Kamis, 30 November 2017

Jangan Terus Kau Bully Aku



OLeh   : Bunda Nurhamida

Assalamu'alaikum wr. wb wamaghfirah...

Akhwatifillah..alhamdulillah kita dipertemukan kembali pada kajian parenting di Rumah Akhwat Keche Perindu Surga. Salam shalawat tentu selalu kita haturkan untuk teladan terbaik sepanjang masa Rasulullah SAW. Beserta ahlul bait.

Pada kajian malam ini, sebelum saya share materinya, saya ingin bercerita tentang anak  seorang sahabat yang mengalami pedihnya penderitaan karena bullying dari lingkungan sejak kecil.

Anak ini sejak kecil mengalami kekerasan verbal dimulai dari ayah yang selalu marah marah pada ibunya di rumah, ia yang selalu dianggap harus sama dengan anak lainnya karena ia termasuk penderita autis skala ringan, beban bahwa ia anak laki-laki harus hebat seperti bapaknya.

Anak ini tumbuh menjadi remaja yang skeptis, rendah diri, penuh pemberontakan, tetapi tidak mampu melakukan perlawanan. Di sekolah, teman-temannya sering mengejeknya aneh dan mengucilkannya dari pergaulan.
Ia sulit mendapat teman karena autis yang dideritanya. Namun ia memiliki kelebihan, daya ingatnya sangat kuat, ia dapat menghapal di luar kepala isi buku sejarah, sampai detil ke tahun dan tanggal, mampu merakit robot. Bahkan menjadi pemenang ketiga robot competition tingkat nasional saat SMA.

Saat ini ia tengah duduk di bangku kuliah di salah satu fakultas hukum universitas terkenal di Bandung. Namun, dampak bullying yang ia terima sejak kecil, amat menghambat kemajuannya dalam beraktivitas di kampus. Utamanya dalam memahami materi ajar. Saat ia mulai putus asa, pikiran untuk bunuh diri sering melintasi pikirannya.

๐ŸŒธ๐ŸŒท๐ŸŒธ
Kita lanjut dengan materi slide ya...

Jangan Terus Kau Bully Aku

Disampaikan dalam kajian parenting online Rumah  Akhwat Keche
Rabu, 22 November 2017

๐ŸŒทMengenal Arti Kata Bullying

Bullying merupakan kata serapan dari bahasa inggris, berasal dari kata bully yang artinya penggertak, orang yang mengganggu orang yang lemah. Dalam masyarakat Indonesia, bullying dapat dipadupadankan dengan pengertian penindasan, intimidasi ataupun pemalakan.

Selain itu contoh tindakan negatif lain yang termasuk dalam  bullying antara lain:
1. Mengatakan hal yang tidak menyenangkan ataupun memanggil seseorang dengan julukan yang buruk,
2. Mengabaikan atau mengucilkan seseorang dari suatu kelompok karena sebuah tujuan,
3. Memukul, menendang, menjegal, atau menyakiti orang lain secara fisik,
4. Mengatakan kebohongan atau rumor yang tidak benar mengenai seseorang atau membuat orang lain tidak menyukai seseorang dan hal-hal semacamnya.

Sementara itu, merujuk pada Kamus Bahasa Indonesia ke Inggris, arti kata bully dalam bahasa Indonesia adalah perundungan, dan almarhum Anton M. Moeliono, Pereksa Bahasa, Guru Besar Emeritus Universitas Indonesia, kata bully dan bullying dapat memiliki makna merisak' menakuti atau menyakiti orang yang lebih lemah'. (2011)

๐Ÿ”น Bullying dapat terjadi pada siapa saja, baik anak usia dini, remaja, maupun orang dewasa. Pada anak usia dini dapat terjadi pada saat kegiatan bermain. Misalnya, sebutlah Asya, 5 tahun. Ia memiliki beberapa teman bermain di kelasnya. Diantara teman bermainnya, ada satu anak yang selalu bersamanya. Kemana Asya bermain, Nina selalu menyertainya. Sepintas seolah mereka adalah dua sahabat. Namun, jika tidak orang tua Asya yang melapor pada guru bahwa Asya selalu meminta dibelikan bekal makanan lebih setiap pagi, perilaku bully yang diterima Asya tidak akan terungkap.

Rupanya setiap jam makan snack, Nina selalu meminta kepada Asya. Bahkan beberapa kali Nina mengambil semua bekal Asya. Asya tidak berani bilang pada guru, karena Nina mengancam kalau bilang. Nina akan menjauhi dan Nina akan mengajak teman teman memusuhi Asya. Kejadian berulang hingga  Ibu Asya menemukan keganjilan  kebiasaan putrinya tersebut.

๐Ÿ”นLain lagi kasus bullying yang duterima oleh Rangga dan Persa yang mengarah pada ejekan dan sebutan nama yang tidak pantas. Ejekan ini dilakukan secara spontan oleh teman temannya. Rangga sering mendapat julukan bencong sedangkan Persa mendapatkan julukan bodoh. Menurut Astuti (2008), ketiga Bullying di atas termasuk dalam jenis Bullying non fisik atau  verbal yaitu berupa julukan nama, celaan, fitnah, kritik kejam, penghinaan (baik yang bersifat pribadi maupun rasial), pernyataan pernyataan bernuansa ajakan seksual atau pelecehan seksual, teror, surat surat yang mengintimidasi, tuduhan tuduhan yang tidak benar, kasak kusuk yang keji dan keliru, gosip dan lain sebagainya.

๐Ÿ”น Bullying yang bersifat fisik atau kekerasan juga terjadi pada anak-anak usia muda seperti memukul, menendang, memeras pada anak yang dianggap lebih lemah dan berpotensi untuk tidak melakukan perlawanan. Contoh kasus pada Hanif yang dipalak oleh teman sekelasnya setiap hari saat hendak jajan. Hanif tidak berani menolak karena saat ia menolak, Gito dan teman-temannya satu gengnya akan mendorong, menrndang kakinya, bahkan kepala di "poles" ketika ia benar-benar tidak memiliki uang di saku.


๐ŸŒทSebab Perilaku Bullying

◾Faktor Internal
1. Harga Diri Anak
Harga diri adalah penilaian yang dibuat seseorang tentang dirinya. Terkadang alasan anak melakukan bullying karena ingin dianggap hebat,kuat, super sehingga ditakuti oleh orang lain.

2. Pemahaman Moral Anak Yang Rendah
Biasanya perilaku menyimpang pada anak seperti kekerasan, digengarai disebabkan oleh minimnya pemahaman tentang sikap positif seperti empati, jujur, sayang, lemah lembut, menghargai. Anak lebih akrab dengan nilai dan perilaku yang negatif.

◾Faktor Eksternal
1. Sikap Orang Tua
Anak meniru perilaku buruk orang tua misal saat marah atau kekerasan di lingkungannya. Pada saat anak terpapar perilaku kekerasan lalu meniru dan mengulang perilaku tersebut, orang tua dan orang dewasa di sekelilingnya tidak melakukan pencegahan bahkan cenderung mengabaikannya. Sikap seperti ini akan menguatkan sikap bully pada anak, bahwa itu tidak apa dilakukan karena orang tua dan lingkungan tidak memberikan pencegahan dan hukuman.

2. Keluarga Yang Memanjakan
Anak yang dimanjakan akan menyangka ia boleh melakukan hal apapun pada siapa saja. Karena di rumah, apa saja yang ia mau selalu dituruti orang tua. Anak semacam ini jika memiliki rasa percaya diri yang kuat, ia akan berperilaku menindas temannya atau memperalat temannya untuk memenuhi kepentingan dirinya.

3. Inkonsistensi Orang Tua Dalam Berperilaku
Perilaku bullying juga bisa terjadi karena adanya ketidaksesuaian antara perilaku orang tua dengan apa yang orang tua ajarkan pada anak. Suatu ketika orang tua membuat aturan yang tegas tentang larangan, tetapi di waktu yang lain, karena terdesak kondisi tertentu, orang tua justru melakukan perilaku tersebut. Misal, aturan tidak boleh menonton TV pada jam sholat maghrib dan Isya. Orang tua dengan tegas menerapkan aturan pada anak. Di lain waktu, ternyata orang tua tanpa sadar menonton acara misal D Academi, ketika anak mengingatkan, anak malah dihardik dan disuruh diam. Jika berulang, maka anak dengan mudah meniru perilaku tersebut.

