Jumat, 18 Oktober 2019

SEBUAH PENGAKUAN



OLeH: Ustadz Syahrawi Munthe

           💘M a T e R i💘

🌸SEBUAH PENGAKUAN


Di akhirat kelak, saat orang-orang musyrik berdiri dihadapan Alloh ﷻ, mereka menundukkan kepala dengan keadaan terhina.  Lalu mereka mengatakan kepada Alloh ﷻ :

..رَبَّنَا أَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا فَارْجِعْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا إِنَّا مُوقِنُونَ

"Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal saleh, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin." (QS. 32 : 12)

'Sebuah pengakuan'  saat mereka melihat dan mendengar ucapan dan perintah Alloh ﷻ. Kemudian muncullah keinginan agar Alloh ﷻ mengembalikan mereka ke dunia. Sesatu yang tidak akan mungkin lagi, sebab masa di dunia sudah habis, dan dunia pun sudah hancur.

Ibnu Katsiir menjelaskan dalam tafsirnya kami bahwa orang-orang musyrik tersebut telah yakin dan menyaksikan sendiri bahwa janji Alloh ﷻ adalah benar dan pertemuan dengan Alloh ﷻ adalah benar. Tetapi sesungguhnya Alloh ﷻ. telah mengetahui perihal mereka, bahwa seandainya Dia mengembalikan mereka ke dunia, niscaya mereka akan mengerjakan perbuatan yang sama seperti yang dahulu biasa mereka lakukan, yaitu kekufuran dan mendustakan ayat-ayat Alloh ﷻ serta menentang rasul-rasul-Nya.

Pengakuan yang terlambat tersebut berujung pada penyesalan yang membuat mencela dirinya sendiri. Mereka mengatakan :

لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِي أَصْحَابِ السَّعِيرِ

"Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala." (QS. 67 : 10)

Akibat dari semua ini, sikap orang-orang yang tidak meyakini pertemuan dengan hari kiamat, membuat Alloh ﷻ begitu geram dan sangat marah.  Alloh ﷻ sangat ingin menyiksa dan melupakan mereka. Seolah Allah ingin membalas sikap lupa orang-orang musyrik tersebut. Alloh ﷻ berfirman :

فَذُوقُوا بِمَا نَسِيتُمْ لِقَاءَ يَوْمِكُمْ هَٰذَا إِنَّا نَسِينَاكُمْ ۖ وَذُوقُوا عَذَابَ الْخُلْدِ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

""Maka rasailah olehmu (siksa ini) disebabkan kamu melupakan akan pertemuan dengan harimu ini (hari kiamat).  Sesungguhnya Kami telah melupakan"  kamu (pula) dan rasakanlah siksa yang kekal, disebabkan apa yang selalu kamu kerjakan." (QS. 32 : 14)

Makna ayat ini, dijelaskan Ibnu Katsiir, bahwa Kami (Allah) akan memperlakukan kalian dengan perlakuan seorang yang lupa kepada kalian. Dikatakan demikian karena sesungguhnya Alloh ﷻ. tidak akan melupakan sesuatu pun dan tiada sesuatu pun yang terlupakan oleh-Nya. Ungkapan ini termasuk ke dalam pengertian saling berbalas, sebagaimana pengertian yang terdapat di dalam firman-Nya:

الْيَوْمَ نَنْسَاكُمْ كَمَا نَسِيتُمْ لِقَاءَ يَوْمِكُمْ هَذَا

"Pada hari ini Kami melupakan kamu sebagaimana kamu melupakan pertemuan (dengan) harimu ini." (QS. 45 : 34)

Oleh sebab itu, sungguhlah beruntung orang yang beriman, yang tak pernah melupakan Allah dan pertemuan dengan hari kiamat. Mereka selalu ingat kepada Allah yang 'pastinya' Allah pun akan ingat pada mereka, sebagaimana firman-Nya :

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ

"Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku."  (QS. 2 : 152)

Semoga 'pengakuan' kita tak akan pernah berubah untuk tetap dalam keimanan yang hakiki dan dan tak akan pernah melupakan perjumpaan dengan hari kiamat nanti agar tidak jadi penyesalan yang membuat Allah marah dan membalas kelupaan itu dengan siksa yang sangat pedih.
Amin.

Wallahu'alam


🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
         💘TaNYa JaWaB💘

0⃣1⃣ Erni ~ Jogja.
Assalamualaikum ustadz,

Bagaimana caranya semua tindakan tolak ukurnya ridho Alloh?

Mohon pencerahannya. Syukron.

🌷Jawab:
Wa'alaykumussalam wr wb.

Kita semua berharap bahwa apa yang kita lakukan atas ridho Allah. 

Artinya semua kegiatan dilakukan semata mata untuk kebaikan, dan terhindar dari kemaksyiatan. Maka yang harus dilakukan adalah pastikan bahwa kegiatan itu tidak bertentangan dengan perintah Allah. Kemudian pastikan bahwa kegiatan itu terhindar dari kesia-siaan. Dan tidak untuk dunia semata. Tetapi berani meninggal dunia,  untuk meraih ridho Allah. 

Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ فَارَقَ الدُّنْيَا عَلَى الإِخْلاَصِ للهِ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَقَامَ الصَّلاَةَ وَآتَى الزَّكَاةَ فَارَقَهَا وَاللهُ عَنْهُ رَاضٍ

“Barangsiapa yang meninggalkan dunia di atas keikhlasan hanya untuk Allah semata tidak ada sekutu bagi-Nya, dan menegakkan sholat serta menunaikan zakat, maka ia telah meninggalkan dunia dalam kondisi Allah ridho kepadanya.” (HR. Ibnu Maajah, dan dishahihkan oleh Al-Hakim dalam Al-Mustadrok).

Wallahu'alam

0⃣2⃣ Fitri ~ Gresik
Adakah tolak ukur untuk mengetahui amal ibadah kita diterima oleh Allah SWT, Karena yang ditakutkan kita merasa amal ibadah kita sebesar gunung namun hangus akibat dosa yang kita tidak mengetahuinya dan bagaimana mengantisipasinya?

🌷Jawab:
Suatu ibadah diterima oleh atau tidak, sesungguhnya tidak ada yang tahu kecuali Allah.  Kita hanya diberi syarat-syarat amalan ibadah agar diterima oleh Allah, yaitu niat yang ikhlas, sesuai dengan tuntunan rasulullah. Itu saja. 

Artinya seseorang yang beribadah secara ikhlas, dan ibadah tersebut,  sesuai tuntunan Nabi Muhammad Saw, maka insyaAllah ibadah itu diterima.

Wallahu'alam

0⃣3⃣ Safitri ~ Banten
Assalamuaikum ustadz,

Apa iya jika manusia yang menyaksikan hari kiamat itu adalah manusia-manusia yang mempunyai banyak sekali dosa manusia-manusia seperti itu apa memang Allah sudah pilihkan jadi mereka yang bakal menyaksikan hari kiamat kelak.
Mohon penjelasanya ustadz?

Terimakasih

🌷Jawab:
Wa'alaykumussalam,

Di akhir dari dunia ini kan orang-orang kafir semua. Awalnya mereka beriman,  saat dajjal dibunuh, oleh Nabi Isa dan Imam Mahdi. Ketika itu semua beriman kepada Allah.  Tapi takdir Allah jua,  Nabi Isa dan Imam Mahdi akan meninggal juga. Maka ketika itulah tidak ada lagi pemimpin agama.

Orang-orang kembali menyembah berhala dan saling membunuh.  Orang-orang yang masih ada iman di dadanya, akan lari ke gunung-gunung atau tempat-tempat tersembunyi. Allah kemudian mengirimkan angin yang sangat dingin dari surga, untuk mencabut nyawa mereka yang beriman tersebut.

Maka tinggallah orang-orang kafir durjana,  sembari menunggu detik-detik ditiupnya sangkakala. 

Wallahu'alam

0⃣4⃣ Lisa ~ Malang
Afwan ustadz, bagaimana dengan dosa  sebesar gunung? Apakah Allah mau mengampuni hamba-Nya yang hina ini.

🌷Jawab:
Iya, Allah Maha Pengampun.

Karena itu segera taubat nasuha agar Allah ampuni dosa-dosa yang pernah dilakukan.
Firman Allah (melalui Nabi) yang disebut dengan hadist qudsi:

عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : قَالَ اللهُ تَعَالَى : يَا ابْنَ آدَمَ، إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِي وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَاكَانَ مِنْكَ وَلاَ أُبَالِي، يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوْبُكَ عَنَانَ السَّماَءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ، يَا ابْنَ آدَمَ، إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ اْلأَرْضِ خَطاَياَ ثُمَّ لَقِيْتَنِي لاَ تُشْرِكْ بِي شَيْئاً لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً

Dari Anas Radhiallahuanhu dia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: Allah Ta’ala berfirman:

“Wahai anak Adam, sesungguhnya Engkau berdoa kepada-Ku dan memohon kepada-Ku, maka akan aku ampuni engkau. Aku tidak peduli (berapapun banyaknya dan besarnya dosamu).

Wahai anak Adam seandainya dosa-dosamu (sebanyak) awan di langit kemudian engkau minta ampun kepada-Ku niscaya akan Aku ampuni engkau.

Wahai anak Adam sesungguhnya jika engkau datang kepadaku dengan kesalahan sepenuh bumi kemudian engkau menemuiku dengan tidak menyekutukan Aku sedikitpun maka akan Aku temui engkau dengan sepenuh itu pula ampunan.“

(Riwayat Turmuzi dan dia berkata: haditsnya hasan shahih)

Wallahu'alam

0⃣5⃣ Safitri ~ Banten
Ustadz, kan kelak kita bakal mengakui yah dosa-dosa yang pernah kita perbuat. Nah kita pernah lakuin dosa,  meninggalkan solat bukan karena sengaja sih.  Seperti kesiangan sholat subuh terus minta maaf sama Allah.

Apa itu termasuk jika kelak kita bakal mengkui kesalahan kita padahal kita udah meminta ampun, ketika kita berbuat dosa atau salah kemudian kita meminta ampun sama Allah, insyaallah kan bakal mengampuni  ketika diakhirat apa kesalahan itu masih disebut dosa-dosa kita bukanya Allah sudah mengampuni dan kita juga sudah minta ampun. 
Mohon penjelasanya ustadz?

🌷Jawab:
Iya...
Intinya, dosa-dosa yang telah diampuni Allah,  tidak akan memperberat siksa di neraka. Makanya orang yang diampuni di bulan ramadhan, ia akan terlahir seperti bayi.

Adapun salah karena tak sengaja, maka hal itu termasuk salah yang tidak berdosa. Namun demikian tetap saja mohon ampun kepada Allah atas kekhilafan tersebut. 

Wallahu'alam


🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
 💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘

Semoga semua tambah shalihah, tambah bahagia dan tambah uang belanjanya.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar