariat Alloh ﷻ yang sarat dengan hikmah. Dan hikmah dari melaksanakan dengan tulus semua ketetapan Alloh ﷻ di atas adalah berlangsungnya bahtera rumah tangga yang harmonis dan penuh dengan kenyamanan.

Ketaatan pada suami pun dibatasi dalam perkara yang baik saja dan sesuai dengan kemampuan. Mudah-mudahan Alloh ﷻ mengaruniakan kepada kita semua keluarga yang barakah.

Wallahu ‘alam.

Mohon maaf atas kekurangan malam ini. Semoga bermanfaat.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

TIGA KOMITMEN



OLeH  : Abah Kaspin

 💘M a T e R i💘

Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh

Para peserta kajian online Rumah Akhwat Keche yang berbahagia.

Alhamdulillaah...
Pada hari ini kita bisa kembali di udara untuk kajian online.

Sholawat dan salam kami curahkan kepada nabi kita nabi Muhammad ﷺ, keluarga, sahabat dan umatnya hingga akhir zaman.

Selanjutnya pada malam ini Abah akan menguraikan tentang TIGA KOMITMEN kita.

Komitmen artinya menurut KBBI, waktu dulu mah namanya KUBI, ada KUBI ada bahasa.

Kalau menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), Komitmen artinya keterikatan untuk melakukan sesuatu.

Nah, komitmen yang akan Abah bahas pada hari ini adalah bahwa kita kemarin sudah melalui bulan Ramadhan selama satu bulan kemudian juga sudah melalui bulan syawal satu bulan dan seharusnya ibadah-ibadah yang kita lakukan di bulan Ramadhan yaitu puasa, sholat, baca Qur'an, berdzikir, bersedeqah, beristighfar, berbuat baik kepada orang, kepada orang tua dan lain sebagainya itu termasuk juga memaafkan kesalahan orang lain, menahan amarah dan lain sebagainya, itu seharusnya memang kita berkomitmen. Nah ituh!

Kita berkomitmen kembali untuk tetap bisa melaksanakan nilai-nilai atau ibadah-ibadah yang sudah kita lakukan di bulan Ramadhan dan bulan Syawal.

◼️ADA TIGA KOMITMEN YANG BISA KITA LAKUKAN, YAITU:

💎 Komitmen Kita Kepada Allah ﷻ Sebagai Tuhan Yang Maha Benar

Nah ini memang kita harus terus berkomitmen bahwa kita hanya bertuhankan kepada Allah ﷻ, Alloh ﷻ satu-satunya Tuhan yang kita ibadahi, sembah, jadikan tujuan dalam kehidupan. Kita berkomitmen mempertahankan itu, keimanan kita kepada Allah ﷻ seperti mana kita lihat di dalam sejarah juga banyak, karena mereka berkomitmen seperti itu, Islam sampai kepada kita. Karena mereka berkomitmen meneruskan keimanannya kepada orang-orang setelah mereka.

Bahkan, mereka mempertahankan keimanan itu meskipun juga mendapatkan tribulasi, ujian, peperangan dan lain-lain sebagainya. Bahkan penyiksaan-penyiksaan seperti contohnya seorang sahabat bernama Bilal bin Rabah, dimana ia sahabat nabi Muhammad ﷺ yang disiksa oleh tuannya karena ia seorang budak agar kembali menyembah berhala atau tidak beriman kepada Alloh ﷻ. Dia harus keluar dari Islam, dipaksa oleh majikannya dengan siksaan yang sangat luar biasa, seperti dipanggang di tengah gurun pasir yang panas, tangan dan kakinya diikat, dadanya ditindih batu yang berat dan panas. Kalau teman-teman pernah ke Arab Saudi atau Makkah, jam 2 siang itu suhunya 52 derajat celcius, yaitu setengahnya suhu oven, panas sekali.

Bilal, dalam kondisi seperti itu, zaman dulu enggak ada AC, dengan siksaan, batu di dadanya sampai sesak nafas dan tenggorokannya kering, sampai tidak dapat berkata-kata hanya mengeluarkan kata Ahad. Ahad, Ahad, dia hanya terus mengatakan seperti itu. Ini komitmen yang sangat luar biasa, tidak bisa dibeli oleh apapun, tidak bisa dihancurkan oleh siksaan sebesar apapun. Bilal tetap berkomitmen, bertuhan kepada Allah ﷻ sehingga Abu Bakar membebaskannya.

Contoh selanjutnya ada Mus'ab bin Umair. Beliau adalah seorang pemuda perlente, kaya raya, millenial pada zamannya, bisa dikatakan cover boy karena ganteng bahkan ada yang mengatakan setiap baju baru yang dikeluarkan pasti Mus'ab ini sudah memakainya dan terlihat sangat modis.

Mus'ab ini tergolong anak mami, ibunya sangat menyayanginya. Ketika beliau masuk Islam, ibunya yang pertama menentangnya. Sekalipun beliau dan ibunya sangat saling menyayangi namun dengan bahasa yang halus, Mus'ab berkata: "Wahai ibu, jika seandainya ibu memiliki seratus nyawa kemudian aku saksikan satu persatu nyawa ibu keluar agar aku keluar dari Islam maka ketahuilah ibu bahwa aku tidak akan keluar dari agama Islam."

Saat tahu dan mendengar ke-Islam-an Mus'ab, ibunya melakukan mogok makan agar beliau mau kembali lagi ke agamanya yang lama. Tapi beliau tidak bergeming dan berkata seperti tersebut di atas.

Ini adalah komitmen yang sangat luar biasa juga, dicontohkan oleh seorang sahabat nabi, Mus'ab bin Umair dan pada akhirnya ibunya menyerah dan membiarkannya tetap memeluk Islam, Masya Allah.

Lalu bagaimana komitmen kita?

Sebenarnya kita juga sudah berkomitmen, seperti ketika shalat, berkomitmen kepada Allah ﷻ . Apa komitmennya? Yaitu yang kita ucapkan doa iftitah, di hadapan Alloh ﷻ dalam sholat kita:

قُلْ إِنَّ صَلَاتِى وَنُسُكِى وَمَحْيَاىَ وَمَمَاتِى لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين

َQul inna ṣalātī wa nusukī wa maḥyāya wa mamātī lillāhi rabbil-'ālamīn

"Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam."
(QS. Al An'am: 162)

Jadi artinya kita berkomitmen akan senantiasa hidup dan mati untuk dan karena Allah ﷻ . Komitmen itu sudah ditegaskan dalam sholat melalui doa iftitah, dalam sehari sebanyak 5 kali dan jika ditambah lagi dengan sholat sunnah maka itu komitmen yang luar biasa. Kita berkomitmen bahwa sholatku, ibadahku, hidup dan matiku untuk Allah ﷻ karena memang kehidupan tidak terlepas dari pada itu. Sebenarnya kehidupan kita hanya seputar itu-itu saja, bukan?

Selanjutnya, kita mengucapkannya sebanyak 17 kali dalam surat Al Fatihah:

اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ

"Iyyāka na'budu wa iyyāka nasta'īn"

"Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan."

Jadi, ini juga komitmen kita kepada Allah ﷻ dalam Iyyāka na'budu wa iyyāka nasta'īn. Ini memang kita memohon pertolongan kepada Alloh ﷻ, menyembah kepada Alloh ﷻ dan berkomitmen untuk senantiasa menyembah Allah ﷻ dan ini diucapkan ketika kita shalat dalam sehari 5 kali dan atau 17 rakaat. Berarti kita 17 kali baca Al Fatihah dan baca komitmen itu.

Jadi kita memohon pertolongan hanya kepada Allah ﷻ.

Nah ketika terjadi pandemi seperti ini dimana orang lewat medsos atau media apapun menggoncang pikiran dan keimanan bahkan komitmen kita untuk beribadah, menyembah dan meminta tolong kepada Allah ﷻ maka sudah selayaknya kita kembali arti daripada Al Fatihah yang kita baca, jangan sampai kita sebagai orang yang beriman kepada Allah ﷻ justru sakit karena ketakukan dengan pandemi.

Nah ini goncangan-goncangan seperti ini meminta tolong kepada Alloh ﷻ saja. Walaupun untuk protokol kesehatan tetap kita patuhi karena itu adalah anjuran dari pemerintah. Tetapi jangan sampai itu mengguncang hati dan pikiran kita sehingga justru malah melemahkan iman dan imunitas tubuh kita. Karena secara sederhana apapun yang dipikirkan tubuh kita merespon. Kalau kita yakin kepada Allah ﷻ dan pertolongan-Nya, meminta tolong pada-Nya maka insya Allah kita tidak akan merasakan hal yang demikian. Kita harus woles, santai, rileks, bahagia karena kebahagiaan akan mengeluarkan hormon-hormon tubuh yang meningkatkan kesehatan. Maka berbahagialah bertuhankan Allah ﷻ , menyembah dan meminta tolong hanya kepada-Nya... Subhanallah.

Lalu...

💎 Komitmen Kedua, Yaitu Komitmen Kita Pada Kemuliaan Diri, Kemuliaan Keluarga Dan Kemuliaan Masyarakat Secara Umum

Mengapa kita penting menjaga kemuliaan diri karena hari ini banyak orang lupa diri. Sehingga tidak peduli lagi mereka termasuk orang mulia atau orang hina dina atau bahkan mereka sudah tidak peduli lagilah dengan dirinya sendiri. Orang, hari ini kita melihat, banyak terjadi perselingkuhan, perzinahan, narkoba, orang merusak akalnya bahkan banyak orang jadi gila, stres dan sebagainya. Itu salah satu penyebabnya adalah mereka susah tidak peduli dengan kemuliaan diri mereka sendiri. Mereka ingin mengikuti hawa nafsu dan kemuliaan diri itu dimulai dengan menguatkan rasa malu. Orang-orang hari ini kita lihat banyak yang tidak punya rasa malu, becanda-becanda seperti di tik tok. Jadi orang tidak peduli lagi yang penting viral, tenar padahal tidak menghasilkan duit dan hanya sebentar saja, orang jadi hilang rasa malunya.

Dan kalau sudah hilang rasa malunya, ini bahaya, sudah hilang urat malunya, sudah putus malunya dan bisa melakukan apa saja. Kita sebagai umat Islam sudah diwanti-wanti oleh Rasulullah ﷺ, kalau kalian ingin terkenal, gampang saja, kencingi saja sumur zam-zam. Bukan berarti beliau menyuruh mengencingi sumur zam-zam, artinya memang kita harus punya malu, pasti terkenal tapi terkenal karena hal yang jelek. Hal-hal yang memalukan.

Kita sebagai umat Islam, jagalah kemuliaan diri kita dengan mengedepankan rasa malu karena rasa malu adalah bagian dari keimanan.

Orang-orang yang tidak beriman tidak punya rasa malu, lihat saja orang-orang yang anti Tuhan, orang-orang tidak bertuhan atau orang-orang yang bertuhan selain Alloh ﷻ, banyak di antara mereka yang tidak memiliki rasa malu, mereka tidak malu kepada tuhannya, tidak malu kepada Alloh ﷻ karena mereka memang tidak beriman kepada Allah ﷻ , jadi mereka memang tidak tahu Alloh ﷻ atau memang mereka tidak malu kepada manusia yang lain dan memang mereka memakan makanan dari binatang yang tidak punya rasa malu. Naudzubillah summa naudzubillah.

Selanjutnya selain rasa malu, manusia ini harus saling memuji di antara mereka. Manusia harus saling mendukung di antara mereka dengan kata-kata yang baik dan bagus, bukan kata-kata yang merendahkan atau menghina karena terkait dengan kemuliaan orang lain. Kita belajar dari surat Al Fatihah, Allah ﷻ , setelah basmalah itu adalah:

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ

Al-ḥamdu lillāhi rabbil-'ālamīn

"Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam."

Artinya memang kita harus memuji Allah ﷻ dan para Ulama mengatakan bahwa pujian itu ada 4:

1) Pujian Alloh ﷻ kepada Alloh ﷻ.

2) Pujian Alloh ﷻ kepada mahluk.

3) Pujian mahluk kepada Alloh ﷻ.

4) Pujian mahluk kepada mahluk.

Jadi, mahluk sesama mahluk juga harus saling memuji karena ini kunci dari kedamaian, ketenangan bukan saling mencaci maki.

Kita lihat hari ini banyak orang mencaci maki, hilang rasa malu, mentang-mentang di dunia maya, mereka berkata-kata kasar sekali. Bahkan Saya juga sempat bertemu ada klien dicaci di internet, di-bully padahal beliau adalah seorang mahasiswi yang baru keluar dari universitas ternama tiba-tiba jadi melamun, bengong seperti itu, kasihan, kenapa? Ternyata jiwanya tidak kuat, membaca bully-an teman-temannya di internet. Jadi jiwanya terguncang, ini bahaya.

Kalau kita sebagai aktivis medsos walaupun itu juga hanya sekedar mengusir sepi jangan sampai menghina orang semisal di facebook, whatsapp dan lain-lain. Kita harus saling memuji karena kita tahu kenapa kita lahir ke dunia ini, salah satu penyebabnya adalah karena dahulu bapak dan ibu kita saling memuji di antara mereka. Ketika baru taarufan saling memuji, ketika lamaran juga saling memuji, ketika nikah dan malam pertama pun juga seperti itu. Coba kalau dari awal taarufan, lamaran atau malam pertama saling caci maki tidak akan ada kita, berantem duluan. Nah inilah pentingnya juga selain kita menguatkan rasa malu, juga harus membudayakan saling memuji di antara kita, saling men-support, saling mendukung dan membesarkan hati, bukan saling mencaci maki.

Lalu...

💎 Komitmen Ke-3 Adalah Komitmen Kita Kepada Masjid

Masjid hari ini dengan diterapkannya PSSB dan sebagainya membuat sebagian orang yang sudah malas ke masjid ya jadi males juga. Jadi alesan untuk tidak ke masjid. Tapi, alhamdulillah sekarang sudah mulai membaik. Kita komitmenlah untuk bisa memakmurkan masjid. Tapi kalau kita perempuan bagusnya ya sholat di rumah, tidak ada salahnya juga jika kita mau ke mesjid sekedar bersih-bersih masjid atau menyumbang mukena, Al Quran, uang, itu komitmennya.

Karena kita, Ramadhan kemarin ramai dan makmur mAsjid itu walaupun kita tidak ke masjid sebagai seorang perempuan umpamanya tapi banyak hal yang bisa dilakukan. Seperti Nabi dahulu pernah menegur para shahabat ketika tidak melihat seorang nenek atau ibu yang senantiasa bersih-bersih masjid, seperti tukang sapu katakanlah seperti itu, membersihkan debu-debu di masjid. Suatu hari Nabi bertanya kemana si ibu ini ternyata telah meninggal dan Rasulullah ﷺ berkata kenapa tidak ada yang memberitahu beliau dan kemudian nabi ke kuburan dan mendoakannya. Masya Allah, banyak hal yang bisa kita lakukan untuk bisa memakmurkan mesjid sebagai komitmen kita bisa didapatkan, meneruskan ibadah-ibadah, kebaikan-kebaikan yang sudah dilakukan di bulan Ramadhan kemarin.

Mudah-mudahan kita senantiasa bisa memakmurkan masjid. Minta suami untuk sholat ke masjid dan anak-anak juga, yang belum punya anak dan suami mau suruh siapa?

Ya artinya para laki-laki wajib ke masjid untuk sholat dan memakmurkan mesjid. Karena hari ini relatif masjid adalah tempat yang paling steril dan aman. Justru rumah kita yang tidak steril karena ada wifi, internet dan macam-macam sehingga anak bisa mudah mengaksesnya. Tapi di masjid, mereka bisa bermain hal yang lain semisalnya, maka anak-anak anjurkan seperti itu seperti kita pada zaman dahulu. Sekarang ada handphone sehingga anak-anak banyak bermain dengan itu. Tapi kita imbangi dengan mereka memakmurkan masjid.

Demikian..
Mohon maaf atas segala kekurangan.

Wassalamualaikum Warohmatulloh Wabarokatuh

🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
         💘TaNYa JaWaB💘

0️⃣1️⃣ Sasi ~ Bandar Lampung
Abah, kenapa Mus'ab bin Umair begitu jatuh cinta kepada Islam sehingga tidak mengindahkan permohonan ibunya?

🔷Jawab:
Hidayah

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

0️⃣2️⃣ Rina ~ Bandung
Assalaamu'alaikum Abah.

Langkah apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan lagi rasa malu kita sebagai muslimah?

🔷Jawab:
Wa'alaikumsalam,

1) Belajar lagi adab dalam Islam.

2) Lihat akibat orang tidak punya malu.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

0️⃣3️⃣ Nurul F. ~ Tangsel
Assalamu'alaykum abah.

Bagaimana tanggapan abah tentang fenomena tiktok akhir- akhir ini?

🔷Jawab:
Wa'alaikumsalam,

Tik tik eh tiktok atau likee atau fb atau wa atau aplikasi lainnya adalah alat, tergantung siapa yang gunain. Gunakan untuk hal yang lebih manfaat, kalau mau sifatnya hiburan bikin hiburan yang ada nilai.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

🌷Syukron Abah.
Jadi tergantung user-nya yaa?

🔷Ya iyalah masa ya iya dong.

0️⃣4️⃣ Mala Hasan ~ Lampung
1. Kenapa banyak dari kita lalai dari 3 komitmen di dalam materi di atas?

2. Bagaimana agar tetap istiqomah dengan komitmen itu?

Jazaakallahu khoir

🔷Jawab:
1. Tanya diri masing-masing.

2. Setelah nanya ke diri sendiri maka akan ada jawabannya.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

0️⃣5️⃣ Nurul ~ Tangsel
Abah, bagaimana atuh biar perempuan tidak mudah baper?

🔷Jawab:
Jangan baper.

🌷Salah pertanyaannya apa bagaimana sih!

#pengenngopiseember jadinya

🔷Hooh, kalau jawabannya ingin sesuai keinginan, Nurul ya tanya sendiri jawab sendiri.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
 💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘

Kata ‘CINTA’ muncul sebanyak 90 kali dalam Alquran. Namun menariknya, tidak ada satupun yang mendefinisikan kata cinta itu sendiri, melainkan membahas tentang konsekuensi pertama dari perasaan cinta, yaitu sebuah komitmen.

Islam hanya berbicara tentang Komitmen. Jika kamu benar-benar mencintai sesuatu atau seseorang, maka kamu harus berkomitmen. Jika tidak, maka pengakuanmu akan cinta sejati sesungguhnya tidak nyata sama sekali.

Ituh!

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

MENCIPTAKAN MAWADAH DALAM RUMAH TANGGA



OLeH  : Ummi Yulianti

         💎M a T e R i💎

بِسْــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمن الرَّحِيْمُ


السلام عليكم و رحمة الله و بركاته

الحمد لله
نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ...

ام بعد

Segalanya milik Alloh ﷻ apa yang ada di langit dan bumi, kenikmatan dan kesusahan asalnya dari Alloh ﷻ sudah selayaknya kita panjatkan puji dan syukur hanya kepada Alloh ﷻ.

Agama Islam adalah agama yang mengangkat dan membebaskan manusia dari jaman jahiliah jaman kegelapan menuju ke jaman yang terang benderang, sudah selayaknyalah kita sebagai umatnya senantiasa menghaturkan sholawat dan salam hanya kepada Nabi Muhammad ﷺ.

🌸MENCIPTAKAN MAWADAH DALAM RUMAH TANGGA


"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.“ (QS. Ar-Ruum: 21)

Dalam ayat diatas, Alloh ﷻ menyampaikan bahwa manusia diciptakan berpasangan antara istri dan suaminya untuk mendapatkan keternangan, keterntraman, dan kasih sayang. Hal tersebut merupakan tanda kuasa Alloh ﷻ dan nikmat yang diberikan bagi mereka yang bisa mengambil pelajarannya.

Keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah adalah istilah sekaligus doa yang sering kali dipanjatkan dan diharapkan oleh para muslim yang telah menikah dan membina keluarga. Keluarga sakinah, mawaddah, dan rahmah tentunya bukan hanya sekedar semboyan belaka dalam ajaran Islam. Hal ini menjadi tujuan dari pernikahan sekaligus nikmat yang Alloh ﷻ berikan bagi mereka yang mampu membina keluarganya.

Seperti apakah keluarga sakinah, mawaddah, dan warahmah? Dan apa karaktersitiknya keluarga tersebut menjadi keluarga yang penuh cinta, berkah dan rahmat-Nya?

◼️Makna Keluarga Yang Sakinah

Sakinah berasal dari bahasa arab yang artinya adalah ketenangan, ketentraman, aman atau damai. Lawan kata dari ketentraman atau ketenangan adalah keguncangan, keresahan, kehancuran. Sebagaimana arti kata tersebut, keluarga sakinah berarti keluarga yang didalamnya mengandung ketenangan, ketentraman, keamanan, dan kedamaian antar anggota keluarganya. Keluarga yang sakinah berlawanan dengan keluarga yang penuh keresahan, kecurigaan, dan kehancuran.

Kita bisa melihat keluarga yang tidak sakinah contohnya adalah keluarga yang didalamnya penuh perkelahian, kecurigaan antar pasangan, bahkan berpotensi terhadap adanya konflik yang berujung perceraian. Ketidakpercayaan adalah salah satu aspek yang membuat gagal keluarga sakinah terwujud. Misalnya saja pasangan saling mencurigai, adanya pihak atau orang yang mengguncang rumah tangga atau perlawanan istri terhadap suami. Hukum melawan suami menurut Islam tentunya menjadi hal yang harus diketahui pula oleh Istri untuk menjaga sakinah dalam keluarga.

Dengan adanya ketenangan, ketentraman, rasa aman, kedamaian maka keguncangan di dalam keluarga tidak akan terjadi. Masing-masing anggota keluarga dapat memikirkan pemecahan masalah secara jernih dan menyentuh intinya. Tanpa ketenangan maka sulit masing-masing bisa berpikir dengan jernih, dan mau bermusyawarah, yang ada justru perdebatan, dan perkelahian yang tidak mampu menyelesaikan masalah. Konflik dalam keluarga akan mudah terjadi tanpa adanya sakinah dalam keluarga.

◼️Makna Keluarga Yang Mawaddah

Mawaddah berasal pula dari bahasa Arab yang artinya adalah perasaan kasih sayang, cinta yang membara, dan menggebu. Mawaddah ini khususnya digunakan untuk istilah perasaan cinta yang menggebu pada pasangannya. Dalam Islam, mawaddah ini adalah fitrah yang pasti dimiliki oleh manusia. Muncul perasan cinta yang menggebu ini karena hal-hal yang sebabnya bisa dari aspek kecantikan atau ketampanan pasangannya, moralitas, kedudukan dan hal-hal lain yang melekat pada pasangannya atau manusia ciptaan Alloh ﷻ. Kriteria calon istri menurut islam dan kriteria calon suami menurut Islam bisa menjadi aspek yang perlu dipertimbangkan untuk memunculkan cinta pada pasangan nantinya.

Adanya perasaan mawaddah pastinya mampu membuat rumah tangga penuh cinta dan sayang. Tanpa adanya cinta tentunya keluarga menjadi hambar. Adanya cinta membuat pasangan suami istri serta anak-anak mau berkorban, mau memberikan sesuatu yang lebih untuk keluarganya. Perasaan cinta mampu memberikan perasaan saling memiliki dan saling menjaga.

Keluarga yang ada perasaan mawaddah tentunya memunculkan nafsu yang positif (nafsu yang halal dalam aspek pernikahan). Kita bisa melihat, keluarga yang tidak ada mawaddah tentunya tidak akan saling memberikan dukungan, hambar, yang membuat rumah tangga pun seperti sepi. Perselingkuhan dalam rumah tangga bisa saja terjadi jika mawaddah tidak ada dalam keluarga. Masing-masing pasangan akan mencari cinta lain dari orang lain.

Keluarga yang penuh mawaddah bukan terbentuk hanya karena jalan yang instan saja. Perasaan cinta dalam keluarga tumbuh dan berkembang karena proses dipupuknya lewat cinta suami istri serta anak-anak. Keindahan keluarga mawaddah tentunya sangat didambakan bagi setiap manusia, karena hal tersebut fitrah dari setiap makhluk.

◼️Makna Keluarga Yang Rahmah

Kata Rahmah berasal dari bahasa arab yang artinya adalah ampunan, rahmat, rezeki, dan karunia. Rahmah terbesar tentu berasal dari Alloh ﷻ yang diberikan pada keluarga yang terjaga rasa cinta, kasih sayang, dan juga kepercayaan. Keluarga yang rahmah tidak mungkin muncul hanya sekejap melainkan muncul karena proses adanya saling membutuhkan, saling menutupi kekurangan, saling memahami, dan memberikan pengertian.

Rahmah atau karunia dan rezeki dalam keluarga adalah karena proses dan kesabaran suami istri dalam membina rumah tangganya, serta melewati pengorbanan juga kekuatan jiwa. Dengan prosesnya yang penuh kesabaran, karunia itu pun juga akan diberikan oleh Alloh ﷻ sebagai bentuk cinta tertinggi dalam keluarga.

Rahmah tidak terwujud jika suami dan istri saling mendurhakai. Untuk itu perlu memahami pula mengenai ciri-ciri suami durhaka terhadap istri dan ciri-ciri istri durhaka terhadap suami.

◼️Karakteristik Keluarga  Sakinah, Mawaddah dan Warahmah

Setelah mengetahui makna keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah, pada intinya masing-masing dalam rumah tangga mampu mengetahui cara menjaga keharmonisan dalam rumah tangga menurut Islam, sehingga tidak terjadi kekacuan.

Berikut merupakan ciri-ciri atau karakterstik yang bisa menggambarkan seperti apakah keluarga tersebut:

1. Terdapat cinta, kasih sayang, dan rasa saling memiliki yang terjaga satu sama lain.

2. Terdapat ketenangan dan ketentraman yang terjaga, bukan konflik atau mengarah pada perceraian.

3. Keikhlasan dan ketulusan peran yang diberikan masing-masing anggota keluarga, baik peran dari suami sebagai kepala rumah tangga, istri sebagai ibu juga mengelola amanah suami, serta anak-anak yang menjadi amanah dari Alloh ﷻ untuk diberikan pendidikan yang baik .

4. Kecintaan yang mengarahkan kepada cinta Illahiah dan Nilai Agama, bukan hanya kecintaan terhadap makhluk atau hawa nafsu semata.

5. Jauh dari ketidakpercayaan, kecurigaan, dan perasaan was-was antar pasangan.

6. Mampu menjaga satu sama lain dalam aspek keimanan dan ibadah, bukan saling menjerumuskan atau saling menghancurkan satu sama lain.

7. Mampu menjaga pergaulan dalam islam, tidak melakukan penyelewengan apalagi pengkhianatan sesama pasangan.

8. Terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi dalam keluarga mulai dari rezeki, kebutuhan dorongan sexual, dan rasa memiliki satu sama lain.

9. Mendukung karir, profesi satu sama lain yang diwujudkan untuk sama-sama membangun keluarga dan membangun ummat sebagai amanah dari Alloh ﷻ.

◼️Tujuan dan Manfaat Keluarga Sakinah, Mawaddah, Warahmah

Keluarga adalah unit terkecil dalam sebuah masyarakat. Keluarga bukan hanya sekedar hubungan formal antara suami, istri dan anak-anak namun juga memiliki fungsi dan tugas tersendiri dalam masyarakat. Alloh ﷻ tidak pernah memberikan sebuah aturan dan menciptakan sesuatu tanpa ada alasan dan manfaat yang akan diperoleh. Semua aturan yang diberikan Alloh ﷻ senantiasa dikembalikan kepada misi dan penciptaan manusia di muka bumi ini.

Keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah adalah perintah Alloh ﷻ yang juga diberikan kepada keluarga untuk diwujudkan bersama. Dengan adanya keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah hal ini akan mampu membantu misi dan tujuan dalam keluarga yang Islami bisa terwujud.

◼️Menunjang Misi Kekhalifahan Manusia di Muka Bumi

”Dan tidaklah Aku menciptakan Jin dan Manusia kecuali hanya untuk beribadah kepada-Ku.” (QS. Adzariyat : 54)

Manusia diciptakan oleh Alloh ﷻ di muka bumi semata-mata untuk beribadah kepada Alloh ﷻ. Dengan adanya keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah maka tujuan beribadah kepada Alloh ﷻ sebagai satu-satunya Illah mampu dibentuk, dikondisikan, dan saling didukung dari keluarga. Keluarga sakinah mawaddah dan rahmah anggotanya, baik suami, istri, dan anak-anak akan saling mengarahkan untuk menjalankan misi ibadah kepada Alloh ﷻ. Keluarga sakinah mawaddah rahmah bukan hanya cinta manusia belaka, namun lebih jauh cinta kepada keillahiahan.

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi...” (QS. Al-Baqarah : 30)

Alloh ﷻ pun menciptakan manusia untuk menjadi khalifah fil ard. Khalifah fil ard artinya adalah manusia melaksanakan pembangunan dan memberikan manfaat sebanyak-banyaknya untuk kemakmuran di muka bumi lewat jalan apapun. Bisa menjadi ibu rumah tangga, profesi, memberdayakan ummat, dan sebagainya.

Dengan adanya keluarga sakinah yang penuh cinta dan rahmah, maka misi kekhalifahan ini bisa dilakukan dengan penuh semangat, dukungan dan juga saling membantu untuk menutupi kekurangan. Adanya profesi atau karir dari masing-masing suami, istri justru bukan malah menjauh dan saling tidak bertatap wajah. Adanya hal tersebut justru membuat mereka saling mendukung agar masing-masing juga banyak berkarya untuk agama dan bangsa, karena keluarga bagian dari pembangunan ummat.

◼️Menjadi Ladang Ibadah dan Beramal Shalih

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” (QS. At Tahrim: 6)

Alloh ﷻ memerintahkan kepada manusia untuk menjaga diri dan keluarga dari api neraka. Artinya, untuk menjauhi api neraka manusia diperintahkan untuk memperbanyak ibadah dan amalan yang shaleh. Hal ini belum tentu mudah jika dijalankan sendirian. Untuk itu, adanya keluarga yang baik dan sesuai harapan Alloh ﷻ tentunya keluarga pun bisa menjadi ladang ibadah dan amal shalih karena banyak yang bisa dilakukan dalam sebuah keluarga.

Seorang ayah yang bekerja mencari nafkah halal demi menghidupi keluarga dan anak anaknya tentu menjadi pahala dan amal ibadah sendiri dalam keluarga. Begitupun seorang ibu yang mengurus rumah tangga atau membantu suami untuk menghidupi keluarga adalah ladang ibadah dan amal shalih tersendiri. Kewajiban istri terhadap suami dalam islam bisa menjadi ladang ibadah tersendiri. Begitupun Kewajiban suami terhadap istri adalah pahala tersendiri bagi suami dalam keluarga. Mendidik anak dalam islam juga merupakan bagian dari

Ladang ibadah dan amal shalih hanya akan bisa dilakukan secara kondusif oleh keluarga yang terjaga rasa cinta, sayang, dan penuh dengan ketulusan dalam menjalankannya. Untuk itu diperlukan keluarga dalam sakinah, mawaddah, wa rahmah yang bisa menjalankan ibadah dan amal shalih dengan semaksimalnya.

◼️Tempat Menuai Cinta, Kasih, Sayang Dan Memenuhi Kebutuhan

“Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari istri-istri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah?” (QS. An-Nahl : 72)

Alloh ﷻ memberikan rezeki yang baik-baik salah satunya memberikan nikmat keluarga dan keturunan. Hal tersebut tentunya hal yang mahal dalam sebuah ikatan keluarga. Karena tidak semuanya dapat menikmati hal tersebut. Padahal, keluarga dan perasaan kenyamanan cinta adalah fitrah yang menjadi kebutuhan setiap manusia. Wanita shalehah idaman pria shaleh adalah salah satu bentuk kebahagiaan tersendiri dalam keluarga.

Dengan adanya keluarga sakinah mawaddah warahman, tentunya kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan manusia bisa dipenuhi dalam keluarga. Kebutuhan tersebut mulai dari rasa aman, tentram, rezeki berupa harta, cinta, sexual dari pasangan, kehormatan, dan tentunya bentuk-bentuk ibadah yang bisa dilakukan dalam amal salih berkeluarga.

Istri adalah amanah dari suami begitupun sebaliknya. Membangun rumah tangga dalam Islam bukan hanya amanah suami dan istri, namun lebih jauh dari itu adalah amanah dari Alloh ﷻ karena pernikahan dalam islam dibentuk atas dasar nama Alloh ﷻ. Keluarga dan Rumah tangga bukanlah tanpa ada kegoncangan dan ujian, namun atas dasar dan nilai-nilai agama semua itu mampu diselesaikan hingga redamnya kegoncangan.

Keluarga Sakinah, Mawaddah dan warahmah bukan hanya tujuan, melainkan proses untuk menggapai kebahagiaan lebih dari dunia, yaitu kebahagiaan di akhirat.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

Demikian pemaparan kali ini.
Yang benar datangnya dari اللّه.
Yang salah dari ketidaktahuan ana yang masih fakir ilmu agama.

Mohon maaf jika ada salah-salah kata dalam penulisan.

 العلم بلاعمل كا لشجر بلا ثمر

Ilmu itu apabila tidak diamalkan bagaikan pohon yang tidak berbuah.

 جزاكم الله خير جزاء شكرا وعفوا منكم...
فا استبقوا الخيرات...

والسلام عليكم ورحمة الله و بر كاته

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
        💎TaNYa JaWaB💎

0️⃣1️⃣ Gia ~ Sultra
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Karakteristik keluarga sakinah mawadah warahmah itu adanya kasih sayang, cinta dan rasa saling memiliki. Lalu bagaimana jika hal tersebut tidak ada didalamnya namun kedamaian tetap terjaga, apakah bisa disebut keluarga sakinah mawadah warahmah ustadzah?

🌸Jawab:
Wa'alaikumsalam,

Kedamaian tercipta mungkin karena saling menghormati saling menjaga komitmen, hal itu bisa saja menjadi kearah sakinah mawadah warohmah, karena seperti diakhir materi sakinah mawadah warohmah itu bukan hanya tujuan tapi juga proses. Dan saya yakin dalam proses itu akan tumbuh rasa cinta, kasih sayang dan saling memiliki.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

0️⃣2️⃣ Nurul F. ~ Tangsel
Assalamu'alaykum  ustadzah,

Bagaimana sikap kita sebagai istri apabila ada kenginan suami untuk poligami?

Bagaimana cara menjaga keutuhan rumah tangga agar tetap sakinah mawaddah wa rahmah?

🌸Jawab:
Wa'alaikumsalam,

Bila suami ingin poligami, para istri diharapkan melakukan saran para psikolog sebagai tindakan awal yang positif. Jangan keburu emosi dan melepaskan amarah, usahakan menyikapi keputusan suami dengan tenang.

Bicarakan dengan suami, keputusan kembali pada istri, jika dirasa mampu menjalani pernikahan poligami, ya, silahkan saja. Jika tidak, sampaikan tidak dengan lugas lalu berikan pilihan tegas kepada suami.

Terkadang banyak perempuan yang mempertahankan hubungan pernikahan karena anak. Mereka berusaha berdiam diri dan bertahan meski sesungguhnya tidak menyetujui maksud serta keputusan sang suami.

Finansial adalah alasan paling utama mengapa perempuan mau dipoligami atau akhirnya berdamai dengan kondisi yang dihadapi. Belum lagi jika usia istri sudah tidak muda lagi, ia akan merasa takut untuk berpisah dan menikah lagi.

Terlepas dari sikap penolakan atas keputusan suami, Afwan sebagai seorang istri harus berani berintrospeksi, apakah selama ini sudah melayani dan menjalankan kewajiban seorang istri dengan benar sesuai aturan hukum dan agama?

Cobalah bertanya langsung secara baik-baik kepada suami, apakah alasan yang mendasari keinginannya, karena secara psikologis, jika suami ingin menduakan istri biasanya karena ia merasa mampu dalam segi finansial dan fisik.

Berdasarkan itulah maka banyak pria yang akhirnya berani memutuskan untuk berpoligami.

Faktor lain pemicu timbulnya poligami adalah kurangnya komunikasi intens antara suami denga istrinya. Istri harus bisa berempati dan mengimbangi keinginan suami serta harus mampu memperhatikan kebutuhan suami agar suami pun tidak melirik pada perempuan lain di sekelilingnya.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

0️⃣3️⃣ Echa ~ Sragen
Assalamu'alaikum,

Bagaimana cara kita menjaga komunikasi yang baik dengan suami kita yang kadang kala mengganjal di hati karena ingin menyampaikan tapi kadang suami tidak mendengarkan? Rasanya belum mendapat keluarga sakinah mawadah, warahmah.
Syukron

🌸Jawab:
Wa'alaikumsalam,

Mis komunikasi sering menjadi penyebab renggangnya suatu hubungan. Sampaikan hal-hal yang mengganjal di hati. Sampaikan dengan bahasa yang santun, tidak berupa pengandaian atau sindiran sendiri, langsung ke pokok pembicaraan.
Suami tidak akan mengerti dan tahu apa yang kita inginkan, kalau tidak dikomunikasikan oleh kita.

🔷Sudah saya sampaikan dengan santun dan tanpa sindir atau kode. Apalagi kalau dalam rumah tangga kan dicari kenyamanannya. Saya tidak nyaman karena suami saya selalu berat dengan keluarga besar terutama terhadap ibu dan saudara perempuan, sering sekali terjadi cekcok karena hal tersebut, saya harus bagaimana ibu?

🌸Dalam Islam memang anak laki-laki berkewajiban menafkahi ibu dan saudara perempuannya, terlebih kalau ibu dan saudara perempuannya hidup dalam kekurangan.
Tetapi, jangan sampai juga mendzalimi istri dan anak-anaknya.
Idealnya dua-duanya dijalani tanpa ada yang merasa didzalimi.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

0️⃣4️⃣ Rianti ~ Bangka
Bismillah...
Ustadzh boleh bagi tips nya untuk kami para kaum hawa yang masih belum maksimal taat kepada suami ?

Syukron

🌸Jawab:
Ketika taat kepada suami terasa berat, berikut beberapa tips yang bisa kita upayakan untuk tetap menjadi istri yang taat pada suami:

1) Lakukan karena ikhlas, yaitu karena kita ingin taat pada Alloh ﷻ dengan mentaati suami. Dengan ikhlas, yang berat akan terasa ringan.

2) Ingatlah, surga itu mahal. Para syuhada membelinya dengan darah mereka. Lantas kita ingin membelinya dengan apa?

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,

“إِذَا صَلَّتْ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا، وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا؛ قِيلَ لَهَا ادْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ ”.

“Jika seorang wanita menunaikan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dan menaati suaminya; niscaya akan dikatakan padanya: “Masuklah ke dalam surga dari pintu manapun yang kau mau.” (HR. Ahmad)

3) Ingatlah, dengan cara ini kita akan mendapatkan tempat yang istimewa di hati suami. Bukankah kita ingin menempati tempat yang spesial di hati suami yang tidak tergantikan dengan yang lain?

4) Banyak bergaul dengan teman yang memiliki rasa hormat dan taat kepada suami mereka. Teman-teman seperti ini akan mengajarkan kepada kita bagaimana bermuamalah dengan suami. Kita akan merasa malu melihat mereka begitu taat pada suami sementara kita masih suka ngeyel (tidak nurut).

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

0️⃣5️⃣ Yeyen ~ Semarang
Ada kasus dimana istri yang ikhlas dengan segala tingkah laku suami yang terlalu kasar dan temperamen walau sampai istri mengalami gendang telinga pecah dan mata cacat. Ada juga istri yang sampai depresi sampai sering ingin bunuh diri, tapi masyaAllah mereka tetap ikhlas menjalani karena demi keutuhan keluarga dan anak-anak mereka.

Apa yang salah dalam kasus ini, karena fenomena ini banyak terjadi di sekitar kita. Apakah sudah benar istri harus tetap ikhlas demi mencapai keluarga sakinah mawadah warohmah?

🌸Jawab:
Maa syaa Alloh berat ujiannya. Ini kasus KDRT. Istri mempunyai dua pilihan, tetap ikhlas dengan perlakuan suami, ikhlas dan sabar in syaa Alloh berbuah surga, seperti halnya bunda Asiyah bersuamikan Fir'aun. Pilihan lainnya mengajukan gugatan cerai. Dalam kasus KDRT seperti ini, seorang istri diperbolehkan mengajukan gugatan cerai.
Dua-duanya baik, pilihan berada pada istri tersebut.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

0️⃣6️⃣ Dias ~ Bandung
Assalamua'laikum,

ustadzah, bagaimana jurusnya menghadapi setiap permasalahan keluarga bisa dari anak anak maupun suami yang kadang belum maksimal memanfaatkan waktu, namun kitanya tidak baperan dalam menghadapinya?

Jazakillah khair

🌸Jawab:
Wa'alaikumsalam,

Hilangkan sifat baperan, tetap tenang dalam menguraikan masalah satu per satu. Dan yang paling penting minta kekuatan, ketenangan dan kesabaran kepada Alloh ﷻ.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎

Menikah adalah ibadah seumur hidup, berproses menuju sakinah mawadah, warohmah, saling mengerti saling melengkapi saling menyayangi saling menguatkan, semua saling yang positif, akan memudahkan proses tersebut menjadi sebuah keniscayaan.

Semoga kita semua diberi kemudahan dan kekuatan dalam proses mewujudkan keluarga sakinah mawadah warohmah.

Aamiin yaa mujiibassaa'iliin

TAZKIYATUNNAFS BIL QUR'AN



OLeH  : Ustadz Abdul Rohim

     💎M a T e R i💎

Audzubillahi minas syaiton nirojim Bismillahirrohmanirrohim

Assalamualaikum wr.wb.

Alhamdulillah Asholatu wassalamu ala rasulillah wa ala alihi wa shohbihi ajma'in
Amma ba'du

Segala puji dan syukur senantiasa hanya milik Allah subhanahu wa ta'ala Rabb yang Maha Agung dan Maha Luas dan kekal kasih sayang-Nya.
Yang senantiasa mencurahkan kenikmatan-kenikmatan-Nya kepada kita semua tanpa ada rasa lelah tanpa ada rasa bosan.

Terutama adalah kenikmatan Iman,  kenikmatan Islam, setelah kenikmatan sehat wal alfiat.

Dan kenikmatan diberikan kesempatan Allah Subhanahu Wa Ta'ala  untuk senantiasa menuntut ilmu.

Shalawat seiring salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita sang suri tauladan Rasulullah Muhammad Shallallahu alaihi wasallam.

Begitu pula Semoga Allah curahkan shalawat seiring salam kepada  para istri-istrinya, keluarganya, keturunannya, sahabat-sahabatnya. Para Tabiin, tabiat tabiin dan juga para pengikutnya termasuk kita yang mudah-mudahan Allah tetapkan dan Allah Istiqamahkan agar hati kita senantiasa tetap sabar dan Memegang teguh pada Al Quran dan Sunnah hingga yaumil akhir nanti.

Aamin ya robbal alamin.

Saudara/i ku sekalian, hamba-hamba Allah yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala...  Bagaimana kabarnya malam hari ini?

Baik teman-teman sebelum kita mulai izinkan saya memperkenalkan diri terlebih dahulu, saya Abdul Rohim dari Bekasi tepatnya dari daerah cibitung.

Hamba-hamba Allah yang dimuliakan Alloh ﷻ.  Mungkin kata atau kalimat tazkiahttunnafs adalah sebuah kalimat yang tidak asing lagi di telinga kita. Namun, tidak ada salahnya jika saya kembali mempertegas tentang definisi daripada tazkiahttunnafs.

Tazkiahttunnafs atau tazkiah an nafs dibangun dari dua suku kata, yaitu tazkiah dan nafs, tazkiah berasal dari kata zakah yang artinya suci atau tumbuh perhatikan dua suku kata dalam kalimat tadı ya tazkiahttunnafs atau tazkiah an nafs. Kata tazkiah artinya menyucikan atau menumbuhkan penghijauan yang merehabilitasi dan lain-lain ya, artinya mengkondisikan atau merehabilitasi.

Sedangkan kata an nafs dalam Al-Quran ada lima hal, ada yang bermakna jiwa, ada yang bermakna ruh, ada yang bermakna jiwa dan jasad, ada yang bermakna qalbu, kadang juga bermakna akal.  Namun yang paling dominan adalah yang bermakna jiwa. Sebagaimana kita temukan dalam QS. Ali Imran: 185.
  كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati”, kata nafs di sini bermakna jiwa.

Tazkiahttunnafs atau tazkiah an nafs atau tazkiahttunnafs secara sederhana berarti menyucikan jiwa dari kotorannya atau mengembalikan hati pada fitrah-Nya. Sebuah kondisi awal sebagaimana awal diciptakan, itu adalah fitrah manusia, fitrah hati dimana ia memiliki kekuatan untuk berjalan, untuk mengadakan persiapan-persiapan bertemu dan menuju Rabb-Nya disana,  yaitu di surga, Aamiin ya Rabbal alamin.

Sebagaimana halnya jasad, jiwa pun membutuhkan makanan agar ia bertahan, jadi, bukan hanya jasad yang butuh makanan, tapi jiwa pun butuh makanan untuk bertahan. Jiwa pun perlu dibersihkan dan juga perlu adanya sistem maintenance yah perawatan dari waktu ke waktu.

Butuh diberikannya perhatian dan dipenuhi seluruh kebutuhannya. Jika hal ini diabaikan, maka jiwa akan lapar dan kehausan kemudian lama-kelamaan akan menjadi lemah ketika lemah, maka akan mudah untuk sakit. Ketika sudah sakit maka akan ada kemungkinan untuk mati fungsinya.

Sahabat sekalian yang dirahmati oleh Alloh ﷻ.  Jika kita analogikan ya, jiwa ini bisa kita analogikan, bisa kita analogikan, ya mirip dengan sistem operasi untuk sebuah komputer atau handphone yang saat ini kita pegang.

Coba perhatikan handphone yang kita pegang ya, sebuah handphone itu terdiri dari apasaja, Handphone kita terdiri dari apa saja coba ada yang tahu?

Handphone kita terdiri dari tiga komponen: ada hardware, perangkat keras, software, perangkat lunak, dan tentunya ada operating system atau sistem pengoperasiannya. Untuk menyalakan ketiga komponen di atas, maka kita membutuhkan listrik atau baterai agar ia menyala atau ia hidup.

Ketiga komponen inipun tidak ada fungsinya jika tidak ada baterainya, maka, ketiga komponen tersebut butuh listrik untuk menyalakan atau menghidupkan ketiga komponen tersebut.  Sistem operasi hanya akan berfungsi jika ada listrik ya, kalau tidak ada listrik tidak akan berfungsi ya. Secanggih apapun handphone-nya. Kalau tidak ada listrik, baterainya nge-drop maka tidak akan bisa difungsikan.

Sistem operasi akan bekerja lamban jika terlalu banyak program aplikasi, kemudian, sistem operasi pun jika sudah mulai lambat pengoperasiannya, sistem operasi perlu adanya refresh atau di-reset atau bahkan di re-install jika kinerjanya lamban, ya.

Jika kita perhatikan, maka jiwa manusia pun demikian. Jiwa ini laksana nyala an semangat yang tersimpan dalam dada. Semangat kehidupan itu akan menyala jika ada ruh yang tersimpan di dalam jasad. Jika ruh dan jasad itu dipisahkan, maka nyala an kehidupan itu akan mati. Sebagaimana hilangnya nyala an sistem operasi saat baterai dan processor dipisah atau tidak terkoneksi lagi. Ruh manusia, Alloh ﷻ titipkan pada jasad, untuk masa waktu tertentu, sama dengan listrik yang tersimpan pada baterai yang akan menghidupkan handphone dalam masa waktu tertentu.

Jiwa, beda dengan jasad, maka dari itu, kebutuhan dan perawatannya pun jelas berbeda. Tubuh butuh makanan dan butuh air untuk perawatannya atau pembersihannya.

Sementara jiwa, perlu Al-Quran sebagai makanannya dan perlu Dzikir sebagai pembersih dan perawatannya. Walaupun intinya sama, sama-sama butuh perawatan dan makanan. Namun beda jenis makanannya. Ya jiwa, perlu sebuah metode penyucian agar kinerjanya tetap statis dan kuat sebagaimana fungsi awalnya.

Jiwa perlu disucikan sebelum Al-Quran masuk dan tinggal di sana. Jadi, tazkiatunnafs merupakan upaya penyucian jiwa dari berbagai kotorannya agar cahayanya kembali berfungsi dan menjadi energi kehidupan.

Nah, kemudian, sesuai materi pada malam harı ini adalah tazkiahtunnafs bil Quran atau tazkiahtunnafs dengan Al-Quran. Penyucian jiwa dengan Al-Quran atau biasa populer disebut dengan ruqyah syari’ah atau terapi Al-Quran atau tazkiahtunnafs bil Quran.

Lalu apa korelasinya tazkiahtunnafs dengan ruqyah?
Atau apa hubungannya tazkiahtunnafs dengan penyakit?

Baik, sebelum saya lanjut, saya mau bertanya ada teman-teman semua, adakah di antara teman-teman yang saat ini sedang sakit?

Baik sakit jasad maupun sakit jiwanya?
Adakah?
Coba saya ingin tahu berapa orang yang mengalami sakit dan mengalami sehat?

🌸🌷🌸
Saudara/i ku, Hamba-hamba Allah yang dimuliakan Alloh ﷻ, baiklah sedikit gambaran ya, kondisi manusia yang normal jiwanya, kondisi manusia normal, jiwanya menyala, ia bebas, tidak terpenjara. Kondisi kerasukan setan atau sihir atau jiwa itu terbelenggu roh jahat, dikuasai dan diambil fungsinya, sehingga output-nya adalah seperti setan.

Jiwa sebagaimana jasad membutuhkan makanan, ya dimandikan, dibersihkan, dimaintenance, dipelihara.

Jika tubuh kita mandi dua kali sehari, maka jiwa setidak-tidaknya butuh mandi lima kali sehari. Apa mandi jiwa? Mandi jiwa adalah SHALAT. Shalat lima kali sehari ya bukan lima hari sekali. Jika jiwa manusia shalat lima kali sehari, berjamaah di masjid bagi laki-laki, dan tepat waktu bagi wanita, maka catat, JIWANYA SEHAT.

Jika bangun subuh saja susah, maka pastikan jiwanya sakit atau sakit jiwa, ya coba ada yang seperti itu?

Ya, tubuh kita perlu makan sehari dua kali atau seminggu dua belas kali, kalau makannya seminggu hanya sekali maka, tubuh akan lemas.

Jiwa kita pun demikian, ya, butuh makanan berupa dzikrullah.

Ibnu Taymiyyah Jauzi Rahimahullah mengatakan bahwa dzikir pagi itu adalah sarapan bagi jiwa. Jika seminggu tidak sarapan pagi, maka bagaimana kabar jiwanya? Jangankan seminggu tidak sarapan, seharian saja tidak sarapan, tunggu, baru dua jam saja, lutut pasti sudah gemetaran.

Begitupun dengan kondisi jiwa kita. Makanya, begitu mudahnya hati bergetar ketika melihat kemaksiatan, karena memang tidak diberi sarapan. Begitu lemahnya jiwa, begitu mudahnya dibisiki setan, karena memang tidak diberi makanan bertahun-tahun.

Kita bersyukur kalbu ini mash hidup, meski getarannya sangat lemah.

Ya, coba bayangkan, orang paling kekar di dunia ini siapa?
Siapa yang anda paling ketahui?
Bila tidak dikasih makan tiap hari maka, sehebat apapun kekuatan fisik beliau, ia pasti akan merasa lemah, maka jiwa kita pun demikian, sebegitu lemasnya dalam menyambut seruan, karena memang tidak dimandikan, jarang diberi makanan sebagaimana jasad.

Hidup kita tidak berimbang, lebih mementingkan jasad, atau tubuh, atau materi, daripada ruh atau spiritual. Makanya lebih ramai mall daripada masjid yah hingga detik ini di seluruh tempat yang pernah saya kunjungi, itu realitanya. Mall tuh lebih ramai dibandingkan masjid.

Jadi, tazkiah an nafs itu intinya adalah menyucikan jiwa itu dari belenggu-belenggu dan kotorannya, sehingga ia kembali pada fitrah-nya, yang kuat, yah kuat bangun subuh, kuat dalam ibadah, kuat saat diuji, kuat untuk tidak minta cerai, kuat untuk menafkahi, kuat untuk terus menuju Rabb-Nya. Kira-kira penting tidak hal ini? Penting. Bahkan yang terpenting.

Karena tujuan diciptakannya kita ini, bukan untuk jadi pedagang, ya bukan pekerja pabrik atau kerja di Hong-Kong, yah, jadi TKW, di Taiwan, yah di Arab Saudi, segala macam, terapi untuk jadi ahli ibadah. Menjadi pedagang yang taat kepada Alloh ﷻ, menjadi pekerja pabrik yang tidak menyekutukan Alloh ﷻ, pekerja di Hong-kong sambil meningkatkan kualitas penghambaan, pada Alloh ﷻ.

Kalau kita lemah dalam ibadah, lemah dalam sedekah, lemah dalam merespon seruan kebaikan, maka sebabnya adalah karena jiwa yang lemah, karena tidak pernah diperhatikan kesehatan dan makanannya.

Didalam Al-Qur'an kita dapat menemukan banyak sekali isyarat tentang betapa pentingnya tazkiyatunnafs salah satu contoh nya kita bisa lihat di Al-Qur'an surat As-Syams Ayat 7-10

وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا (7) فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا (8) قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا (9) وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا (10)

"Demi jiwa dan penyempurnaan (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya, sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya." (QS. As-Syams: 7-10).

Jasad adalah sesuatu yang terlihat yang jelas terlihat sehingga tidak di perintahkan pun manusia sudah peduli kepadanya yang berbeda dengan jiwa. Jiwa adalah sesuatu yang abstrak yang tidak terlihat, yang tidak nampak sehingga Alloh ﷻ menguji orang peduli dan yang membersihkannya ini juga mencerminkan betapa pentingnya pembersihan di sektor jiwa bagi manusia, sehingga Rasulullah ﷺ sendiri bersabda dalam sebuah hadist yang diriwayatkan hadist Bukhari dan Muslim:

أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ

“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung).” (HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).

Setiap hati manusia tentunya wajib berdosa dan kemudian kita diwajibkan untuk bertobat jangan yang berdosa saja tapi diwajibkan untuk bertobat tentu banyak hikmah dalamnya diantaranya saja.

Hikmah dari dosa adalah agar kesombongan di dada kita itu runtuh sehingga kita tidak merasa menjadi orang yang suci setelah kita berdosa maka kita merenungi bahwasanya kita ini sangat lemah lemah sekali kemudian sujud lagi dan terus begitu saat kematian kita telah bersila kita dari dosa-dosa itu, itulah yang diinginkan Rasulullah ﷺ beliau inginkan umatnya ringan langkahnya tanpa beban dosa saat dibangkitkan di alam mahsyar dan berjalan menuju hari hisab tanpa rasa takut setiap manusia berpotensi berdosa karena memang di berikan ujian berupa nafsu tidak seperti malaikat yang tidak diberikan nafsu, jin dan manusia diberikan nafsu jadi seluruh jin dan manusia memang berpotensi untuk berdosa namun yang terbaik antara mereka adalah yang kemudian bertobat kepada Alloh ﷻ tidak ada kata terlambat bertobat selama kita masih hidup artinya kita masih di berikan kesempatan untuk menjemput maghfirah Alloh ﷻ tersebut.

Baik demikian kajian malam ini maka oleh karena itu sahabat-sahabat, hamba-hamba Alloh ﷻ selagi Alloh ﷻ memberi kesempatan senantiasa mensucikan jiwa kita yang tazkiyah kita awali dengan muhasabah kemudian obati dosa-dosa kita dan bersihkan segala penyakit dengan Al-Qur'an yaitu salah satunya meruqyah.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
        💎TaNYa JaWaB💎

0️⃣1️⃣ Tety ~ Sidoarjo
Ustadz, saya beberapa kali melakukan ruqyah, namun kenapa saya tidak merasakan seperti yang teman saya rasakan.
Beberapa teman ada reaksi ustadz seperti menangis, teriak-teriak. Tapi saya tidak, kadang disitu saya berfikir ada apa dengan saya?

🌷Jawab:
Baik. Sebelum saya jawab. Saya balik tanya dulu... Sebenarnya apa yang antum inginkan reaksi atau kesembuhan?

💎Saya ingin reaksi pembersihan ustadz. Saya tidak memiliki penyakit apapun hanya mungkin ada hal-hal negatif yang menempel di diri saya.

Saya melakukan ruqyah karena dulu mantan suami saya senang dengan hal-hal mistis ustadz. Mungkin saja beliau mengirim untuk saya.

🌷Perlu dipahami bahwasanya reaksi dalam ruqyah itu adalah bukan suatu kewajiban. Karena pada hakikatnya, inti daripada ruqyah adalah untuk memberikan ketenangan kepada jiwa.

Yang terpenting adalah ketika di ruqyah itu adalah setelah di ruqyahnya, apakah ada perubahan atau tidak. Karena ketika di ruqyah, reaksi ada menangis, ada teriak-teriak, muntah-muntah, bahkan sampai koprol guling-guling segala macam, tetapi setelah di ruqyah tidak ada perubahan dalam jiwanya, tidak ada kelembutan dalam qolbunya, masih ada dendam, masih sulit untuk memaafkan, maka saya katakan, ruqyahnya tidak berhasil.

Keberhasilan bukan pada reaksi, tapi keberhasilan daripada ruqyah adalah ketika jiwa kita lembut,  dan semangat untuk beribadah. Baarokallah fiikum.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

0️⃣2️⃣ Emi ~ Bekasi
Assalamualaikum wr.wb.

Ustadz, kadang ada rasa sebel sama orang kalau orang tersebut berbuat yang membuat hati tidak nyaman, terus kadang keterusan sebelnya. Padahal sudah banyak istighfar, baca al ma'tsurat berdoa mohon di bersihkan hatinya dari penyakit-penyakit hati.

Mohon pencerahannya ustadz.

🌷Jawab:
Wa'alaikumsalam,

Dzikir pagi petang itu adalah benteng jiwa. Sedangkan ruqyah itu adalah senjata, senjata seorang mukmin adalah Al Qur'an dan Al Qur'an dalam pengobatan disebut dengan ruqyah syar'iyyah. Jika sudah melakukan dzikir, sudah banyak istighfar tapi tetap masih ada kekecewaan, masih ada rasa sebal kesal dalam hati, maka perlulah bermuhasabah lagi, direnungkan,  dilembutkan hatinya. Biasakan untuk berusaha memaafkan.

Kemudian lakukan ruqyah mandiri, insyaAllah nanti jika Allah ijinkan, insyaAllah akan saya berikan materi tentang ruqyah mandiri, tapi nanti yah. Untuk saat ini coba praktekan dulu bermuhasabah. Merenung sambil introspeksi diri. Istighfar yang dalam, sambil memaafkan.

Demikian Baarokallahu fiikum.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

0️⃣3️⃣ Yeni ~ Bandung
Assalamualaikum ustadz,

Apakah melakukan ruqyah di tempat-tempat khusus ruqyah itu disarankan (seperti brc)? Atau cukup dengan melakukan ruqyah mandiri, Syukron

🌷Jawab:
Wa'alaikumsalam,

Kemudian mana yang lebih penting, di ruqyah atau ruqyah mandiri?

Sebelum menjawab yang penting yang mana tentunya harus ada diagnosa. Diagnosa dari penyakit atau keluhan yang kita alami.

Namun pada hakekatnya yang lebih penting adalah ruqyah mandiri karena kita sendiri yang membacakan nya. Namun perlunya di ruqyah itu untuk tambahan ilmu.

Bagaimana membentengi diri, bagaimana rupiah yang benar, bagaimana cara terapi alquran dengan ruqyah. Nah seperti itu jadi ada tahapan-tahapan nya. Ruqyah mandiri sangat penting dan di ruqyah pun perlu untuk permulaan atau menguatkan jiwa kita. Demikian.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

0️⃣4️⃣ Yanti ~ Rembang
Assalamu'alaikum Ustadz,

Keutamaan sholat bagi wanita adalah di awal waktu dan tepat waktu, bedakah itu?

Terima kasih

Wassalamu'alaikum...

🌷Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarokatuh

Pendapat tepat waktu dan awal waktu sebenarnya hanya beda istilah, tidak perlu dipikirkan karena kalau kita sar'ah dengan tepat waktu kan harus tepat sekali.

Sedangkan di wilayah kita tinggal ada beberapa tempat masjid dan berarti ada beberapa sumber suara adzan dan yang pasti satu sama yang lainya tidak mungkin sama atau berbarengan, pasti ada perbedaan waktu.

Oleh karena itu memang yang tepat adalah awal waktu artinya awal ya tidak jauh dari ketika waktu itu datang, karena banyak sekali keutamaan sholat di awal waktu. Jadi tidak perlu diragukan atau di buat bingung, intinya sama.

Allahu'alam
Barokallahufiikum.

0️⃣5️⃣ Safitri ~ Banten
Assalamualikum ustadz,

Kalau dalam hidupnya tidak pernah melakukan ruqyah bagaimana tidak apa-apa, memang ruqyah itu harus tidak sih ustadz?

🌷Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullah wabarokatuh

Tidak masalah tidak pernah di ruqyah dalam hidupnya selama hatinya sudah tenang.

Hanya saja terkadang ada orang yang tidak mau di ruqyah karena ada salah satu pemahaman tentang salah satu hadist tentang ruqyah katanya "saya tidak mau di ruqyah karena takut tidak termasuk 70.000 golongan yang masuk surga tanpa hisab." 

Dan itu ada hadist nya, jadi sebenarnya kalau tidak pernah di ruqyah karena takut pada hadist itu kita luruskan sedikit bahwa hadist itu yang dimaksud ruqyahnya adalah ruqyah syiriqiah.

Namun jika pertanyaannya apakah wajib seseorang itu harus ruqyah dalam hidupnya ?
Jawabnya TIDAK, karena ruqyah itu senjata, senjata kita ketika menghadapi musuh, musuhnya siapa? Syetan.

Dan ruqyah itu jangan dipersempit, ruqyah itu membaca Al-Qur'an, itu termasuk dalam ruqyah mandiri namanya, tilawah Qur'an, mentadabburi ayat Al-Qur'an itu termasuk dalam terapi Al-Qur'an dan diringkas menjadi namanya Ruqyah.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

Barokallahu fiikum.

💎Pak ustadz maaf ingin tahu kenapa bisa begitu ustadz kenapa orang-orang seperti itu yang pak ustadz sebutin tadi yang bisa lihat mereka yang punya gangguan?

Kan yah ustadz masyarakat sekarang mah percaya-percaya sama begituan tuh mereka percaya apalagi dilihat oleh dia Ustadz, kyai, atau orang pintar sekaya begitu tuh ustadz?

🌷QS: Al A’rof : 27: ”…….Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak dapat melihatnya…”

Ayat ini berbicara tentang iblis dan pengikutnya. Informasi ayat ini sangat jelas bahwa iblis dan pengikutnya (iblis termasuk bangsa jin) dapat melihat kita dan kita tidak dapat melihat mereka.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

0️⃣6️⃣ Ayu ~ Boyolali
Ustadz, saya ini kenapa sering sakit kepala ya ustadz di bagian belakang padahal ketika saya periksa tensi juga normal saja ustadz.  Apakah itu juga ada hubungan dengan apa yang saya berbuat yang mungkin itu termasuk dosa ustadz dan mohon penjelasanya ustadz kalau sakit kepala itu ada hubungan dengan dosa yang seperti apa ustadz agar saya bisa memperbaikinya.
Syukran jazakallah ustadz.

🌷Jawab:
Terkait dengan masalah sakit di kepala apakah ada hubungannya dengan dosa? Dosa apa?
Kembali ke inti materi pada hari ini tentang tazkiyatunnafs atau penyucian jiwa artinya Ruqyah itu adalah senjata kemudian bentengnya adalah dzikir dan cara membersihkannya adalah dengan cara tazkiyatun.

Konsepnya dalam pengobatan atau konsep dalam terapi Al-Qur'an yang terbesar adalah tazkiyatunnafs jadi,  tazkiyatunnafs itu adalah bermuhasabah kemudian perbanyak istighfar.

Dalam persentase kesembuhan bisa mencapai 75% tingkat kesembuhannya dibanding ruqyah yang hanya 15% daripada kesembuhannya.

Ketika jasad kita sakit perbanyaklah berdzikir pada Alloh ﷻ, ikhtiar dengan pengobatan  tentunya dengan Al-Qur'an, kemudian karena dosa-dosa apa kita tidak perlu bertanya dosa apa, tetapi bertanyalah pada Alloh ﷻ dosa yang mana ya Alloh ﷻ yang membuat diri saya sakit.

Dan ada anjuran ketika dalam jasad kita sakit maka Rasulullah ﷺ mencontohkan dengan pegang bagian yang sakit dengan tangan kanan kemudian bacakan bismillah bismillah bismillah A'udzu billahi wa qudrotihi min syarri maa ajidu wa uhaadzir.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

Barokallahu fiikum.

0️⃣7️⃣ Evi ~ Jaksel
Assalamualaikum,

Maaf sedikit bercerita, ini kejadian menimpa adik saya. Ada teman di tempat kerjaan adik saya dia iri pada adik saya karena adik mau diangkat jadi supervisor. Nah ada temannya adik saya yang bisa lihat katanya orang yang iri ini kirim sesuatu untuk adik saya, tapi tidak ada pengaruhnya ke adik saya melainkan ke anaknya usia 9 bulan sakit sejak bulan maret dan qadarullah Alloh ﷻ panggil anaknya dia meninggal 8 juni lalu. Yang saya mau tanyakan, apa tindakan adik saya sekarang untuk membentengi melindungi diri dan keluarga dari hal-hal seperti itu. Adakah surah maupun amalan-amalan atau hrs di ruqyah atau bagaimana ustadz?

Terimakasih jawabannya.

🌷Jawab:
Wa'alaikummusalam wr.wb.

◼️Pada intinya seseorang yang bisa melihat penampakan, melihat jelmaan jin baik dia seorang Ustadz, Kyai ataupun Habib maka dipastikan orang tersebut yang terkena gangguan.

◼️Kemudian sihir adalah senjata syetan, banyak beredar di masyarakat sihir adalah kiriman atau gangguan itu tidak atau tidak semua benar. Sihir itu ada yang datang melalui kiriman ada juga yang memang langsung dari bangsa jin. Jadi intinya sihir adalah senjata syetan.

Anak usia balita atau anak di bawah usia baligh atau anak yang masih dalam masa bimbingan orang tua, ketika anak tersebut bermasalah maka poin utamanya bukan anaknya yang bermasalah, tapi kedua orang tuanya yang di tazkiattun adalah kedua orang tuanya dosa apa dia sehingga anaknya menjadi bermasalah.

◼️Sikapnya berbaik sangka pada Alloh ﷻ. Ingat segala sesuatu yang terjadi adalah qodarullah (takdir Alloh ﷻ) dan kita berbaik sangka bahwa skenario Alloh ﷻ untuk kita adalah yang terbaik yang Alloh ﷻ berikan untuk kita.

QS. Al Baqaroh:

“Laa Yukallifullaahu Nafsan Illa Wus'ahaa"

Artinya : "Alloh tidak akan memberikan suatu ujian diluar batas kemampuan ummatnya."

Kematian anak atau musibah yang kita alami itu sudah qodarullah, ambil hikmahnya jangan ada dendam jangan ada sakit hati, mari introspeksi diri, muhasabah diri untuk senantiasa meningkatkan ketaqwaan kepada Alloh ﷻ.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

Barokallahufiikum

0️⃣8️⃣ Tari ~ Bekasi
Ustadz, apakah benar jika ada anak remaja yang sering resah dan uring-uringan atau temperamen, sering ribut sama saudaranya itu ada gangguan dari jin?
Perlukah di ruqyah, dan bagaimana cara Ruqyah mandiri yang benar?

Mohon pencerahannya Ustadz.

🌷Jawab:
Tidak semuanya karena gangguan jin. Kembali lagi ke orang tuanya. Bagaimana pola asuhnya.

Ruqyah mandiri diantaranya: Dzikir pagi petang, shaum sunah, rawatib, 2 rakaat sebelum fajar. Serta membacakan Al Fatihah, ayat kursi, 3 qul.

Adapun tutorial ruqyah mandiri dengan ayat ruqyah =
(1) Buatkan air minum (bisa ditambah dengan 7 lembar daun bidara yang sudah di blender).  Bacakan dengan khusyu: Alf Fatihah, ayat kursi, 3 qul kemudian doakan dan minum dengan tangan kanan.

(2) Bacakan Al Fatihah, ayat kursi, 3 qul di kedua telapak tangan kemudian tiupkan dan doakan. Setelah itu usapkan pada keseluruh anggota tubuh dari kepala hingga ujung kaki.

(3) Bacakan Al Fatihah, ayat kursi, 3 qul dengan tangan kanan taruh di perut sambil diputar-putar kemudian setelah selesai baca ayatnya. Tangan ditarik ke leher seperti membuang sambil ucapkan Bismillahi Allahu Akbar.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎

Baik terima kasih ya jazakallah Khairan katsiran atas waktunya yang telah membersamai dalam kajian malam hari ini. Semoga apa yang saya sampaikan pada malam ini bermanfaat.

Intinya adalah bahwasannya marilah kita sering-sering bermuhasabah. Tazkiyah itu  adalah medianya untuk  pencucian jiwa. Dan caranya adalah di antaranya dengan bermuhasabah kita lembutkan hati kita, kita rendahkan jiwa kita dihadapan Alloh ﷻ.
Kemudian perbanyak dzikir dan jangan lupa terapi diri kita, terapi jiwa kita dengan perbanyak Tilawatil Quran. Dan tilawah quran ini kita niatkan untuk meruqyah. Jadi saya pesankan, bahwasannya jangan takut dengan istilah ruqyah.

Karena ruqyah itu bukan hanya untuk orang kesurupan tapi ruqyah itu ruqyah syar'iyyah tentunya. Hakikatnya untuk menenangkan jiwa,  menentramkan qalbu dan melembutkan qalbu.

Sekali lagi inti dari pada materi hari ini adalah mari kita bermuhasabah fokus dengan qalbu kita, jangan fokus dengan masalah yang kita hadapi. Fokuslah bagaimana kita bisa menenangkan jiwa kita.

Satu poin atau satu pesan yang ingin saya sampaikan bahwasannya  ketika ada masalah marilah kita bercermin pada lalat dan sampah. Lalat hakikatnya menyukai sesuatu yang kotor, jadi kalau ada lalat jangan lihat lalat nya tapi lihat sampahnya dan buang sampahnya bersihkan sampahnya. Otomatis maka akan hilang pun lalat nya.

Demikian dengan jiwa kita ketika jiwa kita ada masalah, entah itu sakitnya entah itu permasalahan lainnya maka jangan fokus dengan masalahnya, jangan fokus dengan penyakitnya tapi fokus dengan sampah-sampah atau kotoran yang ada di jiwa kita.

Yaitu dosa-dosa yang pernah kita lakukan. Bagaimana membersihkannya? Dengan bertaubat kepada Alloh ﷻ.

Demikian kajian pada malam hari ini saya akhiri, mohon maaf apabila ada kesalahan atau ada penyampaian saya yang kurang berkenan atau ada kalimat-kalimat yang tidak berkenan saya mohon dibukakan pintu maaf yang seluas-luasnya. Karena sesungguhnya kebenaran hanyalah milik Alloh ﷻ dan yang salah dari saya pribadi. Barakallahfikum.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.