Minggu, 26 November 2017

Ats-Tsiqoh Billah




OLeh  : Ustadzah Tribuwhana

ATS-TSIQOH BILLAH

Kepercayaan kita kepada Allah. Kepercayaan seorang kepada yang dipercayai atas semua. Merupakan buah dari ma’rifah atau mengenal Allah.

Kunci Tsiqoh yaitu ma’rifah billah, (percaya terhadap):

Ilmu-Nya. Allah mengetahui segala sesuatu yang terbaik untuk kita.

Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. [QS. Al Baqarah : 216]

2. Kekuasaan-Nya. Segala Kekuasaan yang ada pada Allah. Dalam surat Maryam terdapat 2 Keajaiban: (1) Lahirnya seorang bayi yang kemudian menjadi nabi. Dari keluarga Imron & Yahya ~ Zakaria. Yang sebelumnya keluarganya tidak mungkin punya keturunan dikarenakan usia mereka yang sudah mendekati 90 tahun. Namun yang demikian itu  mudah bagi Allah, lahirlah dia, Maryam. Yang dari rahimnya akan melahirkan seorang bayi laki-laki. (2) Ketika maryam diasuh oleh pamannya, Zakaria. Maryam berada dimihrab (tempat khusus) di masjidil aqsha. Kemudian dari Maryam lahirlah bayi laki-laki. Padahal Maryam tidak bersuami dan ia adalah wanita baik-baik.

3. Kebijaksanaan-Nya. Apapun keputusan Allah, itulah kebijaksanaan-Nya. Tidak ada keputusan Allah yang dholim kepada hamba-Nya.

Rasulullah bersabda: Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin, sesungguhnya semua urusan mereka berada dalam keadaan baik. Dan tiada yang mendapati keadaan ini melainkan orang yang beriman. Jika ia diberikan nikmat, maka dia bersyukur. Maka jadilah nikmat itu baik baginya. Jika ia ditimpa musibah, maka dia bersabar. Maka jadilah musibah itu baik baginya. [HR. Muslim]

4. Kehendak-Nya. Tidak ada satupun yang terjadi kecuali atas kehendak Allah. Sekecil apapun itu.

๐Ÿ’ŽUraian Kata Tsiqoh

๐Ÿ”นWatsiqobihi.
Merasa tenang, tenteram, dan bersandar kepada-Nya.

๐Ÿ”นRojulun Tsiqoh.
Lelaki yang bisa dipercaya.

๐Ÿ”นTsiqah fii insani.
Percaya terhadap agama, akhlak, sikap amanah, dan kemampuannya di dalam mengerjakan perbuatan yang dilakukannya.

Sungguh kesedihan ini, keluh kesah ini hanya aku sampaikan kepada Allah.

Tsiqoh kepada Allah adalah sumber kebahagiaan dari segala kebahagiaan. Kebahagiaan yang bukan disebabkan karena apa yang dimiliki. Kebahagiaan yang bukan pula terhadap apa yang terjadi. Ia adalah sakinah atau ketenangan.

๐ŸŒธ๐ŸŒท๐ŸŒธ
๐Ÿ’ŽUraian Pengertian Tsiqoh   

[1] Biji hitam mata tawakkal

Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa; “Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan men- jadikannya (salah seorang) dari para rasul. [QS. Qashash:7]

Perbuatan itu, inti kepercayaan kepada Allah. Sekiranya bukan karena itu, pasti tidak akan melakukannya.

Tsiqoh: sari dan inti tawakkal, seperti biji hitam pada mata, ia merupakan sesuatu yang paling penting pada mata.

Hati akan diliputi ketawadhu’an karena tsiqoh yang kuat kepada Allah. Seperti pasukan Badar. Mereka memiliki keberanian yang tidka dimiliki oleh orang lain. Janji Allah pasti benar. Zahirnya tawakkal, bathinnya tsiqoh.

[2] Titik sentral daerah penyerahan diri

Aku serahkan semua urusanku kepada Allah.


Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: “Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita.” Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Al-Quran menjadikan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. [At Taubah: 40]

Maksudnya: orang-orang kafir telah sepakat hendak membunuh Nabi SAW, maka Allah SWT memberitahukan maksud jahat orang-orang kafir itu kepada Nabi SAW. Karena itu maka beliau keluar dengan ditemani oleh Abu Bakar dari Mekah dalam perjalanannya ke Madinah beliau bersembunyi di suatu gua di bukit Tsur.

Tempat pusatnya tawakkal, yang berada di tengah, sebagaimana halnya sentral suatu daerah.

Kisah Rasul dan Abu Bakar ketika di gua Tsur. Kisah kakek Rasul (Abdul Muthalib) ketika perang melawan pasukan Abrahah yang akan merebut Ka’bah. Ka’bah Milik Allah, urusan Allah [Surat Al-Fiil].

Sesungguhnya Allah yang memecah biji dan menumbuhkannya. Ini urusan Allah. Tugas kita adalah menanam dan merawat tanaman itu.

[3] Dan pusatnya Kepasrahan Hati

Hati adalah bagian terpenting. Dengan itu kehidupan berjalan dan ia terletak ditengahnya.


Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap [967]: “Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim.” [Al Anbiya : 87]

Yang dimaksud dengan keadaan yang sangat gelap ialah didalam perut ikan, di dalam laut dan di malam hari.

Kisah Nabi Yunus.

Kisah Nabi Ibrahim ~ Dalam Kitab Riyadush Sholihin Bab Tawakkal. Ketika akan dibakar api, tidak ada do’a yang dilantunkan, melainkan kepasrahan hati, merendahkan diri di hadapan Allah.

๐ŸŒทTahapan-tahapan Tsiqoh

{1} Al Ilyaas.
Terlepasnya Hati. Melepaskan diri dari penentangannya terhadap keputusan (hukum) agar seseorang dapat menerima pada bagian-bagian ketentuan-taqdir hidup- agar dapat pula seseorang terhindar dari keberanian yang ceroboh. Keberanian yang ceroboh: tawakkal tapi tanpa ilmu. Taslim: pasrah pada Allah tanpa penentangan.

Ikhtiarkan urusanmu, kemudian serahkan pada Allah. Berani: punya perencanaan yang matang, berani mencoba dan punya perhitungan.

Kesuksesan seseorang itu bukan karena pekerjaannya. Tapi atas kehendak Allah. Jalan itu harus ditempuh agar menuju kesuksesan.

{2} Al Amnu.
Perasaan aman dan hilangnya sesuatu yang telah ditaqdirkan dan lepasnya sesuatu yang tertulis, sehingga ia beruntung dengan memiliki jiwa keridhaan, jika tidak, dengan mata keyakinan, dan jika tidak, maka dengan kelembutan kesabaran.

Ketika tsiqoh, kita akan merasa aman terhadap apapun keputusan Allah.

Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri, [Al Hadid: 21,22]

Yang dimaksud dengan terlalu gembira: ialah gembira yang melampaui batas yang menyebabkan kesombongan, ketakaburan dan lupa kepada Allah.

Keutamaan yang akan didapat ketika tsiqoh yaitu Ridho. Seperti pengorbanan orang tua kepada anaknya. Sekalipun berat, pedih, namun tidak ada gelisah atau galau. Ketenangan yang kuat dan jauh dari keraguan.

Wallahu a'lam.


๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒŸ๐ŸŒŸ๐ŸŒŸ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ
        ๐Ÿ’ŽTaNYa JaWaB๐Ÿ’Ž


0⃣1⃣ Anne
Misalnya kita sudah memutuskan suatu perkara, kemudian kita sudah percaya akan kekuasaan Allah, tetapi terlintas dipikiran apakah keputusan ini sudah sesuai kehendak Allah atau tidak.
Bagaimana membuat yakin ?

๐ŸŒธ Jawab :
Bismillah, niatkan hanya untuk meraih ridho Allah, masalah hasilnya serahkan padaNya.

0⃣2⃣ iNdika
Bagaimana caranya kita supaya ikhlas menerima jawaban dari Allah, seandainya apa diberikan oleh Allah tidak sesuai dengan harapan kita!!!

๐ŸŒธ Jawab :
Awalnya mungkin sulit, tapi setelah beberapa lama seiring dengan berjalannya waktu pasti akan bisa menerima dengan ikhlas.

0⃣3⃣ Hamidah
Ustadzah segala sesuatu hal yang terjadi pada kita sudah menjadi ketetapan Allah.
Sebelum kejadian tersebut terjadi, boleh tidak kita merencanakan atau membuat planing?

Misal: Tentang masa depan kita, Apakah hasilnya akan sama jika kita jalani mengalir saja ?

๐ŸŒธ Jawab :
Boleh sekali membuat planning, hasilnya serahkan pada Allah yang penting sudah membuat planning.

0⃣5⃣ iNdri
Ustadzah bagaimana membuat diri saya yakin bahwa Allah itu Maha Pengampun. Karena saya sering berbuat salah dan bertaubat tapi saya ulangi lagi kesalahan tersebut, sampai saya malu bertobat kepada Allah!

๐ŸŒธ Jawab :
Jika dengan Allah saja tidak yakin, bagaimana akan yakin dengan diri sendiri?
Yakin dengan Allah akan membuat diri optimis menatap masa depan.

0⃣6⃣ Refia
Bunda di lemari kos-kos an saya ada kalimat begini :

"Percayalah, Dia memberikan apa yang kamu butuhkan bukan apa yang kamu inginkan"

Mungkin tidak ya bunda atau bisa tidak ya bunda kita tahu dulu apa sebenarnya yang kita butuhkan agar tidak terlalu kecewa dan menyesal bila apa yang kita inginkan tidak dapat kita raih??

Padahal orang pertama kali pasti berkeinginan dulu ya bund namun ada yang keinginannya hanya sekadar keinginan dan tidak menjadi nyata.

Syukron bund.

๐ŸŒธ Jawab :
Mungkin saja, tapi biasanya orang punya keinginan dulu daripada kebutuhan.

๐Ÿ’ŽJadi caranya supaya kita tahu dulu apa yang kita butuhkan daripada apa yang kita inginkan bagaimana ya bunda??

๐ŸŒธ Biasakan membuat resolusi hidup.
Jangan biarkan hidup mengalir apa adanya
Tanpa ada target apapun.

๐Ÿ’ŽRevolusi  maksudnya  bunda? Perubahan?

๐ŸŒธ Bukan,,,
Resolusi, perencanaan dan program-program.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar