Jumat, 18 Oktober 2019

KETIKA HILANG ARAH



OLeH: Ibu Irnawati Syamsuir Koto

          💘M a T e R i💘

Assalamu'alaikum warrohmatullahi wabarrokatuh

Sholehah Akhwat Keche Perindu Surga...

Pernahkan di suatu masa   tiba-tiba merasa berada di tempat yang salah, mengerjakan sesuatu yang salah, tidak tahu apa yang dicari, dan tidak tahu apa yang akan dilakukan selanjutnya?

Pernahkah merasakan gamang menjalani kehidupan?

Mendapati hal-hal yang sebelumnya menarik menjadi tidak berarti lagi?

Tidak jarang merasa kesepian.

Tidak jarang pula   merasa ketakutan.

Sayangnya, semakin dipikirkan, semakin   merasa tidak tahu apa-apa tentang diri  sendiri.

Disaat inilah diri tiada berarti…

Hilang pedoman...
Tak tahu harus melangkah kearah mana…

Bila hiruk-pikuk kehidupan sering membuat kita lupa arah.

Bahkan, apa yang kita lakukan saat ini belum tentu sejalan dengan apa yang kita inginkan dalam hidup.

Meskipun kegalauan hati ini benar-benar membuat frustrasi, sebenarnya hanya diri sendiri yang bisa mengatasi!!!

Terkadang rasa hilang arah itu muncul dari rasa minder melihat orang lain lebih sukses.

Bila ditanya apa yang menjadi sumber dan sebab dari kegalauan, mungkin kita sendiri juga tidak tahu.

Tapi terkadang, rasa gamang itu muncul dari rasa rendah diri ketika melihat orang lain lebih berhasil  .

Melihat teman seangkatan sudah keliling dunia, sudah menyelesaikan S2, sudah mendapat posisi yang bagus dalam pekerjaan, membuat kita merasa belum jadi apa-apa.

Tiba-tiba kita  mempertanyakan apa yang sedang kita lakukan, dan mulai menjadikan kesuksesan orang lain sebagai standart.

Lantas mengoreksi tujuan hidup, karena   tergiur dengan keberhasilan orang lain.

Padahal  kita mungkin  sudah tahu bahwa kita dan dia mungkin tujuannya tidak sama.

SETIAP ORANG PUNYA JALURNYA SENDIRI-SENDIRI.

Terinspirasi dan termotivasi boleh saja, namun tak harus menjiplak semua keberhasilannya.

Hidup bagi seorang muslim adalah sebuah perjalanan.

Ia adalah sebuah perjalanan yang dimulai dari kelahirannya di dunia lalu berjalan menuju Rabbul ‘Alamin, guna mempertanggung-jawabkan amalannya sewaktu di dunia ini. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan hal ini dalam sabdanya,

كلّ الناسِ يغدو؛ فبائعٌ نَفسَه فمُعتِقها أو موبِقها

“Setiap hari semua orang melanjutkan perjalanan hidupnya, keluar mempertaruhkan dirinya, ada yang membebaskan dirinya dan ada pula yang mencelakakannya!” (Hadis Riwayat Imam Muslim).

Kehidupan seorang muslim yang baik amatlah jauh dari gaya hidup orang-orang yang tak beriman kepada Allah Ta’ala.

Kehidupan seorang muslim adalah kehidupan yang bermutu tinggi. Hidup tak asal hidup.

Kehidupannya memiliki arah dan tujuan yang jelas.

Alloh ﷻ telah menetapkan tujuan hidup hamba-hamba-Nya yang beriman kepada-Nya.

Disaat kesulitan datang menimpa bahtera kehidupan, kita mulai oleng dan merasa gagal.

Jatuh terhempas seakan tak lagi mampu bangkit untuk melanjutkan perjalanan.

Kesulitan selalu datang sepaket dengan pelajaran.

Toh, Tuhan tak akan memberi ujian yang di luar kemampuan.

Setiap masalah akan datang dengan solusi dan setiap pertanyaan selalu berpasangan dengan jawaban.

Dulu, nanti, dan seterusnya akan tetap seperti itu.

Ketika jawaban atau jalan keluar dari masalah itu tak kunjung datang, kita hanya harus menunggu, berdoa, dan berusaha.

Yakinlah kalau waktu bisa membantu kita menjawab semuanya.

Masalah datang untuk membuat kita merasa kalah atau menyerah.

Tapi, apa kita mau terjebak disana?

Merelakan hidup untuk dikalahkan masalah?

Pikirkan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan.

Bukankah kita masih dianugerahi sebagian besar hal yang kita butuhkan untuk terus bertahan hidup?

Masing-masing dari kita pasti punya cita-cita yang ingin diraih.

Ketika kita sudah berada di jalan menuju ke sana, maka teruslah berjalan dan jangan berhenti sebelum sampai.

Sepanjang perjalanan menuju sukses, mungkin kita akan melakukan kesalahan atau bertemu hambatan, pikirkan kalau hal itu memang pantas kita terima.

Kita tidak akan berhasil tanpa membuat kesalahan, karena kesalahan itu yang membuat kita belajar.

Mari menjadi pintar dan belajar dari kesalahan.

Tegakkan kepala dan katakan kalau kita tidak bisa gagal.

Ada orang yang apabila melihat kawannya mendapatkan kemuliaan, ilmu atau lainnya, ia hanya bisa tertegun sambil berkata dalam hati, bagimana aku bisa seperti dia?

Atau kasus lain, seseorang selalu saja pesimis menghadapi suatu pekerjaan. Alasannya tidak lain, karena menurut yang ia dengan, pekerjaan yang dihadapinya itu sulit.

Dalam realita lain, tatkala sebuah penyakit sedang mendera, penderita hanya pasrah total terhadap penyakit tersebut. Seharian dihabiskan dalam tangisan semata, tanpa usaha dan upaya. Seolah-olah harapan sudah tertutup rapat.

Atau bisa saja dalam kehidupan rumah orang tua merasa capek, manakala melihat sang buah hatinya berulah, bandel dan nakal. Banyak petuah telah diupayakan agar sang anak menyadari pentingnya berbuat santun. Tapi apa dikata, ternyata sang anak justru melawan menentang. Dia tetap bandel, nakal dan urakan. Menghadapi kenyataan ini, terpaksa sebagai orang tua hanya mengelus dada, bersabar. Namun, terkadang membuatnya putus harapan mengahadapi kenyataan pahit ini.

Itu sebagian potret sikap keterputus-asaan, yang terkadang menyelinap hinggap pada seseorang.

Semua rasa pesimis tersebut harus dipupus. Karena, Alloh ﷻ pasti memberikan pertolongan dan jalan keluar bagi yang mau berusaha.

🌸🌷🌸
Ada beberapa langkah yang perlu diambil agar kita tak kehilangan arah di dalam menjalani kehidupan ini sholehah. 

▪1. Memantapkan Keimanan Terhadap Qadha Dan Qadar

Ini merupakan faktor penting untuk bisa menenangkan hati kaum Mukminin.

Bahwa apa yang dikehendaki Alloh ﷻ pasti terjadi.

Sebaliknya, apabila Alloh ﷻ tidak menghendaki, pasti tidak akan terjadi.

Alloh ﷻ telah menentukan takdir seluruh makhluk sejak lima puluh ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.

Rasulullah Shallallahu wa sallam bersabda.

كَتَبَ اللهُ مَقَادِيرَ الْخَلاَ ئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ

"Alloh ﷻ telah menuliskan takdir makhluk-makhluk sebelum penciptaan langit dan bumi selama lima puluh ribu tahun." [HR Muslim, 4797 dan at Tirmidzi, 2157].

Oleh karena itu, seorang muslim tidak boleh terus-menerus terbenam ke dalam kesedihan atas musibah, ataupun kegagalan yang menimpanya.

Tidak lantas menjerumuskan diri ke dalam maksiat.

Seorang muslim harus kuat, tegak, teguh hati menerima ketentuaan Alloh ﷻ dan takdir-Nya.

Keimanan kepada takdir Alloh ﷻ ini, membantu seseorang menempuh kesulitan-kesulitan dengan hati yang mantap, tenang dan pikiran jernih.

▪2. Berbaik Sangka Kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala

Inilah salah satu kewajiban seorang muslim kepada Alloh ﷻ. Berbaik sangka akan membuka pintu harapan, dan dapat mengenyahkan bisikan putus asa. Ingatlah, sikap berburuk sangka bertentangan dengan tauhid, keimanan kepada Alloh ﷻ dan ilmu serta hikmah-Nya. Alloh ﷻ mengingkari orang-orang yang berburuk sangka kepada-Nya. Alloh ﷻ berfirman :

…… يَظُنُّونَ بِاللهِ غَيْرَ الْحَقِّ ظَنَّ الْجَاهِلِيَّةِ ……

"…mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliyah…" (QS. Ali Imran: 154)

▪3. Memanjatkan Doa

Seberat apapun masalah yang sedang menimpa, seorang hamba tidak sepantasnya berputus harapan dari rahmat Alloh ﷻ. Semua permasalahan yang menghimpitnya harus dikembalikan kepada Alloh ﷻ. Kita wajib bersimpuh memanjatkan doa, berupaya sekuat-kuatnya dan bersabar. Dengan harapan, Alloh ﷻ akan melenyapkan kesusahan ataupun cobaan yang sedang menimpa.

Dalam perang Badr, perang-pertama dalam Islam; tatkala melihat sedikitnya jumlah pasukan kaum Muslimin dan minimnya persiapan mereka, sementara musuh mempunyai kekuatan lebih besar, maka Rasulullah berdiri memanjatkan doa. Cukup lama Rasulullah berdoa, sampai-sampai pakaian bagian atas beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam jatuh dari pundaknya.

Abu Bakar ash Shiddiq Radhiyallahu ‘anhu merasa kasihan dan menghibur beliau dengan berkata: “Alloh ﷻ tidak akan menyia-nyiakanmu sedikit pun, wahai Rasulullah,” dan kemudian datanglah bantuan dan kemenangan dari Alloh ﷻ lewat firman-Nya :

إِذْ تَسْتَغِيثُونَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ أَنِّي مُمِدُّكُمْ بِأَلْفٍ مِّنَ الْمَلاَئِكَةِ مُرْدِفِينَ

(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Rabb-mu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: “Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut.” [QS. al Anfal : 9].

Ketika seorang hamba berdoa kepada Alloh ﷻ, memohon agar permasalahan yang menghimpitnya selesai, pada dasarnya ia telah membuktikan tauhidnya. Dan tauhid yang benar akan menyelamatkan dari jeratan fitnah serta ujian.

Tentunya, doa ini harus dibarengi juga dengan upaya memperbaiki diri. Sebab, bisa jadi, kegagalan atau musibah yang menimpa seorang hamba, lantaran kurangnya ia dalam memperhatikan aturan Alloh ﷻ.

▪4. Meneguhkan Tawakkal Kepada Allah Subahnahu Wa Ta’ala

Kekuatan yang hakiki adalah kekuatan hati dan kemampuan untuk bertahan diri.

Menurut Ibnul Qayyim rahimahullah, "sesungguhnya tawakkal termasuk salah satu faktor yang kuat dalam membantu mewujudkan cita-cita (keinginan) dan menepis perkara yang tidak disukai."

HAKIKAT TAWAKKAL, IALAH KETERGANTUNGAN HATI HANYA KEPADA ALLOH ﷻ SEMATA.

Usaha yang dilakukan tidak memiliki pengaruh, jika hati kosong dari penyerahan diri kepada Alloh ﷻ dan bahkan cenderung kepada selain-Nya.

Sebagaimana tidak bermanfaat perkataan orang “aku bertawakkal kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, tetapi, ternyata dirinya sangat tergantung, pasrah dan percaya kepada selain-Nya."

Tawakkal pada mulut memiliki makna sendiri, dan tawakkalnya hati mempunyai makna yang lain.

▪5. Sabar Dan Bersikap Tenang

Kita mesti ingat, semua masalah menuntut kesabaran dan kebesaran jiwa.

Yakinkah, bahwa perkara-perkara yang menyulitkan hanya “takluk” dengan kesabaran.

Demikian juga dengan ketenangan, ia sangat berperan membantu seseorang saat melewati kesulitan yang menghadangnya.

Kesabaran ini tiada batas. Ia dibutuhkan sampai ajal tiba.

Sebagian ulama Salaf mengatakan : “Ujian musibah dapat dilewati oleh orang mukmin dan orang kafir. Namun ujian dengan kenikmatan, tidak ada yang mampu bersabar dengannya, kecuali orang-orang yang jujur keimanannnya.”

▪6. Menumbuhkan Sifat Optimisme Dan Berpikir Positif

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat menyukai sikap tafa-ul (optimis) dan membenci tasya-um (pesimis).

Dalam Shahih al Bukhari, dari Anas Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

لاَ عَدْوَى وَلاَ طِيَرَةَ وَيُعْجِبُنِي الْفَأْلُ الْكَلِمَةُ الْحَسَنَةُ

"Tidak ada penyakit yang menular sendiri, dan tidak ada kesialan. Optimisme (yaitu) kata-kata yang baik membuatku kagum."

Al Hulaimi rahimahullah mengatakan: “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam suka dengan optimisme, karena pesimis merupakan cermin persangkaan buruk kepada Allah tanpa alasan yang jelas. Optimisme diperintahkan dan merupakan wujud persangkaan yang baik.  Seorang mukmin diperintahkan untuk berprasangka baik kepada Allah dalam setiap kondisi.”

Sesungguhnya, kehancuran semangat merupakan kerugian yang tidak bisa diukur dengan materi. Berpikir positif dan semangat untuk berkompetisi harus selalu menyala dalam kalbu setiap muslim, jangan sampai pudar.


🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
        💘TaNYa JaWaB💘

0⃣1⃣ Eta ~ Makassar
Assalamu'alaikum,

1. Apa futur, rasa malas mengerjakan ibadah termasuk akibat dari hilangnya tujuan hidup?

2. Apakah futur termasuk musibah atau ujian dalam agama?

3. Dan  apa yang sebaiknya kita lakukan untuk menghindari futur datang? Dan jika datang, kiat apa yang harus kita lakukan?

🔷Jawab:
Wa'alaikumsalam,

1. Futur sebenarnya bukan dari hilangnya tujuan hidup, tapi akibat dari banyaknya dosa dosa yang kita lakukan hingga membuat hati kita tak tergerak untuk beramal. 

2. Futur itu jelaslah sebuah musibah,  musibah bagi iman dan amal kita. 

3. Menghindari futur?  Sebagai manusia biasa yang imannya memang tidak stabil, turun naik,  rasanya sangat sulit bagi kita menghindari futur,  futur akan melanda masing-masing jiwa,  meski dengan kadar yang berbeda beda, jika futur datang maka paksakan terus diri untuk beramal, jangan sampai mengikuti kata hati yang sedang dibawah pengaruh setan yang terus merayu agar kita malas dalam beramal. 

Carilah  kawan-kawan yang mampu mensupport kita untuk terus berbuat,  ikuti majelis-majelis ilmu yang akan menguatkan kembali Iman kita yang lemah. 

Cara jitu lainnya adalah sering sering ziarah kubur dan ingatlah kematian yang telah meminang kita, tinggal hanya ijab kabul saja. 

Wallahu a'lam

0⃣2⃣ Han ~ Gresik
Assalamu'alaikum,

Bu, bagaimana membangkitkan dan menghilangkan rasa pada diri yang merasa TIDAK BERGUNA DAN TIDAK BERARTI pada pasangan ataupun orang lain ketika
 bisa memberikan atau menghadirkan apa yang di pinta?

🔷Jawab:
Wa'alaikumsalam,

Minta Ridho pasangan saja, dengan Ridhonya maka hati kita akan menjadi tenang, karena kita menikah bukan dengan seseorang yang sempurna, tapi dengan seseorang yang banyak kekurangannya. 

Pasangan berarti saling melengkapi. 

Wallahu a'lam

0⃣3⃣ Erni ~ Yogya
Assalamualaikum,

Bagaimana caranya bila yang melemahkan semangat orang terdekat. Yaitu datangnya dari ibu mertua dan kakak ipar wanita. Dengan cemburu dan akhirnya putus asa karena merasa semua yang baik datangnya dari keluarga kami yang akhirnya berusaha mematahkan. Semangat kami dalam perbaikan diri dengan cara memainkan ridho ibu mertua kepada suami.

Yang kedua bagaimana caranya menata hati ketika bapak angkat bermaksud ikut kami diwaktu tuanya tapi untuk memastikan anak-anak kami jangan sampai sukses dunia akhirat karena ulah saudara tiri yang merasa menjadi berantakan karena bapaknya direbut ibu saya.

Mohon pencerahan. Syukron

🔷Jawab:
Wa'alaikumussalam mbak Erni...

Ini sebaiknya kita konsultasikan lebih lanjut,  karena jika hanya membaca sedikit seperti ini, mungkin saya bisa salah menanggapinya. 

0⃣4⃣ Echa ~ Sragen
Assalamualaikum bunda...

Bagaimana caranya menghilangkan rasa putus asa kita saat suami tak mau tahu tentang apa yang kita butuhkan. Dan suami hanya memikirkan saudaranya!

Terimakasih bunda.

🔷Jawab:
Wa'alaikumussalam,

Apa semua sudah dibicarakan?
Ambil waktu untuk mendatangi orang yang bisa membantu masalah rumah tangga, yang bisa menasehati suami, di dalam rumah tangga harus ada kedamaian, keadilan, kenyamanan,  jika salah satunya merasa di dzalimi, maka saatnya komunikasi di intensifkan, dan cari penyelesaian, jika berdua tak mampu maka temui orang yang mampu,  seperti badan penasehat pernikahan di KUA. 

Wallahu a'lam

🌸Sudah berkali kali saya bicarakan bun, tapi belum ada jalan terangnya dan suami masih berat sama saudara, sedangkan saudaranya sudah punya suami yang harusnya menjadi tanggung jawab suaminya kan bun. Bukan tanggung jawab suami saya lagi?

🔷Tanggungjawab kedua-duanya, seorang laki-laki punya beberapa tanggungjawab, 
1. Ibunya, 
2. Istrinya dan keluarganya, 
3. Saudara perempuannya.

Tapi jika kondisi tidak memungkinkan maka yang utama adalah keluarganya dan ibunya.

Semoga ada jalan keluar yaa mbak, silakan minta bantuan orang ketiga yang bisa dipercaya,  jangan sampai salah seorang merasa di dzalimi karena sikap dan perilaku yang lain.

0⃣5⃣ Fitri ~ Gresik
Sebelumnya makasih ya bunda atas ilmunya.

Baik dan buruk yang terjadi itu kehendak Alloh ﷻ. 
Misal ada teman yang salah paham sama kita, sudah berbagai cara dilakukan untuk menjelaskan kesalahpahaman itu tapi tidak membuahkan hasil. Dan justru malah teman itu semakin menjadi-jadi dengan menuduh yang tidak benar dan akhirnya membuat kita lost kontrol dalam arti melawan teman itu sehingga cukup membuat viral lah.

Pertanyaanya:
1. Bukankah Alloh ﷻ tidak akan membebani hamba-Nya di luar kemampuannya, kalau kita lost kontrol berarti kita tidak mampu untuk tetep sabar menghadapi teman seperti itu?

2. Bagaimana cara kita menghadapi teman seperti itu?

🔷Jawab:
Mba Fitri... 

1. Ada hal yang Allah Azza Wajalla kehendaki ini adalah kebaikkan kebaikkan,  dan ada yang Alloh ﷻ izinkan yaitu keburukan karena Alloh ﷻ tak akan menghendaki keburukan bagi hamba-Nya, tapi Alloh ﷻ izinkan itu menimpa.  Hal hal buruk itu Alloh ﷻ izinkan terjadi untuk kita agar menjadi ujian, atau menjadi teguran. 

Teman yang tak mau mengerti dan tak paham maksud dan tujuan kita,  dijelaskan bukannya baik malah makin menjadi jadi bisa saja menjadi ujian jika selama ini kita selalu memperlakukan orang lain dengan baik, dan bisa juga menjadi teguran jika kita pernah memperlakukan orang lain tidak baik. 

Lost control bukan salah Alloh ﷻ yaa mbak, tapi kita punya hati yang belum sadar benar untuk apa kondisi itu Alloh ﷻ izinkan terjadi. Alloh ﷻ tidak menyebutkan ada batasan untuk sabar, jika kita lost berarti masih ada yang salah di dalam hati kita. 

2. Istighfar...
Mohon ampun kepada Alloh ﷻ untuk kondisi hati yang belum bisa sesabar yang Alloh ﷻ inginkan. 

Untuk menghadapi orang yang seperti itu,  adalah mundur selangkah, ambil jarak dulu dengan dia.  Tak ada gunanya menjelaskan kebenaran jika hatinya sedang membara. Karenanya berilah sedikit ruang agar dia bisa tenang dan bisa berfikir jernih. 

Wallahu a'lam

0⃣6⃣ Aulia ~ Medan
Assalamualaikum,

1. Kebalikan dari sifat husnudzhon itu apa saja ustadzah?

2. Apa dampak yang ditimbulkan dari sifat husnudzon?

3. Adakah dalil naqli yang berkaitan dengan hukum berprasangka dalam islam?

4. Kepada siapa kita harus berhusnudzon?

🔷Jawab:
Wa'alaikumsalam,

1. Kebalikan dari sifat Husnudzon (berprasangka baik)  adalah su'udzon  (berprasangka buruk). 

2. Dampak husnudzon adalah adanya sikap positif dan aura positif serta ketenangan jiwa kepada pelakunya, dan sebaliknya juga kalau su'udzon maka akan menimbulkan sesuatu yang negatif.

3. Silakan buka QS. Al Baqarah: 216, QS. Al Baqarah: 218.

Sebuah hadits qudsi
“Allah Ta’ala berfirman, ‘Aku tergantung persangkaan hamba-Ku kepada-Ku’.”

4. Kepada siapa harus berhusnudzon? Kepada Alloh ﷻ itu yang utama,  kepada sesama muslim.  Dibalik husnudzon kepada sesama muslim tetap harus ada waspada. 

Wallahu a'lam

🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
 💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘

Sholehah....

Kuatkan tekad, yaitu dengan selalu memiliki sifat optimis tak putus harapan, bercermin kepada orang-orang yang sukses melewati rintangan.

JAUHKAN HATI DARI SIFAT KERDIL, KARENA IA HANYA AKAN MENAMBAH KELEMAHAN.

Sebagai muslim sejatinya kita punya kompas untuk menuntun kita menentukan langkah dan arah.

Kita punya penopang yang Maha Kuat untuk menopang kegundahan dan kegelisahan kita.

Sooo... 
Hapuskan dari kamus kehidupan kita yang namanya hilang arah dan tujuan. 

Tingkatkan saja kualitas iman maka kualitas hidup kita akan Alloh ﷻ tingkatkan juga.

Demikian saja dari saya malam ini, mohon maaf jika ada kata kata yang tidak pada tempatnya. 

Wallahu a'lam bishowab

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar