Minggu, 26 November 2017

Ketika Kau Meminta Udzur




OLeh         : Irnawati Syamsuir Koto

Alhamdulillah...
Syukran jazakillah khair Hanny ....

Assalamu'alaikum Sahabat" ku di grup FB Perindu Surga.
Semoga Kerinduan kita terhadap surga bisa tercapai dengan segala daya, upaya dan doa kita.

Malam ini merupakan kajian Grup FB yang untuk ke tiga kalinya..
Mudah"an Allaah beri kelancaran dan di RidhoiNya kita berkumpul disini, karena majelis kita adalah majelis Ilmu.


Segala puji milik Allah Tuhan semesta alam. Selawat dan salam buat nabi Muhammad SAW.

Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, aku mengesakanNya dan tidak mempersekutukanNya.

Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad SAW hamba Allah dan RasulNya.


Sahabat-Sahabatku.... Teman" seperjuangan khususnya, dan Sahabat PeRiNDu SuRGa pada Umumnya.

Dakwah adalah ibadah mulia, orang yang berdakwah dengan ikhlash dan sesuai syariat maka ia telah meneruskan perjuangan Rasulullah SAW dalam menyampaikan agama ini. Namun tak jarang dakwah menghadapi berbagai rintangan baik faktor internal ataupun eksternal yang dapat meluluhkan semangat dakwah.

Setiap hari merupakan hari-hari perjuangan bagi kader dakwah , berjuang dan terus berjibaku untuk menunaikan tugas dakwah yang mulia. Tugas yang tak pernah usai seiring perjalanan waktu. Malah semakin bergulirnya waktu semakin bermunculan tugas-tugas baru.

Tugas dakwah memang bukanlah tugas yang ringan. Ia banyak liku dan kendala yang rumit. Baik dari pihak eksternal ataupun dari internal sendiri. Terkadang tugas dakwah menjadi beban berat untuk dipikul. Terlebih lagi bagi mereka yang berkepribadian rentan dan rapuh. Tugas itu menjadi tembok besar yang teramat sulit untuk dilewati. Mereka akan berkecil hati menatap tugas demi tugas. Terasa berat untuk menggerakan kaki dan tangan menerima tugas tersebut.

Ada rasa lelah yang muncul dikala berdakwah, ada rasa malas yang menghantui disaat sedang asyiknya berdakwah.


Dan inilah jihadnya Ummat Rasulullah dizaman sekarang yaitu berjuang menyampaikan Risalah Islam kepada masyarakat.

Jihad fie sabilillah merupakan amalan yang paling berat bagi jiwa, pikiran, perasaan, nafsu manusia, juga yang dirasakan oleh tubuh badannya.

Telah berkata seorang ‘aalim wal ‘aamilin ( Mujahidin), asy-Syahid Dr. Abdullah ‘Azzam:
“Sesungguhnya Jihad fie sabilillah adalah urusan terberat dan tersukar yang dihadapi oleh manusia. Sehingga tidak akan mampu memikulnya kecuali hanya segelintir manusia. Untuk mengimbangi beratnya beban jihad itu, maka Allah telah menyediakan ganjaran yang besar atas penderitaan, kesungguhan dan kepayahan para pelakunya."

Dan berkata al-Ustadz Sa’id Hawa: “Sesungguhnya Jihad ini tidak akan dapat tegak dan terlaksana dengan segala tuntutannya, dan tidak akan mampu serta kuat berjalan di atas jalan Jihad kecuali oleh orang-orang yang tidak memperdulikan celaan-celaan orang-orang yang mencela di dalam Dzat Allah, karena Allah dan di jalan Allah. Demikian juga Jihad yang ikhlas itu tidak akan wujud dan terbukti di hadapan manusia melainkan dia dapat membebaskan diri (terselamat) dari ujian hidup dunia, dan dia memiliki ilmu (yang memadai).”


Karena sukar dan beratnya perjalanan Jihad ini, maka tidak banyak manusia yang berminat ikut serta bergabung didalamnya, meskipun Allah menjanjikan ganjaran yang sangat besar dan balasan Surga.

Al-Jihad merupakan barometer iman (alat pengukur iman), untuk menentukan shahih dan dhaifnya, tulen dan palsunya, ikhlas dan pura-puranya sehingga dapat diketahui dengan jelas dan terang siapa mukmin sejati dan munafiq yang berpura-pura.

🌸🌷🌸
Muncul pertanyaan BOLEHKAH KITA MEMINTA UDZUR disaat berjuang menyampaikan agama kepada masyarakat saat ini?
Bolehkah kita minta udzur menyampaikan kebenaran?

Sahabat -Sahabatku,,, Dizaman Rasulullah SAW disaat ada panggilan Jihad, memang ada orang-orang yang tidak ikut berperang dan berjuang, Syari’ah Islam telah memberi rukhsah (keringanan) kepada mereka dan mereka adalah orang-orang yang di sebut oleh Al Qur’an sebagai “Uliddharar” orang-orang yang memiliki keudzuran.

“Tiada dosa lantaran tidak ikut berjihad bagi orang yang sakit atas orang-orang yang tidak mendapatkan biaya apabila mereka berlaku ikhlas kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan tidak ada jalan sedikitpun untuk menyalahkan orang-orang yang baik. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan tiada dosa pula atas orang-orang yang apabila mereka datang kepadamu supaya kamu memberi mereka kendaraan lalu kamu berkata,” Aku tidak memperoleh kendaraan untuk mengangkutmu. ”Lalu mereka kembali sedang air mata mereka bercucuran karena sedih lantaran meeka tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan.” [QS. At-Taubah : 91-92].


Imam Ibn Katsir menafsirkan ayat diatas: Inilah alasan yang menjelaskan diantara perkara yang mengharuskan seseorang untuk tidak berjihad,yaitu kelemahan fisik yang tidak mungkin dihindari.Termasuk dalam hal ini ialah:

a. Udzur permanen (tetap seumur hidup) seperti:Buta ,pincang seumur hidup dan semisalnya. Dan ada lagi alasan yang bersifat

b. insidentil (sementara, yang hanya terjadai pada saat-saat tertentu) yang disebabkan oleh satu penyakit yang bersemayam didalam tubuh seseorang yang menyebabkan dirinya tidak mampu untuk berangkat berjihad atau disebabkan karena kefakirannya yang menyebabkan dirinya tidak mampu mempersiapkan bekalan untuk perang. Bagi mereka ini tidak ada dosa jika tetap ditempat (tidak berangkat berperang). Dan pada saat seperti ini mereka harus ikhlas menerima keadaannya tanpa menggoyahkan orang lain tanpa menghalang-halangi mereka,dan mereka tetap baik dalam menjalani kehidupan mereka, inilah maksud firman Allah: dan tidak ada jalan untu menyalahkan mereka yang tetap berbuat baik.


Dan diayat lain Allaah Berfirman :

“Tiada dosa atas orang-orang yang buta dan atas orang yang pincang dan atas orang yang sakit (apabila tidak ikut berperang) dan Barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya; niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai dan barang siapa yang berpaling niscaya akan diazab-Nya dengan azab yang pedih.” [QS. Al Fath: 17].

Demikianlah ayat-ayat yang menjelaskan golongan mu’min yang diberi udzur untuk tidak ikut berperang yang bersifat tetap seumur hidup dan yang bersifat sementara, yaitu apabila seorang telah sembuh dari sakitnya atau telah diberi kelapangan rezki setelah kesempitannya maka dia wajib berperang karena keudzuran telah terangkat dari padanya.


Nah jika kita bertanya Bolehkah saya tidak ikut Jihad ( dakwah ) , BOLEHKAH SAYA REHAT dari medan jihad ini?

Kita RENUNGKAN saja, adakah kita menjadi bagian dari orang-orang yang diberi keringanan oleh Allaah untuk tidak berjihad?

🌸🌷🌸
Sahabat Sahabatku para *Perindu Surga*Nya Allaah .....

Kejadian besar yang terjadi pada orang-orang besar yaitu sahabat nabi SAW, Nabi memerintahkan Ummatnya untuk keluar bersama nabi untuk jihad dijalan Allaah, kemudian datang dari sebagian orang dari kalangan sahabat mereka adalah orang-orang fuqara, miskin, tidak punya harta, mereka tidak punya sesuatu yang bisa membawa mereka berjihad, kemudian mereka berkata : Ya rasulullah bawalah kami bersama anda, Nabi berkata kepada mereka “Demi Allaah saya tidak punya sesuatu yang bisa membawa kalian untuk berjihad” mereka pun pergi dan MEREKA MENANGIS, MERASA BERSEDIH karena tidak bisa ikut bersama rasulullah, kemudian Allaah turunkanlah ayat menjelaskan udzur mereka, yaitu ayat At Taubah Tadi.


Kita lihat teman-teman…. Orang yang ditolak oleh Rasulullah untuk ikut berjihad lantaran ada udzur saja menangis karena tidak bisa ikut berjihad bersama Rasulullah SAW.


Dan mari kita bercermin diri, kita yang sehat, punya sarana, punya kemampuan, punya materi, bagi yang dakwah Online punya hp bagus, punya notebook lumayan, punya duit buat beli kuota  tiba tiba mengatakan SAYA MAU REHAT DULU .. SAYA MUNDUR.. SAYA SIBUK…


Astahgfirullah…


Apakah kita TIDAK MALU berujar seperti itu? perjuangan Dakwah dizaman ini belum seberapa dibanding dengan perjuangan dakwah dizaman dulu, dizaman Rasulullah, para sahabat , tabi’in, tabit tabi’in dan ulama ulama yang menyampaikan Risalah Islam ini keseluruh pelosok dunia, bisakah kita bayangkan perjuangan mereka melintasi padang pasir? Melintasi hutan rimba? Mengarungi samudra luas , semua dengan peralatan yang tidak secanggih saat ini, bayangkan kesusahan yang mereka alami untuk menyampaikan Kalimat tauhid kepada Masyarakat.


Kita bisa bayangkan Indonesia ini mampu dijangkau oleh para syech, habaib dan ulama ulama hingga kita mengenal kalimat Tauhid, kalimat Syahadat , kita bisa mengenal Al Quran dan Sunnah, dengan apa mereka tempuh perjalanan ke Indonesia ini?


Apa mereka punya pintu doraemon?


Yang tiba tiba bisa sampai ditempat yang dituju?


Dimana Iman kita jika meminta udzur untuk mewakili Rasulullah SAW menyampaikan Siapa Tuhan pencipta Alam ini, menyampaikan tata cara menyembah Rabb kita?

🌸🌷🌸
Sahabat" ku  berikut ini ada sebuah kisah yang amat sangat heroic bagi saya, dan selalu menguras airmata dan menggetarkan jiwa jika membaca dan mendengar kisah ini, kisah ini sekaligus akan menutup pemaparan saya malam ini , dan kisah ini bisa didengar juga melalui pemaparan Ustadz Khalid Basalamah di link

https://www.youtube.com/watch?v=gpToNpsEBFM


Kisah ini berhubungan dengan perang Uhud. Jadi dalam perang Uhud ini ada banyak kisah-kisah luar biasa dari para sahabat Rasulullah SAW dalam pengorbanannya memperjuangkan agama Islam yang sekarang menjadi agama dengan pertumbuhan paling pesat di seluruh dunia.


Kali ini kisah yang datang dari kakak beradik yang usianya masih dibawah 20 tahun. Dalam riwayat disebutkan kakaknya bernama Abdullah namun adiknya tidak disebutkan namanya. Saat itu umat islam kalah dalam perang Uhud melawan kaum Quraisy. Diawal peperangan umat Islam sempat menang, namun akhirnya kalah. Dan kekalahan ini penyebabnya adalah saat itu ada 50 pemanah terlatih, saat ini kehebatannya seperti para sniper, yang Rasulullah SAW perintahkan untuk naik keatas bukit dan jangan turun dalam keadaan menang ataupun kalah sebelum Rasulullah SAW perintahkan turun. Namun saat keadaan menang, 43 pemanah turun tanpa perintah Rasul. Sementara 7 sisanya sudah memperingatkan, akhirnya 7 yang tinggal dibukit diserang balik oleh Quraisy dan mereka syahid. Itulah sebab kekalahan umat islam diperang Uhud.

🌸🌷🌸
Lanjut….
Nabi SAW khawatir orang-orang Quraisy menganggap muslimin lemah dan punya kesempatan mereka menyerang Madinah lagi. Maka turun wahyu memerintahkan Nabi SAW habis shalat Subuh. Jadi malamnya mereka istirahat pagi setelah solat subuh Nabi SAW bilang “Allah memerintahkan semua yang ikut diperang uhud kemarin, semuanya! dan tidak boleh tambah orang baru, keluar. Dari sini menuju ke tempat orang-orang Quaraisy”. Jadi yang 630 luka parah itu disuruh kejar orang-orang Quraisy. Coba bayangkan teman-teman, ini orang-orang lagi luka parah, kadang kita luka sedikit sudah tidak mau ke masjid… apalagi bicara soal jihad ni…
Okee lanjut, lalu semua para kepala suku kembali ke sukunya. Seperti Saad bin Muadz yang kembali dan bertemu dengan Usaid bin Hudair sahabat Rasulullah yang mulia sedang mengobati tujuh luka di bandannya yang sobek terkena sabetan pedang. Lalu kata Saad “Hai Usaid, sesungguhnya Allah telah memerintahkan Rasul-Nya untuk kembali menyerang Quraisy“. Kemudian dicabut daun-daun yang menempel pada lukanya, sambil menegakkan tubuhnya Usaid berkata “Sami’na Waato’na”, kami patuh dan mendengar. Lalu mereka jalan, semuanya jalan menuju masjid Nabi SAW.


Tinggal kisah 2 orang ini teman-teman, kakak beradik yang di awal kisah kita bicarakan. Luar biasa kisahnya, dua-duanya sudah tidak bisa bergerak diranjang. Pemanggil Nabi SAW, jadi saat itu ada orang yang teriak-teriak bertugas menyampaikan perintah Rasul SAW. “Rasulullah menyuruh siapapun dia yang kemarin ikut perang Uhud, menyerang kembali orang Quraisy tanpa ada orang tambahan”. Pesan yang diteriakkan terdengar olah Abdullah, kakanya di atas ranjang.


Lalu Abdullah berkata pada adiknya, “Wahai adik ku, Demi Allah kita tidak boleh tinggal di sini”. Kata adiknya, ”Gimana caranya ini, udah tidak bisa bergerak lagi ini”. Lalu apa kata kakaknya? “Demi Allah saya akan menyeret kamu sekali dan kamu seret saya sekali, sampai kita tiba di hadapan Rasulullah SAW”…..

SubhanAllah ...
Teman-teman saya setiap mendengar kisah ini luar biasa, bergetar hati ini. Dimana kita semua teman-teman dengan pengorbanan para sahabat. Kita disuruh pergi sholat saja males… apalagi mau bicara mendoakan saudara kita di Palestina, rohingya, suriah dan daerah daerah konflik lain  saja tidak. Apalagi mengorbankan darah, ini luka dari kaki sampai kepala, bisa bilang ke adiknya Saya seret kamu sekali, kamu seret saya sekali sampai di hadapan Rasulullah SAW. Sampai para sahabat semua menangis waktu itu melihat perbuatan mereka…. Tiba dihadapan Nabi SAW mereka tidur di atas kuda, dan bawa betul-betul dirinya ke medan perang.


Demikian kisahnya...
Dan kita sudahi pemaparan malam ini.. Selanjutnya majlis kembali saya serah kan ke Mba Henny Dwi Wulansari ....


🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
       💎TaNYa JaWaB💎

0⃣1⃣ Hanny
Bu,,,
Bagaimana seharusnya Sikap Seorang Muslim Menghadapi Kekerasan, Sikap Arogan Dan Permusuhan Orang-Orang Kafir Terhadap Minoritas Islam??

Jihat yang seperti apa yang harus di lakukan???


🌷Jawab:
Orang kafir itu terbagi menjadi dua kelompok: Orang kafir yang terjaga darah, harta dan dilarang mengadakan permusuhan dengannya.

Pertama yaitu kafir mu’ahad yaitu orang kafir yang menjalin perjanjian antara dirinya dengan kaum muslimin untuk tidak saling berperang dalam rentang waktu yang sama-sama telah disepakati. Sebagaimana perjanjian yang dilakukan oleh Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam dengan kafir Mekah untuk tidak berperang selama sepuluh tahun, dalam perjanjian Hudaibiyah.

Golongan kedua, kafir zhimmi yaitu mereka yang hidup di negara-negara Islam, maka antara mereka dan umat Islam terikat akad dzimmah. Golongan ketiga adalah adalah kafir musta’man, yaitu mereka yang masuk negara Islam dengan jaminan keamanan. Seperti: Pebisnis yang masuk ke negeri Islam dengan tujuan perdagangan atau sebab lainnya. Demikian juga orang-orang yang mendapatkan visa untuk masuk negeri Islam sebagai jaminan keamanan untuknya, maka mereka berhak mendapat pembelaan dan tidak boleh dizalimi.

kelompok yang kedua adalah orang kafir yang memerangi umat Islam. Maka tidak ada istilah perjanjian, jaminan keamanan dan zhimmah antara umat Islam dengan mereka. Inilah yang dikategorikan halal darah dan hartanya.

Imam Al-Qurtubi rahimahullah mengatakan dalam tafsirnya ketika menafsirkan,

وَلاَتَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللهُ إِلاَّباِلْحَقِّ

“Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar.” (QS. Al-An’am: 151).

"Ayat ini melarang membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah baik dari kalangan kafir musta’man atau kafir mu’ahad kecuali dengan sebab yang dapat dibenarkan.” (Jami’u Al-Ahakami Alquran, 7:134).

Syaikh Sa’di mengatakan, “(yang dimaksud ayat tersebut adalah) membunuh orang-orang Islam, laki-laki atau perempuan, tua atau muda, orang baik atau jahat, dan orang kafir yang telah dilindungi dengan perjanjian." (Tafsir As-Sa’di, Hal.257).

Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang membunuh seorang kafir mu’ahad, maka dia tidak akan mencium bau surga. Padahal bau surga itu telah didapati dalam perjalanan 40 tahun.” (HR. Bukhari no.3166).

Al-Hafizh Ibnu Hajar mengatakan, “Maksudnya adalah siapa yang memiliki perjanjian dengan orang Islam, baik itu dikategorikan akad jizyah, gencatan senjata, atau jaminan keamanan dari seorang muslim.” (Fathu Al-Bari, 12: 259).

Sudah jelas hukumnya tentang orang kafir yang memerangi umat Islam, namun bukan berarti kita harus berjihad maju kemedan perang, yang tak mampu berjihad kemedan perang maka berjihadlah dengan harta benda membantu masyarakat yang tertindas tersebut atau membantu penyediaan alat" peperangan bagi mujahid.

Wallahu a'lam

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎CLoSiNG STaTeMeNT💎

Adakalanya jiwa dan raga Lelah untuk berdakwah,,,
Ada kalanya diri merasa ingin berhenti berdakwah,,,
Adakalanya bisikan dan rayuan untuk mundur terdengar ditelinga,,,

Saat itulah kita harus sadar bahwa nanti ...waktu yang Allaah pinjamkan untuk kita ini akan dipertanggungjawabkan.

Lantas apa yang menjadi  jawaban kita saat ditanya waktumu engkau habiskan kemana?

Akankah jawabnya dihabiskan untuk menikmati kefuturan?

Surga menanti kita yang berjuang untuk agama Allah, bukan menunggu orang yang larut dalam kemalasan berdakwah.

Demikian saja dari saya semoga bermanfaat.

Mohon maaf atas salah dan cela. Ambil kebaikkan dan buang kekeliruan.

Wassalamualaikum wr.wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar