Jumat, 18 Oktober 2019

INNER CHILD



OLeH: Bunda Heradini F., S.Psi

           💘M a T e R i💘

Akhwati fillah yang dirahmati Allah....

Setiap kita pasti punya yang namanya masa lalu, dan mungkin masih mempengaruhi diri kita hingga hari ini.

Misalnya, dulu waktu kecil sering dibentak sama orang tua, pernah melihat orang tua bertengkar, atau punya orang tua yang terlalu menuntut. Hal seperti ini biasanya membuat teman-teman menjadi orang yang canggung untuk bercerita dan cenderung merasa depresi.

Kejadian masa lalu ternyata dapat membentuk diri kita hari ini. Hal seperti itulah yang kita sebut sebagai inner child. Hal ini bisa menjadi penghambat atau justru pendorong kita untuk tumbuh dan berkembang, tergantung bagaimana kita menyikapinya.

INNER CHILD adalah sosok anak kecil yang ada dalam diri kita saat ini. Inner child menyimpan memori dan emosi tertentu atas sebuah kejadian di masa kecil. Inner child bisa positif, yaitu sosok anak kecil yang menyimpan memori dan emosi tentang kebahagiaan, misal rasa senang gembira saat piknik dan tertawa lepas di saat itu. Inner child bisa pula negatif, yaitu sosok anak kecil yang menyimpan memori dan emosi negatif, yang sering disebut inner child yang bermasalah.

Pada beberapa kasus, tanpa disadari, para orang tua masih sering membawa dampak inner child negatif mereka dalam hal mengasuh anak. Akibatnya, jika anak melakukan kesalahan yang sama seperti kita dulu, tanpa disadari emosi diri akan meluap untuk memarahinya. Tanpa memahami dampak dan luka yang ditimbulkan kepada Si Kecil nantinya.

Nah, karena inner child merupakan mata rantai yang sulit diputus, untuk mengurangi dampak negatifnya pada anak-anak sangat penting untuk mengelolanya dengan baik. Lalu, apa saja yang perlu kita kelola agar inner child orang tua tidak menjadi mimpi buruk bagi buah hati tercinta?
Akhwati fillah rokhimakumulloh...

Selama inner child kita positif, tidak ada masalah. Yang jadi masalah dalam pola pengasuhan anak adalah innerchild negatif.
Maka mata rantai ini harus diputus agar anak kita tidak menjadi korban
Kembali ke diri kita.

Bagaimana cara mengelola inner child negatif?

Berikut caranya,.....
Akhwati fillah....
Bagaimana cara mengelola innerchild?

◼1. Mulailah Untuk Berdamai Dengan Diri Sendiri Dan Masa Lalu.

Salah satu cara paling penting untuk mengelola inner child yang sangat membekas adalah dengan berdamai pada diri sendiri terlebih dahulu. Terutama jika memiliki inner child yang memiliki dampak negatif.

Sebisa mungkin, mulai sekarang Ibu harus belajar menerima jika dahulu pernah  disakiti dan dikasari secara verbal maupun fisik.
Tentu saja hal ini sangat tidak mudah dilalui, apalagi untuk mengingat memori yang kurang menyenangkan rasanya sungguh tidak enak. Rasa sedih, kecewa, marah, takut, kesepian, semua terasa menyesakkan dada.

Tapi cobalah mengenali rasa itu lagi, terima bahwa kita memang pernah merasakannya. Menyangkalnya berarti sama dengan menyangkal keberadaan inner child dalam diri.

◼2. Trying To Forgive And Let It Go.

Memaafkan merupakan hal yang terlihat mudah, namun sulit dilakukan jika kita belum bisa berdamai pada diri sendiri atas kejadian yang menyakitkan pada masa lalu. But, at the end emosi, ego dan amarah yang membara hanya akan membakar diri kita sendiri.

Cobalah untuk memaafkan kesalahan orang tua kita di masa lalu. Kesalahan yang mereka lakukan bukan berarti bahwa mereka tak sayang lho. Namun, mengertilah mungkin saja saat itu terlalu banyak tuntutan hidup yang harus mereka jalankan tanpa mengerti cara mengasuh anak yang baik dan benar. Tentunya tanpa harus menyakiti hati sang anak.

Fokuslah untuk ikhlas dan bersyukur atas apa yang sudah kita dapatkan di masa sekarang. Ketimbang harus melampiaskan inner child yang negatif kepada Si Kecil. Setelah berhasil berdamai pada diri sendiri dan memaafkan, secara otomatis hati akan terasa lebih lega.

◼3. Beri Perhatian Penuh Dan Jadikan Kehadiran Anak Sebagai Self Healing.

Ketika kita mencurahkan seluruh perhatian dan kasih sayang yang tulus kepada anak ternyata bisa menjadi salah satu self healing untuk mengelola inner child.  Sayangnya tak banyak orang tua yang sadar akan hal ini.

Memberikan perhatian, cinta kasih yang tulus serta mendengarkan imajinasi mereka ternyata dapat membantu orang tua menghidupkan kembali semangat masa kecilnya. Bermainlah dengannya, kagumi imajinasinya kemudian ikuti proses berpikirnya.
Kegiatan mengasuh anak seperti melukis bersama, bermain rumah-rumahan dan menyanyi bisa membangkitkan inner child kita yang amat manis. Hal ini akan membuat kita mengerti betapa indahnya proses tersebut bagi setiap anak, sehingga sebagai orang tua pun dapat menghargainya.

◼4. Identifikasikan karakteristik inner child yang kita miliki.

Jika harus dijabarkan, inner child ternyata memiliki beragam karakteristik yang berbeda, lho. Namun, biasanya kebanyakan inner child yang negatif berasal dari sebuah trauma yang cukup mendalam, akibatnya terjadi luka yang sulit dilupakan.

Inner child semacam ini seringkali terjadi pada anak yang orang tuanya bercerai, atau sangat sibuk sehingga anak menjadi kurang perhatian, sering menerima bullying dan kerap mengalami kekerasan.

Efek jangka panjang pada seseorang yang memiliki karakteristik inner child seperti ini biasanya cenderung, merasa takut ditinggalkan, merasa kesepian, atau tidak berdaya, mudah marah, menentang dan kasar.
Sayangnya, disadari atau tidak ketika mereka sudah menjadi orang tua inner child negatif ini malah diterapkan pada saat mengasuh anak-anaknya. Meskipun tidak semua orang seperti itu.

Sebaliknya, inner child dengan karakteristik positif biasanya berasal dari anak yang mengalami masa kecil ceria dan penuh kasih sayang. Inner child seperti ini biasanya pun berdampak positif seperti menyukai spontanitas, bebas dari rasa bersalah, bebas dari rasa cemas, merasa bahagia dan penuh dengan kasih sayang.

◼5. Lindungi Dan Rangkul Inner Child Kita.

Setelah menerima inner child yang dimiliki, saatnya untuk melindunginya. Harus dilindungi bukan malah dihindari. Dikarenakan inner child biasanya menyisakan kesan mendalam, serta trauma yang tidak akan pernah bisa di ‘usir’ dari kehidupan kita maka inner child perlu dilindungi.

Untuk melindunginnya, kita perlu mengurangi intensitas berada dalam lingkungan yang mengandung ‘toxic situation’. Misalnya saja, kita bisa mengurangi intensitas bertemu dengan orang yang sering mem-bully dan menghina kita sampai membuat cemas. Sekali lagi, dikurangi bukan dihindari ya.

◼6. Gunakan Strategi Re-parenting Untuk Lebih Mencintai Diri Sendiri.

Sejatinya, diri kita yang sudah cukup dewasa ini memiliki cukup pengetahuan bagaimana untuk memenuhi kebutuhan inner child kita. Misalnya, ketika dulu orang tua mengasuh anak dengan cara otoriter, kasar dan jarang memuji kerja keras kita secara otomatis memiliki dampak seperti hilangnya kepercayaan diri.

Nah, justru di sinilah saatnya bagi kita untuk mengatakan pada diri sendiri bahwa “saya bangga dengan diri ini beserta pencapaian yang di dapatkan." Sesekali boleh juga kok untuk sekadar memberikan apresiasi pada diri sendiri berupa membeli hadiah, meluangkan waktu me time dan sebagainya. Jangan lupa pula untuk selalu mencintai dan menghargai diri kita sendiri, untuk mengurangi dampak inner child tersebut.

◼7. Ceritakan Masalah Yang Dirasakan Pada Orang Terdekat.

Bercerita tentang keluh kesah kita kepada orang terdekat, termasuk pasangan ternyata bisa membuat beban pikiran masa lalu sedikit berkurang. Dengan bercerita, bisa meningkatkan rasa percaya diri dan mendapatkan dukungan yang dapat memberikan spirit baru pada diri kita.

Namun, tidak berarti semua hal boleh kita ceritakan ke semua orang ya. Sebaiknya, pilihlah orang terdekat yang sekiranya mampu memberikan masukan maupun solusi atas masalah yang sedang dialami.

Terutama pada orang yang mungkin juga pernah mengalami hal yang sama seperti yang dirasakan. Kalau belum berhasil, konsultasikan masalah ini pada orang yang lebih berkompeten misalnya seperti psikolog.


🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
         💘TaNYa JaWaB💘

0⃣1⃣ Han ~ Gresik
Assalamu'alaikum,

1. Bund, mengapa yang terjadi di masa kecil itu sulit di lupakan sampai dewasa ya?

2. Dan mengapa ya bund, yang negatif (misal dimarahin, di bentak dan lain-lain) itu bisa menular di diri saat dewasa? Apa bisa di hilangkan bund trauma yang seperti itu?

3. Perlakuan atau perbuatan yang baik dan yang buruk saat kita masih kecil mengapa yang lebih teringat itu yang buruknya ya bund daripada yang baik?

🔷Jawab:
Wa'alaikumsalam,

1. Karena semua pengalaman masa kecil akan tersimpan dalam alam bawah sadar. Dan sebagai mana masa emas, anak mengalami perkembangan otak yang pesat sehinga masa emas ini anak mudah mengingat segala sesuatu.

2. Bisa. Berdamailah dengan masa lalu.

3. Sebetulnya sama saja sih. Pengalaman menyenangkan dan menyedihkan punya porsi sama untuk diingat. Cuman kadang kita memang suka ingat-ingat yang sedih-sedih. Pengalaman menyedihkan lebih sering kita bangkitkan daripada pengalaman menyenangkan.

0⃣2⃣ Helmi ~ Surabaya
Assalamualaikum bunda,

Orang tua saya sudah bercerai dari saya kecil, sejak mereka bercerai saya ditinggal dirumah nenek saya, ibu saya sangat jarang menengok saya. Bisa jadi hanya 1 tahun sekali itupun tidak lama paling hanya 2 hari dirumah. Tahu-tahu saya kelas 2 SD itu ibu saya menikah lagi tanpa saya ketahui dan setelah itu tidak pernah mengunjungi lagi, menghubungi lagi setelah saya sudah kerja. Untuk menghilangkan rasa benci karena tidak dipedulikam dulu!

🔷Jawab:
Waalaikum salam mba helmi,

Wajar kalau anti sedih dengan perlakuan orang tua yang seperti itu. Karena bisa jadi anti merasa menjadi pribadi yang terbuang dan tidak dikehendaki.
Sulit menyembuhkan luka itu. Namun bagaimanapun juga beliau adalah orang tua kita yang wajib dihormati dan kepadanyalah kita harus berbakti dan mencari ridho. Itu tugas anti.

Menggapai ridho orang tua agar Allahpun ridho. Masalah beliau telah menyianyiakan anti selama ini, biarlah itu menjadi urusan beliau dengan Allah. Lakukan kewajiban anti. Itu saja.

🌷Selama ini saya selalu baik-baik saja dan tidak pernah membantah apa kata ibu saya. Saya tetap menjalankan kewajiban sebagai anak terhadap beliau. Hanya saja di dalam hati suka terbesit rasa benci dan tidak terima itu. Jadi lebih suka menyendiri kalau perasaan itu sudah muncul.

🔷Tarik nafas dalam-dalam, hembuskan. Ucapkan berkali-kali bahwa beliau punya alasan-alasan tertentu ketika melakukan hal tersebut.

Yakinlah bahwa tak ada seorang ibupun didunia yang sanggup untuk berpisah dengan anaknya. Kalaulah ada, mestilah ada alasan mendasar yang melatar belakanginya. Apa itu? Tak usah kita cari tahu, cukup berhusnudzon sebanyak mungkin. Karena bisa jadi ibu kitapun memendam luka dan air mata yang lebih menyakitkan dari luka yang kita alami.

Setiap orang memiliki cara sendiri-sendiri untuk meluapkan kasih sayang, dan itulah cara beliau.

🌷Jazakillah bunda.

🔷Amiin wa iyyaki.
Big Hug.

🌷Semoga bisa menjadi pribadi lebih sabar dari sebelumnya.

Aamiin

🔷Aamiin.
Harus, Selalu.

0⃣3⃣ Nenock ~ Surabaya
Assalaamu'alaikuum bunda,

Saya pernah ikut self healing untuk mencari tahu solusi menghilangkan inner child. Alhamdulillah perlahan sudah bisa tersadar meskipun beraaaaattttt dan suliiitttt sekali.

Yang saya rasakan sekarang itu pada kondisi komunikasi dengan adik-adik.

Rasanya seperti kontra tidak pernah selesai.

Memang kalau dirasakan mereka belum sembuh dari inner child.

Harus bagaimana ya bersikap dengan mereka?

🔷 Jawab:
Waalaikum salam,

Ketika anti merasakan bahwa self healing anti mampu mengatasi inner child negatif, ajak saudara anti untuk melakukan hal yang sama.

Ketika semuanya sudah terbebas dari pengapnya masa lalu, maka komunikasi akan terjalin kembali dengan indah.

0⃣4⃣ Safitri ~ Banten
Assalamuaikum ustadzah,

Saya dari sejak kecilkan orang tua saya selalu bilang harus fokus sekolah belajar yang benar jangan main-main biar lulus bisa kerja yang serius, selalu itu yang di doktrin.

Nah sampai saat ini sampai umur saya 22 tahun saya tidak pernah bergaul sama teman-teman kebanyakan tidak pernah keluar rumah buat main atau hang out begitu apalagi sama yang menegenal cowok saya tidak bisa. Saya lebih suka diam dirumah saja seperti berbaur sama orang-orang enggan. Saya tidak suka keramaian pokoknya hidup saya bisa dibilang lurus" monoton kerja rumah sudah begitu saja, terus apakah itu baik buat pribadi saya dan apa itu disebut trauma?

Makasih ustadzah

🔷Jawab:
Waalaikum salam,

Hal itu Baik ketika tidak menjadi masalah buat anti. Namun ketika anti merasa tidak nyaman dengan keadaan tersebut, baru jadi masalah
Kurang bergaul. Diem saja dirumah. Monoton hidupnya, itu semua tidak masalah buat orang-orang. Jadi santai saja. Jalani saja.

Trauma? Tidak juga. Itu adalah bagian dari "pribadi yang dibentuk."
Begitulah pribadi atau watak yang dibentuk orang tua.

Tapi kini saya merasa tidak nyaman? Ya belajar sedikit-sedikit keluar dari tempurung. Pandang luasnya dunia. Dan nikmati.

🌷Justru itu saya malah nyaman dan asik seperti begiini. Saya tidak mau tahu dunia luar seperti bagaimana pokoknya sudah nyaman saja seperti ini, tapi masalahnya saya paling tidak bisa berbasi-basi sama orang.

🔷Kalau nyaman, lanjutkan.
Dengan sikap "tidak mau berbasa-basi" apakah itu mempengaruhi hubungan antar personal?

Kalau iya barangkali ada yang perlu dikoreksi. Karena kalau hidup sama orang jawa memang harus penuh basa basi dan unggah-ungguh. Tapi kalau orang sekitar sudah tahu dan tidak merasa terganggu ya go away saja. Teruskan.

🌷Ehemm iya ustadzah, makasih atas masukanya, tapi satu lagi ustadzah. Saya tertekan dengan omongan keluarga lingkungan teman kaya begini kalau kamu kaya begitu terus bagaimana dapat jodoh. Teman-teman sudah pada nikah sudah nikah semua kamu bagaimana kenal sama cowok saja tidak  trus bagaimana ustadzah?

🔷Jodoh itu urusan Allah
Semua sudah Allah,  siapkan tanpa kita harus mencari dan mungut-mungut dijalanan.
Cukup perbaiki diri kita, agar Allah memperbaiki "dia" yang disana untuk kita.

🌷Makasih ustadzah.

0⃣5⃣ Jenni ~ Depok
Assalamu'alaikum wr.wb.

Bagaimana caranya agar bisa mènghilangkan takut dengan bulu. Seperti bulu binatang yang halus, binatang apa pun seperti kucing, anak ayam, burung, ulat bulu dan lain-lain yang halus walau ada di asesoris tas, juga selimut, karpet, saya sangat gilo sekali (sangat takut bukan sekedar geli'), sejak kecil sampai sekarang dan saya tidak tahu apa penyebabnya?

Terimakasih banyak semoga bisa ada perubahan pada diri ini.

🔷Jawab:
Waalaikum salam eyang.....

Datang ke hipnoteraphis. Disana akan bisa dikorek apa sebenarnya yang menjadi sebab phobi tersebut.

Bisa jadi pengalaman trauma masa lalu yang sudah kadung masuk ke alam bawah sadar. Sehingga mempengaruhi hormon untuk bereaksi secara berlebihan. Teman-teman saya banyak yang mendatangi paikolog atau hipnoteraphis dan alhamdulillah banyak phobi-phobi yang berhasil hilang.

🌷Jazakillah khoir bunda Dini dengan sarannya.

Oo... Jadi saya ini Phobia, berarti ke psykolog ya?
Sering mimpi ketakutan gitu sama kucing misàlnya.

0⃣6⃣ Han ~ Gresik
Bunda, bagaimana mengahadapi orang yang lebih diam kalau ada dan menyelesaikan masalah?
Jadi kalau ada masalah daripada nanti menjadi besar atau marah, jadi lebih baik diam.

🔷Jawab:
Kalau diamnya dalam rangka mencari solusi sih tidak masalah.

Tapi kalau diamnya hanya dalam rangka agar tidak makin meluas masalahnya tanpa solusi yang jelas hanya akan seperti api dalam sekam. Kesentuh sedikit saja langsung kebakarannya sampaI kemana-mana.
Jadi dilihat, diamnya dalam rangka apa?

🌷Diam biar dak tambah masalah bund.

🔷Nanti malah tahu-tahu meledak. Masalah jadi kemana-mana.
Jadi bilangin saja, setingkat Rosululloh kalau ada masalah saja langsung mengumpulkan para sahabat dan meluruskannya, masak kita tidak.

🌷Kalau dah meledak tambah bahaya ya bund...

🔷Iyes

0⃣7⃣ Erni ~ Jogja
Ustadzah saya punya masa kecil ikut orang tua angkat yang penuh dengan perselingkuhan karena bapak angkat ingin punya anak sendiri...

Ibu angkat tidak mau di madu dan tidak mau di cerai. Ketika mendapati bapak angkat selingkuh. Saya yang sering menjadi sasaran.
Setelah saya punya anak kadang sering emosi tidak stabil ditambah dengan tekanan dari mertua ipar perempuan dan istri kakak ipar yang sepertinya ikut andil dalam pendidikan anak saya.

Tapi sepertinya jangan sampai anak-anak saya lebih unggul dari anak-anak mereka. Karena kami menikah sepakat dengan suami agar anak kami lebih islami dari pada kami. Suami tidak berdaya karena yang meminta ibunya. Akhirnya suami goyah. Dan hadirlah WIL dalam keluarga kami,  beliau rekan kerja suami dan tetangga mertua suaminya nganggur sering jurhat ke mertua.

Setelah mertua meninggal saya merasa terlepas dari beban. Anak 2 sudah dewasa. Bagaimana caranya bisa menata kembali semuanya untuk meraih kembali hati anak-anak? Berhubung suami sering mempengaruhi anak untuk membenci saya dan suami sering sakit fisik bila melihat  saya bahagia. Jika sakit nanti terus ngetes kesabaran saya hingga saya emosi. Ketika saya emosi, marah, suami langsung sembuh dari sakit. Tapi ketika saya bisa bertahan berdamai dengan keadaan biasanya suami harus ke dokter yang akhirnya ginjalnya yang tidak kuat.

Apa yang mesti saya lakukan untuk menetralkan semuanya agar tidak berlarut-larut seperti ini?

Mohon pencerahannya.

🔷Jawab:
Sebetulnya yang harus diperbaiki adalah orang-orang disekitar anti.

Mereka adalah orang-orang yang Allah kirim untuk menguci seberapa besar kesabaran anti.
Ketika anti mampu melampaui semuanya, giliran mereka yang sakit.
Jadi tetaplah jadi orang baik. Tetaplah jadi orang yang memaafkan dan mempunyai 1000 alasan untuk bahagia.

Meski kebahagiaan anti bikin orang sekitar jadi kejang-kejang. Yang penting, jangan sampai anti emosi. Itu merusak diri sendiri.

Masalah mereka yang kejang-kejang ya itu urusan mereka sendiri. Kalau pas lagi kambuh begitu, ya kasih masukan sedikit-sedikit.


🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘

Setiap orang punya pengalaman masa lalu baik suka maupun duka yang akan menjadi innerchild dimasa depan.
Kenali dan cintailah inner child dalam diri kita masing-masing.

Terimalah diri kita seutuhnya agar kita lebih bahagia dan bersemangat dalam menjalani hari depan kita.

Semoga hidup kita makin indah dan berkah dengan menyadari dan memperbaiki.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar