Minggu, 26 November 2017

Thatabbu'ul Aurat



OLeh   : Ustadz M. Syawaludin Syarif

Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokaatuh...

Membongkar aib sesama saudara

Materi hari ini ngena banget nih.

Karena kadang kita sadari ataupun tidak. Lidah ini kadang bermain terlalu liar, sehingga banyak kata-kata yang semestinya tak terucap malah sering terulang. Dan sengaja ataupun tidak, terkadang membongkar aib sesama muslim.

Islam adalah agama yang sangat indah. Ia mengajarkan umatnya untuk tidak membuka aib orang lain yang hanya akan membuat orang tersebut terhina. Islam memerintahkan umatnya untuk menutupi aib saudaranya sesama muslim. Dan bagi mereka yang mau menutupi aib saudaranya tersebut, akan memperoleh keutamaan dari Allah, sebagaimana termaktub di dalam hadits :

مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ فِي الدُّنْيَا يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ عَلَى مُسْلِمٍ فِي الدُّنْيَا سَتَرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ

Artinya : “Barangsiapa yang meringankan (menghilangkan) kesulitan seorang muslim kesulitan-kesulitan duniawi, maka Allah akan meringankan (menghilangkan) baginya kesulitan di akhirat kelak. Barangsiapa yang memberikan kemudahan bagi orang yang mengalami kesulitan di dunia, maka Allah akan memudahkan baginya kemudahan (urusan) di dunia dan akhirat. Dan barangsiapa yang menutupi (aib) seorang muslim sewaktu di dunia, maka Allah akan menutup (aibnya) di dunia dan akhirat. Sesungguhnya Allah akan senantiasa menolong seorang hamba selalu ia menolong saudaranya.”  (H.R. At-Tirmidzi).

Kajian hari ini kalau kita renungin dan praktekin insya Allah banyak nih pintu-pintu dosa kita tertutup...

Sebaliknya, siapa yang mengumbar aib saudaranya, Allah akan membuka aibnya hingga aib rumah tangganya.

مَنْ سَتَرَ عَوْرَةَ أَخِيهِ الْمُسْلِمِ سَتَرَ اللَّهُ عَوْرَتَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمَنْ كَشَفَ عَوْرَةَ أَخِيهِ الْمُسْلِمِ كَشَفَ اللَّهُ عَوْرَتَهُ حَتَّى يَفْضَحَهُ بِهَا فِي بَيْتِهِ

Artinya : “Barang siapa yang menutupi aib saudaranya muslim, Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat, dan barang siapa mengumbar aib saudaranya muslim, maka Allah akan mengumbar aibnya hingga terbukalah kejelekannya walau ia di dalam rumahnya.” (H.R. Ibnu Majah).

Membuka aib saudara sesama muslim, menggunjingnya atau bahkan memfitnahnya, hanyalah akan menghilangkan pahala amal.

Mau pilih mana hayo?
🔹Pilih ustadz
🔹Pilih diA hihi
🔹Ga pilih apa²

Muslim Bagai Cermin

Justru, sesama muslim adalah saling bersaudara. Antara yang satu merupakan cermin bagi yang lainnya. Jika kita perhatikan ketika kita melihat cermin, lalu melihat ada sesuatu yang kotor pada tubuh kita di cermin tersebut. Maka, tentu kita akan berusaha membersihkannya, bukan malah menambah mengotorinya, atau mencelanya. Sebab itu sama juga dengan mengotori dan mencela dirinya sendiri.

Seperti disebutkan di dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu:

الْمُؤْمِنُ مِرَآةُ أَخِيْهِ، إِذَا رَأَى فِيْهِ عَيْباً أَصْلَحَهُ

Artinya : “Seorang mukmin adalah cermin bagi saudaranya. Jika dia melihat suatu aib pada diri saudaranya, maka dia memperbaikinya.” (H.R. Bukhari).

Begitulah, karena tidak ada manusia yang sempurna dalam segala hal. Selalu saja ia memiliki kekurangan dan keterbatasan. Justru mungkin kekurangan, aib dan kejelekan kita jauh lebih banyak dari saudara kita yang kita hina dan kita bicarakan keburukannya itu.

Ibarat pepatah “Kuman di seberang lautan tampak, gajah di pelupuk mata tak tampak”. Atau seperti menunjuk orang lain dengan satu jari telunjuk. Sementara empat jari lainnya, sesungguhnya menunjuk diri kita sendiri. Begitulah, seolah semua aib orang lain, sekecil kuman saja, jauh lagi, tampak sekali. Sementara aib diri kita yang sebesar gajah, menempel di pelupuk mata, sudah tampak lagi.

Ada yang ingin menjadi cermin bagi  saudaranya?
🔹In Syaa Alloh
🔹Insya Allah mau sekali....
Agar saya juga selalu diingatkan

Karena perasaan suka membuka aib itu, tumbuhlah rasa iri dengki berlebihan di dalam nafsunya. Sehingga kelak kalau dirinya punya kesempatan atau kedudukan yang cukup. Maka, ia gunakan kesempatan itu untuk menghajar saudaranya itu. Ia tidak dapat berlaku adil atas kelebihan dan keutamaan orang lain, di balik kekurangan dan aibnya itu. 

Allah mengingatkan di dalam firman-Nya :

 يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُونُواْ قَوَّٲمِينَ لِلَّهِ شُہَدَآءَ بِٱلۡقِسۡطِ‌ۖ وَلَا يَجۡرِمَنَّڪُمۡ شَنَـَٔانُ قَوۡمٍ عَلَىٰٓ أَلَّا تَعۡدِلُواْ‌ۚ ٱعۡدِلُواْ هُوَ أَقۡرَبُ لِلتَّقۡوَىٰ‌ۖ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al-Maidah [5] : 8).

Justru sesama mukmin adalah saling bersaudara, dan menjadi kewajiban untuk saling memperbaiki.

Seperti firman Allah mengingatkan :

إِنَّمَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ إِخۡوَةٌ۬ فَأَصۡلِحُواْ بَيۡنَ أَخَوَيۡكُمۡ‌ۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمۡ تُرۡحَمُونَ

Artinya : ”Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat”. (Q.S. Al-Hujurat [49] : 10).

Pilih jadi yang mana hayo?

Karena itu, orang yang gemar membicarakan aib orang lain, sebenarnya tanpa ia sadari ia sedang memperlihatkan jati dirinya yang asli. Yaitu, tidak bisa memegang rahasia, lemah kesetiakawanannya, penggosip, penyebar berita bohong. Semakin banyak aib yang ia sebarkan, maka semakin jelas keburukan diri si penyebar itu.

Allah mengingatkan dengan nada keras di dalam firman-Nya :

إِنَّ ٱلَّذِينَ يُحِبُّونَ أَن تَشِيعَ ٱلۡفَـٰحِشَةُ فِى ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمٌ۬ فِى ٱلدُّنۡيَا وَٱلۡأَخِرَةِ‌ۚ وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ وَأَنتُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ

Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat …"  (Q.S. An-Nuur [24] : 19).

Juga firman-Nya dalam ayat yang lain :

يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱجۡتَنِبُواْ كَثِيرً۬ا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعۡضَ ٱلظَّنِّ إِثۡمٌ۬‌ۖ وَلَا تَجَسَّسُواْ وَلَا يَغۡتَب بَّعۡضُكُم بَعۡضًا‌ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُڪُمۡ أَن يَأۡڪُلَ لَحۡمَ أَخِيهِ مَيۡتً۬ا فَكَرِهۡتُمُوهُ‌ۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٌ۬ رَّحِيمٌ۬

Artinya : ”Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (Q.S. Al-Hujurat [49] :12).

Terus akan timbul pertanyaan nih

Jadi kalau ada aib saudara kita, kita diem aja ya???

Jawabannya........

Setelah iklan berikut ini ....

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
        💎TaNYa JaWaB💎

0⃣1⃣ Upi
Mendapatkan kepercayaan teman-teman dalam menceritakan aib guna mencari solusi adalah berkah. Pertanyaannya
1. Definisi aib....mungkin perlu dijelaskan ustadz,  Apa itu hanya sebatas keburukan seseorang atau lebih detil dari itu..misal saudara kita kalau tidur ngorok termasuk aib?

2. Jika ada seseorang yang ingin menyelesaikan masalah saudaranya, lalu mengkroscek kebenaran tentang aib sendiri yang ingin di selesaikan masalahnya kepada kita, apa yang seharusnya kita jawab, membenarkan aibnya atau tutup mulut pura-pura tidak tahu?

3. Jika kita mengetahui saudara kita membuka aib saudara yang lain dalam wacana candaan....apa yang harus kita lakukan?

4. Apakah non muslim termasuk yang di maksud pada hadist yang telah di sampaikan?

Jazakallah khairan karsir

🌷Jawab:
1. Coba dibaca ini dulu ya.

“Dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Hujurat : 12)


Didalam shahih Muslim dari hadits al ‘Ala bin Abdurrahman dari ayahnya dari Abu Hurairoh bahwa Nabi saw bersabda,”Tahukah kalian apa itu ghibah?’ para sahabat bertanya,”Allah dan Rasul-Nya lah yang mengetahuinya.” Beliau saw bersabda,”Engkau menyebutkan apa-apa yang tidak disukai oleh saudaramu.’ Beliau saw ditanya,’Apa pendapatmu, jika pada saudaraku itu benar ada apa yang aku katakan?’ beliau saw bersabda,’Jika apa yang engkau katakan itu benar (ada pada saudaramu) maka sungguh engkau telah melakukan ghibah dan jika apa yang engkau katakan itu tidak benar maka engkau telah berdusta.”

Namun ghibah atau menyebutkan aib saudaranya untuk suatu kepentingan maka dibolehkan, dan diantara hal-hal yang dibolehkannya ghibah adalah :

1. Adanya unsur kezhaliman.
Dibolehkan bagi seorang yang dizhalimi untuk mengadukannya kepada penguasa atau hakim atau orang-orang yang memiliki wewenang atau orang yang memiliki kemampuan untuk menghentikan kezhaliman orang yang berbuat zhalim itu kemudian orang itu mengatakan,”Sesungguhnya si A telah merzhalimiku, dia telah berbuat ini kepadaku, dia telah mengambil itu dariku atau sejenisnya.”

2. Meminta pertolongan untuk menghentikan kemunkaran dan mengembalikan orang-orang yang berbuat maksiat kepada kebenaran dengan penjelasannya yang mengatakan kepada orang yang diharapkan kesanggupannya untuk menghilangkan kemunkaran dengan mengatakan,”Si A melakukan ini dan itu maka cegahlah dia, atau perkataan sejenisnya.” Maksudnya adalah untuk menghilangkan kemunkaan dan jika tidak ada maksud yang demikian maka diharamkan.

3. Meminta fatwa, seperti penjelasannya kepada seorang mufti,”Ayahku telah menzhalimiku atau saudaraku atau fulan dengan perbuatan ini. Adakah balasannya ? Bagaimana caranya untuk melepaskan diri dari perbuatan itu dan mendapatkan hakku serta mencegah kezhaliman itu terhadapku?’ atau perkataan-perkatan seperti itu, maka hal ini dibolehkan untuk suatu kepentingan.

Namun yang lebih baik baginya adalah dengan mengatakan,”Bagaimana pendapatmu tentang seorang laki-laki yang melakukan perbuatan ini dan itu, atau seorang suami atau istri yang melakukan ini dan itu atau sejenisnya.” Ia hanya menyampaikan substansinya tanpa menyebutkan orangnya meski jika menyebutkan orangnya pun dibolehkan, berdasarkan hadits Hindun yang mengatakan,”Wahai Rasulullah saw sesungguhnya Abu Sofyan adalah seorang yang kikir…” dan Rasulullah saw tidaklah melarang Hindun.

4. Memberikan peringatan kepada kaum muslimin dari keburukan dan kejahatannya. Hal itu dalam lima bentuk sebagaimana disebutkan Imam Nawawi :

a. Mengungkapkan ‘cacat’ para perawi dan saksi yang memiliki cacat, ini dibolehkan menurut ijma’ bahkan diwajibkan demi menjaga syariah.
b. Memberitahukan dengan cara ghibah saat bermusyawarah dalam permasalahan keluarga besan, atau yang lainnya.
c. Apabila engkau menyaksikan orang yang membeli sesuatu yang mengandung cacat atau sejenisnya lalu engkau mengingatkan si pembeli yang tidak mengetahui perihal itu sebagai suatu nasehat baginya bukan bertujuan menyakitinya atau merusaknya.
d. Apabila engkau menyaksikan seorang yang faqih, berilmu berkali-kali melakukan perbuatan fasiq atau bid’ah sedangkan orang itu menjadi rujukan ilmu sementara kemudharatan yang ada didalam perbuatan itu masih tersembunyi maka hendaklah engkau menasehatinya dan menjelaskan perbuatannya itu dengan tujuan memberikan nasehat.
e. Terhadap seorang yang memiliki kekuasaan (amanah) yang tidak ditunaikan sebagaimana mestinya dikarenakan dirinya tidak memiliki kemampuan atau karena kefasikannya maka hendaklah hal itu diungkapkan kepada orang yang memiliki wewenang atau kemampuan untuk menggantikan orang tersebut dengan orang lain yang lebih mampu, tidak mudah tertipu dan istiqomah.

2. Jika dirasa menceritakannya akan menyelesaikan maslah keduanya maka ceritakan. Jika tidak maka jangan diceritakan.

Bahkan dalam masalah ini. Berbohong untuk mendamaikan keduanya pun termasuk bohong yang dibolehkan.(penjelasannya jika ada materi tentang ini aja)

3. Nasehati untuk tidak membuka aib walaupun bercanda.
Berbohong dalam candaan saja dilarang,apa lagi buka aib

4. Yang dimaksud dari teks adalah orang islam. Tapi secara umum tidak baik membuka aib seseorang walaupun ia non muslim. Kecuali...(lihat tulisan panjang yg ane kirim tadi atau no. 1 bun)

Hadits tadi untuk saudara seiman mbak.

Tapi secara umum kita tidak boleh menceritakan aib orang lain. Teks yang panjang tadi adalah penjelasan secara umum tentang boleh menceritakan aib untuk hal-hal tertantu.


Lagi pula jika kita menceritakan aib orang lain walau ia non muslim. Maka justru akan menunjukan keburukan hati kita.

0⃣2⃣ Refia
Jika seseorang dalam perasaan marah atau senang kadang tidak terkontrol emosinya terus jadi buka aib orang dan tidak kira-kira lagi.

Bagaimana solusinya ya ustadz?? untuk orang yang dibongkar aib nya ini?

Syukron ustadz

🌷Jawab:
Yang membongkar aib minta maaf
Dan berusaha untuk tidak mengulanginya lagi serta memohon pada Allah agar dimudahkan untik menjauhkan diri dari membuka aib saudara.

Wallahu'alam

0⃣3⃣ Luluk
Bagaimana kalau disuatu majlis ustadz. Menceritakan kejelekan orang tapi dengan tujuan sebagai pembelajaran, sebagai contoh. Agar tidak ditiru. Apakah diperbolehkan?

🌷Jawab:
Boleh saja.
Asalkan niatnya tidak untuk membukakan aib tapi untuk mencontohkan saja. Dan alangkah baiknya jika tidak menyebutkan nama seseorang disekitar karena khawatir akan terjerumus ke ghibah.

0⃣4⃣ Dian
Apa yang seharusnya kita lakukan, jika mengetahui bahwa apa yang kita ceritakan ke seseorang cerita pribadi di sebarluaskan dan dibuat candaan untuk semua orang.

Menyebarkannya tidak hanya ke 1 atau 2 orang. Hampir semua orang di lingkungan itu tahu dan menertawai.
Hingga membuat kita malu dengan orang yang menjadi bahan cerita.

🌷Jawab:
Nasehati orang yang menceritakan dan orang yang mendengar cerita. Untuk tidak menyebarkan aib saudaranya. Karena itu sama saja memakan bangkai saudaranya sendiri.

Dan jika itu benar beritanya maka posistif  ghibah, kalau tidak benar beritanya maka jadi fitnah.

Pembahasan secara lebar. Mungkin bisa masuk ke bab "apa yang harus dilakukan jika melihat kemungkaran"

Wallahu'alam

💎Afwan,, berarti saya perlu penjelasan dari yang bersangkutan?

🌷Hadits tadi untuk saudara seiman mbak.

Tapi secara umum kita tidak boleh menceritakan aib orang lain. Teks yang panjang tadi adalah penjelasan secara umum tentang boleh menceritakan aib untuk hal-hal  tertentu.

Lagi pula jika kita menceritakan aib orang lain walau ia non muslim. Maka justru akan nunjukan keburukan hati kita.

0⃣5⃣ Ernita
Bagaimana kalau kita mendapati teman kita sukaaaa sekali berburuk sangka terhadap orang  lain yang menurut kita sholihah, kalau kita mencounternya malah jadi berantem ustadz.

🌷Jawab:
Imam hasan al basri pernah ditanya muridnya.

Kenapa ketika engkau menasehati, begitu mengena dihati?

Imam hasan al basri mengatakan : "siang hari ku dakwahi mereka, malam hari ku do'akan mereka"

Jadi kita tetap nasehati saudara kita dan berdo'a agar Allah berikan hidayah.

Wallahu'alam

0⃣6⃣ Erna
Ustadz, sepertinya ana masih belum bisa kalau di ajak ngobrol si Fulan gitu sama temen misalnya, tau sih ini pasti ngerumpi. Nah cara menghindari nya itu gimana ya ustadz.

🌷Jawab:
Ajak ke pembahasan lain dan do'akan ia agar Allah mudahkan ia meninggalkan kebiasaan merumpi. Ajak ke pengajian-pengajian. Semoga Allah bukakan hatinya dan hati kita semua.

Wallahu'alam

0⃣7⃣ Leny
Ustadz, bagaimana jika saya menceritakan perbuatan dzolim seseorang ke saya kepada teman agar teman saya terhindar dari kedzoliman orang tersebut, minimal jaga-jaga?

🌷Jawab:
Lurusin niatnya dulu. Jika sudah lurus. Silakan dan ingat niatnya untuk mencegah kezholiman itu terulang ke orang lain.

Tapi sebelum itu kita selayaknya menasehati dan mendo'akan orang yang zholim tadi.

0⃣8⃣ Luluk
Kalau kita diomongin orang tentang aib" kita naudzubillah. Apakah kita boleh membalasnya. Atau bagaimana ustadz?

🌷Jawab:
Kalau bagusnya sih di do'ain aja mbak.

Kalau kesel sih manusiawi.

Tapi kalau bisa dido'ain dan dinasehatin justru menunjukan kemuliaan hati mbak.

0⃣9⃣ Marriska
Bolehkah memberitahu kepada teman jika ada salah seorang yang suka pinjam uang tapi susah ngembalikan? Supaya teman tidak ikut kena korban juga?

🌷Jawab:
Boleh saja.
Tapi luruskan niat ya. Jangan sampai malah jadi ghibahnya yang menonjol.
Baca tulisan panjang yang ane kirim tadi mbak. Kayaknya masuk ke poin 1.

1⃣0⃣ iRfani
Semisalnya kita dalam sebuah angkot, dan didalam itu tidak sengaja kita terdengarkan cerita orang-orang disebelah kita sedang ghibah.
Nah itu bagaimana tadz, Padahal kita tidak ada niatan untuk mendengarkan cerita mereka, dan untuk menghindar dari mereka juga tidak mungkin. Dosa tidak tadz? dan bagaimana harusnya kita menyikapi mereka. apakah harus menegur mereka? terus kalau negur cara yang baiknya bagaimana..
Sukron ustadz

🌷Jawab:
Bahasannya kayaknya masuk ke tema "jika melihat kemungkaran"

Secara umum kita harus mencegah kemungkaran dan bahkan mengubah kemungkaran.

Kalau bisa dengan tangan, kalau tidak dengan lisan (nasehat), kalau tidak ingkari perbuatan mereka dengan hati dan do'ain supaya dapat hidayah.

Wallahu'alam

1⃣1⃣ Nene
Ustadz kalau kita sudah berkali-kali mengingatkan teman untuk tidak ghibah tapi masih dilakukan, bolehkah kita meninggalkan teman tersebut?

🌷Jawab:
Nasehatin plus do'ain mbak.

Tahzir (peringatkan dan beri efek jera sedikit) sedikit boleh tapi jangan membenci orangnya. Benci saja perbuatannya. Siapa tau kedepan ia berubah dan jadi orang yang menasehati kita ketika kita futur kedepan nya.

Wallahu'alam

1⃣1⃣ Neng
Ustadz apakah ada doa untuk menghindari dari ghibah, abiz ya kalau ada teman yang menghibah kadang suka nimbrung, itu kan tidak boleh!!!

🌷Jawab:
Yaa Allah jauhkan hamba dari ghibah ya Allah. Aamiin.

Untuk yang khusus ane belum tau mbak. Tapi secara umum do'a di atas telah mencakup.

1⃣2⃣ Hadna
Apakah juga termasuk ghibah baca akun semacam @lambeturah dan lain-lain?
Lalu infotaintment, akun-akun ig gosip sekarang semakin menjamur. Bagaimana cara mencegahnya ustadz?

🌷Jawab:
Lamberturah itu apa ya?

Infotaiment itu gudangnya ghibah dan kadang fitnah. Hindarilah...

Lebih baik nonton upin ipin aja.

1⃣3⃣ Refia
Kalau ngrasani orang itu masuk nya kemana ya??

Terus bedainnya antara ngrasani dan ghibah dan fitnah itu bagaimana ya??

🌷Jawab:
Mengungkap aib orang yang memang ada pada diri orang tersebut dengann niat menjelekannya itu ghibah.

Fitnah itu kalau menceritakan aib orang yang tidak ada pada diri orang tersebut.(bohong).
Ini fitnah dari segi bahasa indonesia ya.

Wallahu'alam

Ngerasani itu kalau bahasa palembang artinya melobby.

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
 💎CLoSiNG STaTeMeNT💎

Untuk materi yang telah diberi. Silakan dibaca-baca lagi.
Jangan dipahami secara parsial tapi pahamilah secara universal.

Instrospeksi diri jauh lebih penting daripada menceritakan aib orang lain.

Menceritakan aib orang lain boleh dengan alasan-alasan tertentu dan dalam kalangan tertentu (baca materi jika masih bingung)

Yuk bersatu!!!!

Kuatkan ukhuwah dan jangan mudah membuka aib saudara. Nasehati saudara seiman adalah hal yang lebih berfaedah daripada menceritakan aibnya.

Wallahu'alam

Hamasah!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar