Jumat, 18 Oktober 2019

MENGHINDARI DOSA JARIYAH



OLeH: Ustadz Syahrawi Munthe

          💘M a T e R i💘

Assalamu'alaykum wr.wb.

Segala puji bagi Allah atas seluruh karunia-Nya. Sholawat dan salam semoga tercurah pada baginda Nabi Rasululullah SAW.

insyaAllah tema kajian kita sore ini adalah :

🌸MENGHINDARI DOSA JARIYAH

Dalam Islam masing-masing orang akan memikul dosanya. Orang yang melakukan perbuatan dosa, maka dialah yang menanggung akibatnya. Firman Alloh ﷻ :

وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَىٰ

"...Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain." (QS. 35 : 18)

Namun dalam Islam, ada juga dosa jariyah, yaitu dosa yang akan ditanggung dan mengalir kepadanya sekalipun ia telah meninggal. Dosa yang akan tetap ditimpakan kepada pelakunya, sekalipun dia tidak lagi mengerjakan perbuatan maksiat itu.

Sangat tragis memang, disaat mayit-mayit lain mendapatkan pahala dari amal jariyahnya yang terus mengalir, sedang orang yang berdosa ini mendapatkan aliran dosa dari orang lain.

Alloh ﷻ berfirman :

إِنَّا نَحْنُ نُحْيِي الْمَوْتَىٰ وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا وَآثَارَهُمْ ۚ وَكُلَّ شَيْءٍ أَحْصَيْنَاهُ فِي إِمَامٍ مُبِينٍ

"Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh)." (QS. 36 : 12)

Ibnu Katsiir dalam tafsirnya menjelaskan ayat ini bahwa 'bekas-bekas' yang dimaksud dalam ayat ini yakni bekas-bekas yang mereka tinggalkan, dengan kata lain suatu amal perbuatan yang jejaknya diikuti oleh orang lain sesudah ia tiada. Maka jika bekas-bekas itu baik, maka pelaku pertamanya mendapat pahala yang semisal dengan orang-orang yang mengikuti jejaknya tanpa mengurangi pahala mereka barang sedikit pun. Dan jika hal itu berupa perbuatan buruk, maka pelaku pertamanya mendapatkan dosa yang sama dengan orang-orang yang mengiktui jejaknya, tanpa mengurangi dosa-dosa mereka barang sedikit pun.

Lalu Siapakah Gerangan Mereka Yang Akan Mendapatkan Dosa Jariyah?
Orang-orang tersebut antara lain pelopor keburukan dan kemaksyiatan.
Rasulullah ﷺ bersabda :

مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً، كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ، مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْء

“Siapa yang mempelopori satu kebiasaan yang buruk dalam islam, maka dia mendapatkan dosa keburukan itu, dan dosa setiap orang yang melakukan keburukan itu karena ulahnya, tanpa dikurangi sedikitpun dosa mereka.” (HR. Muslim).

Oleh sebab itu setiap kali orang lain mengikuti keburukannya, maka ia dosanya mengalir juga padanya. Itu jugalah sebabnya anak Nabi Adam yang melakukan pembunuhan pertama kalinya akan mendapatkan dosa dari semua orang di dunia yang juga melakukan pembunuhan.

Sabda Rasulullah ﷺ :

لاَ تُقْتَلُ نَفْسٌ ظُلْمًا إِلَّا كَانَ عَلَى ابْنِ آدَمَ الأَوَّلِ كِفْلٌ مِنْ دَمِهَا

“Tidak ada satu jiwa yang terbunuh secara dzalim, melainkan anak adam yang pertama kali membunuh akan mendapatkan dosa karena pertumpahan darah itu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Kemudian, orang yang mengajak kepada kesesatan. Orang yang mengajak orang lain kepada  kesesatan, maka setiap orang yang tersesat, maka ia ikut menanggung  dosa orang tersebut. 
Firman Alloh ﷻ :

لِيَحْمِلُوا أَوْزَارَهُمْ كَامِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمِنْ أَوْزَارِ الَّذِينَ يُضِلُّونَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ أَلَا سَاءَ مَا يَزِرُونَ

"Mereka akan memikul dosa-dosanya dengan penuh pada hari kiamat, dan berikut dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikitpun (bahwa mereka disesatkan)." (QS. 16: 25)

Ibnu katsir menjelaskan mereka menanggung dosa mereka sendiri dan dosa orang lain yang mengikutinya. Dan mereka sama sekali tidak diberi keringanan adzab karena dosa orang yang mengikutinya.

Juga Rasulullah ﷺ bersabda :

مَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ، كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ، لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا

“Siapa yang mengajak kepada kesesatan, dia mendapatkan dosa, seperti dosa orang yang mengikutinya, tidak dikurangi sedikitpun.” (HR. Ahmad dan Muslim)

Tidak ada diantara kita yang ingin memikul dosa jariyah. Semoga Allah melindungi kita darinya. Menjaga adab diri agar tidak menjadi contoh yang buruk bagi orang diri. Dan tidak menebar kesesatan yang membuat orang lain tersesat akidahnya.

Wallahu'alam


🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
        💘TaNYa JaWaB💘

0⃣1⃣ Mulifa ~ Jakarta
Apabila tanpa kita sadari, kita melakukan dosa jariyah, bagaimana bila kita sudah mentaubati dosa tersebut, apakah masih tetap dosa jariyah itu mengalir kepada kita?

Apa ada cara untuk menghentikan dosa jariyah?

🔷Jawab:
Jika sudah taubat, artinya dia meninggal semua perbuatan dosa yang pernah ia lakukan. Terus mendekat pada Allah. Pada titik dia berhenti dari perbuatan dosa tersebut, dan bertaubat, maka Allah akan mengampuni dosanya.

Adapun orang-orang yang masih melakukan perbuatan dosa karena 'orang tadi yang sudah taubat'  maka itu dosanya. Setiap orang akan ditanya akan perbuatannya, dan setiap orang akan menanggung dosanya. Urusan dosa jariyah setelah taubat, biarlah Allah yang menentukan. Karena seungguhnya ampunan Allah lebih luas dari pada dosa hamba-Nya.

Wallahu'alam

0⃣2⃣ Lisa ~ Malang
Afwan ustadz, kalau seorang ibu mengajarkan anak tentang hal-hal mitos.

Misal waktu anak tantrum ditakut-takuti ada hantu loo.... kalau nangis, atau tidak sengaja mengajarkan apa yang orang tua dulu ajarkan seperti kalau nasinya tidak habis ayamnya mati, apakah juga termasuk dosa jariyah ustadz?

🔷Jawab:
Kalau itu sifatnya kan 'mentakut-takuti' saja agar tidak melakukan hal-hal mubazir atau mendiamkan anaknya. Rasanya bukan termasuk dosa jariyah.

Wallahu'alam

0⃣3⃣ Rahma ~ Cisalak
Bismillah
Assalamu'alaykum wr.wb.

Ustadz, agaimana ustadz caranya supaya dosa jariyah ini bisa dihapus, supaya tidak mengalir terus menerus dari orang-orang yang mengikuti dosa kita.
Afwan.

🔷Jawab:
Baca jawaban nomor 01 ya. Jawabannya demikian.

Wallahu'alam

0⃣4⃣ Sasi ~ Bandar Lampung
Bismillaah...

Ustadz, saya pernah bertanya satu masalah syariah dan dapat dua jawaban yang berbeda dan saya share jawaban pertama dari seorang ustadzah. Kemudian saya dapat jawaban kedua berbeda dari seorang ustadz.

Jika terjadi seperti ini bagaimana? Saya khawatir terjebak dalam dosa jariyah karena jawaban kedua dari seorang ustadz lebih kuat dalilnya.

Syukron.

🔷Jawab:
Jika tidak disengaja tidak mengapa, karena memang tidak ada niatan untuk menyembunyikan kebenaran. Tapi jika ada dalil yang lebih kuat, sebaiknya disampaikan juga, agar penanya lebih terbuka pikirannya. Juga lebih kuat memegang dalilllnya.

Wallahu'alam

0⃣5⃣ Han ~ Gresik
Assalamu'alaikum,

Tadz, bagaimana tuch dengan sekarang yang pada demen atau hoby selpiiii...
Yang secara tidak langsung itu khan juga mengumbar aurat yang tidak berhijab. Dan bahkan yang berhijab juga banyak yang selpii...
Apakah itu tidak menimbulkan apalah...
Di mata laki-laki atau orang yang melihatnya yang kadang menimbulkan syahwat.

Menyikapinya bagaimana itu tadz sebagai pelaku selpiii dan penikmat selpiii... Biar tidak dosa begitu kebawa sampai tutup usia!

🔷Jawab:
Wa'alaykumussalam wr.wb.

Sebaiknya jangan terlalu banyak selfi, karena akan banyak timbul fitnah jika foto tersebut disebar, terlebih jika tidak menutup aurat.

Yaa tentu berdosa, berapa banyak orang yang akan melihatnya. Selfi boleh, tapi untuk diri sendiri aja, lihat betapa tubuh yang indah itu sebentar lagi akan berubah jadi berkerut, dan akan tiba saatnya dimasukkan ke liang lahat, lalu dimakan ulat dan busuk. Maka apa yang dibanggakan dari selfi tersebut!!!

0⃣6⃣ Safitri ~ Banten
Assalamuaikum, 

Kalau kita uplod foto tidak bermaksud buat pamer dan lain-lain. Terus saya mikirnya begini "kan tidak ada nomor kontak cowok lain ada juga saudara sama yang sudah pada tua begtu ustadz. Saya juga biasa saja tidak menarik. Nah itu bagaimana, sama saja dosa tidak?
Terimakasih

🔹Jawab :
Wa'alaykumussalam wr.wb. 

Sekadar saja dan tidak buka aurat, insyaAllah tidak mengapa. Yang jadi masalah jika 'kecantikan' nya jadi objek selfi setiap hari agar dipuji orang, dilihat orang, dan sebagainya. Apalagi selfinya mengumbar aurat.

🌷Hmmm iya ustadz,  saya emang mikirnya begitu, tapi kenapa sih pendapat orang lain malah berlebihan itu yang dosa saya apa mereka-mereka ustadz?

🔹Berarti tidak usah banyak selfie bu, sesekali bolehlah.


🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
 💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘

Baiklah, selamat bermalam jumat ya buat semua, jangan lupa baca surah al kahfi.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar