Minggu, 26 November 2017

Aku Ingin Berubah



OLeh  : Ustadz M. Syawaludin Syarif

Aku Ingin Berubah

Ingin mengubah kondisi menjadi lebih baik adalah suatu yang lumrah dalam kehidupan ini.

Ada yang ingin mengubah kondisi ekonominya, ada yang ingin mengubah tampilan fisiknya, dan juga yang ingin mengubah tingkah laku atau akhlaknya.

Dan ini adalah hal yang baik selama arahnya kepada perbaikan dan disertai keimanan.

Dalam proses perubahan khususnya untuk menjadi insan yang lebih baik, tak jarang kita jumpai berbagai ujian dan cobaan yang seolah tak berhenti atau silih berganti menguji.

Lalu bagaimanakah cara kita menyikapi?

Jawabannya sangat penting untuk keberhasilan suatu perubahan.


1⃣ Selalu ber husnuzhon kepada Allah subhanahu wa ta'ala.

Yakinlah bahwa Allah tidak akan memberikan ujian diluar batas kemampuan kita.

Allah SWT berfirman:

لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا  ؕ  لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ  ؕ  رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَاۤ اِنْ نَّسِيْنَاۤ اَوْ اَخْطَأْنَا ۚ  رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَاۤ اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهٗ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖ  ۚ  وَاعْفُ عَنَّا  ؕ  وَاغْفِرْ لَنَا  ؕ  وَارْحَمْنَا  ؕ  اَنْتَ مَوْلٰٮنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ

"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.""
(QS. Al-Baqarah: Ayat 286)


Dan yakinlah setiap ujian yang terjadi adalah cara Allah untuk meninggikan derajat kita dan menghapus dosa-dosa kita.

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُشَاكُ شَوْكَةً فَمَا فٌوْقَهَا إِلَّا كُتِبَتْ لَهُ بِهَا دَرَجَةً وَ مُحِيَتْ عَنْهُ بِهَا خَطِيْئَةً – مسلم

Artinya: Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam telah bersabda, ”Tidaklah dari seorang Muslim yang tertusuk duri hingga apa-apa yang lebih berat darinya, kecuali dicatat baginya derajat dan dihapus darinya dengan hal itu kesalahan (Riwayat Muslim).

2⃣ Luruskan Niat hanya karena Allah.

Ketika kita ingin berubah maka langkah yang harus kita tempuh adalah luruskan niat. Karena niat yang salah tidak akan menghantarkan kita pada keridhoan Allah.

Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khattab radhiallahuanhu, dia berkata, "Saya mendengar Rasulullah shallahu`alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena menginginkan kehidupan yang layak di dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.
(Riwayat Bukhori dan Muslim)

3⃣ Berusaha atau berikhtiar sekuat tenaga untuk meraih perubahan.

Allah maha berkuasa atas segala sesuatu, tapi Allah ingin melihat kesungguhan kita dalam meraih perubahan kearah lebih baik.

Allah SWT berfirman:

لَهٗ مُعَقِّبٰتٌ مِّنْۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهٖ يَحْفَظُوْنَهٗ  مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ  ؕ  اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا  بِاَنْفُسِهِمْ  ؕ  وَاِذَاۤ اَرَادَ اللّٰهُ بِقَوْمٍ سُوْۤءًا فَلَا مَرَدَّ لَهٗ ۚ  وَمَا لَهُمْ  مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّالٍ

"Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia."
(QS. Ar-Ra'd: Ayat 11)

4⃣ Berdo'alah agar Allah istiqomahkan dalam perubahan kearah kebaikan.

Do'a adalah senjatanya orang beriman. Maka dalam berdo'a kita harus yakin dan menghadirkan diri (benar-benar meminta pada Allah).

Allah Swt. berfirman, “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. al-Baqarah : 186)

Rasulullah Saw. juga bersabda:

“Hati manusia adalah kandungan rahasia dan sebagian lebih mampu merahasiakan dari yang lain. Bila kamu mohon sesuatu kepada Allah ‘Azza wa Jalla maka mohonlah dengan penuh keyakinan bahwa doamu akan terkabul. Allah tidak akan mengabulkan doa orang yang hatinya lalai dan lengah.” (HR. Ahmad)

5⃣ Selalu berjama'ah (berkumpul dengan orang sholeh atau sholehah)

Kekuatan ada dalam persatuan. Dan lebih mudah untuk merubah diri dalam jama'ah daripada sendiri.

Dua orang lebih baik dari seorang, tiga orang lebih baik dari dua orang, dan empat orang lebih baik dari tiga orang. Tetaplah kamu dalam jamaah. Sesungguhnya Allah‘azza wajalla tidak akan mempersatukan umatku kecuali dalam petunjuk (hidayah).” (Abu Dawud)

Janganlah menyendiri. Karena hanya kambing yang sedirilah yang dimakan srigala

“Sesungguhnya setan itu serigala bagi manusia, seperti serigala bagi kambing, ia akan menerkam kambing yang keluar dan menyendiri dari kawanannya. Karena itu, jauhilah perpecahan, dan hendaklah kamu bersama jama'ah dan umat umumnya”
(HR. Ahmad & Tirmidzi)

Ini aja materinya ya.


🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
       💎TaNYa JaWaB💎

0⃣1⃣ Lusia
Bagaimana caranya mengatasi rasa tidak PD bergaul sama banyak orang, boleh tidak sih kita milih-milih ikutan jamaah atau kelompok pengajian ?

🌷Jawab:
Tidak PD diawal itu biasa mbak. Ane juga awalnya tidak PD an. Tapi karena sering ketemu dengan banyak orang lama-lama jadi terbiasa dan mulai agak berkurang rasa tidak PD nya.

Prinsipnya santain aja.

Pilih-pilih pengajian itu harus mbak.
Tapi tentu kriteria memilihnya harus sesuai dengan tuntunan agama.
Ikutilah pengajian yang mengajak kepada amar ma'ruf nahi munkar, mengajak pada tauhid yang lurus, mengajak pada kepedulian terhadap sesama, dan lain-lain.

Jangan pilih-pilih majelis ilmu hanya karena ketidak sukaan dengan suatu kelompok yang notabene sama-sama muslim yang ta'at dan lurus.

Wallahu'alam

0⃣2⃣ Upi
AQ INGIN BERUBAH
Menarik ya......Allah yang membolak balikan hati.....

Bagaimana menjaga hidayah....karena berubah dari buruk menjadi baik adalah mudah, tetapi akan menjadi sebuah tantangan yang besar ketika dari baik berubah menjadi buruk dan mau kembali menjadi baik.....

Mohon pencerahannya
Jazakallah

🌷Jawab:
Kalau berubah dari buruk ke baik itu mudah.

Maka berubah dari baik ke buruk lalu balik ke baik lagi, akan jauh lebih mudah, kan udah pengalaman.

Intinya ketika kita ingin berubah (walau dulu pernah gagal istiqomah) maka luruskan niat karena Allah bukan karena makhluk.

Cirinya. Dipuji tidak tinggi hati, dihina tidak berkecil hati.

Wallahu'alam

0⃣3⃣ Arika
Rasulullah SAW. juga bersabda:

Allah tidak akan mengabulkan doa orang yang hatinya lalai dan lengah.” (HR. Ahmad)

Mohon penjelasan yang dimaksud dengan hati yang lalai dan lengah!!!

JazakAllah khayr ustadz..

🌷Jawab:
Do'a orang yang hatinya lalai itu. Mulutnya berdo'a tapi hatinya tidak tentu jungkrungannya.

Mulutnya berdo'a hatinya mikirin yang lain.

Mulutnya berdo'a hatinya tak yakin.

Mulutnya berdo'a tapi hatinya hampa.

Bisa juga contohnya. Saat kita berdo'a tapi tak fokus dan tak penuh rasa harap kepada Allah.

Wallahu'alam

0⃣4⃣ Fatimah
Assalamualaikum ustadz, selamat malam semuanya.

Menarik sekali pembahasan kita malam ini ustadz, ada satu pertanyaan yang ingin saya tanyakan. Kita ketahui bersama bahwa Allah SWT sang pembolak balik hati, bagaimana dengan kondisi seorang muslim atau muslimah yang pada awalnya iya sudah beristiqomah untuk berubah akan tetapi seiring berjalannya waktu ke istiqomahan yang selama ini dia pegang semakin menurun, penyebab dari menurunnya keistiqomahan tersebut salah satunya faktor lingkungan.

Memang benar yang ustadz sampaikan tadi salah satu cara untuk menuntun kita berubah salah satunya perbanyak berkumpul dengan orang sholeh dan sholehah, akan tetapi dikarenakan faktor lingkungan tersebut dia menjadi terlena, menurut ustadz bagaimana solusinya!

Terimakasih

🌷Jawab:
"Membaur tapi tak melebur". Itulah prinsip dakwah.

Atau dengan bahasa yang lain
"Bermasyarakat tapi tak menyatu dalam keburukannya"

Kita adalah da'i atau da'iyah yang menyeru pada perbaikan.

Memberi warna pada suramnya gambar kehidupan masyarakat.

Jika kita lemah, maka berjama'ahlah agar Allah kokohkan kita.

Jika lingkungan tak mendukung maka jangan berkecil hati. Karena sungguh, itulah ladang amal kita.

Tetaplah berubah menjadi lebih baik, karena akan tiba masanya kita akan menemukan orang yang akan membimbing kita menjadi lebih baik, atau kita akan bertemu dgn orang-orang yang ingin kita bimbing menjadi lebih baik.

Istiqomahlah!!!

Wallahu'alam

0⃣5⃣ Nene
Bagaimana mengatasi hati yang lalai dan lemah ustadz?

Jazakallahu khayr

🌷Jawab :
Banyak-banyak berdzikir mbak.

Dan banyak-banyak mentadabduri ayat-ayat Allah baik yang termaktub dalam Al-Qur'an maupun yang terhampar di alam.

Wallahu'alam

0⃣6⃣ Upi
Menarik nih.....

Kenapa menjadi sulit di lapangan secara psikologis biasanya manusia ada ketidakpercayaan diri ketika Baik-buruk-baik lagi....

Waktu smu terkenal anak masjid-kuliah terjerumus pergaulan bebas (narkoba) sekarang usia 30 ingin menjadi baik lagi, rasa tidak percaya diri yang membuat orang tersebut sulit.

Afwan

🌷Jawab :
Manusia tempat salah dan lupa. Tempat khilaf dan lena.

Ketika terjerumus dalam lembah durjana maka jangan terlena dan jangan putus asa.

Karena ampunan Allah lebih luas dari seluruh dunia.

Wallahu'alam

0⃣7⃣ Ladia
Misalnya kita berniat hijrah dan istiqamah dalam hijrah. Setelah sedikit banyak memahami agama ternyata banyak hal yang salah, yang rasanya hijrah masih terasa tersendat. Dari segi pendapatan atau nafkah atau harta atau makanan yang didapat dari yang tidak jelas apakah halal atau haram alias syubhat ustadz.

Contoh: seorang akhawat yang berusaha hijrah untuk terus lebih baik, tapi dikemudian hari ia baru paham bahwa orang tuanya menafkahinya dari hasil perdukunan, namun ia terlanjur membeli barang-barang seperti pakaian muslimah dan buku-buku islami, kadang ia memberikannya kepada sesama saudari atau memberi sedekah dengan uang tersebut. Bagaimana itu ustadz?

Jikapun misalnya ia berpenghasilan belum mencukupi diri penghasilannya sendiri untuk menafkahi hidupnya.

Bagaimana caranya hijrah dari hal tersebu ustadz?
Dan sebaiknya buku-buku yang rencananya mau dijadikan amal jariyah di taman baca dan pakaian yang rencananya akan disumbangkan sebaiknya diapakan ustadz?
Karena dia juga takut "sedekah haramkan juga bisa membenamkan seseorang ke dalam neraka" ustadz.

🌷Jawab :
Ane jawab dengann asumsi contoh dari pertanyaan ya.

"Berusaha untuk menyadarkan orang tuanya bahwa perbuatan selama ini adalah kesyirikan dan yakinkan diri dan orang tua. Bahwa rizki sudah di atur Allah, tinggal bagaimana kita menyambutnya saja. Apakah dengan cara yang halal atau malah sebaliknya."

Untuk masalah barang yang ada tapi mau disedekahkan maka niatnya di ubah. Bukan sedekah tapi niatnya ingin mengembalikan uang umat kepada umat.

Berikan saja barang-barang itu kepada yang berhak. Dan berusahalah menyadarkan orang tua dan berusahalah mencari nafkah yang halal untuk membantu hijrahnya kita dan orang tua.

Wallahu'alam


🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎CLoSiNG STaTeMeNT💎


Yuk Kita Berubah

Berubah ke arah Jannah


Burung irian burung cendrawasih
#justinfo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar