Selasa, 15 September 2020

ANAK DAN PANDEMI



OLeH  : Ummi Yulianti

         💎M a T e R i💎

الحمد لله
نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ...

ام بعد

Segalanya milik Alloh ﷻ apa yang ada di langit dan bumi, kenikmatan dan kesusahan asalnya dari Alloh ﷻ sudah selayaknya kita panjatkan puji dan syukur hanya kepada Alloh ﷻ.

Agama Islam adalah agama yang mengangkat dan membebaskan manusia dari jaman jahiliah jaman kegelapan menuju ke jaman yang terang benderang, sudah selayaknyalah kita sebagai umatnya senantiasa menghaturkan sholawat dan salam hanya kepada Nabi Muhammad ﷺ.

 🌸ANAK & PANDEMI

Sejak Senin, 16 Maret 2020 hampir seluruh sekolah se-Indonesia diliburkan. Pembelajarannya diganti dengan mengerjakan tugas di rumah atas pengawasan orang tua. Mekanismenya, guru memberi tugas untuk beberapa hari dan tugas langsung dikumpulkan ke guru tiap harinya via online. Langkah ini menindaklanjuti keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Nadiem Anwar Makarim dalam rangka mengantisipasi penyebaran Covid-19 di lingkungan lembaga pendidikan.

Sekilas keputusan untuk belajar di rumah tersebut terkesan menyenangkan. Namun faktanya ketika proses berjalan, banyak keluhan di mana-mana. Terutama dari orang tua murid di tingkat PAUD dan SD. Keluhannya beragam, mulai dari masalah teknis semisal tidak bisa mendisiplinkan anak untuk segera mengerjakan tugasnya, hingga keluhan pada tataran ketidakmampuan secara ilmu untuk membantu anak-anaknya mengerjakan tugas.

Problem berbeda muncul pada pembelajaran di rumah bagi siswa SMP dan SMA yang menggunakan pembelajaran daring (pembelajaran dalam jejaring). Disini justru kita melihat ada ketidaksiapan guru dalam proses pembelajarannya. 

Misalnya ketika sudah disepakati pembelajaran menggunakan google classroom. Murid siap semua, giliran gurunya tidak siap dengan operasional aplikasinya. 

Seperti yang diungkap pemerhati pendidikan Indra Charismiadji, “Belum semua guru siap dengan pembelajaran daring. Banyak guru yang kebingungan bagaimana pembelajaran daring tersebut."

Belum lagi ketidaksiapan juga dialami daerah-daerah yang minim fasilitas, baik piranti maupun jejaringnya. Sejumlah sekolah yang terbiasa menggunakan perangkat teknologi tentu tidak menjadi masalah, namun sangat bermasalah sekali bagi daerah yang minim fasilitas. Kini proses pembelajaran di rumah telah berlangsung. Meskipun kesiapan guru, siswa dan sekolah bervariasi. Ada yang siap, terpaksa siap dan benar-benar tidak siap. 

Memang tidak bisa dipungkiri perubahan cara belajar jarak jauh ini berlangsung begitu cepat akibat merebaknya Covid-19. Dari peristiwa ini kita bisa menakar bahwa banyak sekali yang patut dievaluasi dari sistem pendidikan dan tenaga pendidik yang ada di negeri ini. Selain itu, kita juga bisa menakar sejauh mana peran orang tua selama ini dalam keberhasilan proses pendidikan anak.

Dengan peristiwa ini kita bisa melihat dengan jelas  bahwa orangtua selama ini hanya menyerahkan begitu saja pendidikan anak ke sekolah dan ke lembaga bimbingan belajar. Sehingga ketika diminta mendampingi proses belajar anak di rumah, mereka gagap dengan itu semua. 

◼️Peran Ibu

Tentu kita juga tidak bisa serta merta menyalahkan ketidakoptimalan peran ibu dalam proses pendidikan anak selama ini. Karena himpitan ekonomi akibat penerapan sistem kapitalisme yang eksploitatif telah memproduksi kemiskinan dan badai PHK dimana-mana. Sehingga menyebabkan beban ekonomi keluarga semakin berat dan memaksa kaum ibu untuk ikut bekerja menanggung ekonomi keluarga.

Apalagi ditambah program pemberdayaan ekonomi perempuan yang dilegalisasi oleh penguasa turut menjerat secara sistematis kaum ibu dalam jebakan dunia kerja atas nama kesetaraan gender. Sungguh karena desakan ekonomilah akhirnya kaum ibu selama ini lebih lama berada di luar rumah untuk bekerja  dan sedikit sekali waktu bersama anak dan keluarga di rumah. 

Dan sejak diberlakukannya kebijakan social distancing oleh pemerintah untuk mencegah penyebaran covid-19, maka mulai dari aktivitas belajar, bekerja dan beribadah diharuskan untuk dilakukan di rumah. Masyarakat diminta untuk mengkarantina diri di rumah. Terlepas dari sisi positif dan negatif akibat dari pemberlakuan kebijakan tersebut, misalnya dari sisi ekonomi dan lain-lain, hikmah besar dibalik itu semua adalah karena qadarullah kaum ibu akhirnya kembali ke pangkuan keluarga terutama anak-anak mereka.

Sayangnya karena terlalu lamanya Ibu meninggalkan peran dan tanggung jawabnya di rumah, sehingga ketika menjalani karantina di rumah di masa pandemic Covid-19 ini banyak yang gagap bahkan stress menghadapi tingkah pola anak di rumah dan menjalankan tugas-tugasnya di rumah. 

◼️Peran Ibu Bagi Generasi

Agar kaum ibu selama masa karantina rumah akibat pandemi corona ini tidak stress dan gagap menjalankan tugas dan tanggungjawabnya di rumah, maka para ibu harus dipahamkan kembali betapa besarnya peran dan tanggungjawabnya bagi pembentukan generasi. Agar kembalinya ibu di rumah tidak diisi dengan aktivitas mengalir begitu saja tanpa berkontribusi positif bagi pembentukan generasi bangsa yang berkualitas.

◼️Kemuliaan Seorang Ibu

Tidak ada kemuliaan terbesar yang diberikan Alloh ﷻ bagi seorang wanita, melainkan perannya menjadi seorang Ibu. Bahkan Rasulullah ﷺ pun bersabda ketika ditanya oleh seseorang: “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak untuk kuperlakukan dengan baik?” Beliau berkata, “Ibumu.” Laki-laki itu kembali bertanya, “Kemudian siapa?”, tanya laki-laki itu. “Ibumu”. Laki-laki itu bertanya lagi, “Kemudian siapa?”, tanya laki-laki itu. “Ibumu”, “Kemudian siapa?” tanyanya lagi. “Kemudian ayahmu”,  jawab beliau.”
(HR. Al-Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 6447)

Di dalam rumah, siapakah yang mempunyai banyak waktu untuk anak-anak? Siapakah yang lebih mempunyai pengaruh terhadap anak-anak? Siapakah yang lebih dekat kepada anak-anak? Tidak lain adalah ibu-ibu mereka.

Baik buruknya seorang anak, dapat dipengaruhi oleh baik atau tidaknya seorang ibu yang menjadi panutan anak-anaknya.  Pernahkah kita membaca kisah-kisah kepahlawanan atau kemulian seseorang? Siapakah dalang didalam keberhasilan mereka menjadi seorang yang pemberani, ahli ilmu atau bahkan seorang imam? Tidak lain adalah seorang ibu yang membimbingnya.

Inilah kekuatan seorang ibu yang diberikan kepada anak-anaknya. Tatkala sang anak merasa ragu akan hal yang ingin diperbuatnya, namun mereka teringat akan nasihat ibu mereka, maka semua keraguan itu menjadi hilang, yang ada hanya semangat dan keyakinan akan harapan seorang ibu. 

Demikianlah peran mulia seorang ibu, dan tidak ada peran yang lebih mendatangkan pahala yang banyak melainkan peran mendidik anak-anaknya menjadi anak yang baik, saleh dan salehah yang setiap aktivitasnya  dilandasi atas iman dan semata-mata mencari ridho Alloh ﷻ. Karena anak-anaknya lah yang menjadi sumber pahala dirinya dan sumber kebaikan untuknya.

Ketahuilah, banyak di kalangan orang-orang besar, bahkan sebagian para imam dan ahli ilmu merupakan orang-orang yatim, yang hanya dibesarkan oleh seorang ibu. Dan lihatlah hasil yang di dapatkannya. Mereka berkembang menjadi seorang ahli ilmu dan para imam kaum muslimin. Sebut saja, Imam Syafi’I, Imam Ahmad, Al-Bukhori dan lain-lain adalah para ulama yang dibesarkan hanya dari seorang ibu. Karena kasih sayang, pendidikan yang baik dan doa dari seorang ibu merupakan kekuatan yang dapat menyemangati anak-anak mereka dalam kebaikan.

Karenanya, jika para ibu sadar akan pentingnya dan sibuknya kehidupan di keluarga, niscaya mereka tidak akan mempunyai waktu untuk mengurusi hal-hal di luar keluarganya. Apalagi berangan-angan untuk menggantikan posisi laki-laki dalam mencari nafkah. Jika kita melihat akan keutamaan-keutamaan yang diberikan Alloh ﷻ untuk seorang ibu, maka jelaslah bahwa ibu merupakan tumpuan besar bagi pembentukan generasi bangsa yang berkualitas.

Persamaan gender yang didengungkan oleh kaum barat, tidak lain adalah untuk menghancurkan pondasi keislaman seorang muslimah, sehingga ia meninggalkan kewajibannya sebagai seorang ibu untuk membentuk generasi bangsa yang berkualitas, sehingga yang ada adalah seperti saat ini, yaitu generasi yang malah membebek pada peradaban barat yang rusak dan merusak.

🌸🌷🌸
Tambahan materi dari Ayah Undang:

Pandemi COVID-19 membuat banyak hal di sekitar kita yang berubah, mulai dari perubahan suasana hingga perubahan mental pada anggota keluarga.
Kegiatan-kegiatan yang biasanya lazim kita lakukan di luar rumah kini tidak bisa lagi dilakukan karena berpotensi menyebarkan virus COVID-19.

Kantor dan sebagian besar bisnis ditutup, menyisakan bisnis-bisnis vital seperti bisnis pangan dan obat-obatan yang hanya diperbolehkan beroperasi. Sekolah pun ditutup dan siswa diminta untuk belajar dari rumah.

Kita memasuki masa-masa dimana tetap berada di rumah sepanjang waktu menjadi norma yang baru.

Perubahan yang terjadi secara tiba-tiba ini tentunya memberi dampak bagi keseharian kita dan juga anak-anak. Dampak itu tidak hanya terasa pada aktivitas sehari-hari, namun juga pada kondisi mental.

Apalagi pada anak-anak, kondisi saat ini yang memaksa mereka harus tetap berada di rumah sepanjang waktu dapat memberi dampak yang buruk bagi perkembangan mental mereka.

Hal ini dikarenakan perubahan drastis yang terjadi secara tiba-tiba dapat memicu stres dan dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang.

Lalu, bagaimana cara mewaspadai perubahan mental yang terjadi pada anak akibat pandemi ini?

Terdapat beberapa tanda-tanda perubahan perilaku dan menjadi tanda peringatan awal perubahan mental pada anak yang dapat diperhatikan.

🔹Perilaku Regresif

Regresi adalah perilaku yang normal selama periode stres dan ketidakpastian. Menurut terapis Noel McDermott yang dilansir oleh The Union Journal, secara umum kita semua akan mengalami sedikit kemunduran dalam fungsi kita selama masa transisi besar ini. Menurutnya, anak-anak akan mengalami kemunduran dalam fungsi yang lebih besar dari orang dewasa, dan semakin muda usia anak, semakin besar kemundurannya.

Ibu dan ayah meyakini ada beberapa perilaku buruk anak yang akan berubah seiring bertambahnya usia. Namun, perilaku buruk tersebut bisa saja tidak bisa hilang begitu saja.

Misalnya menghisap ibu jari, membutuhkan mainan unik untuk kenyamanan, mengompol atau berbagai masalah pelatihan toilet lainnya.

🔹Perubahan Nafsu Makan

Nafsu makan dan tidur anak sering kali merupakan tanda pertama bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Seringkali seorang anak akan menunjukkan peningkatan atau penurunan nafsu makan secara signifikan.

Orang tua harus waspada terhadap perubahan dalam rutinitas makan, yang terdiri dari anoreksia nervosa, yaitu gangguan makan yang menyebabkan berkurangnya nafsu makan. Ini sering terlihat pada anak-anak yang lebih tua dan juga remaja.

🔹Masalah Tidur

Selain perubahan nafsu makan, pola tidur juga bisa berubah. Perhatikan apakah anak tidur sepanjang hari atau sebaliknya, mengalami kesulitan tidur. Gangguan tidur sangat umum terjadi pada masa-masa sulit, sehingga anak-anak mungkin mengalami masalah tidur, masalah terbangun di malam hari atau berbagai kelainan lainnya.

🔹Perubahan Suasana Hati (Mood)

Orang tua disarankan untuk mencari dan memahami perubahan pada perilaku normal anak. Hal yang sama berlaku dengan standar psikologis mereka, karena perubahan dalam kondisi pikiran dapat diantisipasi.

Perilaku yang harus diketahui terdiri dari ledakan kemarahan, tangisan yang muncul secara tiba-tiba, kesedihan, ketidaksabaran dan kehilangan gairah dalam tugas-tugas yang disukai.

Cari perubahan dalam temperamen atau suasana hati normal mereka. Anak-anak yang gelisah kemungkinan besar benar-benar merasa lebih gugup, sementara mereka yang memiliki masalah emosi mungkin memiliki lebih banyak ledakan emosi daripada biasanya.

Anak-anak tidak terus-menerus menyatakan kesulitan mereka, tetapi, stres, kecemasan dan berbagai masalah kesehatan mental lainnya dapat muncul dalam tindakan atau keadaan pikiran yang tidak biasa.

Di rumah peran Ayah ibarat kepala sekolah, dan ibu sebagai guru. Ayah berperan sebagai seorang konseptor yang merancang kurikulum dan ibu sebagai guru pelaksana. Sehingga lahir para alumni yang baik.

Demikian Paparan kali ini
Yang benar datangnya dari اللّه.
Yang salah dari setan karena ayah dan umi tidak salah apa-apa.

 جزاكم الله خير جزاء شكرا وعفوا منكم...
فا استبقوا الخيرات...

والسلام عليكم ورحمة الله و بر كاته

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
        💎TaNYa JaWaB💎
       
0️⃣1️⃣ Han ~ Gresik
Assalamu'alaikum,

Bagaimana menyikapi anak dan orang tua yang berbeda pendapat dari pandemi yang ada ini. Di lain sisi ada anak yang ingin sekolah, tapi di sisi lain orang tua melarang. Begitu juga sebaliknya.

Sedangkan pemerintah terkesan lepas tangan dari persoalan bahaya dan penanganan dari pandemi ini yang merubah banyak sekali aktivitas yang ada!

🌷Jawab:
‎وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته

Kalau di tempat saya ngajar difasilitasi semua, anak-anak yang tidak boleh sama sekali keluar, belajarnya murni daring, yang orang tuanya memperbolehkan, gurunya yang mendatangi murid dengan sistem cluster visit home, di mana anak-anak yang berdekatan dikumpulkan sekitar 5-7 orang.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

0️⃣2️⃣ Yanti ~ Rembang
Assalamu'alaikum ustadzah...

Apa yang harus kami siapkan atau terapkan pada anak terkait materi akademik sebagai persiapan masuk tahun ajaran baru normal nanti?

Matur nuwun...

🌷Jawab:
‎وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته

Kalau anak usia TK atau SD, lebih dipersiapkan mentalnya, kemandiriannya. Kalau ini sudah siap, akademik mengikuti.

🌴 Kalau mau masuk SMP Dzah?

🌷Kalau SMP, sama juga mental yang dipersiapkan, karena lingkungan baru pelajaran baru butuh kesiapan mental dan mulai diajarkan memanej waktu dengan baik.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

0️⃣3️⃣ Serra ~ Malang
Assalamualaikum

1. Tadi pertanyaannya untuk yang sekolah, kalau yang masih batita, cara mengeksplore hal baru misal tempat baru bagaimana ya? Apa dengan pembatasan waktu ketika pergi ke tempat baru cukup untuk mengeksplore atau bagaimana?

2. Ketika mental sehat kita naik turun, apakah hal paling dasar yang harus kita miliki selain bergantung pada Alloh ﷻ? Apakah kesehatan kita atau bagaimana?

Terima kasih.

🌷Jawab:
‎وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته

1. Biasanya kalau di TK suka ada semacam pengenalan, apa ya namanya saya lupa, dulu waktu anak-anak masuk TK, sebelum sekolah beneran ada semacam trial, berkenalan dengan lingkungan sekolah dengan bu guru nya, dan sebagainya. Sehingga anak tidak asing lagi dan merasa nyaman ketika sekolah.

2. Meningkatkan imunitas kita. Sebaiknya hindari pemberitaan-pemberitaan kriminal, terutama untuk yang mudah merasa cemas, karena akan menurunkan imunitas.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

0️⃣4️⃣ Fatma ~ Pondok Kelapa
Seperti apa contoh kurikulum yang di berikan oleh Ayah kepada Ibu supaya jelas detail dan tidak terjadi salah paham atau standar yang tidak sama?

🌷Jawab:
Kurikulum di sini visi misi keluarga yang disepakati antara ayah dan ibu, mau dibawa kemana keluarganya. Dimana di dalamnya ada aturan-aturan yang harus dipatuhi bersama.

Contoh kecilnya: ketika ayah menegur sang anak, jangan ibu membela anak pada saat itu juga. Jadi harus ada kekompakan dalam mendidik.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

0️⃣5️⃣ Safitri ~ Banten
Assalamualaikum umi atau ayah, 

Dengan adanya dampak ini kan merambat kemana-mana yah terutama pada bidang pendidikan kan yah, pemerintah belum bisa memutuskan kapan bisa masuk sekolahnya malah semakin diundur-undur kenapa bisa begitu sih apa pemerintahan kita tidak berani dalam mengambil resiko? 

Mall, tempat liburan atau pariwisata sudah boleh dibuka bahkan sudah sangat padat tapi sekolah malah belum.
Satu lagi kan banyak yah orang tua mengeluhkan biaya sekolahnya, sekolah tidak, tapi pembayaran jalan terus, belum untuk beli kuota karena buat belajar online nah para nambah pusing saja itu.
Makasih, minta saran dan penjelasannya umi dan ayah.

🌷Jawab:
‎وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته

Karena anak-anak beresiko tinggi mba, untuk yang zona hijau sudah diperbolehkan kembali ke sekolah, dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Kalau masalah biaya pendidikan, saya akan menjawab dari sisi saya sebagai pengajar di sekolah swasta. Kami sekolah swasta tetap memberikan pelayanan pendidikan, yang saya rasa lebih ribet, karena memaksa kami untuk belajar lagi IT, aplikasi yang mendukung pembelajaran, pelatihan yang mendukung pembelajaran daring atau online, dan semua itu tidak ter-cover oleh dana BOS. Maka sekolah swasta tetap mengenakan biaya, hanya cara pembayaranya diperpanjang misalnya yang tadinya dicicil 3 kali boleh 6 kali misalnya.
Semoga kita semua bisa melewati pandemi ini.

🌴 Alhamdulillah iya umi.
Tapi dengan sekolah diundur-undur ngelihat anak-anak ada yang bodoh amat dan tidak diambil pusing malah pada santuy saja asik saja umi, Bagaimana itu umi.
Tapi namanya  anak-anak remaja lucu kalau ditanya jawabnya pintar, soalnya di daerah fitri begitu anaknya pada santuy orang tuanya yang pada pusing.

🌷Hee sepertinya kondisi umum seperti ini, anak-anak sekarang pada santuy.
Kalau di karawang, tanggal 13 sudah mulai sekolah, tapi online sekolahnya.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

0️⃣6️⃣ Yeni ~ Semarang
Bagaimana kiat menyelaraskan pola makan dengan aktivitas anak yang terbatas, yang mengakibatkan anak cenderung obesitas. Apakah boleh anak dibatasi makannya agar tidak berlebihan kalorinya?

🌷Jawab:
Diam di rumah bukan berarti mager seharian di tempat tidur.
Dunia anak adalah dunia bermain.

Biarkan anak bermain dengan pijakan yang kita berikan kepada mereka.
Tidak ada larangan bermain buat mereka selama pandemi ini.

Nah dengan banyak bermain, kalori yang masuk akan terbakar jadi energi.
Jadi biarkan mereka lakukan apa yang mereka suka termasuk makan, jangan di batasi tapi kita kasih batasan.

🌴Alhamdulillah, jazakallah khoir solusinya.
Tambahan pertanyaan...
Bagaimana jika magernya karena asyik main hp. Mohon kiatnya.

🌷Kasih batasan dalam sehari hanya boleh menggunakan gadget misal 3 jam, selebihnya anak di berikan kebebasan untuk bermain tanpa gadget.
Aturan ini harus tegas, jangan di kasih longgar karena perasaan kasian.
Awalnya anak merasa tidak nyaman tapi lama-lama mereka akan terbiasa.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

0️⃣7️⃣ Janah ~ Jakarta
Assalamualaukum ustadzah,

Apakah benar kalau memakan harta riba, anak jadi sulit menghafal Al-quran dan memahami pelajaran?

🌷Jawab:
‎وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته

Cara mendapat makanan pun apakah dengan cara yang halal atau haram, mestilah diperhatikan dikarenakan Alloh ﷻ menegaskan dalam Al Qur’an :

“Hai Rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang soleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
(QS. Al Mu’minuun. 23 : 51)

Rasul pun dalam sebuah hadist dari Abu Hurairah meriwayatkan beliau mencontohkan seorang laki-laki, dia telah menempuh perjalanan jauh, rambutnya kusut serta berdebu, ia menengadahkan kedua tangannya ke langit:

“Ya Rabbi ! Ya Rabbi! Sedangkan ia memakan makanan yang haram, dan pakaiannya yang ia pakai dari harta yang haram, dan ia meminum dari minuman yang haram, dan dibesarkan dari hal-hal yang haram, bagaimana mungkin akan diterima do’anya” (HR. Muslim)

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
 💎CLoSiNG STaTeMeNT💎

Anak-anak, mereka tidak tahu mana yang benar dan mana yang salah,
mana yang baik, mana yang buruk.

Yang ada dalam dirinya adalah perasaan senang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu.

Orang tua lah yang harus mengetahuinya, mengarahkan dan membimbingnya hingga anak hidup dalam pengaruh bimbingan orang tuanya. Apabila pengaruh pembimbing dan pengarah perilakunya tidak ada, maka anak akan tumbuh dalam kebingungan, motivasi, dan kepribadian yang lemah.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

Tidak ada komentar:

Posting Komentar