4. Tayangan Televisi
Membiarkan anak bersama televisi hanya akan membuat tenang sementara, tetapi bahaya yang mengintai jauh lebih besar. Materi tontonan televisi dewasa ini hampir 90% tidak mendidik dan cenderung merusak. Terlebih jika lama jam menonton lebih dari 2-3 jam  sehari. Jangan heran jika perilaku bullying sudah dikenal oleh anak sejak usia dini, karena andil dari tontonan ini.


๐ŸŒทDampak Bullying Pada Korban

Anak anak yang menjadi korban bullying biasanya memiliki perasaan tertekan oleh pelaku menguasai korban, merasa tak berdaya, takut dan terancam.
Bagi korban, kondisi ini menyebabkan dirinya mengalami kesakitan fisik dan psikologis, kepercayaan diri (self esteem) yang merosot, malu, trauma, tidak mampu menyerang balik, merasa sendiri, serba salah, dan takut sekolah (school phobia) dimana dia merasa tidak ada yang menolongnya. Dalam kondisi selanjutnya, ditemukan bahwa korban kemudian mengasingkan diri dari sekolah atau korban menderita ketakutan sosial (social phobia).


๐ŸŒทDampak Bullying Pada Pelaku

Pelaku bullying akan semakin menguat perilaku agresifnya, menjadi tidak empati, egois, dan dijauhi teman.


๐ŸŒทApa Yang Harus Dilakukan Orang Tua Terhadap Korban Bullying

1. Satukan persepsi dengan suami atau istri
Orang tua harus kompak dalam menghadapi kasus ini. Memahami kondisi anak yang menjadi korban dengan cara pandang yang sama sehingga akan lebih mudah dalam mengambil langkah dalam penangaman kesembuhan anak.

2. Pelajari dan kenali karakter anak
Dengan mengenal karakter anak, kita akan bisa mengantisipasi berbagai potensi intimidasi yang menimpa anak dan lebih cepat menemukan solusi sehingga kita siap secara mental dalam menghadapinya.

3. Jalin komunikasi dengan anak
Upayakan anak memiliki kepercayaan kepada kita sebagai orang tua sehingga ia tidak segan bercerita dan kita dapat memonitor pergaulan anak

4. Berikan dorongan agar anak dapat berperilaku asertif, berani menyampaikan ketidaksetujuan dan melawan perilaku yang mengintimidasi

5. Ajarkan anak untuk menghadapi masalah dan menyelesaikannya bukan menunda atau lari dari masalah

6. Tumbuhkan nilai tauhid pada anak yaitu keyakinan bahwa anak itu kuat dan memiliki pelindung yang Maha Kuat
Bekali anak dengan doa doa yang menguatkan keyakinannya pada Allah sehingga berdampak pada menguatkan rasa percaya dirinya

7. Bicarakan pada guru dan diskusikan langkah yang tepat yang dapat diambil

๐ŸŒธ๐ŸŒท๐ŸŒธ
๐ŸŒทBagaimana Islam Mencegah Bullying

Rosulullah mengajarkan pendidikan anak hendaknya dilakukan dengan kasih sayang. Berbicara lemah lembut, bertutur kata yang sopan, dan menghindari kekerasan. Rosulullah SAW tidak pernah memukul tetapi mengajarkan tentang hukuman pukulan pada saat anak sudah berusia 10 tahun dan itu berkaitan dengam sholat. Pada saat anak berusia 10 tahun tidak mau sholat, Rosululullah SAW membolehkan orang tua memukul dengan tujuan sebagai pendidikan dan memberi efek jera, karena terkait dengan kepatuhan sebagai hambba Allah pada perintah Allah. Artinya hukuman pukulan ini diberikan pada satu kegiatan yang memiliki nilai sangat besar dan dampaknya akan fatal jika tidak segera dicegah kebiasaan tidak sholatnya, yakni berdampak pada kekufuran.

Aturan ini hendaknya membuat isaf kita bahwa mengasuh dan mendidik anak hendaklah benar-benar berdasarkan pada aturan yang sudah ditetapkan Allah dan Rosul-Nya sehingga dapat meminimalisir dampak negatifnya pada anak. Jika sebuah keluarga sudah terbiasa dengan perilaku yang santun dan taat serta penuh keyakinan kepada Allah, maka perilaku bullying dapat dihindari. Jikapun anak dibully, ia akan mempunyai kekuatan untuk mempertahankan diri.


Itu landasan teorinya. Saya baca dari beberapa sumber.

Kita nanti akan bahas sesuai dengan kasus atau ada yang mau berbagi pengalaman pernah mengalami bullying, lalu kita diskusikan apa langkah yang bisa diambil.


๐Ÿ”ท๐Ÿ”ท๐Ÿ”ท๐ŸŒŸ๐ŸŒŸ๐ŸŒŸ๐Ÿ”ท๐Ÿ”ท๐Ÿ”ท
         ๐Ÿ’˜TaNYa JaWaB๐Ÿ’˜

0⃣1⃣ Miza
Pertanyaannya, sebagai seseorang yang dibully, bagaimana cara kita menanggapi perlakuan tersebut?

๐ŸŒทJawab:
Bisa lebih spesifik Mbak, dibullynya dalam bentuk apa? apakah secara verbal?

๐Ÿ’ŽBully dalam bentuk non-verbal

๐ŸŒทPada dasarnya orang yang suka membully adalah orang yang memiliki masalah dengan dirinya, tadi sudah disebutkan bahwa faktor internal seseorang membully adalah ingin dianggap hebat atau ditakuti oleh orang di sekelilingnya.
Jika seseorang membully secara fisik, bisa diduga ia dahulunya mengalami kekerasan fisik yang ia tak sanggup melawannya.

Hingga saat ia besar ia mulai memiliki keberanian melampiaskan pada orang yang dia anggap lemah.

Ini bisa terjadi pada kakak ke adik atau orang tua ke anak, atau adik ke kakak, atau antar teman.

Jika yang melakukan bullying ini adalah orang tua, maka yang pertama sekali harus dilakukan adalah mengetahui latar belakang orang tua (ayah atau ibu). Adakah di antara keduanya dulu mengalami perlakuan bullying dari orang sekitarnya.

Setelah tahu dan paham, maka maafkanlah.
Memaafkan adalah kunci awal proses penyembuhan dampak bullying.

Ketiga, menanamkan pada diri sendiri untuk memiliki mental yang kuat sehingga pada saat akan terjadi kekerasan non verbal, sudah bisa mengantisipasi. Bisa dengan cara menghindar atau melawan. Melawan dalam artian menahan tangan orang tua agar tidak menyakiti fisiknya.

Jika yang melakukan bullying adalah suami, maka hindari hal hal yang dapat menimbulkan perilaku membully pada suami.

Intinya...
Kuatkan diri dahulu agar memiliki ketenangan dan ketangguhan psikis sehingga saat bullying terjadi, Mbak bisa melawannya.

Bullying akan berhenti jika kita sendiri melakukan perlawanan terus menerus, karena objek bullying biasanya orang yang lemah atau potensial tidak melawan. Jika korbannya melawan dan kontinyu, biasanya pembully akan berpikir ulang.

0⃣2⃣ Leny
Bagaimana mencegah bullying secara fisik pada siswa ya Bunda? Sudah saya coba ajak bicara namun anaknya hanya diam dan orang tuanya tidak bisa diajak bekerja sama dalam menghadapi anaknya?

Terimakasih.

๐ŸŒทJawab:
Memang bullying pada siswa kerap terjadi, Game dan paparan televisi dan dunia maya sudah berhasil merusak otak anak sehingga respon yang mudah muncul adalah amarah dan kekerasan.

Terlebih karena anak sedari kecil lebih dekat dengan gadget dan pengasuh, tingkat keterlibatan psikis orang tua dengan anak menjadi minim. Itulah sebabnya orang tua bersikap menyerah.

Sebagai guru, yang bisa dilakukan adalah untuk tingkat kelas, membuat peraturan kelas lengkap dengan sanksi dan ganjaran.

Lalu buat peringkat sanksi yang diberikan sesuai jenis pelanggaran.

Jangan lupa anak diminta beristighfar setiap membully. Berikan hukuman sesuai kesepakatan.

Terus lakukan berulang-ulang karena perilaku bullying akan berhenti jika upaya pencegahan terus menerus dilakukan.

Pahami juga ini adalah proses. Bullying tidak terjadi secara tiba tiba. Dia berasal dari proses yang panjang sejak anak usia dini. Karenanya untuk mengontrolnya juga memerlukan waktu.

Sanksi yang dibuat tentu yang dalam pertimbanagan guru dapat membuat jera.
Agar tidak stres, guru juga tidak meletakkan harapan terlalu tinggi tentang perubahan perilaku anak yang disebabkan minimnya kerjasama dengan orang tua.

Jadi, lakukan sesuai kemampuan. Jangan lupa berdoa agar anak ini diberi hidayah.

Lalu tumbuhkan budaya saling menolong di dalam kelas sebagai bentuk memberi lingkungan yang baik bagi si anak.

Utamanya pahami latar belakang mengapa anak ini bisa punya perilaku membully. Ajak bicara anak, dari obrolan tersebut sebagai guru pasti akan menemukan cara dalam mengelolanya.

Demikian ya Mbak..semoga bermanfaat.

0⃣3⃣ Fany
Bunda apakah bisa dikatakan pelaku bullying itu adalah mereka yang memiliki riwayat keterbelakangan mental bunda?

๐ŸŒทJawab:
Tidak Mbak.
Bullying itu perilaku yang dibentuk oleh lingkungan.

0⃣4⃣ Nene
Bagaimana dengan self bullying bund?
Bisakah kita sembuhkan sendiri ataukah harus minta bantuan orang lain?

๐ŸŒทJawab:
Wah itu perlu bantuan psikiater ya. Bukan psikolog ya Mbak
Tetapi ada cara lain selain ke psikiater ya Mbak...dicoba dengan terapi ruqyah.

Mungkin istilahnya bukan self bullying ya. Coba lihat definisinya lagi.

Perbuatan menyakiti diri sendiri atau self abuse.

Kalau dari kacamata agama, perbuatan menyakiti diri sendiri bisa terjadi karena bantuan bisikan setan atau jin. Karena kalau yang normal tentu tidak akan melakukan hal tersebut.

Setan atau jin akan mudah masuk pada orang yang memiliki masalah, yang selalu risau dan gelisah, yang terlalu sedih, dendam, marah yang sangat.

Jadi, dilihat dulu apa penyebab perilaku self abuse ini.

Jika disebabkan protes atau rasa marah terhadap masa lalu, atau sebagai upaya menarik perhatian seseorang karena dianggap seseorang ini telah mengabaikannya, maka bisa dibantu dengan terapi tersebut.

Untuk detilnya nanti bisa saya sambungkan dengan pakarnya Insyaallah.

0⃣5⃣ Puji
Bunda saya dulu waktu kecil sering dibully teman-teman soal fisik saya. Dan sampai sekarang teman-teman masa kecil masih suka bully.  Rasanya sakit sekali bunda.  Saya harus bagaimana?
Apa saya harus menjauhi teman-teman yang membuat saya sakit?

Sedangkan memutus silaturahmi kan tidak boleh bunda..

๐ŸŒทJawab:
Saran saya..agar berhenti dibully...
Mbak harus bersikap tegas menyampaikan bahwa Mbak merasa tidak nyaman dengan sikap dan perkataan mereka. Mintalah mereka bersikap respek sebagaimana Mbak menghormati mereka. Jika mereka tetap menertawakan atau malah menjadikan Mbak bulan-bulanan, sampaikan dengan tenang. Kalau itu pilihan kalian, mohon maaf, saya akan berhenti berhubungan dengan kalian sampai kalian bisa memperbaiki sikap kalian terhadap saya.

Ini bukan memutuskan hubungan silaturahim (silaturahim hanya untuk saudara yang bertalian darah). Mbak sedang mengingatkan dan menasihati mereka agar bersikap tidak menyakiti teman sebagaimana yang dicontohkan Rasul SAW. Berteman dengan saling menghormati adalah hak setiap orang. Jika teman-teman Mbak tidak diajari cara menghormati Mbak,  maka mereka tidak akan pernah berhenti membully.

Coba perhatikan...
Orang yang suka membully biasanya memilih korbannya yang dianggap lebih lemah dari dirinya. Nah..sikap terbaik untuk menghentikannya adalah tumbuhkan rasa percaya diri, lalu bersikap tegas untuk tidak mau diperlakukan sewenang-wenang, lawanlah semampunya. Biasanya pembully akan berpikir ulang karena tujuannya tidak tercapai, ia terkejut dengan perlawanan orang yang disangkanya lemah.

Pengalaman anak-anak saya (laki-laki semua) ketika mereka dibully, sejak kecil saya tanamkan lawan. Akhirnya mereka bisa survive dan tidak menjadi korban.

0⃣6⃣ Ayu
Boleh bertanya di luar tema?
Bagaimana cara mengarahkan seseorang (adik) ke dalam hal-hal yang positif. Misalkan saja sopan santun atau hal hal kecil misalnya saja cuci piring dan lain-lain!

๐ŸŒทJawab:
Jika adiknya usia sekolah, bisa diajak bicara dahulu membagi tugas dan dijadwal. Dalam hal ini peran ibu sangat penting. Mintalah pada ibu agar mengajak dialog bersama dengan topik membantu meringankan beban kerja ibu di rumah.
Buatlah jadwal kapan untuk kakak dan kapan untuk adik dengan porsi kerja yang sesuai dengan kesanggupan.

Tujuannya adalah untuk melatih tanggung jawab si adik. Berikan porsinya secara bertahap. Jika adik patuh beri apresiasi. Jika tidak patuh, ingatkan kembali. Beri sanksi bagi siapa saja yang tidak patuh pada jadwal. Sanksinya adalah sesuatu yang berharga bagi adik atau kakak. Jika terjadi pelanggaran, tegakkan sanksi tersebut walau berat. Mintalah ibu sebagai  penengah sekaligus yang memberlakukan sanksi.

Lakukan hal ini dengan sabar dan melalui proses. Jangan pernah bosan mengingatkan karena perilaku yang ingin dibentuk memerlukan waktu dan perulangan berkali-kali sampai menjadi kebiasaan.


๐Ÿ”ท๐Ÿ”ท๐Ÿ”ท๐ŸŒŸ๐ŸŒŸ๐ŸŒŸ๐Ÿ”ท๐Ÿ”ท๐Ÿ”ท
 ๐Ÿ’˜CLoSiNG STaTeMeNT๐Ÿ’˜

Perilaku membully pada dasarnya dapat dihentikan oleh korban jika korban memilih untuk menyudahinya. Caranya adalah melawan saat dibully dan konsisten untuk menolak diperlakukan tidak pantas. Pelaku pembully umumnya sulit menghentikan perilaku tersebut karena tidak ada pertolongan dari lingkungan untuk menghentikan perilakunya yakni dengan bersama-sama tidak mengizinkan pembullian itu terjadi.

Sikap keluarga dan lingkungan yang benar akan sangat membantu mengurangi angka korban bully. Baik Pembully maupun yang dibully adalah sama-sama korban.  Pembully biasanya muncul dalam keluarga yang di dalamnya diperlakukan dengan tidak respek sehingga perilaku tersebut ia lampiaskan pada orang lain.

Korban bully jika tidak segera ditolong maka ia suatu saat akan  berpotensi menjadi pembully.
Oleh karenanya mari setiap keluarga bersama-sama menjaga nilai-nilai akhlaqul karimah sebagai bentuk penyelamatan generasi bangsa dari bahaya kekerasan.
Korban bully memerlukan penanganan yang intensif dan dukungan dari orang tua dan lingkungan agar ia dapat mengelola dampak psikis yang dialaminya.

Jadikan agama sebagai pedoman dalam berperilaku sehingga perilaku bullying dapat dicegah lebih awal dalam lingkungan yang paling kecil yakni keluarga.


๐Ÿ”ท๐Ÿ”ท๐Ÿ”ท๐ŸŒŸ๐ŸŒŸ๐ŸŒŸ๐Ÿ”ท๐Ÿ”ท๐Ÿ”ท

Tidak ada komentar:

Posting Komentar