Jumat, 18 Oktober 2019

MELATIH DISIPLIN SEDEKAH & MENABUNG SEJAK DINI



OLeH: Ustadz Asyari S.

        💘M a T e R i💘

🌷MENDIDIK GEMAR INFAK DAN MENABUNG  SEJAK DINI

Oleh: Asy’ari Suparmin. M.Kom.I


Sikap gemar bersedekah ini memang harus ditanamkan sedini mungkin dalam jiwa anak karena tindakan ini sangat dicintai oleh Allah SWT sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Rasulullah “Tidaklah seorang hamba bersedekah dari harta yang baik yang dia miliki karena Allah SWT tidak menerima kecuali yang baik-baik, melainkan Ia akan menyambutnya langsung dengan tangan kanan-Nya. Jika sedekahnya itu berupa sebutir kurma, maka ia akan tumbuh subur di telapak tangannya sampai menjadi lebih besar dari gunung. Perumpamaannya adalah seperti jika sang hamba tersebut memelihara anak sapi atau unta (yang tentu setiap waktu akan bertambah besar).” (HR.Tirmidzi)

Di samping itu, sedekah juga merupakan sarana untuk menyucikan diri, di antaranya terkandung dalam sabda Rasulullah, “Berusaha keraslah menghindari api neraka meski hanya dengan (menyedekahkan) sebutir kurma.” (HR. Bukhari)

Seorang anak yang tumbuh dalam keluarga berada mungkin sudah sangat terbiasa dikabulkan keinginannya. Maka, bila Mama tidak mengajarkan anak bersedekah sedini mungkin, kelak anak akan kesulitan memahami pentingnya bersedekah bagi sesamanya.
Mengajari anak bersedekah sejak kecil juga jadi kesempatan baik untuk membantu anak mengatur keuangannya. Nantinya di masa depan, ia harus mengatur sendiri pengeluaran dan pendapatannya.Dengan mengajari bersedekah dari kecil, anak pun mengembangkan insting untuk selalu menyisihkan pendapatannya untuk bersedekah. Bukan hanya kadang-kadang saja kalau sedang ada rezeki berlebih.

1. Menumbuhkan rasa empati.

Cara menumbuhkan empati adalah menunjukkan bahwa di luar sana masih banyak saudaranya yang kurang beruntung. Misalnya dengan cara mengunjungi panti asuhan atau panti jompo. Ajak anak untuk ikut mengunjungi panti asuhan dan memberikan sedekah pada pihak panti asuhan. Dorong juga anak untuk memberikan langsung bingkisan pada anak-anak yatim atau piatu dari tangannya sendiri.

2. Jangan terpaku pada hal-hal yang bersifat materiil.

Selalu ingatkan si kecil bahwa semua harta benda yang dimiliki anak bukan miliknya sepenuhnya. Maka, sebaiknya jangan terlalu terpaku dengan hal-hal materiil. Anak pun jadi lebih memahami bahwa bela rasa jauh lebih penting dari uang atau barang miliknya. Usahakan untuk tidak menghadiahkan anak barang yang terlalu mewah ketika ia berhasil melakukan sesuatu. Ketika anak ulang tahun, rayakan di panti asuhan daripada mengadakan pesta yang gemerlap di restoran mahal.

3. Menanamkan Keihklasan.

Ajari anak untuk memberi tanpa pamrih. Agar anak bisa bersedekah tanpa mengharap imbalan atau pujian, Mama perlu melatih si kecil untuk selalu bersyukur dan jangan perhitungan. Caranya adalah dengan menjadi teladan bagi anak. Misalnya Mama sudah membelikan mainan kesukaan anak, jangan berkata, “Kamu harus nurut, tadi kan Mama sudah belikan boneka!.”

 4. Ajarkan sejak dini dengan cara yang disukai anak.

Seperti menyediakan kotak infaq di rumah (apalagi bila disediakan dalam bentuk yang lucu) dan biarkan ia merasa tertantang memasukkan koin-koin uang logam dengan jari-jari kecilnya. Lalu perdengarkanlah bagaimana bunyi uang logam ketika menyentuh dasar kotak dan iramakanlah dengan mimik yang lucu, seperti “cluk-cluk-cluk!” Anak pun pasti akan merasa senang.

5. Tanamkanlah pada anak bahwa bersedekah adalah hal yang menyenangkan dan diperlukan.

Seperti mengatakan kepada anak, “Waah, Bunda sedang nggak punya uang nih, Nak. Kasih uang sama pengemis dulu, yuk. Insya Allah si Ibu tua itu senang, sehingga kita pun ikut senang meski sedang tak punya uang.”

Dengan demikian, anakpun akan belajar bahwa bersedekah akan mendatangkan kebahagiaan pada orang lain dan diri sendiri. Menanamkan bahwa ibadah adalah hal yang menyenangkan juga dapat dilakukan pada amalan yang lain seperti shalat, membaca al-Quran, berjilbab dan lain-lain.

6. Sentuhlah hati anak yang lembut untuk turut merasakan penderitaan orang lain.

Seperti ketika ia tengah memakan kue sarapannya, ajaklah ia untuk bersyukur akan kelezatan rasa kue yang tengah disantapnya tersebut. Lalu, ajaklah ia untuk mengetahui bahwa ada anak lain yang tak dapat menyantap kue untuk sarapan dengan mengingatkannya pada anak-anak di pinggir jalan yang suka dilihatnya ketika bepergian. Kemudian, doronglah ia berinfaq mengumpulkan uang untuk anak jalanan dan kaum dhuafa lainnya.

7. berikanlah informasi yang lengkap tentang apa saja yang dapat diinfaqkan atau disedekahkan pada anak.

Sehingga kepanikan yang dialami orangtua Arina tak terjadi pada Anda!
Melatih anak menabung sejak dini memerlukan kreatifitas tersendiri bagi orang tua karena lebih mudah mengajari anak melalui contoh secara langsung.

▪1. Uang Saku.

Saat anak sudah bersekolah, ada baiknya orang tua memberikan uang saku yang cukup selain bekal makanan. Cukup dalam artian, sebagian bisa untuk jajan dan sebagian lagi bisa di sisihkan untuk di tabung.
Ajari anak untuk membagi uang sakunya menjadi 3 bagian, bagian pertama untuk jajan, bagian kedua untuk tabungan, bagian ketiga untuk donasi atau amal.

Jadi, sejak kecil anak sudah terbiasa untuk tidak menghabiskan uang sakunya karena begitu mendapat uang saku dia sudah membagi sesuai dengan kepentingan masing-masing.

▪2. Tiga Macam Celengan.

Belikan 3 macam celengan dengan bentuk yang berbeda untuk anak. Akan lebih bagus apabila celengan-celengan tersebut berwarna transparan karena anak bisa melihat bagaimana tabungannya bertambah. Anak pasti akan senang sekali.
Beri tempelan pada masing-masing celengan yaitu “TABUNGAN”, “BELANJA”, “DONASI”.

Jadi masing-masing celengan mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Celengan Tabungan, apabila sudah penuh bisa di setorkan ke bank.
Celengan Belanja, bisa di pergunakan anak untuk membeli barang kebutuhannya (bukan keinginannya).
Celengan Donasi, bisa di siapkan untuk di berikan kepada orang-orang atau yayasan yang membutuhkan.

Selain menabung, anak juga perlu di bekali untuk bisa berbagi dengan orang lain. Bukan hanya berbagi makanan tetapi juga berbagi uang yang dalam hal ini juga di butuhkan oleh orang lain.
Memberi donasi atau amal, membuat anak suka berbagi dan tidak egois. Tidak mau kan kalau anak-anak besar nanti menjadi orang yang kikir dan pelit?

▪3. Permainan.

Di jaman internet sekarang ini, banyak sekali permainan tentang “uang” yang bisa di unduh dan di mainkan bersama anak.
Permainan jadul yang bisa di coba bersama anak adalah permainan monopoli. Anak bisa memegang sejumlah uang kertas, menatanya sesuai nominal dan membelanjakan uang tersebut untuk membeli hotel dan rumah. Atau hanya di simpan atau di tabung.
Perlu di tekankan pada anak bahwa kalah atau menang bukan masalah karena yang terpenting adalah pembelajarannya.

▪4. Bandingkan Harga.

Ajak anak berbelanja kebutuhan rumah tangga, baik ke pasar maupun supermarket. Perlihatkan dan ajari anak tentang harga masing-masing barang yang dibeli. Ajari anak tentang uang kembalian, bahwa uang kembalian tersebut bisa di masukkan ke celengan “tabungan”.

Pastikan untuk selalu membuat dan menyusun daftar belanjaan di rumah bersama anak. Tentukan barang-barang yang akan dibeli dan juga harganya.
Sebulan sekali, berikan anak uang saku secukupnya khusus untuk latihan berbelanja. Tentu saja harus di temani orang tua ya.

Dengan belajar memegang uang dan membelanjakan uang sendiri, anak akan tahu nilai dari uang tersebut.

▪5. Keinginan VS Kebutuhan.

Sebelum membelanjakan uangnya, ajari anak untuk bisa membedakan keinginan atau kebutuhan akan barang yang akan di belinya.

▪6. Buka Tabungan Junior.

Sekarang ini, banyak bank yang mempunyai produk serta fasilitas tabungan junior atau tabungan khusus untuk anak.
Dengan setoran minimal yang sangat terjangkau, orang tua bisa mengajari anak bagaimana cara menulis setoran di bank, cara menghitung jumlah uang, cara antri di teller dan cara mengecek buku tabungan.

▪7. Diskusi Tentang Uang.

Selalu ajak anak berdiskusi tentang berapa sisa uang saku dan bagaimana cara anak menentukan pilihannya, apakah akan di masukkan ke celengan tabungan atau belanja atau tabungan donasi.
Dukung anak dengan setiap pilihan yang di pilihnya.Yang paling penting adalah orang tua dan anak membicarakan hal tentang keuangan secara terbuka.

▪8. Cara Menghasilkan Uang.

Selain mengajari anak cara menabung sejak dini, penting juga mengajari anak bagaimana cara menghasilkan uang.
Hal yang paling sederhana untuk menghasilkan uang yang bisa di ajarkan kepada anak adalah menjual barang bekas pakai seperti baju-baju anak yang sudah kekecilan, buku-buku yang tidak terpakai dan lain sebagainya.
Tentu saja, hasil dari penjualan ini harus di masukkan ke tabungan anak.

▪9. Kesabaran
Mengajari anak menabung sejak dini juga berarti mengajari anak bagaimana melatih kesabaran.

Bagaimana setiap hari dia memasukkan uang koin ke dalam celengan dan melihatnya bertambah banyak.


🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
        💘TaNYa JaWaB💘

0⃣1⃣ Aulia ~ Medan
Assalamualaikum,

Ustadz, sejauh pengalaman saya setiap pertengahan Ramadan terdengar berita orang-orang kaya yang membagikan zakat, ada yang menggunakan istilah sedekah dan ada pula yang menggunakan istilah infaq. Apa perbedaannya tiga istilah itu, dan mengapa kaum Muslim cenderung mengeluarkan zakat pada bulan Ramadan? Apakah perilaku demikian punya dasar hukumnya dari Al Qur'an atau hadis?

Dan satu lagi apa manfaatnya kita berinfaq?

🌷Jawab:
Pembeda ketiganya ada pada hukumnya, zakat hukumnya wajib, untuk membersihkan harta. 

Infaq dan sedekah hukumnya sunnah,  infaq terbatas pada harta sedangkan sedekah mencakup harta, ilmu dan tenaga.

Apa hubungan zakat dengan Ramadhan?  Sebenarnya zakat tidak harus dibulan Ramadhan,  boleh dibulan lain, kalau sudah sampai hitungannya. Hanya saja bulan Ramadhan bulan yang sangat istimewa,  dimana segala amal kebaikkan diganjar berlipat-lipat pahalanya.  Karena itulah umat Islam berlomba-lomba berzakat, bersedekah dan berinfaq dibulan Ramadhan.

🔹Apakah ada hadis atau dalil yang untuk menguatkannya?

🌷"Seutama-utamanya sedekah adalah di bulan ramadhan." (HR. Tirmidzi)

Dikiaskan zakat Dikiaskan dengan sedekah. Dan juga mencontoh Rasulullah SAW yang sedekahnya lebih banyak disaat bulan Ramadhan melebihi bulan-bulan biasa.

▪KEUTAMAAN BERSEDEKAH ATAU INFAQ ANTARA LAIN:

1. Sedekah atau infaq dapat menghapus dosa.

"Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api." (HR. Tirmidzi)

2. Mendapatkan naungan di hari akhir.

"Seorang yang bersedekah,  dengan tangan kanannya ia menyembunyikan amalnya itu sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan tangan kanannya." (HR. Bukhari)

3. Memberi keberkahan pada harta.

"Harta tak akan berkurang dengan sedekah. Dan seoarng hamba yang pemaaf pasti akan Allah tambahkan kewibawaan baginya." (HR. Muslim)

4. Allah melipatgandakan pahala orang yang bersedekah.

"Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik niscaya akan dilipat gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak." (QS. Al Hadid 18)

Wallahu a'lam

0⃣2⃣ Ech a~ Sragen
Assalamualaikum ustadz,

Bagaimana hukumnya jika ada orang yang mampu untuk bekerja tatapiia memilih untuk meminta-minta sedekah?

Apakah kita dosa jika menolak untuk memberi sedekah karena melihat dari fisiknya yang masih kuat untuk bekerja?

Wassalammualaikum ustadz

🌷Jawab:
Wassalamu'alaikum,

Berikan nasehat dan dakwahi dengan bijak
Berikan refrensi atau ngaji.

Doakan.

0⃣3⃣ Fitri ~ Gresik
Ustadz, lebih prioritas manakah shodaqoh kepada keluarga atau kepada yayasan (misalkan kita tiap bulan sudah mengikuti potongan rutin kepada yayasan yatim dan lain-lain).

🌷Jawab:
Semuanya penting buat prioritas ke keluarga itu kewajiban ke yatim sedekah.

0⃣4⃣ Safitri ~ Banten
Assalamualaikum ustadz,

Kalau kita mau memeberi zakat antara anak yatim piatu dengan fakir miskin kalau berjakat buat yatim piaatukan diwajibkan karena ada di alqur'an yah tapi fakir miskin ini sangat membutuhkan  mana dulu yang harus didahulukan sedangkan kita mempunyai harta yang tidak mencukupi?

Terimakasih ustadz.

🌷Jawab:
Wassalamu'alaikum,

Sedekah jangan di batasi dengan kemampuan. Al-Qur'an menyebutkan saat lapang ssn sempit
Mulai saja apakah Anda sedang longgar atau sempit.

0⃣5⃣ Han ~ Gresik
Assalamu'alaikum,

Ustadz bagaimana dengan laki-laki yang masih sehat dan mampu tetapi tidak mau bekerja karena merasa tidak ada lagi pekerjaan yang bisa dilakukan. Padahal harus mencukupi kebutuhan keluarganya, anak-anaknya. Dan hanya bergantung kepada si istri saja. Bagaimana itu ustadz?

🌷Jawab:
Wassalamu'alaikum,

Harus di dakwahi dengan dalil dan ajak ke pengajian semoga ada kesadaran.

Doakan.

0⃣6⃣ Faridah ~ Cileungsi
Assalamu'alaikum,

Apakah sedekah itu hanya yang berwujud saja seperti harta kalau tidak punya harta misalkan sedekahnya dengan bantuan tenaga ketika ada orang yang membutuhkan apakah ini termasuk sedekah.

Terimakasih

🌷Jawab:
Wa'alaikumsalam,

Ya ini termasuk sedekah teruslah berkarya berbuat baik.

0⃣7⃣ Sri Wayahni ~ Aceh
Assalamu'alaikum,

Saya berlatih bersedekah setiap harinya di rumah, yang saya masukkan dalam kotak. Kadang 1 minggu sekali uangnya saya kasih ke mesjid, kadang saya kasih adik saya yang sedang kuliah, kadang saya belikan makanan buat di bawa ke tempat kerja. Apa boleh yang saya lakukan ini?

🌷Jawab:
Wassalamu'alaikum warahmatullahi,

Ahsan bagus sekali istiqamahkan semoga menjadi amal jariyah mendapatkan pahala berlipat ganda.


🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
 💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘

Berkata bahwa ada seseorang yang menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu ia berkata,

 يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ الصَّدَقَةِ أَعْظَمُ أَجْرًا قَالَ أَنْ تَصَدَّقَ وَأَنْتَ صَحِيحٌ شَحِيحٌ، تَخْشَى الْفَقْرَ وَتَأْمُلُ الْغِنَى، وَلاَ تُمْهِلُ حَتَّى إِذَا بَلَغَتِ الْحُلْقُومَ قُلْتَ لِفُلاَنٍ كَذَا، وَلِفُلاَنٍ كَذَا، وَقَدْ كَانَ لِفُلاَنٍ

“Wahai Rasulullah, sedekah yang mana yang lebih besar pahalanya?” Beliau menjawab, “Engkau bersedekah pada saat kamu masih sehat, saat kamu takut menjadi fakir, dan saat kamu berangan-angan menjadi kaya. Dan janganlah engkau menunda-nunda sedekah itu, hingga apabila nyawamu telah sampai di tenggorokan, kamu baru berkata, “Untuk si fulan sekian dan untuk fulan sekian, dan harta itu sudah menjadi hak si fulan.” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 1419 dan Muslim no. 1032)

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar