Selasa, 29 September 2020

SEBAB-SEBAB ANAK DURHAKA



OLeH : Ummu Nadia Alifulia

  💎M a T e R i💎

Bismillahirrahmanirrahim...
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarahkatuh shalihah

Selamat malam dan sehat selalu dalam lindungan Alloh ﷻ, aamiin allahumma aamiin

Alhamdulillah jazakillah khair untuk moderator dan shalihah semuanya sudah memberikan kesempatan dan membuka majelis online pada malam hari ini dan in syaaAllah semoga berkah bernilai kebaikan untuk kita semua, aamiin allahumma aamiin

💎SEBAB-SEBAB ANAK DURHAKA


Banyak faktor yang menyebabkan anak melakukan kedurhakaan kepada orang tuanya, diantaranya:

🔹1. Kebodohan

Kebodohan adalah penyakit yang mematikan, dan orang bodoh adalah musuh bagi dirinya sendiri.

Apabila seseorang tidak mengetahui akibat dari kedurhakaan dan hasil yang diperoleh dari berbakti kepada kedua orang tua, baik secara langsung ataupun tidak langsung maka hal itu akan membawa seseorang kepada kedurhakaan dan memalingkan dari berbakti.

🔹2. Pendidikan Buruk

Orang tua yang tidak mendidik anak-anaknya agar bertakwa, berbakti, menyambung silaturrahim, dan mencari kemuliaan, maka hal itu akan membawa mereka kepada sikap membangkang dan durhaka.

🔹3. Adanya Pertentangan

Kedua orang tua mengajarkan sesuatu kepada anak-anaknya, akan tetapi keduanya tidak mengamalkan apa yang telah mereka ajarkan, bahkan terkadang keduanya melakukan hal yang bertentangan dengan hal itu. Perkara ini akan memancing sang anak untuk melakukan pembangkangan dan kedurhakaan.

🔹4. Memperlakukan Anak-anak Secara Buruk

Perbuatan inilah yang akan merusak anak-anak dan menjadikan mereka berbuat durhaka. Begitu juga hal itu akan menjatuhkan martabat orang tua dan melemahkan pengaruh keduanya dalam mendidik anak.

🔹5. Kedurhakaan Orang Tua Kepada Ibu-bapaknya

Hal ini merupakan salah satu sebab terjadinya kedurhakaan kepada orang tua.

Apabila orang tua durhaka kepada ibu-bapaknya (kakek dan nenek sang anak), niscaya keduanya akan dihukum dengan kedurhakaan anak-anak merekam kepadanya.

Hal ini sering terjadi karena dua faktor:

▪Karena anak-anak akan meniru orang tuanya dalam berbuat durhaka.

▪️Balasan diberikan sesuai dengan jenis amalannya.

🔹6. Minimnya Ketakwaan Kepada Alloh ﷻ Tatkala Terjadi Perceraian

Ada sebagian orang tua apabila mengalami perceraian, maka keduanya tidak bertakwa kepada Allah Ta’ala, sehingga perceraian antara keduanya pun terjadi dengan cara tidak baik.
                                                                 
Akan tetapi, yang Anda temui, bahwa masing-masing dari keduanya (bapak-ibu) akan menjelek-jelekan satu sama lain di hadapan anak-anaknya.

Jika anak-anak pergi menemui sang ibu, maka sang ibu akan menyebutkan keburukan ayahnya, lalu mulailah dia mengajak untuk membenci dan menjauhi ayahnya.

Begitu juga jika sang anak-anak pergi menemui sang ayah, maka sang ayah akan berbuat sebagaimana apa yang diperbuat ibunya.

Akibatnya, anak-anak akan durhaka kepada kedua orang tuanya. Penyebabnya adalah kedua orang tua itu sendiri, sebagaimana apa yang dikatakan oleh Abu Dzuab Al-Hadzli:

Janganlah engkau marah terhadap suatu perbuatan yang engkau juga ikut melakukannya,

Sesungguhnya orang yang layak mendapatkan keridhaan adalah orang yang mengamalkan sunnah.

Baiklah shalihah semuanya, silakan dibaca dan dipahami materinya ya ummu cukupkan.

Wallahu a'lam

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
        💎TaNYa JaWaB💎

0️⃣1️⃣ Widia ~ Bekasi
Assalamualaikum ustadzah,

Kenapa anak saya berubah total di pandemi ini. Awalnya penurut, tutur kata dan sikap baik. Tetapi setelah pandemi banyak main semuanya berubah total. Apa yang harus saya lakukan ustadzah agar anak saya kembali seperti awal?

Jazakillah

🌸Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarahkatuh shalihah

Faktor disini biasa terjadi karena kurangnya interaksi dari orang tua, misalnya anak terlalu lama dibiarkan main sendiri, sibuk sendiri, sehingga pola pikir dari interaksi anak tersebut mempengaruhi karakter awalnya. Coba shalihah, diajak kegiatan yang membuat ia terus-terusan bersamamu, waktunya dihabiskan untuk bersamamu dan fokus padamu bismillah perlahan, in syaaAllah bisa.

Wallahu a'lam

0️⃣2️⃣ Phity ~Yogja
Ustadzah, apa yang harus kita lakukan. Kalau ada siswa yang sudah tidak menghormati orang tuanya? Sehingga berani melawan orang tua. Selama ini hanya menasihati siswa tersebut, tapi belum ada perubahan.

🌸Jawab:
Jika kita sudah menasihatinya shalihah, tapi tidak ada perubahan tidak apa-apa shalihah, kita sudah berbuat baik. Jangan merasa bersalah ya, terus saja menasihatinya tanpa henti dan jangan tinggalkan ia, karena kita tidak tahu hatinya berubah.

Wallahu a'lam

0️⃣3️⃣ Safitri ~ Banten
Assalamualaikum,

Ustadzah, durhakanya anak apa orang tua yang tidak mempunyai visi atau misi anaknya kedepannya seperti apa?
Dan ketika anak sudah durhaka terhadap orang tuanya sejak kecil apa dia berdosa dan apa orang tuanya ikut menanggung dosa atas kelalaiannya dalam mendidik?

Membesarkan dan medidik anak juga apa kita harus bisa memilih lingkungan yang baik untuk tumbuh kembangnya ?

🌸Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarahkatuh shalihah

Mendidik anak menjadi baik itu memang sudah tanggung jawab orang tua shalihah, mau jadi apa dan seperti apa nantinya anak itu ke depannya, akan dipertanggungjawabkan di hari hisab nanti, mau anaknya baik atau buruk sekalipun. Anak juga, ketika durhaka dengan orang tunya, maka ia juga akan berdosa, ibaratnya ia minim pengetahuan tapi setidaknya ia paham apa hukumnya memperlakukan orang tua dengan tidak baik.

Na'am shalihah, membesarkan anak harus memilih lingkungan, harus memilih siapa yang menjadi temannya, dimulai sejak dini, hingga ketika besar nanti ia akan bisa memilih mana yang baik dan buruk.

Wallahu a'lam

0️⃣4️⃣ Yanik ~ Jombang
Assalamualaikum Warohmatullah wabarokatuh...

Saya memiliki seorang  anak cewek yang hampir lulus kuliah. Sebagai seorang ibu menginginkan anak berbakti, yah kalau masalah agama sih memang dia apa yang disuruh dikerjakan.

Contohnya: Sholat selalu berjamaah dan tepat waktu, dan juga selalu melakukan sholat rowatibnya maupun selalu sholat malam walaupun tiap malam harus dibangunin. Baca Al Qur'an walaupun sebentar.

Sekarang masalahnya untuk bantuin umiknya dia itu tidak mengerti dengan sendirinya, mesti selalu harus disuruh dan kadang juga tidak segera dilaksanakan. Otomatis kami sebagai orang tua yang baru pulang kerja pekerjaan rumah masih sering berantakan  membuat kami jengkel dan marah.

Yang kami tanyakan sebagai orang tua bersikap sperti itu apakah boleh? Dan apakah anak tersebut dapat dikatagorikan durhaka?

Dan ketika dinasehati, sering dia wajahnya cemberut.

Bagaimana solusinya ustadzah jika memiliki putri seperti itu?

Jazakillah khoir.

🌸Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarahkatuh shalihah

Membantu orang tua itu memang wajib ya shalihah untuk setiap anak, apalagi ia sudah dewasa dan seharusnya ia paham. Orang tua tidak salah untuk marah dalam artian itu menegur atau mengingatkan, tapi jangan sampai memukul ya shalihah itu bisa merusak psikis anak. anak dikatakan durhaka, ketika ia membantah. Misalnya, kamu suruh dia terus dia jawab , "ah ibu ini nyuruh-nyuruh terus", kata "ah" saja itu sudah berdosa shalihah.

Ketika ia cemberut berarti ia tidak senang ya disuruh-suruh, solusinya coba diajak bicara shalihah, tanyakan apa yang dia mau sebenarnya. Tanyakan, mau dididik seperti apa dia, tanyakan juga apakah salah seorang ibu meminta bantuan dan dia mengerjakannya dengan ikhlas? Tanyakan perlahan, jangan emosi ya.

Wallahu a'lam

0️⃣5️⃣ Hesti ~ Surabaya
Seandainya orang tua sudah memberi nasihat pada anak tapi anak tetap membangkang lalu apa yang harus dilakukan . Apakah karena faktor makanan atau hal lain?

Mohon pencerahan karena contoh Nabi Adam dan Nabi Nuh yang memiliki anak yang agak keras.

🌸Jawab:
Anak membantah itu berdosa ya shalihah. Mendidik anak itu harus dengan sabar dan ikhlas shalihah, Rasulullah ﷺ saja mengajarkan anak-anaknya dengan kesabaran, karena ia tahu bahwa anak adalah titipan dari Alloh ﷻ. Seperti yang ummu katakan di jawaban pertanyaan sebelumnya, anak itu harus secara baik-baik kita mengenalnya.

Apalagi kita kurang sekali waktu untuk ngobrol dengannya, jadi pendekatannya harus sabar dan cari tahu juga penyebab dia suka membantah dan kasar itu karena apa. Apa karena kesal dengan orang tuanya yang sibuk sendiri, apa karena ada masalah di luar, dan yang lainnya itu banyak sekali shalihah. Tidak hanya menyuruh saja, menasihati saja, orang tua juga harus bisa berperan dalam menyelesaikan dan memikul bebannya.

Wallahu a'lam

0️⃣6️⃣ Dias ~ Bandung
Assalamualaikum...

Ustadzah, saya alhamdulillah diamanahi Allah 1 putri dan 1 putra luar biasa problematika. Faktor pengasuhan sangat penting sekali karena sebagian besar diasuh oleh pengasuh rumah tangga dari yang pertama sampai yang ke 2, karena saya bekerja dan suami juga, berdagang di lain kota, padahal saya pun sudah berusaha walaupun saya bekerja untuk pendidikan prioritas untuk anak.

Walaupun sdit, smpit sampai pondok pun alhamdulillah terkabul dengan harapan menjadi anak sholeh sholehah, memang type anak generasi milenial (tahun 1996 lahirnya) sangat beda jauh dengan kami dulu segala sesuatu hanya mencontoh tanpa disuruh salut dengan pola asuh orang tua zaman dulu dalam pengasuhan.

Pertanyaannya adalah bagaimana menyikapi putri kami sedang menyusun skripsi, aktif penggiat dakwah, shaum daud rajin, tilawah, dzikir pagi petang, untuk tanggung jawab diri harus masih diingatkan, empatinyà terhadap orang tua  kurang. Memang waktu usia SD sampai SMA (mondok) jika kami ajak untuk membantu apapun jarang maunya, karena saya mau cepat selesai saya tidak rayu, atau berikan penjelasan manfaatnya, sampai sekarang tidak mau tahu urusan rumah, untuk penyelesaian skripsinya pun selalu diingatkan, bagaimana menyikapinya yaa ustadzah insyaAllah doa setiap saat kami panjatkan.

Jazakillah khair

🌸Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarahkatuh shalihah

Di sini kita harus ketahui dulu ya shalihah kebiasaan dia, seperti yang kamu sebutkan tadi masyaaAllah sekali kegiatan yang dia lakukan dan insyaaAllah bermanfaat untuk dirinya dan orang terdekatnya.

Masalahnya, karena dia sudah terbiasa dengan hal seperti itu, apalagi sudah terbiasa dari kecil diasuh, terbiasa jauh dari orang tua, dia sudah merasa nyaman shalihah. Belum bisa dikatakan mandiri ketika dia saja tidak mau bantu siapa.

Seperti itu, nah ini juga faktor didikan dari kecil ya, kalau tidak diajarkan kebiasaan baik yang baru, seperti bantu-bantu dan yang lain agar ia mandiri, itu bisa menyusahkan dia juga nantinya ketika sudah berumahtangga. Nanti, coba bicara dengan dia shalihah, nasihatkan pelan-pelan dari hati ke hati.

Apalagi dia lulusan pondok, seharusnya hati dia mudah sekali luluh ketika orang tua menasihatinya alhamdulillah dia tidak menyimpang shalihah, hanya belum bisa mengatur pola pikir terkait hal apa saja yang harus dia lakukan, jadi jangan khawatir ya shalihah, ada masanya anak bisa berubah menjadi dewasa, tidak sekaligus tapi bertahap. Terkadang, kedewasaan dan kemandirian seorang anak itu tidak bisa diukur dari umur saja shalihah, tapi dari hal apa saja yang telah dia hadapi.

Wallahu a'lam

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
 💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎

Baiklah shalihah semuanya, jazakillah khair sudah diberikan kesempatan untuk berbagi dan sharing ilmu yang insyaaAllah bermanfaat dan bernilai kebaikan untuk kita semua jangan putus untuk selalu menuntut ilmu yaa, karena ilmu itu luas dan ada dimana saja.

Semoga bisa bertemu kembali, Aamiin allahumma aamiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar