Jumat, 18 Oktober 2019

ISLAM, IMAN & IHSAN



OLeH: Ustadz Erwan Wahyu W.

         💎M a T e R i💎 

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

‎الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ اْلإِيْمَانِ وَاْلإِسْلاَمِ. وَنُصَلِّيْ وَنُسَلِّمُ عَلَى خَيْرِ اْلأَنَامِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ

 ‎رَبِّ اشْرَحْ لِىْ صَدْرِىْ وَيَسِّرْلِىْ اَمْرِىْ وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِىْ يَفْقَهُوْاقَوْلِى

عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ، لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ، وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ، حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ: يَا مُحَمَّد أَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِسْلاَمِ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : اْلإِسِلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكاَةَ وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ   وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً قَالَ : صَدَقْتَ، فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِيْمَانِ قَالَ : أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ. قَالَ صَدَقْتَ، قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِحْسَانِ، قَالَ: أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ . قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ، قَالَ: مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَاتِهَا، قَالَ أَنْ تَلِدَ اْلأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي الْبُنْيَانِ، ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا، ثُمَّ قَالَ : يَا عُمَرَ أَتَدْرِي مَنِ السَّائِلِ ؟ قُلْتُ : اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمَ . قَالَ فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتـَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ . رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Dari Umar radhiallahu’anhu juga dia berkata: “Ketika kami duduk-duduk di sisi Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorang pun di antara kami yang mengenalnya. Hingga kemudian dia duduk di hadapan Nabi lalu menempelkan kedua lututnya kepada kepada lutut beliau (Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam) seraya berkata: “Wahai Muhammad, beritahukanlah kepadaku tentang Islam?” Maka Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada Illah (yang berhak diibadahi dengan benar) selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji ke Baitullah jika engkau mampu menempuh jalannya.” Kemudian dia berkata: “Kamu benar“. Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula yang  membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi: “Beritahukanlah kepadaku tentang Iman“. Beliau bersabda: “Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.” Kemudian dia berkata: “Kamu benar.” Dia berkata lagi: “Beritahukan aku tentang ihsan.” Beliau bersabda: “Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, jika engkau tidak mampu melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu.” Kemudian dia berkata: “Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan kejadiannya).” Beliau bersabda: “Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya” Dia berkata:  “Beritahukan aku tentang tanda-tandanya.” Beliau bersabda: “Jika seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada, miskin dan penggembala domba, (kemudian) berlomba-lomba meninggikan bangunan.” Kemudian orang itu berlalu dan aku (Umar) berdiam diri sebentar. Selanjutnya beliau (Rasulullah) bertanya: “Tahukah engkau siapa yang bertanya?” Aku berkata: “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Beliau bersabda: “Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian untuk mengajarkan agama kalian.” (HR. Muslim)

Segala puji bagi Allah yang telah memberi sebaik-baik nikmat berupa iman dan islam. Salawat dan doa keselamatan smoga terlimpahkan selalu kepada Nabi Agung Muhammad Saw berserta keluarga dan para sahabat-sahabat Nabi semuanya.

Good People Kakak-kakak Bidadari Perindu Surga yang dirahmati Allah.

Malam ini Saya diminta untuk diskusi dan sharing tentang ISLAM, IMAN DAN IHSAN.

Bicara 3 hal tersebut kita akan merujuk pada Hadits Arbain Imam Nawawi yang nomor 2.

Hadist yang biasanya kita...eh... Saya lewati kalau menghafal Hadist Arbain.

Biasanya habis menghafal hadits no. 1 langsung loncat no. 3.

Nomor 2 skip coz panjang.

Ibnu Daqiq Al-'Id berkata, "Hadits ini sangat penting, meliputi amal perbuatan, yang zhahir dan yang batin, bahkan semua ilmu syariat mengacu padanya, karena memuat segala hal yang ada dalam semua hadits, bahkan seakan menjadi Ummus-Sunnah (induk bagi hadits), sebagaimana surat Al-Fatihah disebut Ummul-Qur'an karena ia mencakup seluruh nilai-nilai yang ada dalam Al-Qur'an

Hadist ini mutawatir karena diriwayatkan dari 8 Sahabat ra.: Abu Hurairah ra., Umar ra., Abu Dzar ra., Anas ra., Ibnu Abbas ra., Ibnu Umar ra., Abu 'Amir, Al-Asy'ari, dan Jarir Al-Bajali ra.

Nah saya akan menggunakan referensi kitab
Al - WAFI: Syarah Hadits Arba'in IMAM AN - NAWAWI

Dr. Musthafa Dieb Al-Bugha, Syeikh Muhyiddin Mistu.

Sudah ada terjemahanya ini, kitab yang sangat bagus.

Nah sekarang kita coba bahas kandungan hadist no. 2 ini ya.

Yang belum baca silahkan baca dulu ya, biar enak kita bahasnya sama-sama.

Good People Warga Bidadari Perindu Surga yang dirahmati Allah.

Bicara Fiqhul Hadits atau Kandungan Hadits.

Kalau diuraikan terdapat beberapa hal yang menjadi kandungan Hadits Arbain No. 2 ini.

Yang diantaranya membahas cukup lengkap tentang apa itu Islam, Iman dan Ihsan.

🔸1. Hadits Ini Menunjukkan Adanya Adab Berpakaian Yang Bagus, Berperilaku Yang Baik Dan Bersih Ketika Datang Kepada Ulama, Orang Terhormat Atau Penguasa.

Karena jibril datang untuk mengajarkan agama kepada manusia dalam keadaan seperti itu.

So, bagi Good People yang merupakan pendidik, walau yang didik anak-anak atau mendidik informal, ngajar ngaji atau TPA. Juga haruslah berpakaian yang bagus dan baik.

Sebagai murid atau santri ketika menuntut ilmu pada Kyai atau Ustadznya juga haruslah berpakaian demikian.

Adab ini diajarkan langsung oleh Malaikat Jibril kepada manusia.

Berpakaian bagus atau baik atau bersih tidak hanya menghormati orang lain, tapi sesungguhnya menghormati diri sendiri.

🔸2. Pengertian Islam

Islam menurut bahasa maknanya tunduk dan berserah diri kepada Allah. Sedang menurut istilah adalah melaksanakan lima amalan pokok, yaitu:

a) Bersyahadat

(bersaksi) bahwa tidak ada illah (yang berhak diibadahi atau disembah dengan benar) kecuali Allah dan Nabi Muhammad utusan Allah.

Bersyahadat tidak hanya di mulut saja ya, termasuk dalam hal ini adalah konsekwensi-konsekwensinya.

Jangan seperti Abu Jahal, mengakui Allah sebagai pencipta, bersumpah atas nama Allah, tapi ibadahnya pada berhala.

Di zaman sekarang apakah ada?
Ada

Mengakui Allah sebagai pencipta, bersumpah atas nama Allah, tapi kalau ada masalah perginya ke orang pintar.

b) Menegakkan Shalat Lima Waktu

Pada waktunya, dengan menyempurnakan syarat dan rukunnya, serta memenuhi sunnah dan adab-adabnya.

So, orang Islam kalau tidak sholat berarti cacat keIslamannya, maybe tidak sampai kafir karena masih bersyahadat, tapi munafik iya. Di mulut syahadat tapi perbuatannya tidak mencerminkan syahadat yang diucapkannya.

Sholat itukan perintah Allah, juga ibadah yang dilakukan dan dicontohkan oleh Rasulullah. Lha tapi bersyahadat mengakui Allah sebagai Illah dan Rasulullah sebagai utusan Allah tapi kok tidak melaksanakan perintah Allah dan enggak melaksanakan apa yang dicontohkan Rasulullah.

c) Membayar Zakat

Zaman Khalifah Abu Bakar orang yang enggak bayar zakat malah diperangi.

Zakat ini tidak cuma zakat fitrah lho ya, yang tiap menjelang Sholat Iedul Fitri.

Tapi juga zakat maal, zakat pertanian, zakat perniagaan dan zakat profesi bagi yang penghasilannya mencapai nishab 1 tahun.

d) Puasa Ramadhan

Nah ini Saya kadang merasa sedih, tiap ke sini tahunya makin mudah saja orang meninggalkan wajibnya puasa Ramadhan.

Perasaan dulu zaman saya masih remaja.
Eh sekarang masih remaja juga sih. (emo ketawa ngakak-ed)

Orang mau tidak puasa itu sungkan.

Lhah sekarang orang yang berpuasa disuruh menghormati yang tidak puasa.

Aneh....

e) Berhaji kepada Baitullah sekali dalam hidupnya bagi siapa saja yang mampu melaksanakannya.

Rasulullah saja berhaji sekali kok.
Kadang saya tidak habis fikir orang berhaji berkali-kali.

Kasihan yang belum berkesempatan berhaji, waktu tunggunya sampai 15-20 tahun.

Dan uangnya, alangkah lebih bermanfaat untuk pemberdayaan masyarakat atau umat di sekitarnya.

Kalau kangen Baitullah kan bisa umrah saja begitu lho.

🔷 Iya Ustadz. (emo sedih-ed)

Kalau mau berhaji, musti dari remaja begini daftar, biar waktu berangkat masih segar bugar. syedih.

🌸 Atau cari beasiswa ke Japan atau UK mba’. Daftar haji dari sana.

🔷 Jauh amat ustadz (emo terharu-ed)

🌸 Ya tidak tiap tahun juga kali mba’ umrohnya. (emo terbahak-ed)

Uangnya bisa dipakai buat nyekolahin anak yatim di sekitar kita.

🔸3. Pengertian Iman

Iman secara bahasa artinya At Tashdiq (membenarkan) dengan hati. Sedang secara istilah adalah keyakinan yang kuat bahwa Allah Ta’ala adalah Dzat yang wahid (satu), ahad (esa), fard (sendiri), shamad (tempat bergantung), tidak mengambil shahibah (teman wanita dan istri), juga tidak memiliki walad (anak).

Dia adalah Rabb segala sesuatu dan pemiliknya, tidak ada sekutu di dalam kekuasaan-Nya. Dialah Al-Khaliq (yang menciptakan), Ar-Raziq (Pemberi rizki), Al-Mu’thi (Pemberi anugrah), Al-Maani’ (Penahan pemberian), Al-Muhyi (Yang menghidupkan), Al-Mumit (Yang mematikan), sekaligus yang mengatur seluruh urusan makhluk-Nya.

Dialah Dzat yang berhak diibadahi, satu-satu-Nya tanpa ada yang lain, dengan segala macam ibadah; berupa khudhu’ (tunduk), khusyu’, khasyyah (takut), inabah (taubat), qashd (niat), thalab (memohon), do’a, menyembelih, nadzar dan sebagainya.

Termasuk beriman kepada Allah adalah beriman dengan segala apa yang Dia kabarkan dalam Al-Qur`an, atau yang diceritakan oleh Rasul-Nya tentang nama-nama dan sifat-sifat-Nya, dan bahwasanya Dia tidak sama dengan makhluk-Nya dan bagi-Nya kesempurnaan mutlak dalam hal sifat dan nama-nama tersebut, dengan menetapkannya untuk-Nya tanpa tamtsil (menyerupakannya) dan menyucikannya tanpa ta’thil (menghilangkan maknanya).

Meyakini dengan kuat bahwa Allah memiliki para malaikat yang diciptakan dari cahaya, mereka tidak pernah membantah perintah-Nya dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan kepada mereka.

Membenarkan dengan penuh keyakinan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala mempunyai kitab-kitab yang diturunkan kepada para Rasul-Nya untuk disampaikan kepada hamba-hamba-Nya dengan kebenaran yang nyata serta petunjuk yang jelas. Dan bahwasanya ia adalah Kalam Allah yang Dia firmankan dengan sebenarnya sebagaimana yang Dia kehendaki dan menurut apa yang Dia inginkan.

Membenarkan dengan seyakin-yakinnya bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengutus kepada setiap umat seorang Rasul yang menyeru mereka untuk beribadah hanya kepada-Nya semata, tanpa menyekutukan-Nya dan untuk kafir kepada segala sembahan selain-Nya. Serta keyakinan bahwa semua Rasul adalah benar, mulia, luhur, mendapat petunjuk dan menunjuki orang lain. Mereka telah menyampaikan apa yang karenanya mereka diutus oleh Allah, tanpa menyembunyikan atau mengubahnya sedikitpun.

Meyakini dengan pasti kebenaran setiap hal yang diberitakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam kitab suci-Nya dan setiap hal yang diberitakan oleh Rasul-Nya Shalallahu ‘alaihi wa sallam mulai dari apa yang akan terjadi sesudah mati, seperti fitnah kubur, adzab dan nikmat kubur, serta apa yang terjadi sesudah itu berupa kebangkitan dari kubur, MAHSYAR (tempat berkumpul di akhirat), shuhuf (catatan amal), hisab (perhitungan), mizan (timbangan), haudh (telaga), shirath (titian), syafa’at (pertolongan), Jannah dan Naar serta apa-apa yang dijanjikan Allah Subhanahu wa Ta’ala bagi para penghuninya.

Dan membenarkan dengan sesungguhnya bahwa apa yang terjadi, baik berupa kebaikan ataupun keburukan merupakan qadha` Allah dan takdir-Nya.

Inilah rukun-rukun Iman, siapa pun yang meyakini maka ia akan selamat dan beruntung, dan Barangsiapa yang menentangnya maka ia akan sesat dan merugi.

‎‎‏‎‏‎‏﴿١٣٦﴾ يٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ ءَامِنُوا۟ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَٱلْكِتٰبِ ٱلَّذِى نَزَّلَ عَلَىٰ رَسُولِهِۦ وَٱلْكِتٰبِ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ مِن قَبْلُ ۚ وَمَن يَكْفُرْ بِٱللَّهِ وَمَلٓئِكَتِهِۦ وَكُتُبِهِۦ وَرُسُلِهِۦ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلٰلًۢا بَعِيدًا

❬136❭ "Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya."
(QS. An Nisaa 4:136)

Singkatnya tentang Islam dan Iman ini sebagaimana Rukun Islam dan Rukun Iman yang kita hafal di luar kepala dan ajarkan pada anak-anak kita.

Nah itu dibahas di hadits Arbain no. 2 yang diajarkan langsung oleh Rasulullah dan Malaikat Jibril.

🔸4. Islam dan Iman

Melalui penjelasan di atas maka kita pahami bahwa Iman dan Islam adalah dua hal yang berbeda, secara terminologi.

Pada dasarnya, jika berbeda nama tentu berbeda makna. Meskipun demikian, tidak jarang dipergunakan dengan arti yang sama, Islam berarti Iman, dan sebaliknya. Keduanya saling melengkapi. Iman menjadi sia-sia tanpa Islam, demikian juga sebaliknya, etimologi maupun secara terminologi.

Maka dari itu, seseorang tidak akan dapat menyempurnakan keimanan dan keislamannya yang telah diwajibkan atasnya kecuali dengan melaksanakan perintah-perintah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Sebagaimana kesempurnaan tidak mengharuskan sampainya pada puncak yang dituju, karena adanya perbedaan tingkatan sesuai dengan tingginya kuantitas dan kualitas amal serta keyakinan.

Intinya walau berbeda antara Iman dan Islam tapi itu seperti 2 sisi mata uang.

√ Coba bayangkan Good People punya uang 100 ribu. Cuma ada gambar proklamator di satu sisi, sedang sisi satunya kosong.

Apa ya laku uangnya?

Yang ada malah dicurigai sebagai uang palsu, alias ngeprint sendiri. Belum kelar ngeprint, tintanya habis.

So, kalau melakukan rukun Islam tapi tidak ada iman dalam hatinya, bisa kita bilang Islamnya palsu. Sebaliknya kalau beriman tapi tidak mengamalkan rukun Islam, maka Imannya juga palsu.

🔸5. Pengertian Ihsan

IHSAN adalah beribadah kepada Allah seakan-akan melihat-Nya. Jika tidak bisa maka hendaknya meyakini bahwa Allah melihat kita. Jadi ihsan merujuk pada kekhusyu’an dalam beribadah, memperhatikan hak Allah dan menyadari adanya pengawasan Allah kepadanya serta keagungan dan kebesaran Allah selama menjalankan ibadah.

Ini konteksnya tidak cuma ibadah MAHDHAH ya, Good People.

Tidak cuma Sholat, puasa, haji yang syarat dan ketentuan berlaku khusus dari Allah.

Tapi juga ibadah seperti bekerja mencari rizki, belajar menuntut ilmu, dan lain-lain.

So, dalam mencari rizki juga harus seakan-akan kita lihat Allah atau seakan-akan Allah lihat kita.

Kalau sudah gitu maka tidak mungkin kita akan korupsi, nyurangi timbangan, bohong atau menipu konsumen, dan lain-lain.

Lha sama polisi saja kita takut kok. Contoh, lagi naik motor kita musti pakai helm, takut ditilang kalau ketemu polisi kan. Lha sama polisi takut mosok sama Allah Tidak. Keterlaluan.

🔸6. Hari Kiamat dan Tanda-tandanya

Tibanya hari Kiamat adalah rahasia Allah SWT. Tidak satu makhluk pun mengetahuinya, baik malaikat maupun Rasul.

Karenanya Nabi SAW. bersabda kepada Jibril, "Tidaklah yang ditanya lebih tahu daripada yang bertanya."

Meskipun demikian, Nabi Muhammad SAW menjelaskan sebagian tanda-tandanya, antara lain:

a. Krisis Moral

Sehingga banyak anak yang durhaka pada orang tuanya, mereka memperlakukan orang tuanya seperti perlakuan tuan terhadap budaknya.

b. Kehidupan Yang Jungkir Balik.

Banyak orang bodoh menjadi pemimpin, pemberian wewenang kepada orang yang tidak mempunyai kemampuan, tapi punya harta melimpah, manusia banyak yang berlaku sombong dan foya-foya, bahkan mereka berlomba dan saling meninggikan bangunan dengan penuh kebanggaan. Mereka berlaku congkak pada orang lain, bahkan mereka seakan ingin menguasainya.

√ Nah dari dua contoh ini Good People lihat tidak fenomena ini di sekitar?

🔸7. Etika Bertanya

Seorang muslim, akan menanyakan sesuatu yang membawa manfaat bagi dunia dan akhiratnya. Ia tidak akan menanyakan hal-hal yang tidak mendatangkan manfaat.

Bagi orang yang menghadiri sebuah majelis ilmu lalu ia melihat bahwa audiens (orang-orang yang hadir di situ) ingin mengetahui satu hal. Ternyata masalah tersebut belum ada yang menanyakan, maka sepatutnya ia menanyakan meskipun ia sudah mengetahuinya agar orang-orang yang hadir bisa mengambil manfaat dari jawaban yang diberikan.

Jadi, tanya kalau belum tahu, boleh tanya walau sudah tahu agar orang lain mendapat pengetahuan tentang hal tersebut. Yang tidak boleh adalah tanya untuk ngetes pembicara atau ustadz atau muwajih.

Orang yang ditanya tentang suatu hal, dan ia tidak mengetahui jawabannya, hendaklah ia mengakui ketidaktahuannya agar tidak terjerumus pada hal-hal yang ia tidak mengetahuinya.

Jadi, bukan hal yang tabu ketika orang bertanya tentang suatu masalah dan kita tidak memahami tersebut lalu bilang; maaf saya tidak tahu tuh.

Agar keterangan yang diberikan dapat dipertanggungjawabkan.

Rasulullah juga pernah ditanya tentang berapa jumlah Ashabul Kahfi, lalu Rasulullah bilang tidak tahu.

🔸8. Metode Tanya Jawab

Pendidikan modern pun mengakui bahwa metode tanya jawab adalah metode pendidikan yang relatif berhasil, karena memberikan tambahan semangat pada diri pendengar untuk mengetahui jawaban yang akan diberikan.

Metode ini sering dipergunakan Rasulullah SAW dalam mendidik generasi Sahabat RA.

Itulah mengapa acara talkshow sekarang digemari dibanding acara pengajian yang monolog.

So, agar pengajian tidak ditinggalkan, adakan sesi tanya jawab, konsultasi atau curhat.

اِ نْ شَآ ءَ اللّهُ
Itu yang bisa saya sampaikan.

تفضل
Kalau ada yang mau didiskusikan.


🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
      💎TaNYa JaWaB💎

0⃣1⃣ Jenni ~ Depok
1. Apa yang dimaksud dengan... "Jika seorang hamba melahirkan tuannya.... dan seterusnya"?

2. Sewaktu ibu Saya masih ada, sejak lahir beliau beragama kristen tapi anak-anaknya Islam semua karena ayah Saya Islam, lalu ketika Saya di SMA kelas 2, Saya ajarkan tentang Islam kepada ibu Saya sampai bisa mengucapkan syahadat dan Saya ajarkan sholat kira-kira dalam kurun waktu setahun, saat itu ibu berusia 45 tahun lalu ber hijab di usia 55 tahun.

Yang ingin Saya tanyakan sahkah Islamnya ibu Saya? Yang jika jaman sekarang mengucap dua kalimah syahadat di masjid disaksikan dan di bimbing oleh ustadz masjid, ibu Sayakan tidak, hanya dengan Saya, ayah dan anak-anak lainnya.
Ibu wafat di usia 84 tahun dalam Islam.

🌸 Jawab:
1. Seorang hamba melahirkan tuannya, sebagaimana diuraikan dalam kitab Al Wafi adalah ketika anak memperlakukan orang tuanya seperti pembantunya, menyuruh ini-itu, tidak hormat pada orang tua justru memperlakukan seperti pembantu di rumah, disuruh cuci piring, bersih-bersih, diperintah-perintah, dibentak-bentak.

2. In sha Allah Islamnya sah. Kalimat syahadat itu diucapkan dan diyakini dalam hati serta mengamalkan konsekwensi-konsekwensinya termasuk beribadah pada Allah sesuai tuntunan Rasulullah. Adapun harus disaksikan orang banyak dan di masjid itu syiar saja. Tidak juga dak apa. Alias bukan syarat sah bersyahadat.

🍓 Jazakallahu khoir Ustadz dengan pencerahan dan jawabannya.

 وإياكِ 🌸

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎

Dari Saya cukup yaa...

Sudah kepanjangan itu.

Nanti seperti menghafal hadist Arbain no. 2, main skip saja. (emo terbahak-ed)

Jangan skip ya Good People, ingat Hadist Arbain no. 2 itu seperti Ummul Sunnah (induk Hadist).

Menghafal sesuai poin-poin yang saya sampaikan di atas in sha Allah lebih mudah dan yang penting pengamalannya.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar