Jumat, 18 Oktober 2019

DARURAT MORAL



OLeH: Bunda Heradini F., S.Psi

         💎M a T e R i💎

ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﻭﺭﺣﻤﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺑﺮﻛﺎﺗﻪ


اعوذبالله من الشيطان الرجيم
بسم الله الرحمن الرحيم
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَسْتَهْدِيْه
ِ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَهَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.

Puji syukur kehadirat Allah ﻋﺰّﻭﺟﻞّ  atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga kita bisa berjumpa  di kajian malam hari ini, dalam kafaah keilmuan kita untuk menjadi seorang yang lebih baik lagi dalam bertaqarrub kepada Allah, menguatkan Azzam dalam jamaah, memaksimalkan potensi dakwah, menyemaikan syariah dalam bermuamalah hingga dunia bersemai indah.

Shalawat dan salam kita haturkan pada baginda Rasulullah ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ , yang berahklak mulia, uswatun hasanah.
Semoga terus memotivasi kita untuk terus menjadi lebih baik.

Semoga pada malam hari yang barokah ini, insyaAllah mampu menerangi kita untuk selalu dekat dengan-Nya untuk menuju Jannah yang Abadi...
Aamiin ya robbal alaamiin.

Tema kita pada malam hari ini adalah DARURAT MORAl.
Dari judulnya kita sudah bisa meraba kearah mana pembicaraan kita.

Darurat moral yang dimaksud disini adalah keadaan darurat karena rusaknya moral mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Kerusakan moral saat ini sudah sampai pada kondisi yang sangat memprihatinkan.
Dan itu terjadi pada semua level masyarakat. Anak-anak remaja hingga orang dewasa sudah banyak yang terjangkit penyakit ini. Maraknya kenakalan dikalangan remaja; pergaulan bebas, tawuran, dan berbagai perilaku menyimpang lainnya merupakan bukti bahwa moral anak dan remaja  kita sudah rusak. Para pejabat sudah tidak mempunyai rasa malu meminta dan mengambil sesuatu yang bukan haknya.
Para wanita lebih senang pamer aurat dimuka umum dan bergaul tanpa batas. Dengan alasan seni para artis dan media telah meracuni masyarakat dengan tontonan yang merusak akhlak.

Jika disebut satu persatu secara rinci potret kerusakan moral masyarakat kita terlalu sempit kajian kita malam ini untuk memuatnya. Tetapi hal itu dapat kita rasakan secara nyata ditengah-tengah kehidupan kita. Kemajuan teknologi justru menambah cepatnya virus ini menjalar ditengah masyarakat kita.

🌸🌷🌸
Akhwatifillah..

APA SAJA FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KERUSAKAN MORAL?

🔹1. Kemajuan Teknologi

Dampak globalisasi teknologi memang dapat memberikan dampak positiftetapi tidak dapat di pungkiri lagi bahwa hal ini juga dapat berdampak negative bagi kerusakan moral. Perkembangan internet dan ponsel berteknologi tinggi terkadang dampaknya sangat berbahaya bila tidak di gunakan oleh orang yang tepat.

Misalnya : Video porno yang semakin mudah di akses di ponsel dengan internet, mahasiwa sebagian yang tidak sempat belajar ketika ujian menggunakan hp untuk internet atau menanyakan kepada temannya lewat sms.

Hal tersebut memang sangat memudahkan tapi itu melatih adanya sifat ketidakjujuran kepada mahasiswa itu sendiri sehingga menjadi awal dari kerusakan moral.

🔹2. Memudarnya Kualitas Keimanan

Sekuat apapun iman seseorang, terkadang mengalami naik turun. Ketika tingkat keimanan seseorang menurun, potensi kesalahan terbuka. Hal ini sangat berbahaya bagi moral. 

Jika dibiarkan tentu membuat kesalahan semakin kronis dan merusak citra individu dan institusi. Contohya saja jika para pejabat negeri ini memiliki landasan agama yang baik, maka apa berani dia memakan uang rakyat (Korupsi) padahal apa yang mereka nikmati itu adalah sebenarnya adalah hak rakyat?!

🔹3. Pengaruh Lingkungan

Tidak semua guru itu punya sifat yang baik dan sebaliknya.Terkadang seorang guru melakukan kesalahan karena ada pengaruh buruk dari lingkungan sekitarnya.

Misalnya memberi nilai yang tidak objektif kepada muridnya dikarenakan tidak murid tersebut tidak ikut les di rumahnya, ( materil ), terpengaruh kepada Kondisi lingkungan rumah dan pengaruh kurang baik dari guru lain dapat mendorong seorang guru untuk berbuat kesalahan.

🔹4. Pengaruh Budaya Barat Serta  Lingkungan

Adalah faktor yang paling mempengaruhi perilaku dan watak remaja. Jika dia hidup dan berkembang di lingkungan yang buruk, moralnya pun akan seperti itu adanya. Sebaliknya jika ia berada di lingkungan yang baik maka ia akan menjadi baik pula.

🔹5. Hilangnya Kejujuran

Berdasarkan laporan hasil investigasi sebuah lembaga survei dinyatakan bahwa korupsi menyebar merata di wilayah negara ini, dari Aceh hingga Papua. Karena itu dari tahun ke tahun posisi Indonesia sebagai negara terkorup selalu menduduki peringkat 10 besar dunia dalam indeks persepsi korupsi (CPI) menurut data dari Transperenscy International. pada posisi inilah kesadaran sebagai bangsa yang merdeka terdzalimi oleh sebuah kepentingan para koruptor dan kolega-koleganya.

🔹6. Hilangnya Rasa Tanggung Jawab
 
Sebelum bendungan Situ Gintung jebol, Kompas 28 Juli 2008 memberitakan bahwa sebanyak 50 bendungan dari total 106 dinyatakan rusak. Rusaknya infrastruktur pengairan ini menurut penelitian disebabkan perawatan operasional bangunan yang kurang memadai. Masalah seperti ini terjadi juga pada infrastruktur lainnya seperti banyaknya gedung yang hampir roboh. Kasus lain adalah rusaknya beberapa ruas rel kereta api yang diakibatkan besi baja rel kereta diambil oleh oknum. Berita-berita tersebut merupakan cermin bahwa telah terjadi penurunan moral tanggung jawab di masyarakat yang dapat berakibat fatal bagi keselamatan masyarakat.

🔹7. Tidak Berpikir Jauh ke Depan (Visioner)

Eksploitasi alam adalah salah satu bentuk dari produk berpikir jangka pendek. Sebagai contoh, pembalakan hutan mencapai 0,6-1,3 juta ha/tahun (Abdoellah, 1999), bahkan angka tersebut diperkirakan telah melonjak menjadi 1,3–2 juta ha/tahun (KMNLH, 2002). Akibat dari berbagai eksploitasi alam telah menimbulkan berbagai bencana. Dalam kurun waktu 2006-2007 bencana ekologis (banjir, longsor, gagal panen, gagal tanam, kebakaran hutan) tercatat 840 kejadian bencana.

Kemudian bagaimana solusinya???

مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ

“Siapa saja yang melihat kemungkaran hendaknya ia mengubah dengan tangannya. Jika dengan tangan tidak mampu, hendaklah ia ubah dengan lisannya; dan jika dengan lisan tidak mampu maka ubahlah dengan hatinya; dan ini adalah selemah-lemah iman.” [HR. Muslim]

Semua dari kita bisa bekerja sama. Penguasa melarang segala bentuk maksiat yang menyebar di Negeri tercinta ini, seperti miras, narkoba, perjudian, tempat prostituli dan lainnya. Ulama' mengingatkan dan menyadarkan manusia akan agama, dan hakikat hidup yang sebenarnya adalah untuk beribadah kepada Allah.

Krisis akhlak ini harus kita akhiri. Mulai dari lingkungan terkecil kita, dikeluarga harus sudah kita tanamkan pendidikan akhlak, sosial dan keagamaan kepada anak-anak kita. Kurikulum Sekolah Indonesia harus diimbangi dengan pembinaan agama yang memiliki porsi berimbang dengan pendidikan umum.

Sudah saatnya menjadikan sekolah adalah tempat yang menyenangkan untuk belajar ilmu umum, ilmu agama, berinteraksi sosial dengan melibatkan seluruh pihak. Sudah saatnya kita lebih peduli untuk mencetak generasi yang lebih baik, kuncinya sektor pendidikan harus diperbaiki. Sekolah kita harus mampu mencetak para penerus bangsa yang memiliki ilmu, iman dan akhlak yang baik. Kurikulum untuk sekolah-sekolah  harus memperhatikan pendidikan agama peserta didiknya. Nilai-nilai agama ini harus benar-benar kita diperhatikan, karena nilai-nilai agama akan menguatkan keyakinan para generasi untuk berprilaku baik dan menjauhi prilaku negatif.
Darurat moral ini harus kita akhiri, kalau tidak bukan tidak mungkin kita akan kehilangan nilai-nilai keIndonesiaan yang selama ini kita banggakan. Indonesia yang ramah, penuh budaya dengan keragamanan agama dan kepercayaan.

Orang tua memberikan yang baik, serta membentengi anak-anaknya dari pergaulan bebas. Masyarakat biasa bisa saling mengingatkan, dan menjalankan kewajiban untuk mematuhi aturan tuhan dan aturan pemerintah yang berlaku, selagi itu untuk kebaikan.

Demikian materi kita malam ini.
Silakan dibaca dulu.
Selanjutnya saya serahkan lagi pada momod acara.


🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
       💎TaNYa JaWaB💎

0⃣1⃣ Sofi ~ Jaksel
Untuk anak-anak kita di rumah misalnya kita sudah berusaha nih semaksimal mungkin kasih contoh yang baik, mendidiknya. Tapi begitu di sekitar kita, di sekolahnya mungkin, tetangga, teman-teman dia main itu masih belum 'kondusif' begitu ya bunda. Jadi bagaimana baiknya ya bunda?

🌸Jawab:
Mba sofi....
Memang seperti itu umum terjadi disekolah-sekolah. Meski sekolah agama sekalipun. Malah anak kita sering kulakan (belanja) keburukan baik itu omongan maupun perilaku dari teman sekolahnya. Bikin kita yang dirumah terkaget-kaget.

Solusinya?
Bicarakan itu dengan guru wali. Bisa jadi mereka tidak tahu. Tapi dengan adanya pengaduan dari orang tua, pihak sekolah akan segera mengambil tindakan tepat.
Misalnya memanggil anaknya, atau menjadikan point tersebut sebagai pokok bahasan ketika ada pelajaran agama.

0⃣2⃣ Zurta ~ Purworejo
Assalamu Alaikum...

Berdasarkan dari HR.  Muslim tersebut memang menjadi solusi.
Tapi masalahnya keadaan saat ini memang sudah sangat kompleks.

Apakah kita hanya akan menjadi golongan yang terakhir saja jika untuk menjadi golongan yang sebelumnya kita tidak mampu karena keterbatasan kita?

🌸Jawab:
Waalaikum salam,

Jangan langsung menjadi golongan terakhir.
Mengingkari dalam hati sebuah keburukan atau kemaksiatan tanpa berusaha terlebih dahulu dengan tindakan atau perkataan.

Karena ada kata-kata "jika engkau tidak mampu", dan yang terakhir adalah "itulah selemah lemahnya iman".
Jadi tetap rubah kemungkaran. Mulai dari lingkup terkecil, yakni keluarga dan tetangga sekitar dulu.

0⃣3⃣ Han ~ Gresik
Bunda, bagaimana jika ada orang tua yang berfikiran takut agama (maksudnya adalah menyekolahkan anaknya di pesantren dan lainnya) karena takut nanti anaknya jadi teroris atau apalah. Ketakutan-ketakutan yang dihempaskan kepada Islam dan akhirnya menyekolahkan anaknya di umum yang akhirnya malah terjerumus dalam pergaulan bebas, narkoba, free seks, lgbt.

Sehingga orang tua akhirnya menyesal kemudian, kenapa tidak menyekolahkan anaknya yang berbasis agama!

🌸Jawab:
Memilih sekolah dengan terlebih dahulu mempelajari visi, misi, serta tujuan sekolah tersebut adalah sebuah keharusan.

Mempelajarinyapun harus dengan hati bersih tanpa prasangka atau penilaian negatif sebelumnya. Menjadi orang tua cerdas sangat diperlukan dalam hal ini. Karena ini akan menyangkut masa depan putra putri kita.

Jangan sampaI salah pilih. Jadinya malah lebih parah.
Ke 3 anak saya yang dipondok alhamdulillah tidak jadi teroris.

0⃣4⃣ Han ~ Gresik
Di beberapa kota besar kita, masyaAlloh ada beberapa puluh ribu yang terjangkit HIV AIDS dan mayoritas pelajar SD-SMA. Dan mereka kebanyakan tertular karena hubungan sesama jenis.

Mengapa bunda hal ini bisa terjadi dan para pelajar tersebut tidak memikirkan akibatnya dan hanya menuruti kesenangan dan kenikmatan hawa nafsu yang sesaat?

🌸Jawab:
Sepertinya bukan hanya dikota besar ya.
Dikota kecil semacam rembang kotaku saja sudah makin banyak pengidap HIV AIDS, Kenapa?

Karena beberapa industri besar yang mengeksplor kekayaan alam disini.
Dampak positifnya banyak. Diantaranya meningkatnya ekonomi penduduk.
Namun dampak negatifnya, para pekerja pendatang membawa penyakit kelamin dengan maraknya warung remang-remang yang dibangun disepanjang jalan. Padahal itu pelosok lho. Jauh dari kota.

Solusinya tetap pendidikan agama harus diperketat.
Pengawasan orang tua.
Masukkan anak ke pondok saja. Jika memang mereka mudah terinfeksi moral-moral buruk.

💎Iya bund,,,
Di daerah-daerah sekarang juga sudah marak seperti itu.

💎Maaf mau berkomentar bun...
Pondok pesantren bukan berarti solusi...
Di luar orang tua, tidak ada yang berkewajiban menjaga anak-anak kita dari api neraka.
Orang tua harus ambil perannya, sekolah, pondok pesantren atau institusi apapun hanya perantara.

🌸 Pondok pesantren adalah salah satu solusi untuk mengatasi dekadensi moral. Meski itu bukan satu-satunya solusi.
Namun akan tidak berarti apa-apa jika tanpa ada peran orang tua.
Karen seringkali orang tua menjadikan sekolah atau pondok semacam loundry. Mereka masukin anak dalam keadaan "kotor" kemudian ingin anaknya keluar dalam keadaan bersih dan wangi tanpa peran serta mereka sama sekali.

Semua tidak ada jaminan.
Sekolah tidak ada jaminan.
Pondok juga tidak menjamin anak menjadi bagus.
Namun keterlibatan orang tua dalam proses pendidikan anak itu yang menentukan.
Baik lewat doa, kunjungan secara berkala maupun dia sendiri mengupayakan dirinya agar menjadi teladan bagi anak-anaknya.

💎Jadi intinya peran utama adalah keterlibatan langsung orang tua ya bund!

 🌸Iya

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
 💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎


Sinergi orang tua dengan lingkungan masyarakat merupakan hal terbaik yang bisa kita lakukan untuk mengatasi darurat mental.

Orang tua mendidik anaknya dengan didikan yang baik, serta membentengi anak-anaknya dari pergaulan bebas.

Masyarakat biasa bisa saling mengingatkan, dan menjalankan kewajiban untuk mematuhi aturan Allah dan norma yang berlaku ditengah masyarakat.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar