Minggu, 26 November 2017

Menjaga Fitrah Anak Sebagai Makhluk Sosial




OLeh  : Bunda Endria Soediono

☂๐Ÿ’œ☂
Sepucuk Nasihat Hati :

Benih Keihlasan Yang Menuai Cinta

"Jika dalam urusan dunia kita tak mendapat bagian banyak, maka segera tengok urusan Agama kita. Jika disana kita dapati cahaya harapan, maka sesungguhnya cahaya itu adalah PenjagaanNya. Dan harapan itu adalah SurgaNya. Maka tetaplah kita bersyukur kepadaNya.

Sungguh....
Tak layak seorang yang beriman berputus asa. Andai saja hatinya yakin atas kebenaran janjiNya, maka ketidakberuntungan urusan dunia bukanlah masalah yang besar baginya.

Ketika seseorang mengaku ikhlas menerima takdirNya, berarti ia siap bersabar serta ridho atas segala keadaan yang ditetapkan Allah atas dirinya.

Betapa beruntungnya seorang yang beriman yang memiliki hati yang ikhlas dalam menerima bagian yang telah ditetapkanNya.

Karena keikhlasan inilah yang menyebabkan dirinya menjadi hamba yang layak untuk mendapat balasan cintaiNya."

๐ŸŒธ๐ŸŒท๐ŸŒธ

๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒŸ๐ŸŒŸ๐ŸŒŸ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ
           ๐Ÿ’ŽM a T e R i๐Ÿ’Ž

ุงู„ุณู„ุงู… ุนู„ูŠูƒู… ูˆุฑุญู…ุฉ ุงู„ู„ู‡ ูˆุจุฑูƒุงุชู‡

MasyaAllah grup Bidadari Surga ini saya lihat selalu bergairah saja ya dalam thalabul ilmu ...

Semoga keadaan seperti ini akan berlangsung sampai nanti ...

Seperti biasa ...
Sebelum kita memulai suatu majlis ilmu ...

Setelah kita lafazkan kakimatul basmallah dan hamdallah ...

Selanjutnya mari kita kirimkan sholawat serta salam bagi Nabi Muhammad ๏ทบ ...

Allahumma sholli wa salam 'alaa nabiyyinaa Muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi ajma'iin

Malam ini insyaAllah kita akan berbincang-bincang santai saja tentang anak kita...


Saya harap semua sudah bisa mulai menyimak ya...

Karena waktu saya tidak banyak.
Sehingga waktu yang sedikit ini kira semua bisa mendapat memanfaatkannya secara maksimal ...

Pokok bahasan kita adalah tentang penjagaan anak kita dalam fitrah sosialnya ...

๐ŸŒธ๐ŸŒท๐ŸŒธ
Perlu kita sepakati terlebih dahulu bahwa konteks fitrah sosial yang akan kita kupas disini adalah seputar potensi anak kita dalam berinteraksi dengan sesama manusia, sejauh mana mereka telah mampu berperan sebagai individu yang dapat memberi manfaat kepada sesamanya atau menyenangkan sesamanya atau setidaknya ia tidak menjadi ujian (anak yang merugikan) orang-orang ada disekitarnya. Baik dalam lingkungan terdekatnya yakni saudara" kandungnya maupun dalam pertemanan dengan tetangga atau teman sekolah dan masyarat umum lainnya.

Fitrah sosial ini bisa dalam aplikasinya bisa sangat luas cakupannya ...

Seperti :
- Kepedulian sikap atas kesulitan orang lain.
- Kemurahan dalam memberi materi yang ia miliki untuk mencukupi orang lain.
- Jiwa tanggapnya dalam melihat ketidaksesuaian atau kejanggalan atau ketidak beresan yang terjadi dilingkungan sekitarnya.
- Kesigapannya dalam menolong siapapun yang sedang membutuhkan pertolongan.
- Kepeduliannya untuk menawarkan segala kelebihan atau kebaikan yang ia miliki untuk sekedar membahagiakan orang lain ataupun dalam niatan menolong dan seterusnya ...

Point" diatas sungguh bukanlah kalimat-kalimat yang sekedar teoris .. yang mustahil teraplikasi pada diri anak-anak kita ...

Memang untuk mendapati anak-anak kita bisa berperan seperti itu tidaklah serta merta ...

Kita sebagai orangtua punya peran vital dalam memberi inspirasi kepada anak-anak kita sehingga jiwa mereka terdidik secara alami dari berbagai keteladanan sosial yang kita contohkan kepada mereka.

Tentunya keteladanan ini tidak bisa dibuat atau istilahnya direkayasa .. semua harus terjadi alami.

Apapun perilaku sosial yang positif yang kita lakukan harus atas dasar keihlasan diri saat melakukannya dan terlebih harus didasari atas niat ibadah kepada Allah ‎๏ทป

Dengan demikian, amal perbuatan yang mengkristal menjadi suatu tabiat dan kepribadian akan mudah terafleksi pada ahlaq anak-anak kita.

Sekarang pertanyaannya ...

Bagaimana kita menyiapkan anak-anak kita agar konsisten mengikuti segalan keteladan ahlaq dan prilaku sosial baik yang kita contohkan ataupun yang mereka fahami dari informasi-informasi dalil (al Qur'an dan Hadist).

๐ŸŒธ๐ŸŒท๐ŸŒธ
Dengan ungkapan lain, bagaimana kita menjaga fitrah sosial anak" kita dalam kehidupan keseharian yang kita jalani bersama mereka ?

๐Ÿ”นPertama :

Karena diri kita bukan manusia yang suci dan bersih dari kesalahan, bahkan sejatinya penuh kelemahan, maka kita harus membekali anak" kita dengan dasar iman kepada Allah, dan RasulNya serta kebebaran hari akhir.

Sehingga ketika mereka mendapati kita dalam keadaan tidak layak untuk menjadi panutan, maka akal dan pikir mereka yang telah terbekali dengan keimanan yang baik akan tetap kokoh memilih tindakan-tindakan yang seharusnya (yang benar sesuai perintahNya).

Kesimpulannya, bahwa fondasi keimanan ini sangat penting dalam menjaga fitrah sosial anak.

๐Ÿ”นKedua :

Selain iman yang harus kita bekalkan adalah ilmu. Yakni ilmu Agama secara keseluruhan. Walaupun kita hanya bisa menyampaikannya secara bertahap namun tetaplah untuk mengupayakan proses transfer ilmu ini.

Ilmu ini akan sangat bermanfaat dalam mengimbangi akal dan pikir anak yang telah dibekalkan oleh Allah ‎๏ทป sebagai fitrah manusia.

Penyampaian ilmu ini bisa dilakukan dalam berbagai cara dan keadaan.

Terkait penjagaan fitrah sosial anak, tentu dalil-dalil dari AL QUR'AN dan Hadist Rasulullah ๏ทบ tentang ahlaq terhadap sesama manusia bisa kita jadikan sebagai bahan materi yang kita fahamkan kepada mereka.

Selain itu segala bentuk kondisi yang terjadi pada kehidupan keseharian kita sangat sarat dengan bahan yang dapat kita angkat sebagai bekal pembinaan terhadap anak hingga fitrah mereka dalam hubungan sosial terus berkembang dan semakin berkualitas.

๐Ÿ”นKetiga :

Setelah keteladan orangtua, penyampaian ilmu yang relevan kemudian yang ketiga adalah penjagaan dalam praktek kehidupan riil anak.

Dalam bab ini mungkin lebih tepatnya jika disebut sebagai bentuk proses kontrol kita kepada anak hampir pada setiap gerak gerik serta pola pikirnya.

Hendaknya semua ini terpantau oleh kita sebagai orang tua.

Mengapa harus demikian ?

Karena dalam penjagaan fitrah sosial ini hal yang paling kontra produktif adalah justru unsur-unsur eksternal yang ada disekeliling kita.

Culture atau budaya atau bisa juga tabiat yang ada di masyarakat sekitar kita bisa menjadi sumber pengeroposan jiwa sosial anak ataupun bisa juga sebaliknya.

Contoh :

Bagi mereka yang tinggal di perumahan yang gedongan, jika dibanding mereka yang tinggal di area perumahan starta masyarakat menengah kebawah yang notabene kondisi perumahan mereka bersifat lebih terbuka dan ramah dibanding yang gedongan, karena mereka biasanya lebih tertutup dan terkesan sangat individual.

Dari dua gambaran struktur lingkungan diatas kira-kira bagaimana keadaan anak-anaknya ?

Secara umum tentu bisa dikatakan bahwa anak yang berada atau tinggal di lingkungan yang biasa-biasa saja akan lebih terasah jiwa sosialnya, setidaknya kepekaan dan kepeduliannya dalam mengulurkan pertolongan kepada sesama tetangganya.
Apalagi mereka yang tinggal di appartemen misalnya.

Inilah yang saya maksud bahwa kadang kendala penjagaan fitrah anak itu terganjal justru karena kondisi lingkungannya.

๐Ÿ”นKeempat :

Karena masalah fitrah sosial ini sangat erat hubungannya dengan bab hablum minannaas ...
Bagaimana hubungan manusia dengan sesamanya, yang mana perkara ini menjadi perhatian besar dari Allah ‎๏ทป maka termasuk pada bab ibadah.

Jika kita ingat suatu hadist Rasulullah ๏ทบ yang intinya bahwa sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak memberi manfaat kepada sesamanya.

Inilah maksud dan tujuan mengapa fitrah sosialna anak harus dijaga. Karena agar anak-anak kita menjadi manusia yang banyak memberi manfaat kepada sesamanya.

Demikian kiranya materi singkat yang bisa saya sampaikan.

๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒŸ๐ŸŒŸ๐ŸŒŸ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ
        ๐Ÿ’ŽTaNYa JaWaB๐Ÿ’Ž

0⃣1⃣ iNdika
1.Bagaimana orang tua atau keluarga mendidik anak supaya bisa bersosialisasi dengan baik tapi juga bisa memproteksi dirinya sendiri terhadap kejahatan disekitarnya?

2. Bagaimana supaya Keluarga tidak parno dalam membebaskan anak" bergaul dengan lingkungan sosialnya?

๐ŸŒทJawab :

 ‎ุจِุณْู…ِ ุงู„ู„ّู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู…ِ

Sebagai makluk sosial tentu kita tidak bisa membatasi sedemikian rupa agar tidak berbaur dengan lingkungan yang ada.

Ketika kita baik karena berada dilingkungan yang baik itu wajar.

Tetapi ketika kita baik sementara berada di lingkungan yang tidak baik ini baru istimewa.

Mengapa demikian ?

Karena untuk menjadi baik ditengah lingkungan yang tidak baik tentu harus ada tekad perjuangan untuk menjadi baik.

Bagaimana hal ini bisa terjadi ?

Kembali pada proses pendidikan spiritual harus terus berlangsung.

Ketika seorang muslim terus meningkat kecerdasan spiritualnya maka sebesar apapun kendala yang menghalanginya untuk taat insyaAllah ajan mudah diatasi.

Demikian juga dalam bab bersosialisasi ini.

Tidak perlu takut kita terhadap lingkungan yang kurang baik, asal kita sebagai orang tua lebih ekstra dalam upaya mendidik anak-anak kita.

Atur saja sedemikian rupa, kapan anak" kita boleh main atau berinteraksi di luar rumah dan kapan mereka harus menahan diri berada di rumah untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat.

Dengan kecerdikan orang tua dalam mengatur strategi agar anak-anak terjaga dari pergaulan yang tidak menguntungkan insyaAllah anak akan terjaga.

Hal lain yang utama adalah upaya orangtua dalam menjaga kesholihannya sehingga sering memanjatkan doa agar Allah ‎๏ทป senantiasa melindungi dan menjaga anak" kita dari pengaruh sosial yang kurang baik.

 ‎ูˆุงู„ู„ู‡ ุฃุนู„ู… ุจุงู„ุตูˆุงุจ

0⃣2⃣ Chusnul
Dilema saya, anak saya sekarang Tk B usia 5 thn, anak saya minta pesantren. Pertanyaannya usia segitu lebih baik dididik sama kita / mondok?

๐ŸŒทJawab :

 ‎ุจِุณْู…ِ ุงู„ู„ّู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู…ِ

Saya rasa usia segitu masih terlalu dini bunda untuk dilepas.

Karena hubungan emosional, kedekatan fisik dan berbagai keteladanan yang bisa ia ambil dari ahlaq kedua orang tuanya masih sangat diperlukannya.

Kondisi pesantren jangan dibayangkan bisa memberi segalanya dari apa yang dibutuhkan anak terutama dalam hal-hal pemenuhan kebutuhan psikis.

Tekanan rasa rindu kepada orang tua.

0⃣3⃣ Refia
Kalau keluarga yang overprotektif bagaimana ya bund??
Karena lingkungan yang kurang sehat jadi perlindungan orang tua lebih pada anak!!

Syukron.

๐ŸŒทJawab:

 ‎ุจِุณْู…ِ ุงู„ู„ّู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู…ِ

Perlindungan kepada anak tentu harus selalu dilakukan ya ...

Bahkan perlindungan ini jangan saja hanya dibatasi ketika anak bersosialisasi di luar rumah, didalam rumahpun pengaruh negatif tidak kalah dahsyatnya merusak moral dan menghancurkan nilai-nilai sosial anak hingga fitrahnya tidak terjaga lagi.

Hal ini ketika anak kita biarkan menonton tv , bermain gadgets dan lain".

Adapun ketika di luar kalau sekedar bermain permainan anak sesusianya saya kira tidak berbahaya. Asal waktu berada di luar rumah tidak terlalu lama, dan dengan siapa saja anak bermain tetap kita kontrol.

Jika pulang bermain anak membawa tabiat atau perilaku atau tutur kata yang tidak baik, maka segera dudukkan, nasihati, beri pengertian hingga sampaikan larangan agar tidak bermain dengan teman" tersebut.

‎ูˆุงู„ู„ู‡ ุฃุนู„ู… ุจุงู„ุตูˆุงุจ

0⃣4⃣ Devdat
1. Untuk keluarga yang baru kenal islam (sang bunda mualaf), bagaimana menerapkan konsep islami dalam keluarga, sedangkan madrasah pertama bagi anak" adalah keluarga.

2. Bisakah dijelaskan untuk saya yang masih sangat awam, peran orang tua untuk mengajarkan sejak dini tentang pentingnya habluminannaas?

๐ŸŒทJawab :

 ‎ุจِุณْู…ِ ุงู„ู„ّู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู…ِ

1. Bunda yang semoga dirahmati Allah ‎๏ทป sebagai seorang Muslim, setelah ia menyatakan beriman kepada Allah ‎๏ทป maka dituntut untuk membuktikan keimanannya itu dengan melakukan ketataan yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya.  Untuk melaksanakan ketaatan ini selain adanya keihlasan dan kesiapan jiwa untuk tunduk maka perkara yang terpenting adalah bab kepemilikan ilmu. Ilmu yang saya maksud disini tentu ilmu syariat islam. Diantaranya meliputi, bab aqidah (keyakinan), syariat - fiqh (tata cara ibadah) , ahlaq dan wawasan islamiyah yang dapat menguat imannya, seperti sejarah kehidupan Nabi dan Rasul serta kisah" para orang" sholih dan lain sebagainya.

Paparan diatas saja jelaskan terlebih dahulu sebagai dasar pemikiran bahwa untuk menjadi madrash bagi anak dan keluarga khususnya yang sedang memulai merintis jalan hidayah islam, maka hendaknya selalu menyiapkan waktu untuk menuntut ilmu agama.

Setelah mendapatkan ilmu tersebut tentunya jangan hanya dipakai sebagai wacana saja. Langsung terapkan dalam praktek kehidupan sehari-hari.

Jika tidak menemukan bab-bab yang ingin diketahui dari sarana online seperti ini, maka seharusnya kita mencari jalan lain yakni menuju toko buku Agama Islam dan mencari buku-buku apa saja yang kiranya kita butuhkan untuk bisa dipelajari dan dipraktekkan segera.

Lebih afdholnya ketika kita bicara masalah proses menuntut ilmu adalah dengan mendatangi guru yang sedang memberi ceramah agama dalam suatu majlis taklim. Setiap kedatangan seorang muslim ke suatu majelis dalam rangka niat menuntut ilmu maka ia akan mendapatkan banyak sekali keutamaan.

Perhatikan hadist Rasulullah ๏ทบ yang artinya sebagai berikut :

“Barangsiapa yang berjalan menuntut ilmu, maka Allah mudahkan jalannya menuju Surga. Sesungguhnya Malaikat akan meletakkan sayapnya untuk orang yang menuntut ilmu karena ridha dengan apa yang mereka lakukan. Dan sesungguhnya seorang yang mengajarkan kebaikan akan dimohonkan ampun oleh makhluk yang ada di langit maupun di bumi hingga ikan yang berada di air. Sesungguhnya keutamaan orang ‘alim atas ahli ibadah seperti keutamaan bulan atas seluruh bintang. Sesungguhnya para ulama itu pewaris para Nabi. Dan sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar tidak juga dirham, yang mereka wariskan hanyalah ilmu. Dan barangsiapa yang mengambil ilmu itu, maka sungguh, ia telah mendapatkan bagian yang paling banyak.”
(HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah)

“Berjalan menuntut ilmu” mempunyai dua makna:
Pertama : Menempuh jalan dengan artian yang sebenarnya, yaitu berjalan kaki menuju majelis-majelis para ulama.
Kedua : Menempuh jalan (cara) yang mengantarkan seseorang untuk mendapatkan ilmu seperti menghafal, belajar (sungguh-sungguh), membaca, menela’ah kitab-kitab (para ulama), menulis, dan berusaha untuk memahami (apa-apa yang dipelajari). Dan cara-cara lain yang dapat mengantarkan seseorang untuk mendapatkan ilmu syar’i.

Dengan ilmu yang terus bertambah dan amal sholih yang terus dibangun tentu akan menciptakan suasana kesholihan bagi orang tua yang secara otomatis kesholihan tersebut akan tertular kepada anak-anaknya. Kecuali jika daya pelemahnya yakni seperti sarana maksiat masih kita biarkan beredar di dalam rumah kita, seperti bebasnya tayangan TELEVISI, sarana Gadget hingga anak lebih banyak waktu bermain games dan lain sebagainya. Ini hal-hal yang akan menjadi kendala proses transfer kesholihan orang tua kepada anaknya.

Orang tua harus protect dan bijak. Menjadi teladan yang konsisten dan selalu meningkatkan kualitas keislamannya.

InsyaAllah rahmat dan hidayah serta perlindungan Allah akan selalu tercurah pada keluarga seperti ini.

2. Pada prinsipnya memang kewajiban orangtua untuk memberikan pertama kali tentang yang terkait dengan kehidupan akhirat. Seperti ilmu aqidah, ilmu syariat, tentang halal dan haram, perintah dan larangan, juga tentang ahlaq. Ahlaq ini terkait pada jenis hubungan baik antara dirinya dengan Allah sebagai penciptanya dan juga hubungan antara dirinya dengan sesamanya. Hubungan ini tidak terlepas dari bagaimana bentuk Ahlaq kita. Sehingga harus faham bahwa jenis" pererapan ahlaq seorang mukmin baik kepada Allah maupun kepada sesama manusia, bahkan terhadap hewan dan tumbuhan, merupakan hal yang sangat menjadi perhatian Allah ‎๏ทป . Oleh karena itu kita tidak bisa meremehkannya. Setiap ahlaq kita terhadap manusia bahkan sangat ditekankan oleh Allah ‎๏ทป sebagaimana misi utama dari Rasulullah ๏ทบ adalah diperintahkan oleh Allah ‎๏ทป untuk menyempurnakan ahlaq manusia - agar sesuai dengan apa yang diinginkan oleh Allah ‎๏ทป .

Bagaimana cara mengajarkan habluminan naas atau terkait pengajaran anak dalam bab ahlaqnya kepada sesama manusia ?

Tentu banyak cara yang bisa dilakukan oleh orangtua :

▪Pertama :
Berikan contoh keteladan yang baik, ahlakul kharimah yang istiqomah selamu kita tampilkan dari diri kita sehingga layak menjadi panutan anak kita, inilah makna dari ibu sebagai madrasah bagi anak.

▪Kedua :
Beri pengarahan yang tepat tentang hal apa saja ketika anak sedang berinteraksi dengan teman sebayanya ataupun dengan orang-orang yang jauh lebih tua dari usianya, baik di tempat" yang khusus maupun di tempat" umum.

Seperti contohnya :

- Ajari untuk menjadi anak yang lebih suka mengalah daripada harus menang demi menjaga kerukunan dengan temannya.
- Rangsang anak agar punya rasa empati kepada teman atau siapa saja yang keadaannya kurang beruntung.
- Perintahkan anak untuk gemar memberikan sesuatu yang berharga buat orang lain, seperti memberi sedekah kepada orang miskin.
- Rela mengorbankan kepentingannya demi kenyamanan orang lain, seperti mempersilahkan ibu-ibu atau nenek untuk mengambil tempat duduknya saat berada di kendaraan (angkutan) umum.
Dan lain sebagainya.

Pendek kata semua pembelajaran tentang kebajikan terhadap sesama harus sesering mungkin kita tuntunkan kepada anak-anak kita, bahkan tidak harus menunggu mereka dewasa. Sehingga anak terbiasa berbuat sosial , mentalnya terbangun jiwa sosial.. Kondisi inilah yang akan membentuk karakter manusia yang mampu memberi manfaat yang banyak bagi sesamanya. Dan tentu yang terpenting semua itu harus diingatkan agar diniatkan dalam rangka mencari ridho Allah ‎๏ทป sehingga semua kebaikan yang ia lakukan akan diterima oleh Allah sebagai ibadah kepada-Nya, yang pasti akan dibalasinya dengan bebagai kebaikan yang  jauh lebih baik, di dunia ini dan juga kelak di akhirat akan lebih sempurna balasan-Nya.

 ‎ูˆุงู„ู„ู‡ ุฃุนู„ู… ุจุงู„ุตูˆุงุจ

0⃣5⃣ Helmy
Anak saya usia 3,6 th sangat supel. Saking supelnya kadang dengan orang yang baru ketemu pun sudah bisa akrab. Saya sangat khawatir akan hal ini. Karena karakter orang kan berbeda, nah saya pernah melihat air muka orang berubah  atas sikap anak saya itu.

Mohon pencerahannya bunda.

๐ŸŒทJawab :

 ‎ุจِุณْู…ِ ุงู„ู„ّู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู…ِ

Saya kira tidak ada yang salah dari anak ibu. Bisa jadi itu adalah karakter bawaan yang Allah ‎๏ทป berikan kepadanya yang pasti insyaAllah akan ada manfaatnya.

Akan tetapi orangtua tetap wajib membina dan mengarahkannya. Tidak perlu dengan membunuh karakter dasar ini tetapi cukup memberi pengertian agar tidak berlebihan dalam bersikap sehingga tidak membuat risih orang lain yang ada disekitarnya.

Di dalam agama kita diajarkan agar kita lebih baik diam atau jika harus berbicara maka ucapkan ucapan yang bermanfaat. Hal-hal yang diluar apa yang seharusnya tidak diucapkan atau tidak dilakukan sebaiknya ditahan. Hal ini perlu pemahaman, pengingatan terus dan juga latihan yang sungguh".

Ibundanya harus melakukan treatment tersebut sebagai pengelolaan karakter anak agar tetap terjaga sesuai dengan fitrahnya.

 ‎ูˆุงู„ู„ู‡ ุฃุนู„ู… ุจุงู„ุตูˆุงุจ

0⃣6⃣ Aniek
Ustadzah apa yang harus dilakukan orang tua terhadap sekolah yang tidak terbuka terhadap kegiatan belajar mengajar di sekolahnya?
Anak saya PAUD pulang sekolah dengan dahi benjol?
Haruskah saya bertanya kepada guru kelasnya yang juga merangkap kepala sekolah?

Jazakillah khayrran.

๐ŸŒทJawab:

 ‎ุจِุณْู…ِ ุงู„ู„ّู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู…ِ

Sebaiknya prinsip khusnudzon tetap kita pertahankan bunda bahkan kepada siapa saja dan dalam kasus apa saja. Karena khusnudzhon adalah perintah Allah ‎๏ทป sebaliknya su'udzhon sangat dilarang dalam Islam.

Dalam kasus ini mungkin bunda bisa menanyakan langsung kepada kepala sekolah tersebut. Dan cocokkan dengan pengakuan dari anak bunda.

Beri penjagaan lebih intensif jika ada kejanggalan yang terus menerus berlangsung. Jika hanya sekali saja saya kira bisa jadi itu suatu insident biasa.

Jikapun bunda sudah tidak memiliki kepercayaan kepada pihak PAUD tersebut, cobalah untuk mencari lembaga yang lain yang lebih bisa membuat bunda merasa tentram.

 ‎ูˆุงู„ู„ู‡ ุฃุนู„ู… ุจุงู„ุตูˆุงุจ

0⃣7⃣ Shoffia
Saya kan punya ade yang masih kecil" (Masih sekolah di MI) dan orang tua kami terutama ibu mulai pergi kerja sekitar jam 3 pagi, sehingga ade" saya kurang terpantau perkembangan.
Nah itu bagimana ya Bund saya sebagai kakak??
Terkadang mau saya mau beri perhatian ke ade tapi saya asyik dengan tugas dan kewajiban sendiri...

๐ŸŒทJawab:

 ‎ุจِุณْู…ِ ุงู„ู„ّู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู…ِ

Kewajiban untuk menjaga diri kita dan keluarga kita dari siksa api neraka dibebankan kepada semua. Bukan hanya orangtua, tetapi diri kita terhadap orang tua kita, orang tua terhadap anaknya, bahkan diri kita terhadap saudara-saudara kandung kita dan juga keluarga besar kita.

Perhatikan firman Allah ‎๏ทป:

‎ูŠٰุٓฃَูŠُّู‡َุง ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุกَุงู…َู†ُูˆุง ู‚ُูˆุٓง ุฃَู†ْูُุณَูƒُู…ْ ูˆَุฃَู‡ْู„ِูŠูƒُู…ْ ู†َุงุฑًุง ูˆَู‚ُูˆุฏُู‡َุง ุงู„ู†َّุงุณُ ูˆَุงู„ْุญِุฌَุงุฑَุฉُ ุนَู„َูŠْู‡َุง ู…َู„ٰุٓฆِูƒَุฉٌ ุบِู„َุงุธٌ ุดِุฏَุงุฏٌ ู„َّุง ูŠَุนْุตُูˆู†َ ุงู„ู„َّู‡َ ู…َุงٓ ุฃَู…َุฑَู‡ُู…ْ ูˆَูŠَูْุนَู„ُูˆู†َ ู…َุง ูŠُุคْู…َุฑُูˆู†َ

"Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."
(QS. At-Tahrim : Ayat 6)

Jadi dalam kasus ini ukhti tentu berkewajiban untuk menjaga adik anti agar tidak bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya. Bimbinglah ia agar menjaga ketaaatan pada Agamanya.

Hal yang perlu anti perhatikan adalah bersama siapa dia berteman. Karena pertemanan ini akan sangat mempengaruhi keadaan anak.

Lakukan komunikasi yang baik, bangun hubungan yang harmonis, ciptakan kedekatan dengannya.

Jangan lupa untuk selalu mendoakannya kepada Allah agar ia terbimbing ke jalan yang benar dan terlindungi dari segala keburukan serta mintakan hidayah untuknya.

 ‎ูˆุงู„ู„ู‡ ุฃุนู„ู… ุจุงู„ุตูˆุงุจ

0⃣8⃣ Lenita
1. Bagaimana cara nasihatin anak yang sudah pintar sekali menjawab,
anak ana 5 tahun kebetulan tidak dikasih keluar lingkungan karena lingkungan yang tidak terlalu bagus dalam pergaulan...
Tapi setiap saudaranya datang, dia jadi ngikuti atau nyontoh perkataan saudaranya yang sudah terkontaminasi bahasa" kotor...

Kalau dibilang kurang sosialisasi iya, tapi kalau ada saudaranya dia bisa gaul, terkadang bisa juga jadi provokator.
Nah, jadi setiap dinasihatin untuk tidak mengikuti kata" begitu dia banyak menjawab.

2. Karena dia main hanya dirumah bisa dibilang jadi anak jagoan kandang.
Ketika di sekolah TK jadi anak yang malu", tapi kalau sudah kenal sama temannya pecicilan sekali, karena aslinya biarpun dirumah pecicilan sekali.
Itu bagaimana?
Adakah yang salah, kebetulan masih satu rumah sama kakek neneknya, jadi ada kontaminasi mereka dan terkesan dewasa bicaranyanya!

Jazakillah ustadzah.

๐ŸŒทJawab:

 ‎ุจِุณْู…ِ ุงู„ู„ّู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู…ِ

1. Bunda setiap keluarga memiliki kesempatan untuk mempunyai keluarga yang baik, yang harmonis, anak yang sholih dan seterusnya.

Bagaimana cara mendapatkannya ?
Tentu semua tidak akan terjadi begitu saja.  Allah akan berikan kepada siapa saja yang bersungguh-sungguh berjuang untuk mewujudkannya, yakni diantaranya dengan membangun kesholihan dirinya. Bagaiamana hubungan kita dengan Allah, jika kita dekat dengan Allah melalui rajin beribadah kepada-Nya maka apa saja yang menjadi kebaikan diri kita, apakah terkait suami kita, anak" kita, kondisi ekonomi kita dan lain sebagainya, bagaimana semua akan diperbaiki dan dijaga oleh Allah sebagai balasan dari Allah atas ketaatan dan kesholihan kita. Sedangkan kelak di akhirat Allah akan lebih sempurnakan lagi.

2. Langkah-langkah riil untuk mengahadapi anak bunda diantaranya adalah dengan :
- Terus menasihatinya
- Membimbing dengan ketegasan hingga beri hukuman jika ia membandel, jangan diberikan apa yang ia suka selama ia tidak mau menurut pada orang tuanya.
- Dari sisi orang tua juga harus menjadi contoh yang baik dalam ahlaq dan prilakunya.
- Hilangkan sarana yang menambah buruk keadaan seperti matikan TV, jauhkan anak dari gadget dan beri alternatif kegiatan yang lebih positif.
- Jangan berhenti untuk berdoa kepada Allah untuk kebaikan anak" kita.

 ‎ูˆุงู„ู„ู‡ ุฃุนู„ู… ุจุงู„ุตูˆุงุจ

๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒŸ๐ŸŒŸ๐ŸŒŸ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ
 ๐Ÿ’ŽCLoSiNG STaTeMeNT๐Ÿ’Ž

"Orangtua adalah penanggung jawab utama dalam penjagaan seluruh fitrah yang ada pada anaknya. Dalam penjagaan fitrah ini orangtua harus terus berusaha meningkatkan kualitas keislamannya, baik dari sisi ilmu, iman, ibadah serta ahlaqnya.

Kualitas keislaman orangtua akan terpancar pada iman, akal, budi pekerti dan kesholihannya. Unsur-unsur inilah yang akan menjadi sumber inspirasi anak dalam bangunan karakternya hingga fitrah mereka selalu terjaga dan berkembang sebagaimana yang dikehendaki oleh Robb-nya"

 ‎ูˆุงู„ู„ู‡ ุฃุนู„ู… ุจุงู„ุตูˆุงุจ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar