Jumat, 18 Oktober 2019

MENGUKUR DALAMNYA HATI



OLeH: Ustadz Syahrawi Munthe

           💘M a T e R i💘

Assalamu'alaykum wr.wb.

Segala puji bagi Allah atas semua karunia-Nya. Sholawat dan salam semoga tercurah pada baginda Nabi Muhammad saw.

InsyaAllah, tema kajian kita sore ini adalah :

🌸MENGUKUR DALAMNYA HATI


Rasanya tak ada yang tahu dalamnya isi hati. Jika lautan yang sangat luas, bisa diukur kedalamannya, dan jarak antar planet dengan satuan cahaya masih bisa diukur, tapi dalamnya hati tak bisa diukur oleh siapapun. Isi hati sungguh banyak misteri, banyak rahasia yang tak akan terungkap.

Sebagai orang beriman, setiap muslim meyakini bahwa yang tahu isi hati (baik buruknya, dangkal atau dalamnya, luas dan sempitnya) hanya Allah saja yang tahu.

قُلْ إِنْ تُخْفُوا مَا فِي صُدُورِكُمْ أَوْ تُبْدُوهُ يَعْلَمْهُ اللَّهُ ۗ وَيَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۗ وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

"Katakanlah: "Jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu melahirkannya, pasti Allah mengetahui". Allah mengetahui apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang ada di bumi. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. 3 : 29)

Begitulah hati, penuh misteri. Tak ada jaminan dari yang tampak lahir, sesuai atau berbanding lurus dengan kondisi hatinya. Senyum di wajah, tak mesti bermakna ia tulus. Cantik atau gantengnya seseorang tak mesti bermakna indah dan lembut hatinya.  Si 'pemberi' yang sering berbagi tak mesti bermakna dermawan hatinya, atau si 'alim' tak mesti bermakna bersih hatinya, atau si 'pintar' yang sering berbagi ilmu bermakna dalam ilmu di hatinya. Allah lah yang paling tahu siapa ia sebenarnya.

Walau demikian, hati adalah raja. Raja bagi seluruh tubuh. Jika rajanya baik, maka prajuritnya ikut baik. Rasulullah mengingatkan dalam sabda-Nya:

أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ

“Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging. Jika ia baik, seluruh tubuh baik. Jika ia rusak, seluruh tubuh juga rusak. Ketahuilah (segumpal daging) itu ialah hati...” (HR. Muslim).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menegaskan:

الأعمال الظاهرة لاتكون صالحة مقبولة إلا بواسط أعمال القلب، فإن القلب ملك واﻷعضاء جنوده، فإذا خبث الملك خبثت جنوده

“Amalan badan tidak akan diterima tanpa perantara amalan hati. Karena hati adalah raja, sedangkan anggota badan ibarat prajuritnya. Bila Sang Raja buruk, maka akan buruk pula seluruh prajuritnya.” (Majmu’ Al Fatawa, 11/208).

Dalamnya hati memang tak bisa diukur, tetapi amalan yang lahir dari tubuh dan komunitas dalam pergaulannya bisa menjadi 'penanda' kualitas atau kondisi hati sebenarnya.

Hati yang bersih, ikhlas dan lembut, membuat ia menjadi orang yang disenangi, dan pastinya rajin ibadah karena hati yang bersih sejatinya tunduk pada Allah. Ia pun akan bergaul dengan orang-orang yang hatinya seirama dengannya. Jika ukhuwah sulit dibangun, mungkin saja karena hatinya tak seirama.

Oleh karena itu, jangan pernah tertipu oleh yang 'tampak' mata saja. Bisa saja yang 'tampak' tadi hanyalah hiasan yang tak sejalan dengan kondisi hatinya. Makanya kata Rasulullah, mintalah fatwa pada hatimu. Seburuk-buruknya hati, tapi masih bisa mengenali kebaikan dan kebenaran. Lihatlah dengan 'mata' hati terkait apapun itu agar bisa mendapatkan hakikat sebenarnya. Dan yang perlu dipahami adalah bahwa 'mata' hati hanya akan berfungsi tajam jika kedekatannya dengan Allah sangat kuat, jika tidak maka 'mata' hatinya hanya bisa melihat yang lahir saja.

Wallahu'alam


🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
        💘TaNYa JaWaB💘

0⃣1⃣ Serra ~ Malang
Ketika Kita sudah mengatakan isi hati Kita pada orang tersebut tapi masih tidak percaya dan disuruh lebih mengatakan isi hati Kita. Kita harus bagaimana?
Karena terkadang kehabisan kata-kata buat jelaskan kalau sudah semua di utarakan.

🔸Jawab:
Isi hati apa nih?
Terkait dengan cinta, atau permasalahan hidup atau apakah?

Jika terkait dengan cinta maka bilang aja langsung dinikahin, jika terkait dengan permasalahan hidup maka sebaiknya adukan dulu pada Allah, minta solusi pada Allah.

Jika mengadu pada manusia, kadang tidak dapat jawaban yang pas. Walaupun sebenarnya bisa mengurangi tingkat stress atau kebingungan.

Walllahu'alam

0⃣2⃣ Atin ~ Pekalongan
Adakah tanda-tandanya, apa yang dilakukan orang lain terhadap kita adalah ikhlas. Karena ada yang gemar berbuat baik tapi mudah mendiamkan juga tanpa sebab yang jelas!

🔸Jawab:
Ikhlas maknanya memberikan atau menolong orang lain karena Allah. Ketika ada hal yang berubah sikap karena pemberian atau pertolongan itu, misal ingin dipuji, ditaati atau ingin disebut-sebut. Maka itu tidak ikhlas. Jika semua karena Allah, maka sikapnya tidak akan berubah sebelum atau sesudah adanya pemberian atau pertolongan itu.

Wallahu'alam

0⃣3⃣ Tety ~ Bekasi
Ustad, bagaimanakah cara menjaga hati kita untuk tetap ikhlas ketika banyak kerabat yang menanyakan sesuatu hal yang kitapun tidak tahu jawabanya, seperti kapan punya momongan?

Dan terkadang sampai dibanding-bandingkan dengan yang lain.
Karena pertanyaan seperti ini sering buat sakit hati tapi disatu sisi ingin untuk tetap berhusnudzon.

🔸Jawab:
Yaa begitulah....  Pertanyaan itu bisa memang ingin benar-benar tahu, atau sifatnya menyindir saja.

Jika menghadapi demikian, dan karena ini berulang, siapkan saja hati yang sabar, dan kelapangan dada. Karena memang kadang ada yang ingin berbasa basi. Terlepas dari itu, ketika ada bertanya hal yang sama, maka minta doa saja, atau kita sendiri yang berdoa. Sembari terus berusaha supaya cepat dapat momongan.

Wallahu'alam

0⃣4⃣ Mala Hasan ~ Lampung
Ustadz, bagaimana menyimpan perasaan yang terluka atas sikap orang lain apakah dengan diam dan seiring waktu akan hilang dengan sendirinya dan berusaha menjauh dari orang tersebut.
Apakah itu cara yang benar?

🔸Jawab:
MasyaAllah perasaannya sampai terluka ya. Semoga segera terobati. Karena luka hati harus segera di tetesin 'obat betadin' dari hati orang yang penuh cinta. Atau jika ia menganga, perlu dijahit dengan 'jarum dan benang' kepedulian.
Sebaiknya bersikap biasa saja, tidak usah terlalu dipikirkan. Seiring dengan berlalunya waktu, bisa jadi masalah tersebut akan hilang.

Wallahu'alam

0⃣5⃣ Fitri ~ Gresik
1. Bagaimana cara kita menjaga hati terkadang kita bisa menjaga mulut kita untuk diam untuk berkata atau berkomentar yang tidak manfaat namun didalam hati ini berkomentar terhadap apa yang kita lihat dan kita dengar?

2. Apa yang dimaksud jika hatinya baik maka seluruh anggota tubuhnya juga Baik, apakah dalam arti kesehatan atau yang lain?

Mohon penjelasan tadz.

🔸Jawab:
1. Kata ulama kita tidak pernah menyesal terhadap apa yang belum terucap, tapi seringkali menyesal atas ucapan yang tidak terkontrol. Jika di hatinya ada kasak kusuk, istighfar saja. Jangan sampai terucap jika hal itu tidak baik. Yang penting sebenarnya, tidak boleh ada hal-hal buruk dalamm hati kepada orang lain, sebab Allah Maha Mengetahui rahasia hati.

2. Hati itu ibarat raja. Jika ia baik, maka bisa menggerakkan pasukannya ke arah kebaikan, karena ia memegang kendali. Tapi jika ia buruk dan jahat, ia bisa juga mengarahkan pasukannya ke arah keburukan dan kejahatan tersebut. Karena itu, hati mengatur irama anggota tubuh.

Wallahu'alam

0⃣6⃣ Erni - Yogja
Bagaimana caranya memaafkan secara kaffah kepada saudara ipar perempuan dan istrinya saudara ipar serta ibu mertua dan seorang wanita yang mereka idolakan karena mereka suka dibelakang suami suka menyerang saya dengan suami. Tapi didepan suami mereka adalah orang yang paling teraniaya dunia akhirat karena pernikahan kami! 

Mohon pencerahannya. Syukron

🔸Jawab:
Waduh, kumaha nih...  Cobaannya berat ya...  Tapi...
Kuatkan hati, selalu berdoa pada Allah. Buktikan bahwa pernikahan kalian adalah pernikahan yang indah dan samara.

Dengan apa? Dengan kualitas kehidupan yang baik, semakin rajin ibadah, anak-anak sehat semua dan taat pada orang tua serta shalih dan shalihah. Serta tetap menyambung silaturahim. Ada saatnya mereka akan terhenti dari sikap jahilnya.
Semoga.

0⃣7⃣ Risa ~ Tangsel
Bagaimana saya harus bersikap terhadap orang yang suka berkata yang menyakitkan hati! 

Saya sudah berusaha untuk diam dan mendo'akannya. Tapi tetap saja dia masih seperti itu dan saya sangat menyayangi dia tapi terkadang saya juga kesal dengannya karena perkataannya yang menyakitkan. Jadi apa yang harus saya lakukan ustadz?

🔸Jawab:
Jika sudah dekat dan bisa diajak dialog empat mata, sebaiknya diajak diskusi saja. Mungkin perlu terus terang dan mengenali suasana hati masing-masing. Daripada dipendam terus, yang nantinya akan melahirkan bibit-bibit permusuhan.

Atau ajak ngopi, makan atau apalah yang suasananya tidak tegang dan formal. Agar ia nyaman dan berterima ketika disampaikan bahwa ada kata-katanya yang menyakitkan.

0⃣8⃣ Phity ~ Yogja
Assalamu'alaykum ustadz,

Bagaimana sikap kita terhadap orang yang sering kedapatan bermuka 2. Ketika di depan kita nampak baik, perhatian, tapi ternyata di belakang kita sikapnya beda.

Dan bagaimana biar hati ini tidak su'udzon ketika beliau mendekati kita?

Syukron

🔸Jawab:
Wa'alaikumsalam,

Jika ia muslim maka tetap saja berkhusnudzhon karena ia saudara kita. Jika ia bermua dua, tiga atau empat, biarkan saja. Karena pahalanya mengalir ke kita. Maafkan saja dan selalu bersikap baik padanya. Kecuali dia sudah terang-terangan di depan kita, maka kita harus mengambil sikap.

Misalnya minta tabayyun, atau mungkin menjauh karena menyangkut harga diri atau keamanan.
Jika ia kristen, sebaiknya jauhi saja. Karena memang tidak boleh menjadikan orang kafir jadi sahabat atau teman akrab. Cukup bergaul biasa saja di muamalah.

Wallahu'alam

0⃣9⃣ Sasi ~ Bandar Lampung
Ustadz, apakah seorang suami boleh menyimpan sebuah rahasia dari istrinya?

Jika itu baik, mungkin tidak mengapa. Lalu kalau hal tidak baik bagaimana ya, Tadz?
Mohon penjelasannya yang dalem ya, Tadz.

Jazakallah khoir

🔸Jawab:
Eheem, pahamilah suami pasti punya rahasia. Rahasia yang tidak akan diungkapkan pada istrinya.

Tapi....bisanya untuk kebaikan. Maka baik-baiklah pada suami, korek-korek dikit rahasianya, supaya ada tambahan belanja bulanan. Atau disuruh belanja ke pasar atau mall. Kalau tidur pakaI wewangian, banyak senyum dan seterusnya.

Tapi kalau suami punya rahasia yang tidak baik, ajak saja terus terang. Apa tujuannya, apa efeknya buat keluarga, buat anak-anak dan sebagainya. Jika itu buruk, tegas saja pada suami agar ia meninggalkan hal tersebut. iyesss.

1⃣0⃣ Jenni ~ Depok
Kalau saya lebih senang bicara langsung, duduk sama-sama dan bicara dengan baik dan sopan, bilang langsung saja kalau saya ingin bicara masalah yang saat itu ada, harapan saya mau diajak bicara kalau belum mau ya besok dan besokpun saya bilang lagi saya mau bicara, sampai bisa dan mau di ajak bicara membahas masalah yang ada.

Dengan anak-anak dengan suami dengan famili dengan tetangga. Saya yang datang kepada mereka tidak menunggu.
Bolehkah seperti ini ustadz?

🔶Subhanallah luar biasa sekali. Mantap sungai (baca : kali). Ada baiknya memang dan sangat bermanfaat bicara secara langsung agar tidak ada sumbatan komunikasi. Inti dari keharmonisan keluarga adalah komunikasi, kalau mampet, pertanda ada 'sesuatu' yang yidak beres. Tapi kalau komunikasi lancar dan baik, insyaAllah keluarga itu dipenuhi kebaikan dan keberkahan. Maka rajutlah komunikasi yang baik di keluarga. Biasakan berterus terang dan bicara yang baik baik.

🌷Jada boleh ya ustadz...
Alhamdulillah saya sejak kecil sampai tua tetap seperti ini.
Jazakallah khoir ustadz.

🔶Iya bunda, sudah pas itu, yang baik-baik harus dirawat baik.

1⃣1⃣ Rahmah ~ Cisalak
Bismillah,
Ustadz kalau yang terkhatar atau terbersit dihati itu hal yang negatif tapi yang terucap kata-kata yang keluar kata-kata yang positif.

Bagaimana itu ustadz supaya hati ini bersih, jangan sampai hati ini dimulai dengan yang tidak baik atau kotor. Tolong caranya ya ustadz.

Jazakallahu khayran katsiiran.

🔸Jawab:
Agar hati bersih dari lintasan hati yang buruk, banyak-banyak berdzikir. banyak tilawah, sibuk dengan ibadah. Biasakan bersedekah dan rajin silaturahim. InsyaAllah hatinya akan bersih.

Wallahu'alam

1⃣2⃣ Han ~ Gresik
Assalamu'alaikum,

Tadz, hati khan juga Raja yang ada di diri ini bagi selurih tubuh ini. Tapi mengapa ya tadz sebagai Raja di Tubuh ini tidak bisa memerintah sepenuhnya dan bahkan kadang kalah dan lemah?

🔶 Jawab:
Wa'alaikumsalam,

Karena ada akal dan nafsu. Walaupun di hati berusaha di redam, tapi karena nafsunya besar maka antara hati dan anggota tubuh jadi tidak seirama. Itulah peran akal dibutuhkan, untuk memetakan kebaikan dan keburukannya. Akal akan menuntun hati dan anggota tubuh agar seirama.

Misal, di hatinya malas ibadah, tapi karena diajak orang lain, tiba-tiba akhirnya ikut ibadah. Saat itu akal menuntun dengan 'berbisik', tidak ada salahnya lakukan saja. Tapi ajal hanya bisa bereaksi demikian jika di asah dengan ilmu.

Makanya orang yang futur hatinya, bisa bertahan dan bangkit kembali jika ia punya akal yang cerdas dan paham agama. Tapi jika bodoh, ia akan semakin terjerembah di lembah nista.

Wallahu'alam

1⃣3⃣ Serra ~ Malang
Ketika berpendapat jujur Dari hati siap menerima kenyataan tapi tiba- tiba dijauhi dan baru ketahuan sakit hati dengan kejujuran Kita. Baiknya lain kali Kita harus bagaimana?

🔸Jawab:
Ya begitulah fakta di lapangan. Karena frekuensi setiap orang bisa beda. Jika frekuensi hatinya sama, maka sebenarnya mengungkapkan kejujuran hati akan berpengaruh positif.

Bisa dianggap sebagai masukan berharga sembari muhasabah. Tetapi jika frekuensi hatinya beda, maka kita harus pintar-pintar menjaga suasana keberterimaan orang lain. Apa yang kita anggap baik dan terus terang, tapi buat orang lain bisa beda. Mereka menanggapinya dengan negatif karena buat mereka hal tersebut tidak baik.

Oleh sebab itu, pintar-pintar menjaga perasaan orang lain kecuali pada orang-orang yang menampakkan permusuhan secara terus terang. Atas kejadian saat ini, minta maaf saja kepada orang-orang yang merasa tersakiti. 

Wallahu'alam

1⃣4⃣ Faridah ~ Cileungsi
Assalamu'alaikum,

1. Jika ukhuwah sulit di bangun, mungkin saja karena hatinya tak seirama. Maksudnya bagaimana ya tadz?

2. Anak ngaji di tempat yang mayoritas pakai cadar. Saya kan belum pakai tapi insyaaAllah sudah syar'i. Terus setiap ngaji saya nungguin,  mereka yang pakai cadar pada tidak menyapa. Padahal lewat depan tempat duduk saya.

Jadi saya punya pikiran kok begini ya sikap orang yang sudah nyunah.  Makanya sekarang saya cuek tidak ikutan nyapa.

Terus adalagi pas di ajak ngaji di masjid rodja yang lain pada pakai cadar baju gelap sedangkan saya pakai baju ungu kerudung ungu tapi sudah nutupi dada. Dari sekian jama'ah yang nyapa cuma 1 orang yang ngajak salaman juga cuma orang itu, yang lain cuma nglihatin saja. Jadi pikiran saya oh ternyata orang nyunah begini ya...

Maaf apakah pikiran saya begini menunjukkan hati saya sedang sakit?

Makasih

🔶Jawab:
Wa'alaikumsalam,

1. Hati kan ibarat prajurit. Ada jiwa korsa, kebersamaan dan merasa satu. Jika antara satu dengan yang lain, tidak bisa nyatu, mungkin karena kualitas hatinya. Yang satu hati orang yang shalih, sedang satunya sering hati pendosa dan banyak penyakit hati. Makanya sulit bersatu dan membangun ukhuwwah.

2. Berhusnuzhon saja, siapa tau sebenarnya mereka senyum dibalik cadarnya (kan tidak keliatan). Jikapun tidak disapa, mungkin juga karena merasa belum dekat. Jadi mengambil sikap diam. Namun, ada baiknya inisiatif dari kita, kita sapa duluan saja, ucapkan salam dan kenalan jika ada kesempatan. Mungkin demikiam lebih baik. Jadi intinya selalu bersikap baik saja, dan berhusnudzhon.

Semoga saja yang bercadar tidak merasa lebih baik dari yang tidak bercadar karena bisa kena penyakit ujub.

Wallahu'alam

🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
 💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘

Semoga semua tambah keche dan keren. Juga tambah asyik, supaya tidak stress menjalani hidup ini.

Perbanyak senyum, karena ternyata orang yang banyak senyum lebih disukai dari pada yang suka murung.  Perbanyak sedekah, karena ternyata yang suka sedekah, hatinya lebih lapang dan bahagia.

Perbanyak olahraga dan olah jiwa. Karena ternyata orang yang sehat lebih kuat ibadah, hingga jiwanya tambah sehat.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar