Minggu, 26 November 2017

Tak Ingin Mengulangi Kesalahan Yang Sama



OLeh : Ustadz Ayah Undang Suherlan

Salah itu biasa.....

Orang yang takut menghadapi kesalahan justru berisiko menjadi diri yang tidak berkembang dan jalan di tempat.....

Tapi akan menjadi tidak biasa jika kita kembali, kembali, dan kembali mengulangi kesalahan yang sama....

Kesalahan yang kita lakukan itu berguna sebagai feedback bahwa cara yang kita lakukan belum tepat dan perlu diperbaiki....

Tetapi tidak jarang juga kita melihat bahwa justru terulang kembali kesalahan yang sama yang dibuat....

Psikolog Steven Stosny, Ph.D.,
Menjelaskan bahwa tindakan mengulang kesalahan yang sama mempunyai penjelasan ilmiah.

Setiap individu mempunyai kecenderungan membuat kesalahan berulang kali saat berada dalam tekanan stres yang membuat otak melakukan hal yang sama hingga menjadi kebiasaan.

Mengapa kita selalu mengulang kesalahan juga didasarkan pada kenyamanan dan rasa familiar terhadap pola tertentu....


Imam Syafi’I pernah berkata :
Tafakkur 1 jam, lebih baik dari ibadah 1 tahun
Sepintas, ungkapan  itu berlebihan.

Bagaimana mungkin sebuah amal yang dilakukan dalam rentang 1 jam, bisa lebih baik dari ibadah selama 1 tahun?

Ungkapan Imam Syafi’I itu tentu tidak disampaikan dalam konteks perbandingan yang saling menafikan antara satu dengan yang lain....

🔷💘🔷
Imam Syafi’i tidak mengajak agar orang melakukan tafakkur 1 jam, lalu tak perlu beribadah selama satu tahun....

Sama sekali tidak.

✅Ia hanya ingin menekankan pentingnya merenung, menghisab diri, mengevaluasi amal yang telah lalu, menekuri hidup dan seterusnya....

✅Sikap ini sangat penting dan bahkan menjadi syarat seseorag untuk mampu memiliki kualitas ibadah yang lebih baik....
Bagaimana agar kita tidak lagi mengulangi kesalahan yang sama.....?

🔷💘🔷
✅Merenung, bermuhasabah atau mengevaluasi amal dalam satu hari.

Kebiasaan seperti inilah yang dilakukan seorang sahabat yang menurut Rasulullah sebagai ahli surga. Dalam hadits shahih disebutkan dalam 3 kesempatan Rasulullah menyinggung kedatangan sahabat calon penghui syurga itu di dalam majelis para sahabat.
Ahli syurga itu ternyata bukan ahli ibadah yang kuantitas ibadahnya melebihi para sahabat lain. Ia hanya kerap melakukan evaluasi diri mejelang tidurnya setiap malam lalu ia hapus semua rasa gundahnya pada sesama muslim.

Dalam kitab Bukaul Mabrur yang mengulas tentang tangisan orang" sholih disebutkan perkataan salafusholih: “Para orang tua kami selalu menghitug diri dari apa yang mereka perbuat dan apa yang mereka ucapkan, kemudian mereka menulisnya dalam sebuah daftar. Setelah sholat ‘Isya, mereka meneluarkan daftar amal dan ucapannya kemudian menimbangnya. Jika amalan yang diperbuat buruk yang perlu istighfar maka mereka bertaubat da beristighfar. Namun jika amalan baik dan perlu disyukuri, merekapun bersyukur kepada Allah hingga mereka tidur. Kami pun mengiikuti jejak mereka. Kami mencatat apa yang kami perbuat dan menimbangnya”.

✅Memiliki agenda harian untuk mengevaluasi amal-amal yang telah dilakukan.

Agenda harian ini berisi daftar amal harian yang dianggap wajib dilakukan. Misalnya; Memulai pekerjaan dengan Bismillah, Membaca Istighfar minimal 100 kali, Membaca Al-Qur’an sekian halaman, dan lain sebagainya. Sebaliknya catat pula alasan, problem dana hambatan yang menjadikan kita tidak mampu menunaikan amal-amal harian tersebut. Mencatat hambatan amal-amal baik akan menjadi bahan pengalaman agar bisa diantisipasi pada waktu selanjutnya.

Sebagaimana setiap orang akan menerima lembaran" amalnya selama di dunia pada pengadilan akhirat nanti, setiap muslim sangat diajurkan untuk menghitung-hitung sendiri amal-amalnya sejak di dunia. Tujuannya jelas, agar segala keburukan tidak terulang, dan segala kebaikan terpelihara bahkan lebih baik lagi.

Umar r.a memberi nasehat, “Hasibuu anfusakum, qobla an tuhasabuu”.

Hisablah amal-amal kalian sendiri, sebelum amal-amal kalian di hisab (oleh Allah di hari kiamat).”

Imam Hasan Al Bashri mengatakan, “Sesungguhnya penghisaban di hari kiamat akan ringan bagi kaum  yang telah menghisab amalannya di dunia, begitu pula sebaliknya penghisaban di hari kiamat akan berat bagi orang yang tidak menghisab amalannya di dunia".

✅Biasakan menilai dan mempertajam kontrol terhadap diri sendiri.

Seseorang yang takjub dengan pribadi Hasan Al-Bishri pernah bertannya, “Siapa yang mendidikmu memiliki pribadi seperti ini?”
Hasan Al-Bishri menjawab pendek. “Diriku sendiri”. “bagaimana bisa seperti itu?” Tanya orang itu lagi. Hasan menguraikan,
“Jika aku melihat keburukan pada orang lain, aku berusaha menghindarinya. Jika aku melihat kebaikan pada orang lain, aku berusaha mengikutinya. Dengan begitulah aku mendidik diriku sendiri…”

Sikap Ulama sholih generasi tabi’in itu jelas menekankan pentingnya seseorang mengambil pelajaran sebuah peristiwa.

Teorinya sederhana, meniru yang baik dan menghindari yang tidak baik. Tapi hasilnya, prinsip itulah yang menghadirkan pribadi yang menakjubkan. Apa yang melatarbelakangi Hasan Al-Bashri berprinsip seperti itu? Tidak lain untuk menghindari kekeliruan masa lalu, baik yang dilakukan diri sendiri maupun orang lain. Itu kuncinya, sehingga dari hari ke hari ia selalu berupaya memperbaiki kepribadiannya.

✅Sadarilah bahwa belajar dari pengalaman akan menambah kedewasaan da kebijakan dalam menyikapi hidup.

Semakin banyak orang bercermin terhadap masa lalu, maka ia akan semakin bijaksana dalam menentukan langkah. Saat mendapat kelapangan, seseorang tidak mudah larut oleh kesenangan. Ia berfikir bahwa ada kalanya lapang dan ada kalanya sempit. Saat medapat kesulitan, ia juga tidak mudah hanyut.
Karena ia berfikir bahwa kesulitan akan silih berganti dengan kemudahan dst.
Perbandingan seperti ini membuat seorang mukmin tetap bersyukur apapun kondisi yang ia alami. Itulah variasi dan itulah wujud kesempurnaan hidup sehingga saling melengkapi. Tanpa sikap seperti ini orang akan mudah terkena peyakit jiwa.
Mudah gelisah dan selalu merasa tidak puas. Ia bahkan sulit merasa bahagia karena selalu terombang ambing oleh dinamika hidup itu sendiri.

✅Ketahuilah bahwa dalam batas tertetu kesalahan dan kekelirua adalah lumrah.

Allah SWT tidak menciptakan manusia sempurna. Selalu saja ada manusia yang lebih disini dan kurang disana.
Atau sebaliknya, lebih disana dan kurang disini. Sehingga prinsipnya jangan takut gagal dalam beramal.

Tidak jarang, kegagalan dan kesalahan merupakan batu loncatan ke arah kebaikan. Setidaknya ia menjadi sprit untuk melakukan penebusan.
Makna ini antara lain yang terkandung dalam pesan Rasulullah agar kita mengiringi segala keburukan yang kita lakukan dengan kebaikan. “Bertakwalah kamu kepada Allah di mana saja kamu berada. Dan ikutilah keburukan itu dengan kebaikan, niscaya kebaikan itu akan menghapus keburukan”
(HR.Bukhari dan Muslim)

✅Selami sejarah orang-orang yang hidup di masa lalu.

Dengan mengetahui masa lalu, berarti seseorang memiliki modal informasi berharga sebagai bekal perjalanan yang ia lakukan di masa mendatang. Peristiwa apapun, baik dilakukan oleh sebuah generasi maupun orang per orang, harus menjadi cermin perbandingan melangkah ke depan.

Kehidupan ini tak ubahnya cermin pengulangan masa lalu. Silih berganti antara keberhasilan dan kegagalan, kemenangan dan kekalahan, kebahagiaan dan kesediahan. Semua berputar dan berganti bagai pergantian siang dan malam.

Firman Allah SWT, “Dan hari-hari itu kami pergilirkan di antara manusia…”
(QS.Al Imran:140).

Itulah hikmah penjabaran sejarah perjuangan para Rosul dan Nabi yang tertuang dalam Al-Qur’an. Allah SWT membina mental perjuangan Rosulullah dan para sahabatnya melalui uraian panjang tentang perjuangan para Nabi dan Rosul sebelum mereka. Jejak sejarah perjuangan itulah yang akan menjadi rambu bagi umat manusia sepanjang zaman dalam menegakkan kebenaran.

✅Seringlah berdiskusi, bertukar pengalaman, saling menasehati dengan orang-orang sholih tentang berbagai fenomena hidup.

Seorang pemikir menyebutkan, “Manusia itu ibarat burung yang bersayap sebelah”. Tak mungkiin bisa terbang, jika ia tak memiliki sayap pasangannya. Maka, ia hanya bisa terbang kalau mau berpelukan erat-erat dan berkerjasama dengan orang lain. Begitulah analoginya, setiap orang memerlukan bantuan orang lain untuk bisa berhasil dalam hidup.

Apa artinya?

Setiap orang harus saling memberi dan membantu satu sama lain. Rasulullah mengistilahkan hal ini dengan sabdanya
“Setiap mukmin adalah cermin bagi saudaranya yang lain”

Cermin, sumber informasi paling akurat dan jujur tentang berbagai fenomena. Cermin tempat memperoleh penilaian tentang diri, kapanpun dan dimana pun.

Cermin juga pandai menyimpan informasi hanya pada pihak yang langsung terkait dengan informasi itu.

🔷💘🔷
Roda kehidupan takkan pernah berhenti bergulir. Hari demi hari terus berjalan. Tugas kita adalah memanfaatkan kesempatan hari ini untuk menyosong hari esok. Terlalu banyak pelajaran yang seharusnya membuat kita menjadi lebih baik dari yang terlah lalu. Terlalu banyak pelajaran yang seharusnya menjadikan kita berhati-hati dan berhitung matang untuk melangkah. Terlalu banyak peringatan untuk menyadarkan kita agar tidak mengulangi kesalahan yang sama. Ingat, jangan sampai terantuk pada batu yang sama.

🔷💘🔷
Start Correcting Little Mistakes

Setiap Anda melakukan kesalahan sekecil apapun, jangan menunda-nunda untuk mengubahnya.

Lakukan saat itu juga. Melakukan kesalahan kecil jika terus menerus dilakukan akan menumpuk dan dapat membuat Anda melakukan kesalahan yang besar.

Demikian Paparan kali ini

Yang benar datang nya dari اللّه

Mohon maaf jika ada salah salah kata dalam penulisan , itu murni kesalahan ana yang masih fakir dalam ilmu Agama.

من اراد الدنيا فعليه بالعلم، ومن ارادالاخرة فعليه بالعلم ومن ارادهما فعليه بالعلم

Barang siapa yang menginginkan dunia maka hal itu dapat dicapai dengan ilmu, barang siapa yang menginginkan akhirat hal itu bisa didapat dengan ilmu, maka yang menginginkan keduanya dapat didapat dengan ilmu.

العلم بلاعمل كا لشجر بلا ثمر

Ilmu itu apabila tidak diamalkan bagaikan pohon yang tidak berbuah,


جزاكم الله خير جزاء شكرا وعفوا منكم...
فا استبقوا الخيرات...
والسلام عليكم ورحمة الله و بر كاته


🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
    💘TaNYa JaWaB💘

0⃣1⃣ Farras Fatih
Assalamualaikum ustadz.

Saya pernah mendengar Amalan yang sedikit itu lebih baik tetapi konsisten atau terus menerus.
Yang saya tanyakan .... Kadang saya bingung memanage waktu. Antara sholat Sunnah rawatib 12 rakaat sehari semalam, mengaji, dzikir pagi petang .... Kadang ada yang tidak konsisten atau terus menerus. Bagaimana seharusnya saya memanagenya?

🌷Jawab:
✅Harus Bertekad Kuat Untuk Merubah Diri (al-‘Azm) Dan Bertawakkal Kepada Allâh Azza Wa Jalla
Tanpa tekad yang kuat, ke-istiqâmah-an tidak akan bisa dicapai.

QS. Ali ‘Imrân:159

✅Mencintai Allâh Dan Rasul-Nya Melebihi Segala Sesuatu
Salah satu cara menumbuhkan tekad untuk beristiqomah adalah dengan terus-menerus mencari sebab agar bisa mencintai Allâh Azza wa Jalla dan Rasul-Nya di atas segala sesuatu.
Istiqomah sangat erat kaitannya dengan keimananan seseorang. Oleh karena itu, Rasûlullâh Shallallahu alaihi wa sallambersabda:

Ada tiga hal yang apabila ketiga hal tersebut berada pada seseorang, maka dia akan merasakan manisnya iman, yaitu: menjadikan kecintaannya kepada Allâh dan Rasul-Nya melebihi kecintaannya kepada segala sesuatu selain keduanya, mencintai seseorang yang dia tidak mencintainya kecuali karena Allâh dan membenci untuk kembali kepada kekufuran sebagaimana kebenciannya jika dia dilempar ke dalam api.

✅Mengatur Waktu Dan Aktivitas Keseharian Sebaik, Sepadat Dan Seefektif Mungkin
Seorang yang ingin beristiqomah harus benar-benar membuat jadwal kegiatannya untuk tiap hari, tiap pekan, tiap bulan dan tiap tahun. Untuk kegiatan harian, contohnya: ketika hendak melatih diri untuk shalat malam (tahajjud), maka ia mesti berusaha untuk tidur lebih awal (tidak lama setelah shalat Isyâ’) dan memasang jam alarm atau sejenisnya untuk dapat membangunkannya pada sepertiga malam terakhir.

✅Melaksanakan Ibadah-Ibadah Sebaik Mungkin Seolah-Olah Ibadah Tersebut Adalah Ibadah Yang Terakhir Kali Dan Ajal Akan Menjemput
Orang yang ingin beristiqomah harus membiasakan diri ketika mengerjakan suatu ibadah tertentu, dia membayangkan bahwa seolah-olah dia tidak akan hidup lama lagi, sehingga ia akan benar-benar bersungguh-sungguh dalam beribadah dan meningkatkan kualitas ibadahnya.

✅Mengintrospeksi Diri Atas Amalan-Amalan Baik Yang Telah Ditinggalkannya Dan Terhadap Amalan-Amalan Buruk Yang Telah Dikerjakannya.
Setelah memasang target-target ibadah dan amalan-amalan, introspeksi diri setiap hari sangat dibutuhkan. Ini dilakukan agar seseorang bisa memperbaiki dirinya.

✅Turut Andil Dalam Dakwah
Setelah Allâh Azza wa Jalla menyebutkan keutamaan orang yang beristiqomah dalam surat Fushshilat yang telah dicantum di atas, Allâh Azza wa Jalla memuji orang-orang yang berdakwah.
QS Fushshilat:33

✅Rela Bersabar Untuk Melatih Diri Dan Mengekang Hawa Nafsu

Wallahu a'lam

0⃣2⃣ iKa
Assalamualaikum ustadz.
Bagaimana ustadz caranya menangani iman yang naik turun / kadang futur malas itu datang ustadz? Bagaimana caranya  menghilangkan godaan futur yang kadang datang ketika sedang proses menghafal Qur'an ???
Syukron ustadz.

🌷Jawab:
Futur adalah satu penyakit yang sering menyerang sebagian ahli ibadah, para da’i, dan penuntut ilmu. Sehingga seseorang menjadi lemah dan malas, bahkan terkadang berhenti sama sekali dari melakukan aktivitas kebaikan.

Orang yang terkena penyakit futur ini berada pada tiga golongan, yaitu:
✅Golongan yang berhenti sama sekali dari aktivitasnya dengan sebab futur, dan golongan ini banyak sekali.
✅Golongan yang terus dalam kemalasan dan patah semangat, namun tidak sampai berhenti sama sekali dari aktivitasnya, dan golongan ini lebih banyak lagi.
✅Golongan yang kembali pada keadaan semula, dan golongan ini sangat sedikit.

Obatnya
~Memperbaharui keimanan.
Yaitu dengan mentauhidkan Allah dan memohon kepada-Nya agar ditambah keimanan, serta memperbanyak ibadah, menjaga shalat wajib yang lima waktu dengan berjama’ah, mengerjakan shalat-shalat sunnah rawatib, melakukan shalat Tahajjud dan Witir. Begitu juga dengan bersedekah, silaturahmi, birrul walidain, dan selainnya dari amal-amal ketaatan.
~Merasa selalu diawasi Allah Ta’ala dan banyak berdzikir kepada-Nya.
~Ikhlas dan takwa.
~Mensucikan hati (dari kotoran syirik, bid’ah dan maksiyat).
~Menuntut ilmu, tekun menghadiri pelajaran, majelis taklim, muhadharah ilmiyyah, dan daurah-daurah syar’iyyah.
~Mengatur waktu dan mengintrospeksi diri.
~Mencari teman yang baik (shalih).
~Memperbanyak mengingat kematian dan takut terhadap suul khatimah (akhir kehidupan yang jelek).
~Sabar dan belajar untuk sabar.
~Berdo’a dan memohon pertologan Allah.

Wallahu a'lam

0⃣3⃣ Melisa
Ustadz apakah kesalahan bila kita telah tolong sahabat saat kita terjatuh dan pada saat itu sahabat membutuhkan kita. Namun pada saat tu sebagai sahabat belum mampu membalas kebaikan beliau.
Bagaimna cara saya membalas kebaikan mereka?

🌷Jawab:
✅Dari Abu Hurairah ra, Nabi SAW, bersabda:
“Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Barang siapa yang menutupi aib seorang muslim, pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa menolong hamba Nya selama hamba Nya itu suka menolong saudaranya”.
(HR. Muslim, lihat juga Kumpulan Hadits Arba’in An Nawawi hadits ke 36).

Apabila pada waktu sahabat kita butuh pertolongan kita tidak mampu memberikan pertolongan mintalah maaf dan senangkan hatinya kuatkan hatinya...dan tawarkan apa ada hal lain yang bisa di bantu yang saya mampu.

Dan apabila di lain waktu kita mampu berbuat sesuatu untuk menolong kesulitan sahabat kita tawarkan diri.

Wallahu a'lam

0⃣4⃣ iKa Dwi
Penyakit futur kadang sulit menghafal kitab suci Allah apakah ada hubungannya dengan dosa yang dilakukan manusia dimasa lampau atau sekarang yang tidak terasa sehingga dapat menghambat kita dalam menghafal ustadz? Apabila dimasa lalu orang tua memberikan nafkah yang tidak halal apakah juga akan mempengaruhi  atau mempersulit jalan seorang hamba dalam menghafal atau mencapai sesuatu?

🌷Jawab:
✅ Salah satu bukti nyata bahwa Al Qur’an adalah memang wahyu untuk umat manusia adalah dimudahkan untuk menghafal dan mempelajari isinya. Al Qur’an telah di hafal oleh ribuan orang dari anak kecil sampai yang sudah berumur bisa menghafal dengan mudah.
Tetapi kadang ada banyak orang yang susah untuk menghafalkan ayat-ayat suci ini. Memang banyak faktor yang mempengaruhi seperti kurangnya niat dan kemauan, serta banyaknya dosa. Untuk itu pada saat awal-awal menghafal Al Qur’an.
✅wajib melakukan dzkir harian.
✅Perbanyak istighfar.
Tidak ada dosa yang tidak di ampuni selama manusia mau bertobat dan mau berubah.
✅Menafkahi adalah kewajiban orang tua apakah kita yakin itu dari harta yang tidak halal ? Hindarilah mulai sekarang.
✅Segera bertaubat semoga Allah pembersihkan harta yang tidak halal yang termakan oleh kita.

Wallahu a'lam

🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
💘CLoSiNG STaTeMeNT💘

Dunia bagai stetes air, Sedangkan akherat bagai samudra luas. Bagaimana bisa mengorbankan akherat demi dunia.
Terus perbaiki diri, terus musabahah diri.
Terus recovery diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar