Jumat, 18 Oktober 2019

CINTA, HATI ATAU TAKDIR



OLeH; Ustadzah Ade Yeni S.

M a T e R i💎 

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَٰذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ

أَشْهَدُ أَن لّاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلىَ محَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ.. أَمَّا بَعْدُ :

"Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada jalan (surga) ini. Dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Alloh ﷻ tidak memberi kami petunjuk."

Dialah Allah Rabb Penguasa alam semesta, Rabb penggenggam hati Kita semua. Karena hidayah dan taufik-Nya sampai detik ini Kita masih bisa merasakan nikmat iman, Islam, kesehatan, nikmat beribadah dan berukhuwah dalam group Bidadari Surga yang insyaaAllah diridhoi Allah...
Aamiin

Sholawat dan salam Kita haturkan kepada manusia suri tauladan kita Nabi Muhamnad Shallallahu 'alaihi wassalam, beserta keluarga, para sahabat, para tabi'in wattabi'at yang senantiasa istiqomah hingga akhir hayat.

Ammaa Ba'du:

🌷CINTA, HATI ATAU TAKDIR

Cinta, Cinta, dan Cinta…
5 huruf yang selalu menghapuskan kesedihan.
SATU kata yang selalu membangkitkan semangat juang.

Cinta, Cinta, dan Cinta…
Tak ada habisnya jika kita berbicara cinta, apalagi bagi engkau yang masih muda.
Seakan cinta menjadi magnet yang kuat dalam hidup ini…

Kaifa haalukunna Akhawaat?

Alhamdulillah senang bisa bersua lagi dengan antunna semua, setelah banyak kesibukan dan amanah yang harus dijalankan.

Akhwaatii yang Alloh ﷻ muliakan...
Kita bahas terlebih dahulu tentang cinta menurut Islam; definisi, dalil dan bentuknya.

Siapa yang tidak mengenal kata cinta? Cinta telah hadir sejak zaman nabi Adam diciptakan, dan kemudian diciptakanlah Hawa sebagai pasangan hidupnya. Cinta juga merupakan fitrah alami manusia dan tanpa keberadaan cinta, orang menyebutnya sebagai perasaan hampa. Cinta juga banyak memberikan inspirasi dan pengorbanan akan tetapi cinta jugalah yang kadang membawa kesengsaraan bagi mereka yang merasakannya. Dalam kehidupan manusia cinta muncul dalam berbagai hal termasuk cinta kepada istri, anak, harta dan tahta dan sebagainya. Islam sebagai agama dan membawa rahmat Alloh ﷻ  juga mengenal dan menghargai adanya cinta. Untuk mengetahui bagaimana islam memandang cinta?

🌸DEFINISI CINTA

Ada beberapa pengertian tentang cinta yang disebutkan dalam berbagai sumber. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata Cinta Diartikan sebagai perasaan kasih dan sayang terhadap sesuatu atau orang lain. SECARA ISTILAH maka cinta dapat dimaknai sebagai suatu perasaan yang dialami manusia dan perasaan tersebut menimbulkan kasih sayang bagi yang merasakannya.

Cinta Dalam Pandangan Islam sendiri adalah limpahan kasih sayang Alloh ﷻ kepada seluruh makhluknya sehingga Alloh ﷻ menciptakan manusia dan isinya dengan segala kesempurnaan.

Adapun Cinta Yang Sebenarnya Atau Cinta Yang Hakiki adalah hanya milik Alloh ﷻ karena hanya Alloh ﷻ lah yang Maha Sempurna dan Maha Pemilik Cinta. Dalam pengertian lain, Islam juga memandang cinta sebagai dasar persaudaraan antar manusia dan perasaan yang melandasi hubungannya dengan makhluk lain seperti pada hewan dan tumbuhan. Ibnu Hazm sendiri menyebutkan bahwa cinta adalah suatu naluri atau insting yang menggelayuti perasaan seseorang terhadap orang yang dicintainya.

🌸DALIL CINTA DALAM AL QUR’AN

Adapun ayat-ayat yang menyebutkan perihal cinta adalah sebagai berikut:

√ Al Imran ayat: 14

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ

"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)."

√ Maryam ayat: 96

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمَٰنُ وُدًّا

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang."

√ Ar Rum ayat: 21

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir."

√ Al Maidah ayat: 54

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَائِمٍ ۚ ذَٰلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

"Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui."

🌸BENTUK-BENTUK CINTA

Cinta memang suatu perasaan yang tidak mungkin manusia untuk tidak merasakannya. Ada berbagai bentuk cinta dalam kehidupan manusia dan setiap bentuk cinta tersebut memiliki perbedaan meskipun pada dasarnya semua bentuk cinta adalah sama. Berikut ini adalah bentuk-bentuk cinta menurut pandangan Islam dan para ulama.

🔷1. Cinta kepada Alloh ﷻ Dan Rasul-Nya

Cinta yang paling tinggi dalam kehidupan manusia terutama umat Islam adalah cinta kepada Alloh ﷻ sang pencipta segala isi bumi dan semesta dan yang maha memiliki cinta lalu kepada kekasih-Nya Nabiyullah Muhammad shallahu 'alaihi wa salam.

Umat muslim yang mencintai Alloh ﷻ akan merasa bahwa sebagai hamba-Nya kita tidak dapat hidup tanpa adanya kasih sayang dan cinta dari Alloh ﷻ. Maka dari itu, mencintai Alloh ﷻ adalah mutlak bagi setiap umat muslim.
Orang yang mencintai tentunya akan melakukan segala sesuatu untuk yang dicintainya, termasuk jika seorang mukmin mencintai Alloh ﷻ. Ia akan selalu berusaha untuk mengikuti segala perintahnya dan menjauhi larangannya. Sebagaimana yang disebutkan dalam firman Alloh ﷻ dalam surat Al Baqarah ayat: 165 berikut:

 وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ ۖ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ ۗ وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوا إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ الْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ

"Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman mereka sangat mencintai Allah.” (QS. al-Baqarah: 165)

Dan jika seseorang tidak lagi memiliki rasa cinta pada Alloh ﷻ dan Rasul-Nya apalagi ajarannya maka tertutuplah hatinya.

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintai dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Ali-Imran: 31)

🔷2. Cinta Terhadap Alam Sekitar

Setelah mencintai Alloh ﷻ yang merupakan pencipta dari seluruh isi alam semesta maka seorang hamba yang memiliki rasa cinta pada Alloh ﷻ juga akan mencintai segala yang diciptakannya dan berusaha menjaganya.

Sebagaimana kita tahu bahwa Alloh ﷻ memerintahkan umatnya untuk senantiasa menjaga lingkungan sekitar dari kerusakan karena sesungguhnya Alloh ﷻ menciptakan manusia sebagai khalifah di bumi yang akan melindungi alam dan memanfaatkannya dengan baik.

Rasa cinta pada alam sekitar dapat diwujudkan dengan menjaga kebersihan lingkungan, menyayangi tumbuhan serta menyayangi hewan. Perbuatan manusia menyakiti hewan atau tumbuhan serta merusak alam adalah hal yang dibenci Alloh ﷻ dan bukan merupakan rasa cinta yang ada dan ditanam dalam hati manusia.

🔷3. Cinta Terhadap Sesama Manusia

Cinta adalah fitrah dan mencintai sesama manusia juga merupakan suatu fitrah yang diberikan Alloh ﷻ. Dalam ajaran  atau syariat Islam, cinta kepada manusia adalah seharusnya merupakan perwujudan dari cinta kepada Alloh ﷻ. Dapat dikatakan jika seseorang mencintai Alloh ﷻ maka ia pun akan mencintai manusia lainnya dan hal inilah yang mendorong manusia untuk berbuat baik kepada sesamanya atau yang dikenal dengan akhlak. Alloh ﷻ juga menyebutkan dalam Al Qur’an bahwa Alloh ﷻ menciptakan manusia agar dapat saling mengenal dan mengasihi. Sebagaimana Alloh ﷻ berfirman dalam ayat berikut ini:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

"Wahai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu sekalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan menjadikan kamu sekalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu sekalian saling mengenal. Sesungguhnya orang-orang yang paling mulia di antara kamu sekalian di sisi Alloh ﷻ ialah orang-orang yang paling takwa di antara kamu sekalian. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."
(QS. Al-Hujurat: 13).

Lalu bagaimana dengan yang jatuh cinta kepada lawan jenis?
Disimpan saja di hati?
Atau dibuang?
Dibuang sayaang doong kan cinta anugerah,,,
Ya cinta anugerah jika itu menambah pahala.
Musibah jika itu menambah maksiat.

🌸LALU BOLEHKAN JATUH CINTA?

Silakan kalau yang mau jawab.

🔸Dibuang sayang.

🔸Boleh. Jatuh cinta pada Alloh ﷻ. Jatuh cinta yang bisa menjadikan Alloh ﷻ semakin cinta. Tapi dilarang jatuh cinta pada yang membuat Alloh ﷻ cemburu. Yaitu mencintai sesuatu melebihi cintanya pada Alloh ﷻ.

🌸Maasyaa Allah,, baarokallah fiik.

🔸Adakah yang seperti itu Bunda?

🔸Di simpan dalam hati dan dalam do'a.
Katanya jangan jatuh cinta karena kalau jatuh itu sakit.

🌸Iyes jatuh mah ntar sakit, yang enak ya nikah.

🔸Calonnya dicari dulu Bunda.

🔸Kadang hati menjaga mungkin lebih tepatnya menolak rasa, sesulit apa itupun terus dicoba agar Alloh ﷻ tidak cemburu padanya. Ketika sudah pasrah ikhlas merelakan yang terjadi adalah Alloh ﷻ malah mempertemukan dengannya pada waktu yang tidak direncanakan, walau hanya sekedar bertemu tanpa sengaja lewat. Lalu harus bagaimana menyikapinya agar tidak melulu hati jadi salah persepsi.

🌸Maasyaa Allah... Benar, harus butuh perjuangan, karena itu adalah ujian.
---°°°---

Cinta kepada anak-anak, pasangan, harta jangan mengalahkan cinta kepada Alloh ﷻ, Rasul-Nya dan jihad.

Jatuh cinta boleh dong, bahkan wajib, kepada siapa? (Di atas sudah ada ya).

Cinta wajib kepada Alloh ﷻ, Rasul-Nya dan jihad..
Lalu orang tua, suami, anak-anak dan sesama muslim, alam sekitar.

Alloh ﷻ berfirman:

"Katakanlah: “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya”. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.”
(QS. Attaubah: 24).

Memang cinta itu adalah fitrah manusia, sebagaimana firman Alloh ﷻ:

“Dijadikan indah pada pandangan manusia, kecintaan kepada apa-apa yang diinginkan yaitu wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup didunia dan disisi Allah tempat kembali yang baik,”
(QS. Ali-Imron ayat: 14)

Namun, kita harus pandai-pandai menyikapi perasaan Cinta...

🌸🌷🌸
Akhwaatii a'azzakunnallah...

Pembahasan Cinta ini konotasinya akan selalu mengarah kepada JODOH. Cinta itu apakah dari keinginan hati atau takdir?

Atau bahasa kerennya "JODOH ITU PILIHAN ATAU TAKDIR?"

🔸Takdir ya Bun?

🔸Jodoh itu Takdir.
Kalau cinta keinginan hati.

🔸Takdir Bund. Tinggal kita pilih Alloh ﷻ memberikan kepada kita dengan cara lemah lembut atau dilempar ke muka kita tergantung kita cara mengupayakannya, dengan cara yang semakin dicintai Alloh ﷻ atau dimurkai Alloh ﷻ. Tapi itulah jodoh kita yang sudah tertulis di lauh mahfudz.
---°°°---

Tapi sebelum ke sana, kita bahas dulu tentang bagaimana menyikapi perasaan tentang Cinta ketika bukan pada haknya.

Tahu kan teman, jatuh cinta itu pasti, setiap insan akan ada masanya jatuh Cinta. Di awal dengan kisah asmara Nabiyullah Adam Aalihissalam kepada Hawa, kisah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang jatuh cinta kepada Khadijah RA, kisah putri beliau yang jatuh cinta kepada Ali RA, begitupun sebaliknya, kisah cintanya Zubair bin Awwam RA kepada Atikah RA yang kala itu sudah menikah 28 tahun dengan Asma bint Abi Bakr Asshiddiq RA, cintanya Abdurrahman bin Abi Bakr kepada Laila bint Al Judi.

Kawan, sebetulnya awal yang salah dalam mencinta adalah jatuh cinta. Ah, bukankah ini menentang kebiasaan kita yang menganggap bahwa jatuh cinta itu ihwal yang lumrah? Namanya juga kita manusia, apanya yang salah bila mencintai?

Agar jatuh cinta tidak salah, maka ungkapkan cinta itu dengan penuh kesadaran, ada pertimbangan yang seriuss, bertanyalah kepada Alloh ﷻ dengan sholat dan doa, lalu kuatkan dengan sedekah dan amal shalih.

Cinta itu dahsyat. Karena cinta, seketika saja si bakhil itu berubah menjadi dermawan. Disebabkan oleh cinta, tiba-tiba si malas itu berubah menjadi gigih. Oleh cinta, sekejap saja si pengecut berganti menjadi pejuang nan gagah. Tetapi, sering kali ini hanya sebentuk euforia sesaat. Efek luar biasa dan positif ini hanya sebentar jika cintanya tidak dilandasi cinta kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.

🌸JIKA CINTA MENGHAMPIRI, APA YANG HARUS DILAKUKAN:

◼1. Selalu Mengingat Alloh ﷻ

Cara menahan cinta yang pertama ialah dengan menguatkan hati dan selalu berupaya mengingat Alloh ﷻ sebagai bentuk cinta sejati dalam Islam. Sebab dengan melakukan hal ini, maka kita akan merasa bahwa Alloh ﷻ selalu mengawasi dan melindungi kita di manapun kita berada. Sebab ketika kita mengingat-Nya maka kita akan merasa diingatkan dan segera dijauhkan dari perbuatan maksiat. Seperti yang tertera dalam firman Alloh ﷻ dalam QS. Yusuf ayat: 24

كَذَلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّوءَ وَالْفَحْشَاءَ إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِينَ

“Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusuf-pun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih."

◼2. Sholat

Sholat merupakan salah satu cara meredam rasa cinta. Sebab selain menguatkan keimanan sholat juga akan membantu kita dalam upaya mencegah perbuatan keji dan mungkar. Sebagaimana dalam firman Alloh ﷻ dalam QS. Al ‘Ankabut ayat 45 yang artinya:

“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar.”

◼3. Memelihara Pandangan

Meredam cinta dengan memelihara pandangan kita akan dapat terhindar dari godaan yang datang melalui pandangan mata. Syetan menggoda manusia dari sudut manapun juga. Pandangan merupakan salah satu cara syetan untuk menggoda dan membangkitkan hasrat cinta yang berlebih. Alloh ﷻ  juga mengingatkan hal ini dalam firman-Nya dalam QS. An-Nur ayat 30 yang artinya:

"Katakanlah kepada orang-orang laki-laki yang beriman:“Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”.

◼4. Jangan Mencintai Dengan Berlebihan

Sesungguhnya sesuatu yang berlebihan tidak disukai oleh Alloh ﷻ dan Rasul-Nya. Apalagi mencintai sesama manusia atau lawan jenis secara berlebihan. Maka kita akan merasa hancur saat kehilangan orang tersebut. Begitu pula dengan cinta sebaiknya cinta yang berlebihan hanya di berikan kepada Alloh ﷻ dan bukan kepada manusia. Perasaan cinta yang berlebih akan bermuara pada rasa ingin memiliki. Oleh sebab itu, rasa jangan biarkan rasa memiliki menguasai diri sahabat. Maka jika sampai hal ini terjadi berarti sahabat tidak bisa menahan rasa cinta yang berlebih tadi. Sebisa mungkin redam rasa ingin memiliki agar hasrat cinta yang berlebih juga akan ikut teredam.

◼5. Berpuasa

Berpuasa juga merupakan cara untuk meredam rasa cinta yang berlebihan. Sebab Alloh ﷻ memerintahkan bagi mereka yang ingin meredam hawa nafsunya untuk melakukan puasa. Puasa juga merupakan cara untuk membentengi diri hasrat dan hawa nafsu yang bisa membawa manusia ke dalam kemaksiatan.

“Wahai para pemuda, apabila siapa diantara kalian yang telah memiliki ba’ah (kemampuan) maka menikahlah, kerena menikah itu menjaga pandangan dan kemaluan. Bagi yang belum mampu maka puasalah, karena puasa itu sebagai pelindung.”
(HR. Muttafaqun ‘alaih).

◼6. Selalu Beristigfar

Selalu beristiqfar merupakan upaya untuk memohon perlindungan Alloh ﷻ. Jika anda telah dikuasai oleh cinta buta maka tentunya anda akan memakai segala cara untuk mewujudkannya. Oleh sebab itu, untuk menghindari hal tersebut jangan sampai terjadi sebaiknya anda selalu banyak-banyak beristiqfar dan memohon ampun kepada Alloh ﷻ.

◼7. Menanamkan Kesadaran Bahwa Cinta Tertinggi Hanya Layak Untuk Alloh ﷻ

Manusia harus menyadari bahwa segala sesuatu di alam merupakan milik Alloh ﷻ. Begitu pula dengan manusia yang lain. Oleh karena itu tidak pantas jika sampai anda mencintai manusia lain secara berlebihan. Cinta yang hakiki hanya layak diberikan kepada Alloh ﷻ seperti yang tertera dalam firman Alloh ﷻ dalam QS. Ali Imran ayat 31 yang artinya:

Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

◼8. Memfokuskan Perasaan Kepada Hal Yang Positif dan Bermanfaat

Fokuskan rasa cinta ke hal lain yang yang lebih positif. Misalnya dengan lebih fokus beribadah atau juga dengan menyalurkannya dan memberikan rasa cinta kepada anak Yatim piatu yang jelas lebih membutuhkannya. Tentunya hal ini menjadi kegiatan yang bermanfaat dan sekaligus mendatangkan kebaikan yang berlimpah.

◼9. Kesadaran Bahwa Manusia Merupakan Makhluk Ciptaan Alloh ﷻ Yang Lemah

Manusia juga harus menyadari bahwa manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang lemah. Artinya bahwa hanya Alloh ﷻ yang pantas dicintai dengan sangat besar. Sebagaimana dalam Firman-Nya berikut dalam QS. Ar-Rum ayat 54 yang artinya:

“Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.”

◼10. Cinta dan Kebahagian Dunia Bersifat Sementara

Sadari juga bahwa cinta dan kebahagian dunia sifatnya hanyalah sementara. Sehingga tidak akan ada yang abadi kecuali bagi mereka yang sholeh. Oleh sebab itu, tentunya sia-sia jika anda sampai secara berlebihan mencintai seseorang. Seperti yang tertera dalam firman Alloh ﷻ dalam QS. Al Jatsiyah ayat 24 yang artinya:

Dan mereka berkata: “Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang akan membinasakan kita selain masa”, dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja.“

🌸SAHABAT...  CINTA, HATI ATAU TAKDIR?

Kalau berbicara tentang cinta, hati akan di-shibghoh oleh siapa yang ada di hatinya,, jika ia dekat dengan Alloh ﷻ maka hatinya akan dipenuhi cinta kepada sesuatu yang Alloh ﷻ ridhoi dan inilah CINTA sebenarnya.

Namun jika ia dekat dengan syaithan (naudzubillahi min dzaalik), maka hatinya akan dipenuhi NAFSU kepada yang Alloh ﷻ murkai.

Jadi kalau berbicara cinta, cinta itu suci, bersumber dari Illahi.

Sedangkan perasaan kepada lawan jenis yang bukan haknya, keinginan kepada dunia yang berlebihan, itu adalah nafsu bukan cinta.

Dimana peran takdir di sini?

Takdir ada setelah adanya usaha, amal, doa dan tawakal.

🌸🌷🌸
Sahabat...

Dalam memaknai usaha menggapai takdir ini jangan sampai usaha yang dilakukan itu mendatangkan murka Alloh ﷻ, raihlah takdir Alloh ﷻ dengan jalan yang Alloh ﷻ suka.

Pacaran, gebetan, cabe-cabean itu jalan yang Alloh ﷻ murkai.

Maka akan ada bisikan-bisikan iblis di sana, agar manusia terjerumus kepada dosa besar,, Naudzubillah....

🌸KEMBALI LAGI...  JODOH ITU PILIHAN ATAUKAH TAKDIR?

JIKA jodoh itu takdir, mengapa Rasulullah ﷺ menyuruh kita memilih? Mengapa para orang-orang alim selalu menasihatkan agar kita berhati-hati dalam memilih calon pendamping agar tidak salah pilih? Namun jika jodoh itu pilihan, kenapa kita tidak bisa bersatu dengan orang yang kita pilih jika takdir tidak menggariskan?

Dalam Islam, jodoh diartikan sebagai seseorang yang sudah ditulis di Lauh Mahfuz jauh sebelum kita diciptakan yang akan ditakdirkan menjadi pendamping hidup kita. Tapi ada juga yang melihat jodoh itu bisa berubah seiring perubahan yang terjadi pada akhlak kita.
Seperti layaknya rejeki yang sudah dituliskan di Lauh Mahfuz sana, jodoh juga harus diusahakan dengan ikhtiar dan do’a, cari dengan jalan halal.

Sabda Rasulullah ﷺ, “Perempuan itu dinikahi karena faktor empat: agama, martabat, harta dan kecantikannya. Pilihlah perempuan yang baik agamanya. Jika tidak, niscaya akan menjadi orang merugi.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Begitupun kita sebagai wanita, kita pun harus melihat agamanya (ketaqwaannya), agar dia bisa membimbing kita dan menjadi imam yang baik. Lalu bagaimana dengan mereka yang bercerai? Katanya itu berarti mereka sudah tidak berjodoh.

Jodoh itu artinya bertemu, cocok, nyambung, kalau sudah tidak ada kecocokan, kalau tidak ada pertemuan, tidak nyambung ya bukan jodoh.

Terlepas dari itu semua, Alloh ﷻ sudah membocorkan rahasia tentang pasangan hidup kita dalam Al-Quran, sebagaimana firman-Nya:

“Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezeki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah?” (QS. An-Nahl: 72)

Ayat di atas menunjukkan bahwa jodoh adalah salah satu rezeki atau nikmat yang diberikan Alloh ﷻ kepada kita.

“Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik.” (QS. An Nur: 26)

Dari ayat di atas dapat kita pahami bahwa sesungguhnya kita dapat memilih jodoh kita sendiri dengan mengubah diri kita sendiri, tentu saja ini atas hidayah, taufiq dan inayah dari Alloh ﷻ.

Jadi jika seseorang takdirnya mendapatkan jodoh sholih, maka jalan menuju pribadi yang sholihah akan Alloh ﷻ mudahkan, sehingga berhak mendapat pasangan yang sholih.

Alloh ﷻ telah menetapkan jodoh, rezeki, dan kematian kita dalam kitab Lauh Mahfudz. Namun bukan berarti kita tidak dapat memilih jodoh kita sendiri. Alloh ﷻ memberikan jalan bagi kita untuk memilih jodoh yang kita inginkan.

Berikut adalah hadits tentang jodoh:

”Sesungguhnya seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah (bersatunya sperma dengan ovum), kemudian menjadi ‘alaqah (segumpal darah) seperti itu pula. Kemudian menjadi mudhghah (segumpal daging) seperti itu pula. Kemudian seorang Malaikat diutus kepadanya untuk meniupkan ruh di dalamnya, dan diperintahkan untuk menulis empat hal, yaitu menuliskan rizkinya, ajalnya, amalnya, dan celaka atau bahagianya…” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

Hadist di atas memberitahukan kita bahwa jalan hidup kita telah ditulis jauh sebelum kita dilahirkan, tapi kitalah yang berusaha menentukan siapa jodoh kita sesungguhnya.
Islam memberikan jalan bagi kita untuk memilih jodoh sendiri tapi Islam juga mendorong kita untuk memilih pasangan hidup berdasarkan keimanan dan ketakwaannya daripada tampilan fisik dan hartanya sehingga kita lebih baik untuk membangun rumah tangga dalam Islam.

“Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.” (HR. Muslim)

Jika kita memilih jodoh berdasarkan agamanya seperti hadist di atas, maka hal itu merupakan harta yang luar biasa yang bisa didapatkan di dunia sehingga memperoleh keluarga bahagia, sakinah, mawaddah warahmah.

Ketahuilah sahabat kebanyakan jodoh itu akan mendekati dengan aktifitas kita sehari-hari, di mana dia tinggal di sanalah jodohnya, di mana ia bekerja di sanalah jodohnya, di mana ia beraktifitas di sanalah jodohnya, di mana ia belajar di sanalah jodohnya, di mana ia bergaul di sanalah jodohnya.

Begitupun dengan keadaan iman Islamnya, tidak jauh akan selevel,

Alloh ﷻ berfirman:

اَلْخَبِيْثٰتُ لِلْخَبِيْثِيْنَ وَا لْخَبِيْثُوْنَ لِلْخَبِيْثٰتِ ۚ وَا لطَّيِّبٰتُ لِلطَّيِّبِيْنَ وَا لطَّيِّبُوْنَ لِلطَّيِّبٰتِ ۚ اُولٰٓئِكَ مُبَرَّءُوْنَ مِمَّا يَقُوْلُوْنَ ۗ لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَّرِزْقٌ كَرِيْمٌ

"Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula). Mereka itu bersih dari apa yang dituduhkan orang. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia (surga)."
(QS. An-Nur: 26)

Itu kebanyakannya,, namun di dunia ini Alloh ﷻ turunkan pengecualian, sebagai ujian bagi sebagian manusia. Jika pada kenyataannya seorang yang sholih mendapat yang tholihah (tidak sholihah), atau sholihah dinikahi yang tholih, maka itu ujian keimanan dan keislamannya, karena Alloh ﷻ telah memberikan gambaran-gambaran mengenai hal ini kepada beberapa keluarga para Nabi dan orang sholih, seperti Nabi Nuh AS, Nabi Luth AS, Asiah bint Muzahim.

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
        💎TaNYa JaWaB💎

0⃣1⃣ Eta ~ Makassar
Assalamu'alaikum umm,

Bagaimana jika setelah menikah, cinta itu hilang. Dan ada orang yang lain yang lebih kita cintai.

Apakah itu berarti kita telah salah memilih jodoh kita, atau kita ternyata memiliki 2 jodoh. Dan siapakah yang akan menjadi jodoh kita di akhirat nanti.

🌸Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarokaatuh,

Cinta hilang setelah menikah, berarti cintanya kepada pasangannya bukan karena Allah, cinta karena Allah akan membuahkan ikatan yang kuat, dan ia merupakan buah dari cinta seorang hamba kepada Robb-Nya, semakin dalam cinta suami atau istri kepada Allah, semakin kuat dan bertambah cinta kita kepada pasangannya. Maka sebagai suami atau istri, hendaknya kita senantiasa saling mendukung dalam ketaatan dan mencintai karena Allah. Cinta istri dan suami tertinggi jika membuat pasangan hidupnya semakin mencintai Allah dan mencari keridhoan Allah. Jika pasangan hidup tidak beriman dan bertakwa, maka akan berkuranglah dan hilanglah cintanya kepada pasangannya.

Dan jika cinta kepada pasangan mulai berkurang atau hilang, bukan berarti salah memilih jodoh, tapi cintanya pasangan tersebut kepada Allah yang berkurang.

Lalu jika ada orang lain yang lebih dicintai dibanding suaminya maka itu CINTA NAFSU, dan bukan berarti karena cintanya kelak akan menjadi jodohnya, itu hanya nafsu, tergoda rayuan setan agar bercerai memutus ikatan suci.

Lalu siapa yang akan menjadi jodoh seorang wanita di akhirat kelak ketika di dunia telah menikah beberapa kali?

√ Pertama, wanita tersebut akan bersama suami yang paling mulia akhlaknya saat hidup bersamanya di dunia.
Imam al-Qurthubi menyebutkan satu riwayat dari Anas bin Malik Radhiyallahu 'Anhu, bahwa Ummu habibah –istri Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam­- berkata:

“Wahai Rasulullah, seorang wanita memiliki dua suami saat di dunia, kemudian mereka semua meninggal dan berkumpul di surga, wanita tersebut akan menjadi milik siapa dari keduanya? Yang pertama atau yang terakhir?” Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam menjawab, “Untuk yang terbagus akhlaknya wahai Ummu Habibah, khusnul khuluk (akhlak yang bagus) membawa kebaikan dunia dan akhirat.” (Al-Tadzkirah fi Ahwaal al-Mauta wa al-Akhirah: 2/278)

Syaikh Muhammad Shalih al-Munajjid berkata: "Hadits ini lemah sekali. Di dalamnya terdapat dua perawi yang cacat: Ubaid bin Ishaq al-‘Aththar dan Sinan bin Haarun. Yang pertama Dhiaf jiddan (lemah sekali) dan yang kedua dhaif (lemah)."
Kemudian beliau menyebutkan perkataan para ulama Jarh wa Ta’dil. Sehingga beliau menyimpulkan: Maka hadits ini tidak sah dijadikan dalil, dia lemah sekali sehingga pendapat ini gugur.

√ Kedua, wanita tersebut diberi pilihan di antara suami-suaminya.
Syaikh Al-Munajjid mengomentari pendapat ini, “Aku tidak melihat orang yang ber-pendapat dengan pendapat ini memiliki dalil.”

Beliau menukil dari kitab al-Tadzkirah (2/278), di dalamnya disebutkan pertanyaan tersebut.
Disebutkan sesudahnya satu pendapat: wanita tersebut diberi pilihan jika ia memiliki beberapa suami.
Imam Al-‘Ajluni menyebutkan di dalam kitabnya Kasyf al-Khafa’ (2/392): “ . . . disebutkan untuk yang terbaik akhlaknya! Dan disebutkan: ia diberi pilihan.”
Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utaimin lebih merajihkan pendapat ini sebagaimana yang tersebut di fatawanya: 2/53.

√ Ketiga, dia bersama suami terakhirnya.
Syaikh Al-Munajjid berpendapat bahwa yang paling shahih adalah pendapat ke tiga ini.
Terdapat hadits marfu’ dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam menyebutkan, “Siapa wanita yang ditinggal mati suaminya lalu ia menikah lagi sesudahnya, maka ia untuk suami terakhirnya.” (Dishahihkan Al-Albani Rahimahullah dalam Shahih al-Jami’ (2704) dan dalam Silsilah Shahihah (1281).

0⃣2⃣ Sasi ~ Balam
Bismillaah...

Bunda, seseorang pernah bertanya kepada Saya?

Jika Allah mentakdirkan jodoh si A kepada kita lalu bercerai, berarti tidak jodoh ya? Saya hanya jawab, mungkin Allah mentakdirkan jodoh dengan si A cuma sampai sini.

1. Afwan, benarkah jawaban Saya itu, Bunda?
Duuh maafkan Saya yang fakir ilmu, takut salah jawab dan menyesatkan.

2. Lalu apakah perceraian itu sebuah takdir juga ya, Bunda?

Mohon penjelasannya, Bunda.

Jazakillah khoir.

🌸Jawab:
1. Benar, tidak salah. Perceraian menandakan bukan jodoh lagi, jodohnya sampai di situ. Jodoh itu kan kecocokan, ketika sudah tidak bersama lagi, ya benar sudah bukan jodohnya lagi.

2. Perceraian dan apa-apa yang kita telah jalani itu merupakan takdir Allah yang berbarengan dengan pilihan kita jua, jangan sedikit-sedikit menyalahkan takdir, mengapa? Karena kita dibekali akal untuk berpikir, melihat, merasa dan berbuat sesuai petunjuk dari Allah Subhaanahu wata'ala.

Karena bahwa sebenarnya di Lauh Mahfudz kita telah dituliskan banyak pilihan tentang jalan hidup apa yang akan kita jalani. Itulah hak manusia yang kita miliki. Yaitu kita mempunyai kewajiban dalam “memilih” tentang apa-apa yang akan terjadi selanjutnya di dalam hidup kita. Tentunya setiap pilihan tersebut sebenarnya memang telah tertulis dan ada jalan sendiri-sendiri termasuk urusan jodoh.

Rasulullah telah memberikan kita petunjuk dan juga nasihat untuk memilih pasangan hidup. Namun jika kita masih memilih pasangan hidup kita yang tidak sesuai dengan petunjuk tersebut, sesungguhnya kita sedang berlarut diri daripada nafsu dan ego.

Maka dari itu jika pasangan hidup kita malah membawa kita menjauh diri dari Allah, jangan salahkan Allah yang telah menuliskan takdir. Karena semua itu sebenarnya sudah sesuai daripada apa yang telah kamu pilih sebelumnya. Apa dengan cara yang baik dan halal sesuai Islam atau dengan cara maksiat.

Bukankah Allah sudah memperingatkan. Rasulullah pun sudah berpesan. Kita sendiri yang menentukan pilihan, walaupun hasil akhirnya tetap ada di tangan Tuhan, apakah mempersatukan dengan orang pilihan kita meskipun kita salah jalan, atau justru menggagalkan. Jika Allah menyatukan jangan berbangga dan merasa benar dulu, belum tentu Allah meridhai pilihan kita tadi bukan? Karena Allah hanya akan meridhai yang baik-baik saja.

Tapi karena kasih-Nya, Dia mengabulkan apa yang kita usahakan, Dia mengizinkan semua itu terjadi, namun di balik kehendak-Nya tadi, tidakkah kita takut Allah berkata.. “Inikah maumu? Inikah yang membuatmu bahagia? Inikah yang kau pilih? maka Aku izinkan semua maumu ini terjadi. Namun kau juga harus mempertanggung jawabkan semua ini di akhirat nanti.”

Jadi, kembali kepada diri masing-masing ya sahabat dalam mendapatkan jodoh. Nah itulah Takdir Jodoh.

Wallahu a'lam bisshowaab

0⃣3⃣ Jenni ~ Depok
Assalamu'alaikum umm,

Bagaimana bagi wanita yang sudah lebih dari cukup usianya 39 mendekati 40 tahun belum menikah belum juga berjodoh atau belum hadir juga jodohnya ya umm?
Sebagai orang tuanya kan tetap menanti, berdo'a dan memohon pada Allah untuk putrinya yang msh single, teman wanita atau pria banyak senang bergaul tapi belum dan tidak pernah punya pacar, semuanya teman saja, harus bagaimana lagi sebagai orang tuanya umm?

🌸Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullah wabarokatuh,

Apa-apa yang di bumi ini sesuai dengan kehendak Allah, bahkan daun jatuh pun sesuai kehendak Allah.

Seorang anak belum menikah, berarti belum mendapatkan jodohnya, siapa pemilik jodoh dan masa depan? Ya Allah.. mintalah kepada Sang Pemilik qodho qodar, memohon petunjuk harus bagaimana agar jodohnya Allah dekatkan dan memohon kepada Allah agar hati diberi kelapangan dan ridho terhadap qodho qodar Allah Azza wajalla.

Memasrahkan semua keinginan tentang jodoh ananda hanya kepada Allah, kosongkan hati dari segala dzhon-dzhon (prasangka-prasangka) kepada manusia, yakini bahwa Allah akan memberi yang terbaik.

Wallahu a'lam bisshowaab

0⃣4⃣ Bunda Vina ~ Cianjur
Assalamualaikum,

Anak yang paling besar kuliah mau semester akhir, suka minta pendapat, katanya lagi dekat sama seseorang, saya bilang jangan dulu, fokus dulu kuliah, nanti terganggu kuliahnya, apa saya termasuk menghalangi yang lagi jatuh cinta kah?
Mohon solusinya!

Jazakillah kyaran

🌸Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarokatuh

Maasyaa Allah...  baarokallahu fiik wa ahlik.

Perlakuan ibu kepada ananda betul, cegah ananda dengan cara yang baik agar tidak dekat dulu dengan laki-laki, sudah benar dikatakan jangan dekat dengan dulu kepada lawan jenis karena harus fokus dulu ke kuliah, sebenarnya ini untuk menghindari agar tidak berpacaran dan agar dijauhkan dari perzinahan. Dan Allah pun melarang itu.
Larangan berpacaran dalam Islam telah disebutkan dalam Al-Quran:

“Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Isra : 32)

Sebagai orang tua yang  beriman dan bertaqwa kepada Allah Subhaanahu wa ta'ala, menjadi suatu keharusan menjaga anak-anaknya jangan sampai dekat ke jalan setan dan terjerumus ke dalam api neraka. Na'udzuubillahi min dzaalik.

Allah Subhaanahu wa ta' ala berfirman:

يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْۤا اَنْفُسَكُمْ وَاَ هْلِيْكُمْ نَا رًا وَّقُوْدُهَا النَّا سُ وَا لْحِجَا رَةُ عَلَيْهَا مَلٰٓئِكَةٌ غِلَا ظٌ شِدَا دٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَاۤ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ

"Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (QS. At-Tahrim: 6)

Meminta kepada Pemilik hati, berserah diri dan bersabar, maka mudah bagi Allah menghapuskan rasa cinta kepada lawan jenis yang belum haknya dicintai.

Wallahu a'lam bisshowaab

0⃣5⃣ Neng ~ Palu
Bunda, apakah salah jika Cinta itu hadir tapi Cintanya sama suami orang.
Kalaupun Neng di Takdirkan sama Allah menjadi yang kedua tidak apa.
Tapi keluarganya Neng tidak setuju Karena Neng dianggapnya pelakor.

Terus cara menyikapinya Neng harus bagaimana?  Apakah rasa itu harus dibuang. Atau diteruskan meskipun keluarga tidak setuju.

🌸Jawab:
Mencintai bukanlah perkara yang dilarang dalam Islam. Cinta menurut Islam adalah fitrah. Setiap orang pasti memiliki rasa cinta di dalam hatinya. Dan ya itu adalah hal wajar. Namun cinta juga tidak boleh diumbar dengan sembarangan. Khususnya kepada lawan jenis yang bukan muhrim. Apalagi perempuan itu mudah mencintai, karena perasaannya lebih besar dari logikanya.

# Lalu Bagaimana Pandangan Islam Tentang Mencintai Suami Orang?

Jika dipikirkan secara logika, kita tentu sudah mengerti bahwa mencintai suami orang itu adalah perbuatan yang tidak baik karena bukan haknya. Para ulama pun juga berpendapat demikian. Menurut jumhur ulama mencintai suami orang hingga menyebabkan rusaknya rumah tangga lelaki tersebut hukumnya haram.

Imam Al-Haitsami dalam kitabnya berjudul Al-Zawajir ‘an Iqtiraf al-Kabair menjelaskan bahwa merusak hubungan wanita dengan suaminya adalah sesuatu yang haram. Perbuatan tersebut dikategorikan dalam dosa besar.

Hal tersebut juga dijelaskan dalam beberapa hadist:

Dari Abu Hurairah radiiyallahu bahwasahnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda: “Barang siapa menipu dan merusak (hubungan) seorang hamba dari tuannya, maka ia bukanlah bagian dari kami. Dan barang siapa merusak (hubungan) seorang wanita dari suaminya, maka ia bukanlah bagian dari kami.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak halal bagi seorang wanita meminta (kepada suaminya) agar sang suami mencerai wanita lain (yang menjadi istrinya) dengan maksud agar sang wanita ini memonopoli ‘piringnya’, sesungguhnya hak dia adalah apa yang telah ditetapkan untuknya sesuai dengan kedudukan wanita dalam Islam."

🔹Pendapat Ulama:

√ Ulama Syafi’i berpendapat bahwa wanita yang menganggu suami orang, kemudian merusak rumah tangga lelaki tersebut. Maka boleh baginya meminta dinikahi setelah lelaki itu berstatus cerai. Namun perbuatan ini merupakan tindakan fasik dan maksiat. Dia menanggung dosa yang sangat buruk dihadapan Allah Ta’ala.

√ Ulama Hanafi juga berpendapat sama dengan Syafii. Bahwa mereka boleh saja menikah setelah si lelaki bercerai dengan istrinya. Namun perbuatan itu adalah seburuk-buruknya perbuatan dan kelak akan dimintai pertanggung jawaban di akhirat.

√ Ulama Maliki berpendapat lain. Menurut mereka, seorang wanita yang merusak rumah tangga orang lain. Lalu ia minta dinikahi si pria setelah bercerai maka hukum pernikahannya haram. Sebab jalan yang ditempuh juga tidak baik.

# Lalu Bagaimana Menyikapi Hal Ini?

Rasa itu buang saja, karena bukan berarti timbul cinta itu, dia jodohnya, justru ini rayuan syaithon agar terjerumus ke dalam kesesatan.

Coba awali dengan istighfar dan taubat, memohon ampun kepada Allah, lalu banyak berdoa agar Allah mudahkan rasa itu hilang, lalu sibukkan diri dengan ibadah dan amal sholih, meminimalisir perjumpaan dan pertemuan dengan suami orang itu, tundukan pandangan, dan tidak lepas dari berdzikir di manapun berada, terakhir tawakal kepada Allah.

InsyaaAllah Allah akan mudah menghapus rasa cinta itu lalu menggantikan dengan cinta kepada haknya untuk dicintai.

Wallahu a'lam bisshowaab

0⃣6⃣ Fat ~ Turki
Bunda, mohon sharingnya,.

Sahabat suami minta dicarikan calon istri dari Indonesia. Sebagai "mak comblang", apa yang harus kami lakukan?

🌸Jawab:
Bismillah,
√ Pertama, mohonlah kepada Allah petunjuk dan kemudahan agar diberikan jodoh yang terbaik untuk sahabat suami.

√ Kedua, bantu dengan sholat istikharoh dan  sholat hajat.

√ Ketiga, mintalah kepada sahabat suami anti untuk membuat proposal ta'aruf.

√ Keempat, cari teman akhwat dari Indonesia yang dilihat sekufu dengan sahabat suami anti. Lalu mintalah proposal ta'aruf juga.

√ Terakhir, sebagai mak comblang, pantau terus adab selama proses ta'aruf sampai hari pernikahan (jika berjodoh).

Wallahu a'lam bisshowaab

0⃣7⃣ Yayi ~ Sukabumi
Assalaamu'alaikum,

Bunda, saya sudah dekat dengan seseorang tapi ini menyangkut pekerjaan. Sering malah kita bersama, yang saya khawatirkan dalam kebersamaan itu saya khawatir ada perasaan yang membuat iman saya goyah, kemudian ada seseorang yang menawarkan saya jodoh cuma untuk dijadikan yang ke-2. Saat ini saya dilema, saya sudah berusaha istikharah tapi saya belum mendapatkan jawaban-Nya...

🌸Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarokatuh,

Ukhti, sebelum memulai istikharoh, kosongkan hati dulu jangan ada kecenderungan kepada seseorang yang dekat dengan anti dan jangan ada kecenderungan juga untuk jadi yang kedua. Agar bashiroh dari Allah masuk ke hati anti.

Kemudian jangan lelah untuk istikharoh terus menerus sampai Allah datangkan jawaban, atau meneguhkan hati Anti tentang apa yang harus diambil.

Ukhti, jauhi berduaan dengan lawan jenis, sekalipun itu teman kerja, bersikap tegas dan sesuaikan dengan tuntunan syariah dalam bergaul.

Yang terakhir, banyak sedekah dan berdoa serta bersabar dalam setiap ujian.

Wallahu a'lam bisshowaab.

0⃣8⃣ Tety ~ Bekasi
Maaf umm mungkin agak melenceng sedikit.

1. Ketika perempuan telah menikah yang paling utama kita wajib berbakti kepada suami, barulah orang tua.
Apakah berbakti kepada mertua itu harus di utamakan daripada ke orang tua kita sendiri?

2. Ketika mertua maaf bukan ibu kandung suami, terkadang membedakan itu selalu ada, bagaimanakah cara menumbuhkan kasih sayang sama seperti ke orang tua kita sendiri.

Syukron umm

🌸Jawab:
1. Ketaatan perempuan yang sudah menikah adalah kepada suaminya, dibalik suami ada orang tuanya, sebutlah mertua bagi istri, namun dalam masalah berbakti setelah kepada suami yaitu kepada orang tuanya karena bagaimanapun orang tua perempuan itu sudah membesarkannya dan memberikan kasih sayang.

Bakti kepada mertuanya dalam rangka mendukung dan membantu suami berbakti kepada orang tuanya.

Baktinya seorang perempuan kepada mertuanya sejajar dengan baktinya kepada kerabat, menurut pendapat Imam Nawawi dalam kitab Birru al Walidain wa Shilah al Arham halaman 37  berikut ini:

Imam Nawawi berkata: “Disunnahkan mendahulukan ibu dalam kebaikan, kemudian ayah, kemudian anak-anaknya, kemudian kakek, kemudian nenek, kemudian saudara laki-laki, kemudian saudara perempuan, kemudian mahram, seperti paman, bibi, saudara laki-laki dari ibu dan saudara perempuan dari ibu, dan didahulukan seseorang yang dekat kemudian yang paling dekat. Kemudian mendahulukan seseorang yang memiliki hubungan dengan keduanya dari yang memiliki hubungan dengan salah seorang dari keduanya saja, kemudian yang masih saudara namun bukan mahram seperti sepupu laki-laki dan perempuan dan anak laki-laki paman dan bibi dari ibu dan lainnya, kemudian mertua, kemudian tetangga dan mendahulukan tetangga yang dekat dari yang jauh.”

Dengan demikian, dalam membangun mahligai rumah tangga (suami-istri) meski yang menjadi pelaku utama merupakan dua orang saja, namun kenyataannya ada dua keluarga yang dipersatukan, sehingga merupakan sebuah tantangan bagi kedua mempelai untuk mampu mewujudkan keharmonisan dan kerukunan antara dua keluarga, salah satunya dengan bersikap seadil mungkin kepada kedua belah pihak terutama kedua orang tua, yakni orang tua kandung dan mertua.

Mungkin dalam kondisi seperti yang dijelaskan di atas, beberapa langkah bijak bisa dilakukan, seperti dengan membagi tugas bersama pasangan agar baik di pihak ibu kandung maupun mertua dapat terbantukan keduanya agar terwujud saling menghargai, atau juga bisa dilakukan dengan mendahulukan ibu kandung, setelah selesai dilanjutkan dengan membantu di rumah mertua, sehingga dapat berbakti kepada keduanya serta meminimalisir tindakan yang bersifat memihak.

Bagi perempuan harus tetap mendorong, mendukung dan membantu suaminya berbakti kepada kedua orang tuanya. Dengan begitu, insyaa Allah seorang suami akan mendorong, mendukung, membantu istrinya berbakti kepada kedua orang tuanya.

2. ◼Yang Pertama, adalah Jauhi Prasangka Buruk

Karena prasangka buruk akan melahirkan kebencian, prasangka baik akan menumbuhkan kecintaan.

◼Yang Kedua, Sering Bersilaturrahim

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

تَعَلَّمُوا مِنْ أَنْسَابِكُمْ مَا تَصِلُونَ بِهِ أَرْحَامَكُمْ فَإِنَّ صِلَةَ الرَّحِمِ مَحَبَّةٌ فِي الْأَهْلِ مَثْرَاةٌ فِي الْمَالِ مَنْسَأَةٌ فِي الْأَثَرِ

“Belajarlah dari nasab kalian yang dapat membantu untuk silaturrahmi karena silaturrahmi itu dapat membawa kecintaan dalam keluarga dan memperbanyak harta, serta dapat memperpanjang umur.” (HR. Al-Tirmidzi)

◼Yang Ketiga, Menghormatinya

Islam mengajarkan, yang muda menghormati yang tua. Begitupun kepada mertua, dengan menghormatinya si menantu sudah menghargai dirinya sendiri.

Diterangkan dalam sebuah hadits dari Ibnu al-Sarh, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:

مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيرَنَا وَيَعْرِفْ حَقَّ كَبِيرِنَا فَلَيْسَ مِنَّا

"Siapa yang tidak menyayangi orang yang kecil di antara kami dan tidak mengerti hak orang yang lebih besar diantara kami, maka ia bukan dari golongan kami." (HR. Abu Daud)

Menantu menghormati mertua dan mertua pun menyayangi menantu. Hubungan timbal balik semacam ini akan melahirkan mahabbah (kecintaan dan sayang) diantara mereka.

◼Yang Keempat, Menyayanginya

Sabda Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wasallam,

الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمْ الرَّحْمَنُ ارْحَمُوا أَهْلَ الْأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ

“Para penyayang akan disayangi oleh Ar Rahman. Sayangilah penduduk bumi maka kalian akan disayangi oleh siapa saja yang di langit.” (HR. Abu Daud)

Dalam sabda yang lain,   “Sesungguhnya Allah hanya menyayangi hamba-hamba-Nya yang penyayang.”  (HR. Al-Bukhari)

◼Yang Kelima, Mendoakannya

Karena berdo’a merupakan intinya ibadah dan senjata kaum muslimin. Begitu jugalah antara menantu dan mertua selama masih  sesama mukmin harus saling peduli dan saling mendo’akan. Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam:

مَنْ لَمْ يَهْتَمَّ بِأَمْرِ الْمُسْلِمِيْنَ فَلَيْسَ مِنْهُمْ

“Barangsiapa yang tidak memiliki kepedulian dengan urusan umat Islam, maka ia tidak termasuk mereka.” (HR. Al-Baihaqi dan Ath-Thabarani)

◼Yang Terakhir, Membantunya

Membantu hajat mertua, insyaa Allah akan melahirkan kasih sayang. Insyaa Allah Allah pun akan membantu hajat menantunya, Allah akan permudah urusannya karena sudah meringankan beban mertuanya. Membantu secara materi maupun immateri.

Allah berfirman dalam surat Al Maidah ayat 5:

Artinya: “Dan tolong-menolonglah kalian dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolonglah dalam membantu dosa dan mengatasi. Dan bertakwalah kalian kepada Allah, sungguh Allah sangat keras siksa-Nya.” (QS. Al-Maidah: 2).

Wallahu a'lam bisshowaab.

0⃣9⃣ Safitri ~ Banten
Assalamualaikum ustadzah,

Kalau kita belum ada nama seseorang didalam hati kita belum ada sosok yang bisa mengisi hati kita belum punya nama siapa dia lantas bagaimana caranya kita meminta kepada Allah supaya kita dijodohkan dengan jodoh yang baik sedangkan kita tidak tahu dan belum ada laki-laki yang terbayang. 

Kan ada yang bilang kita harus minta sama Allah berdoa selalu sebut nama dia dalam doa semoga kelak kita dijodohkan, tapi jika belum mempunyai atau bayangan laki-lakinya saja belum ada begitu, bagaimana ya ustadzah?

Terimakasih

🌸Jawab:
Wa'alaikumsalam,

Kalau belum ta'aruf berdoalah meminta jodoh yang sholeh, doanya ada dalam surat Al Furqon ayat 74.
Alloh ﷻ berfirman:

"Dan orang-orang yang berkata, Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa."
(QS. Al-Furqan: 74)

Terus baca ini setelah sholat fardhu, sholat tahajjud dan sholat hajat.

Kalau sudah ta'aruf maka boleh menyebutkan namanya, untuk memohon pilihan yang terbaik menurut Allah tentunya setelah sholat istikharoh.

Wallahu a'lam bisshowab.
 
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎

Raihlah Cinta yang hakiki yaitu Cinta Alloh ﷻ dan Rasul-Nya, karena dengannya akan Alloh ﷻ mudahkan mendapatkan cinta-cinta di dunia yang Alloh ﷻ ridhoi.

Terus berusaha, berdoa dan tawakal.

Wallahu a'lam bisshowab...

Mohon maaf atas segala kekurangan, kesalahan dari Saya pribadi, kebenaran dari Alloh ﷻ semata.

هدانا وإياكم
أستغفر الله لي ولكم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Tidak ada komentar:

Posting Komentar