Jumat, 18 Oktober 2019

WASPADA GROOMING TERHADAP ANAK



OLeH: Bunda Heradini F., S.Psi

          💘M a T e R i💘

Anak adalah anugerah terindah sekaligus amanah dan titipan yang Alloh ﷻ berikan kepada orang tua. Keberadaan anak sangat dinanti-nantikan oleh orang tua sebagai penyempurna kebahagiaan dalam keluarga.
Tidak jarang pasangan yang belum dikarunia anak pun akan melakukan berbagai usaha demi mendapatkan anak. Karena rumah tanpa anak akan terasa sepi dan tak berwarna.

Dalam Islam, anak berpotensi menyandang status yang berlawanan: membahagiakan dan mencelakakan.
Anak sebagaimana anugerah Alloh ﷻ lainnya, tergantung kepada penerima anugerah tersebut, dapat menghantarkannya kepada kebahagiaan dan keselamatan dunia akhirat, juga sebaliknya dapat menjerumuskannya dan membuatnya sengsara di dunia juga akhirat.

Anak merupakan karunia dan hibah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai penyejuk pandangan mata, kebanggaan orang tua dan sekaligus perhiasan dunia, serta belahan jiwa yang berjalan di muka bumi.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.

الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِندَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ أَمَلاً

"Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi shalah adalah lebih baik pahalanya di sisi Rabbmu serta lebih baik menjadi harapan."
(QS. Al Kahfi: 46)

Dengan sendirinya keberadaan anak itu sendiri akan menjadi penyejuk dan penenang jiwa orang tua, terkhusus pada masa-masa lucu usia dini.

Keberadaannya, semua tingkahnya, kelucuannya, akan menjadi penghibur bagi orang tua dan penghilang rasa penat. Tidak jarang orang tua yang jika sibuk dengan pekerjaannya, untuk sekadar refreshing ia akan bermain dan bercanda bersama anaknya.

Namun, dengan berjalannya waktu, usia kelucuan anak akan berkurang dan ia akan berkembang tumbuh besar. Sifat dan karakternya akan terbentuk, apakah menjadi anak yang soleh-solehah sehingga akan menjadi penyejuk hati dan penenang jiwa bagi orang tuanya, ataukah sebaliknya, anak akan menjadi pencoreng orang tua dan menjerumuskannya?
Ini semua tergantung pada pengarahan dan pendidikan orang tua.

Tak kurang-kurang cara kita menjaga dan melindungi anak, namun selalu ada celah yang bisa dimasuki oleh orang-orang yang punya maksud jahat menghancurkan generasi emas ini.

Apa celah itu?
Diantaranya adalah CHILD GROOMING.

BARU-BARU ini muncul istilah baru dalam kasus pelecehan seksual, terutama yang menyasar kepada anak-anak. Kedok kejahatan itu banyak yang menyebut sebagai GROOMING, lantaran pelakunya sendiri dengan bangga menisbatkan sebagai seorang GROOMER.
(Mungkin dia sudah kena gangguan kejiwaan ya....)

CHILD GROOMING bisa diartikan sebagai sebuah upaya yang dilakukan seseorang untuk membangun hubungan, kepercayaan, dan hubungan emosional dengan seorang anak atau remaja sehingga mereka dapat memanipulasi, mengeksploitasi, dan melecehkan mereka.

Di berbagai negara, GROOMING sudah marak menjadi modus kejahatan pelaku pelecehan seksual anak.

Siapa pun bisa menjadi seorang GROOMER (pelaku grooming). Tak peduli berapa usianya atau apa jenis kelaminnya. Bahkan berdasarkan kejadian di lapangan, seorang groomer bisa muncul dari dalam lingkungan keluarga sendiri.
Proses grooming bisa dilakukan dalam waktu singkat atau lama. Hal ini memang tergantung dari bagaimana seorang groomer menjalankan aksinya.

Seorang groomer yang berhasil akan mampu membangun sosoknya tampak berwibawa di hadapan korbannya. Jenis hubungan yang dibangun oleh seorang groomerpun sebenarnya bisa sangat beragam.
Bisa saja sebagai seorang kekasih, mentor, atau figur yang diidolakan oleh sang anak. Platform yang digunakan oleh seorang groomer juga bermacam-macam, mulai situs media sosial, e-mail, WhatsApp, atau chat forum.

Dan ngerinya lagi, diindonesia ada pelakunya.
Dilansir dari Detik News, Polda Metro Jaya berhasil menangkap seorang pelaku child grooming berinisial AAP alias Prasetya Devano alias Defans alias Pras.

Ya Allah, saya sampai tidak kepikiran ada jenis kejahatan macam ini.

Ya Allah.....
Lindungi anak-anak kami.

🔸Modus Operandinya Adalah Sebagai Berikut:

Pelaku melancarkan aksinya melalui aplikasi game online ‘Hago’ dan ditangkap di kawasan Jakarta Barat pada tanggal 25 Juli 2019 lalu.

Pelaku mencari korban melalui aplikasi game online dengan fitur  ‘Discovery People‘. Dari fitur tersebut pelaku mencari korban perempuan yang rata-rata masih berusia belasan tahun.

Pelaku kemudian berkenalan dengan korban melalui chat dalam aplikasi tersebut dan melakukan video seks. Di mana pelaku meminta korban untuk membuka pakaiannya dan merekam video tersebut.

Hingga sampai saat ini, pelaku diketahui telah melakukan perbuatannya berulang-ulang. Korban yang kebanyakan masih berusia belasan tahun tersebut bahkan tidak bisa menolak permintaan pelaku karena diancam akan disebarkan videonya.

Aplikasi game online itu bernama 'Hago' yang memungkinkan para pemainnya dapat bertukar nomor telepon seluler (ponsel). Setelah mengantongi nomor ponsel korbannya, pelaku menghubunginya dan mengajak berkomunikasi via video call.
Saat gunakan video call ini pelaku mengajak korban-korban untuk melakukan perbuatan yang mengarah pada tindakan asusila.

Kemudian pelaku coba untuk mengajak korban untuk melakukan seks menggunakan WhatsApp Call. Yang dilakukan pelaku sempat memberitahu atau mengajak korban untuk sampai buka pakaian, tunjukkan kemaluan, dan juga mengajak korban masturbasi.

Ketika berkomunikasi dengan video call itu, pelaku merekamnya. Rekaman itu digunakan pelaku untuk memeras korban kembali melakukan perbuatan yang sama.

Fenomena pelecehan seksual pada anak dengan wadah CHILD GROOMING masih terus saja berlanjut. Ibarat gunung es, kasus pelecehan seksual yang diketahui dan dilaporkan hanya terlihat sedikit atau pada puncaknya saja. Padahal ada banyak yang tak tampak dan tak terlapor. Hanya kasus ini yang terungkap. Bisa jadi masih banyak kasus-kasus lain yang tidak muncul kepermukaan.

🌸🌷🌸
Akhwati fillah yang dirahmati Allah....
Kasus child grooming terungkap karena ada anak yang  menjadi korban dan dia mau mencari perlingdungan kepada orang tuanya.

Masih banyak anak-anak lain yang jadi korban namun mereka memilih untuk diam dan menuruti apa kata groomernya tersebut. Kita sebagai orang tua harus waspada manakala ada perilaku aneh anak yang nampak tak seperti biasanya.
Perilaku anak yang menjadi korban groomer bisa diketahui tanda-tandanya.

🔸Adapun Ciri-ciri Anak Yang Telah Menjadi Korban Groomer Biasanya Terlihat:

1) Menjadi tertutup.

2) Memiliki pacar yang lebih tua.

3) Sering memiliki barang baru atau uang berlebih.

4) Mudah tertekan.

5) Mudah marah.

Salah satu hal yang perlu diingat oleh orang tua tentu saja bagaimana mencegah pelecehan seksual ini terjadi. Dimulai dengan memberikan pendidikan seks sedini mungkin sesuai dengan tahapan perkembangan anak.
Termasuk melatih anak untuk menghargai tubuhnya sendiri.
Beri pemahaman pada anak, area tubuh mana yang boleh disentuh dan tidak. Termasuk memperlihatkan pada orang lain.

Dengan demikian, harapannya pelecehan seksual seperti ini bisa dicegah. Anak yang menjadi korban grooming sebaiknya segera diajak berkonsultasi dengan psikolog. Karena dia harus kita tangani dengan benar dan bila perlu diterapi ya harus segera terapi. Apalagi anak kan kadang tidak tahu kalau dia korban pelecehan.
Dia mungkin hanya mengalami perubahan sifat setelah itu. Itu yang perlu kita waspadai dan perhatikan.

Akhwati fillah.....
Fenomena yang sungguh menyesakkan dada dan membuat hati miris, tetapi kita sebagai orang tua tidak boleh berpangku tangan dan putus asa.

Tetaplah bersungguh-sungguh memberikan perhatian serius kepada anak-anak dengan membangun karakter, akhlakul karimah, dan menanamkan ilmu agama sejak dini. Mengenalkannya bacaan Al Qur'an serta makna yang tersingkap di dalamnya, mengenalkan keteladanan baginda Rasulullah ﷺ, sahabat, keluarga, dan lain-lain yang bermanfaat dan mudah dicerna.
Mengenalkan pendidikan akhlaq serta pembetukan karakter anak.
Sehingga apapun yang anak hadapi didunia luar mampu mereka cerna dengan baik.

Dan jangan lupa, bangun komunikasi positif dengan anak. Sehingga apapun  masalah yang dihadapi anak, mereka anak lari ke kita. Dan satu lagi, batasi pemakaian media sosial. Karena sesungguhnya anak adalah korban dari kelalaian kita.

Membebaskan mereka memiliki handphone diusia yang masih labil merupakan kesalahan terbesar kita.

In syaa Allah demikian materi yang bisa saya sampaikan malam ini, saya kembalikan kepada momod acaranya.


🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
        💘TaNYa JaWaB💘

0⃣1⃣ Setyaning ~ Karanganyar
Dalam range usia berapa biasanya anak yang jadi korbannya? 

Terimakasih.

🔷 Jawab:
Karena disini pembahasannya tentang child grooming, maka ada batasan usia anak. Yakni 6-11 tahun.
Namun korban grooming sesungguhnya tidak hanya menyasar anak-anak saja. Tapi menyeluruh di usia anak, remaja hingga dewasa awal. Semuanya bisa jadi korban. Sebagaimana semuanya bisa jadi pelaku atau groomer.

Maka sebagai orang tua kita harus buka mata lebar-lebar. Buka telinga dalam-dalam, buka tangan juga agar selalu waspada dengan fenomena disekitar anak.

0⃣2⃣ Suranti ~ Mijen
Bagaimana cara agar anak tidak jadi korban GROOMING?

🔷 Jawab:
Cara agar anak tidak jadi korban GROOMER,  salah satunya membatasi atau bahkan melarang penuh mereka untuk main game online.
Hugo hanya salah satu game online sarana pelecehan. Game lainnya pun bisa jadi alat. Macam game online mobile LEGEND, FREE FIRE, COC, PUBG, RPG dan lain-lain.
Game tersebut cuma buat menebarkan aksi mempesona.

Misal ketika naik level, jadi jawara, lawan-lawan pasti terpesona. Dari situ mulailah nanya-nanya bagaimana cara asyik main game. Bagaimana cara dapat senjata, belinya dimana, trus mereka beli pakai uang virtual. Sudahlah masuk perangkap. Mulai tuker-tukeran nomor WA, ngechat, masuk lebih dalam lagi ke video call yang nyuruh macam-macam.

So, batasi pemakaian media sosial. Apapun itu
Entah FB, IG, TELEGRAM, WA, LINE dan macam-macamnya

0⃣3⃣ iNdika ~ Kartasura
Biasanya anak yang pernah jadi korban, setelah dewasa akan menjadi pelaku.

Bagaimana kita menyadarkan orang tua si korban supaya korban dirangkul bukan dianggap atau diperlakukan seperti biasa?

🔷 Jawab:
Benar, itu hukum alam.
Sebagaimana dulu saya pernah bicara disini tentang innerchild ya.
Pengalaman masa lalu akan mewarnai masa depan kita. Pengalaman masa kecil akan menjadi dasar dari perilaku dewasa kita saat ini.

Menjadi korban groomer akan menjadi masa yang memilukan bagi anak. Sebagai orang tua, harusnya mrk sadar bahwa anak sedang terluka jiwanya. Mereka butuh pegangan. Sudah untung mereka mau pegangan ke kita orang tuanya. Akan menjadi lebih parah lagi kalau mereka pegangan ke hal-hal lain.
Maka ketika anak mengapai tangan kita, jangan abaikan. Pegang balik mereka. Pegang erat tubuh dan tangan mereka agar tidak lepas lagi.

Perlakukan anak sebagai korban. Korban yang layak untuk dilindungi dan disembuhkan.
Cara menyadarkannya, perlu edukasi bagaimana menjadi orang tua yang mampu berperan sebagai pendidik bagi anak-anaknya.

🌴 Kadang orang tua merasa abai terhadap korban karena secara fisik korban sehat. Bagaimana cara kita memberitahu ke orang tua korban, bahwa anaknya perlu pendampingan atau psikolog? Asumsi orang tua kalau anak ke psikolog berarti anaknya tidak beres.

🔷 Orang tua dengan latar belakang pendidikan yang baik akan gampang untuk menyadarkannya. Beda dengan latar belakang yang kacau balau.

Perlu campur tangan pihak lain yang memberi pengaruh dan dihormatinya. Dekati dulu dari arah keluarganya. Jangan tiba-tiba disuruh  datang ke psikolog. Nanti memang persepsinya anak mengalami gangguan kejiwaan.

Mulakan menyadarkan lewat orang-orang sekitar. Ketika sudah sadar baru kita bikin rencana tindak lanjut. Anak mau diapain. Apakah cukup konsultasi dengan psikolog atau lebih jauh lagi anak butuh terapi kejiwaan agar lepas dari peristiwa-peristiwa yang traumatic tersebut.

0⃣4⃣ Serra ~ Malang
Assalamualaikum,

Memberi pengertian ketika anak yang masih balita bertanya kenapa tidak boleh pegang ponsel? 

Terima kasih.

🔷 Jawab:
Waalaikum salam,

Saya pribadi  kadang suka menghiperbolakan suatu informasi.
Misalnya ada kasus HP meledak ketika di charge, saya sampaikan ke anak-anak dengan hebohnya. Ada juga HP meledak ketika dipakaI nelpon, ada juga anak-anak yang mengalami gangguan kejiwaan akibat banyak main HP. Ceritakan itu secara heboh dan hiperbola.

Dengan begitu anak akan merasa khawatir ketika mereka sudah main HP diluar batas maksimal.
Ketika mereka ngeyel, ceritain lagi. Berikut rekaman-rekaman videonya. Mereka akan nurut kok.

0⃣5⃣ Kiki ~ Tanjungpinang
Kenapa bisa terjadi seperti itu ya bunda, dan disaat kapan seseorang atau seorang anak bisa dikatakan "kecanduan" terhadap game!

🔷 Jawab:
Anak dikatakan kecanduan game atau HP ketika dia berperilaku resah dan gelisah jika tidak pegang HP (itu juga bisa menimpa kita selaku orang dewasa ya).
Dikit-dikit pegang .
Mampu berjam-jam didepan HP. Sampai waktu tidurnya terganggu.
Dia punya komunitas gamer. Yang nanti mereka bersama-sama main game (play group).

Karena game itu ada yang dimainkan secara berpasangan atau kelompok.
Bingung sekali ketika tidak ada sinyal atau kuota habis.
Itu semua bisa nampak diperilaku.
Semakin perilakunya aneh, berarti dia semakin kecanduan.


🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘

فِتْنَةُ الرَّجُلِ فِي أهْلِهِ وَمَالِهِ وَ وَلَدِهِ وَنَفْسِهِ وِجَارِهِ يُكَفَّرُهَا: الصِّيَامُ وَالصَّلاَةُ وَالصَّدَقَةُ وَاْلأمْرُ بِالْمَعْرُوْفِ وَالنَّهْيُ عَنِ الْمُنْكَرِ.

Fitnah seseorang dari keluarganya, hartanya, anaknya, dirinya dan tetangganya ditebus dengan puasa, shalat, sedekah, dan amar ma’ruf nahi munkar. [Muttafaqun’alaih]

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan karunia anak yang shalih, yang membantu dalam ketaatan dan menjadi pengingat dari kelalaian, serta memberi nasihat ketika lupa dan luput dari ajaran Islam.

Dan semoga Alloh ﷻ memberi kita kekuatan penuh untuk mampu menjaga anak-anak kita agar mereka tumbuh normal tanpa gangguan-gangguan yang ada dilingkungan sekitar.

Mampu membentengi mereka dengan akhlakul karimah. Mampu menggandeng mereka untuk hanya melalui jalan Alloh ﷻ.
Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar