Sabtu, 23 Juni 2018

MENELADANI AISYAH RA



OLeh   : Ibu Irnawati Syamsuir Koto

           💘M a T e R i💘

 Aisyah

Mulia indah cantik berseri
Kulit putih bersih merahnya pipimu
Dia Aisyah puteri Abu Bakar
Isteri Rasulullah
Sungguh sweet nabi mencintamu
Hingga nabi minum di bekas bibirmu
Bila dia marah nabikan bermanja
Mencuit hidungnya

( Bila lelah Nabi baring diribamu
Ada ketika pula kau bermanja
Menyikat rambutnya)

Aisyah
Romantisnya cintamu dengan Nabi
Dengan baginda kau pernah main lari-lari
Selalu bersama
Hingga hujung nyawa kau di samping Rasulullah

Aisyah
Sungguh manis oh sirah kisah cintamu
Bukan persis novel mula benci jadi rindu
Kau isteri tercinta

Ya Aisy Ya Humairah

Rasul sayang kasih rasul cintamu

Kalau baca syair ini, apa yang bisa kita ungkap tentang Aisyah RA?

🔹Romantis
🔹Shalihah
🔹Istri Idaman



🔷🌷🔷
Baik ... sebelum kita lanjutkan kajian malam untuk mengenal lebih lanjut sosok istimewa satu ini , kita baca dulu nama dan nasab beliau :

 ‘Aisyah binti Abu Bakar ash-Shiddiq bin Abu Quhafah bin ‘Amir bin ‘Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay. Ibunda beliau bernama Ummu Rumman binti ‘Umair bin ‘Amir bin Dahman bin Harist bin Ghanam bin Malik bin Kinanah.

Menyusuri kehidupan  orang-orang terdekat Rasulullah Shalallahu ‘alaihiwasaalam seperti hal menyusuri taman-taman surgawi, kehidupan yang begitu indah begitu mempesona, penuh hikmah, aroma yang begitu wangi menyebar keseantero alam, baik alam duniawi maupun alam akhirat. Untuk kisah kali ini kita coba menyelami Sosok Bunga Suci yang penuh ketaqwaan yaitu Aisyah Radhiyallahu ‘Anha.

Abu bakar Ash Shiddiq masuk dalam golongan pertama yang mengImani kerasulan Nabi Muhammad SAW, orang yang sangat dicintai Rasulullah, Khalifah pertama sejak meninggalnya Rasulullah SAW, sementara itu  Ibu beliau adalah salah satu dari Sahabiyah yang sangat berjasa untuk agama Islam, yaitu Ibunda beliau bernama Ummu Rumman binti ‘Umair bin ‘Amir bin Dahman bin Harist bin Ghanam bin Malik bin Kinanah yang telah juga melahirkan Abd al Rahman seorang yang pemberani dan merupakan pemanah ulung.

Aisyah adalah figur dan potret wanita ideal nan agung. Ia memiliki hati nan lembut, penuh cinta dan kehangatan, setia, berwawasan tajam, perasa, dan menjadi sentral dalam kehidupan. Ia pun penebar kedamaian, kasih sayang, dan cinta. ”Sungguh aku tahu marah dan lapangmu ketika kamu tenang,” kata Rasulullah kepada Aisyah.

Aisyah bertangan nan lembut dalam damai dan payah, serta cerdas dan ikhlas. Tak heran kalau ia sampai pada derajat seperti yang disabdakan Rasulullah SAW, ”wanita adalah ‘belahan jiwa pria’.

Di antara istri-istri Rasulullah saw, Siti Aisyah mempunyai tempat yang sangat istimewa. Ia adalah satu-satunya istri yang dinikahi Nabi dalam keadaan masih gadis. Ialah, yang sejak awal disiapkan oleh Allah SWT untuk menjadi pendamping dan penyokong Rasulullah sebagai Pengemban Risalah. Putri dari sahabat Rasulullah yang paling dicintai, yakni Abubakar Shiddiq, berhasil menjadi istri yang paling dicintai oleh Rasulullah SAW. Di pangkuannyalah, Rasulullah menghembuskan nafas terakhirnya.

Aisyah dalam kehidupannya sudah tidak asing lagi dengan Islam, karena ia lahir diera Islam, ia mendapati dirinya berada diantara orang-orang yang beriman dan orang-orang mulia, kita akan coba lihat beberapa orang diantaranya: Saudarinya Asma’ Binti Abu Bakar yang diberi gelas Dzatun nithaqain (Si empunya dua ikat pinggang ), suami Asma’ adalah Zubeir Bin Awwam orang pertama yang menghunus pedang dijalan Allah. Kakek dari garis ayahnya adalah Abu Quhafah yang Islam saat penaklukkan kota Mekkah dan mendampingi Rasulullah SAW, nenek dari garis ayahnya adalah Ummul Khair, Sulma Binti Shakhr yang juga telah masuk Islam dan mendampingi Rasulullah, Tiga orang Bibinya termasuk dalam kalangan Sahabiyah, mereka adalah : Ummu Amir, Quraibah, dan Ummu Farwah, dan mereka itu adalah putrid-putri Abu Quhafah, dan saudara kandungnya sendiri Abdurrahman. Aisyah mengatakan , “ Saat aku akil balig, kedua orang tuaku sudah memeluk agama Islam” Inilah pohon penuh berkah dimana Aisyah muncul dari akar-akarnya, hidup diantara ranting-rantingnya, hingga menjadi bunga yang indah penuh ketaqwaan. Wanita suci bertaqwa, suci, wara’, dan Zuhud  yang memenuhi dunia dengan ilmu.

🔷🌷🔷
Sahabat RAK  yang dimuliakan Allah, masih ingatkah antunna peristiwa dimana Khaulah Binti Hakim memberanikan diri untuk menanyai Rasulullah tentang pernikahan setelah Khadijah meninggal dunia? Khaulah menyampaikan perihal pernikahan tersebut kepada Rasulullah SAW : Khaulah berkata “wahai Rasulullah Tidakkah engkau  ingin menikah lagi? Nabi : (Beliau menjawab dengan suara yang menandakan kesedihan) dengan siapa saya akan menikah setelah dengan Khadijah? Khaulah : jika engkau mau, bisa dengan seorang gadis dan bisa pula dengan seorang janda. Rasulullah menjawab : jika dengan seorang gadis, siapakah gadis tersebut?Khaulah berkata Putri dari orang yang engkau  cintai yakni Aisyah binti Abu Bakar, Rasulullah berkata : (Setelah beliau Shallallaahu 'alaihi wa sallam diam untuk beberapa saat kemudian bertanya) jika dengan seorang janda? Khaulah menjawab Dia adalah Saudah binti Zam'ah, seorang wanita yang telah beriman kepada engkau dan mengikuti mu. Rasul berkata Maka sampaikanlah keinginanku kepada keduanya.

Ternyata Rasulullah juga memilih Aisyah bukan karena hawa nafsu belaka, namun itu berdasarkan wahyu dari Allah SWT, Rasulullah memimpikan Aisyah selama tiga malam. Jibril membawakan gambar Aisyah dan berkata “Dialah istrimu dunia dan dan akhirat” bisa dilihat hadits Tirmidzi ( 3880 ) dan di lain riwayat Hadits Muttafaq ‘Alaihi, HR. Ahmad, Bukhari dan juga  Muslim. Disini jelas terlihat bahwa pernikahan Rasulullah dengan Aisyah adalah takdir dari Allah melalui perintahNYA.

Rasulullah saw mengatakan kepada Aisyah, “Aku melihat dalam mimpi selama tiga bulan, malaikat mendatangiku dengan membawamu dengan menutupimu dengan kain sutra. Ia berkata: “Inilah istrimu”, maka akupun membuka wajahmu dan ternyata engkaulah wanita yang tertutup kain itu. Maka aku katakan: “Bila ini dari Allah, Dia pasti akan melakukannya (menakdirkannya).Hadist Muttafaqun ‘alaih.

Hadis yang terdapat dalam kitab hadist Bukhari dan Muslim di atas, menunjukkan bahwa Rasulullah saw ditakdirkan untuk menikahi Aisyah melalui berita langsung dari Allah Ta’ala kepada Nabi shalallahu alaihi wassalam.

Aisyah adalah adalah satu-satunya istri yang dinikahi Nabi dalam keadaan masih gadis, Aisyah adalah figur dan potret wanita ideal nan agung. Ia memiliki hati nan lembut, penuh cinta dan kehangatan, setia, berwawasan tajam, perasa, dan menjadi sentral dalam kehidupan.

Ia pun penebar kedamaian, kasih sayang, dan cinta. ”Sungguh aku tahu marah dan lapangmu ketika kamu tenang,” kata Rasulullah kepada Aisyah. menjadi istri yang paling dicintai oleh Rasulullah SAW, Aisyah bertangan nan lembut dalam damai dan susah, serta cerdas dan ikhlas.

Untuk usia Aisyah saat dinikahi terjadi beberapa perbedaan pendapat yang bergulir diantara ulama, namun hal ini tidaklah menjadi masalah, karna pernikahan disuatu daerah sudah diatur oleh tokoh masyarakatnya, jadi jangan terpancing dengan propaganda kaum orientalis dan kafir pembenci Islam kerap mengolok Nabi Muhammad seorang pedofilia, Allah maha tahu dan adat kebiasaan suatu kaum juga sudah ada.  Aisyah hidup bersama Rasulullah beberapa tahun setelah dinikahi yaitu setelah perang Badar.
Aisyah memasuki rumah tangga nubuwah, rumah tangga terbaik didunia, meski jauh dari pernak pernik dunia fana dan jauh dari kemewahan, hanya bilik kecil sederhana, namun dari rumah itu penghuninya menebarkan aroma wangi Alquran dan As Sunnah keseluruh alam, kebahagiaan didalam rumah tangga Aisyah dan Rasulullah dapat dilihat dari kehidupan sehari hari yang penuh kasih sayang dan cinta, penuh ilmu dan hikmah, hati yang selalu lembut dan penuh kasih.

Meski rumah beliau tidak dihiasi harta benda duniawi, bahkan hari berlalu,  berganti tanpa adanya api menyala dirumah Nabi. Mereka hanya memakan aswadain yaitu kurma dan air namun kebahagiaan tidak sirna karena penghuni rumah tersebut hatinya selalu terhubung dengan Allah, hingga harta benda dunia tak setara dengan debu sekecil apapun. Di bawah naungan rumah tangga yang bersahaja di situlah tinggal sang istri, pahlawan di balik layar pembawa ketenangan dan kesejukan , apalagi hidup bersama Rasulullah yang sangat menyayanginya.

Rasulullah sangatlah pandai membahagiakan Istri-istri beliau termasuk Aisyah, kita lihat bagaimana Rasulullah dan Aisyah menjalani kehidupan mereka, Aisyah radhiyallahu ‘anha menuturkan: Suatu ketika aku minum, dan aku sedang haidh, lantas aku memberikan gelasku kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan beliau meminumnya dari mulut gelas tempat aku minum. Dalam kesempatan lain aku memakan sepotong daging, lantas beliau mengambil potongan daging itu dan memakannya tepat di tempat aku memakannya.” (HR. Muslim)

🔷🌷🔷
Aisyah ......Kulitnya putih, berubah kemerahan saat diterpa sinar mentari. Maka kemudian wanita pemilik kulit putih ini pun dipanggil dengan al-Humairah.  Beliau istri Nabi yang sangat cerdas,ribuan hadis Rasulullah SAW yang berbicara seputar hukum, wahyu, perilaku Nabi dan lainnya, bersumber darinya.

Urwah bin Zubair berkata ”Aku tidak melihat seorang pun yang memiliki kepandaian dalam ilmu fiqih, kedokteran, dan syair melebihi Aisyah. Kecerdasan Aisyah, membuatnya bagaikan spons yang menyerap banyak air zamzam keilmuan yang berasal dari rasulullah dan para sahabat di sekitarnya. Selain kemampuannya dalam menyerap ilmu, Aisyah juga adalah seorang guru yang andal. Guru yang memiliki lidah yang fasih dan lancar, keindahan gaya bahasa, dan tepat sasaran. Ia pun tak segan untuk bersuara lantang saat di hadapannya ada penyelewengan yang ia anggap tak sesuai dengan Alquran dan Sunah.

Aisyah RA ditakdirkan menjadi pendamping Rasulullah SAW  karena Islam butuh wanita cerdas dan hebat seperti beliau, gerbang ilmu bagi ummat, tempat bertanya bagi sahabat dan ummat muslim setelah Rasulullah SAW  meninggal, beliau menjadi pendamping dan penyokong Rasulullah SAW sebagai Pengemban Risalah, begitu banyak hadits-hadits yang beliau riwayatkan, Catatan dalam Ensiklopedi Islam untuk pelajar mengungkapkan bahwa Aisyah meriwayatkan sekitar 1.210 hadis dan sebanyak 228 di antaranya terdapat dalam hadis Imam Bukhari.

Aisyah memiliki ingatan yang begitu tajam. Ia mampu mengingat segala pertanyaan yang diajukan oleh umat Muhammad dan jawaban yang diberikan oleh suaminya itu kepada para penanya. Kecerdasan inilah yang kemudian menjadi salah satu titik penting ia menjadi istri tersayang Muhammad SAW, bila dibandingkan istri lainnya setelah Khadijah RA. Setelah  wafatnya Rasulullah Muhammad SAW , Aisyah RA  menyebarkan ilmunya kepada orang lain dalam sebuah majelis pengajaran tersendiri. Ia berkeinginan untuk menjadikan umat Islam mampu memahami ajaran agamanya dengan baik.

Kesempatan hidup yang lebih dekat dengan Rasulullah SAW dibandingkan dengan istri Rasulullah lainnya berbuah manis pada pribadi Aisyah RA , salah satunya adalah pemahaman mendalam Aisyah RA akan pemaknaan hadits. Kerap kali Ummul mukminin Aisyahlah yang meluruskan pemaknaan hadits yang kurang tepat oleh para sahabat Rasulullah SAW. Hal itu disebabkan oleh lebih banyaknya kesempatan yang dimiliki Aisyah RA untuk berada dekat dengan Rasulullah SAW .

Rasa cintanya yang tulus dan mendalam kepada sunnah Rasulullah SAW, serta hasratnya yang sangat kuat untuk mengikuti dan menerapkan sunnah itu dalam kehidupan umat Islam di segala bidang, baik pribadi maupun sosial. Aisyah RA secara nyata mengabdikan diri pada ilmu pengetahuan dengan cara mengajarkannya kepada orang lain dan menggunakannya untuk memperbaiki keadaan umat Islam serta mengarahkan mereka ke jalan yang lurus. Madrasah Ummul Mukminin Aisyah RA adalah madrasah ilmu yang paling diminati pasca wafatnya rasulullah.

Beliau  mendidik secara langsung setiap orang yang meminta pengajaran darinya, tanpa pandang bulu. Orang-orang yang meminta fatwa hukum dan menanyakan beraneka persoalan, Aisyah RA menyimaknya dengan seksama lalu memberikan jawaban yang sebaik-baiknya yang beliau ketahui.

Ummul Mukminin Aisyah RA  tidak pernah bosan untuk menjawab semua pertanyaan yang diajukan kepadanya tentang persoalan apa pun yang menyangkut ajaran-ajaran agama Islam, termasuk tentang persoalan pribadi. Aisyah  RA mendidik murid-muridnya bak seorang ibu yang mengasuh anak-anak kandungnya.

Dari madrasah yang diasuh oleh Aisyah RA  itu, lahir banyak ulama terutama dari kalangan tabi’in. Singkatnya, dapat dikatakan bahwa Aisyah RA menjalani sisa usianya sebagai sumber rujukan utama bagi orang-orang yang membutuhkan jawaban dan fatwa.

Terdapat banyak bukti dalam literatur Islam yang menunjukkan hal itu. Bahkan Qosim, salah satu ahli fiqih terkemuka di Madinah berkata, “Aisyah memberikan fatwa secara independent pada masa kekhalifahan Abu Bakar, Umar, Utsman, dan seterusnya hingga akhir hayatnya. Jadi, meskipun Aisyah adalah seorang wanita, tapi kapasitas keilmuannya tidak kalah dari sahabat rasul yang pria.

Ada banyak persoalan hukum yang diperdebatkan oleh para ulama fiqih. Aisyah RA biasanya memilih pendapat yang mendatangkan lebih banyak kemudahan bagi kaum perempuan. Hal ini wajar karena apabila dibandingkan dengan ulama-ulama fiqih yang berjenis kelamin laku-laki, Aisyah tentu lebih mengetahui permasalahan-permasalahan yang dihadapi kaum perempuan.

Setelah merumuskan pendapatnya sendiri, Aisyah kemudian memberitahukan pilihannya itu kepada para perempuan muslim. Dan fatwa yang dihasilkan dari keluasan ilmunya menunjukkan bahwa pendapatnya—menurut para ahli fiqih—lebih tepat dan layak digunakan secara luas di wilayah-wilayah muslim di seluruh penjuru dunia.

Seperti inilah sedikit gambaran kecerdasan Ummul mukminin Aisyah RA….

Baru sedikit yang kita buka dari kehidupan Beliau RA . sudah terasa betapa Allah tak salah memilihkan pendamping untuk Baginda Rasulullah SAW.

🔷🌷🔷
Sahabat RAK  Yang dirahmati Allah ...

Kita lanjutkan kisah tentang Ummul mukminin Aisyah RA, meski materinya membosankan, tapi ingat membaca kisah beliau dan mengenali beliiau akan menambah rasa cinta kepada Allah,  Islam dan Rasulullah SAW, sungguh tak mudah bagi para ummul mukminin mendampingi Rasulullah dalam mengembangkan Islam , namun bagi kita sekarang betapa mudahnya mengenyampingkan agama yang lurus ini.

Sahabat-sahabatku....

Aisyah dikenal juga sebagai isteri Rasul yang pecemburu. Tetapi, kecemburuan Aisyah ini adalah rasa cemburu yang masih dibenarkan oleh syara’ dalam arti cemburu yang syar’i. Bukankah cemburu itu menandakan bahwa seorang isteri mencintai suaminya, dan ia pun merasa tidak mau rasa cintanya dikalahkan oleh para madunya yang lain? Selama kecemburuan itu sesuai dengan proporsinya dan tidak berlebih-lebihan, maka rasa cemburu ini bisa dipahami sebagai romantika kehidupan suami-isteri, dan Islam pun membenarkan cemburu yang seperti ini. Aisyah pernah cemburu pada Khadijah kendati ia telah tiada. Aisyah pernah cemburu pada Ummu Salamah yang diketahuinya berwajah cantik kendati ia sudah berusia lanjut. Sekalipun Aisyah adalah seorang isteri pecemburu, ia tidak pernah mengungkapkan kecemburuannya kepada ummul mukminin lain yang dicemburuinya itu, tetapi ia biasanya langsung menumpahkannya kepada Rasulullah saw. atau kadang sekali-kali kepada Hafshah binti Umar r.a. yang paling dekat di antara para isteri Rasulullah saw.

Disebutkan dalam riwayat bahwa Aisyahlah yang paling besar rasa cemburunya terhadap Rasulullah SAW jika dibanding dengan istri-istri beliau yang lain. Jangan kan terhadap yang masih hidup, yang sudah wafat pun Aisyah masih saja mempunyai rasa cemburu. Misalnya, terhadap Khadijah r.a. istri Rasulullah yang sudah wafat. Ia sering mengungkapkan kecemburuannya secara langsung dihadapan Rasulullah. karena manyadari Aisyah cepat sekali naik darah bila sedang terserang demam cemburu, Rasulullah pun jadi suka menggodanya.

Khusus mengenai kecemburuan Aisyah kepada Khadijah, banyak sekali riwayat yang menyebutkannya. Diantaranya adalah ucapan Aisyah sendiri yang diriwayatkan dalam hadits Shahih oleh Muslim berikut.
"Mengenai Rasulullah, tidak ada perempuan lain yang aku cemburui seperti kecemburuanku terhadap Khadijah. karena aku sering sekali mendengar beliau menyebutnya. Lagi pula beliau menikah denganku setelah Khadijah wafat."

Namun demikian Rasulullah amat menyayangi Aisyah lebih dari istri-istri yang lain. Beliau memaklumi rasa cemburu yang ada pada diri perempuan merupakan kelemahan perempuan yang ingin memonopoli cinta suami. Dan itu terdapat pada diri Aisyah.

Sahabat RAK yang semoga Allah Ridhoi...

Membicarakan Ummul mukminin yang mulia ini sepertinya tidak bisa kita lakukan dalam satu malam saja, karenanya Insyaa Allah kita akan lanjut pada pertemuan berikutnya, agar kita mampu mengenali beliau lebih baik lagi.

Kita bahas sedikit demi sedikit agar kita bisa ingat.

Untuk malam ini, saya cukupkan sekian dulu, biar hati tak lelah dan dan bosan.

b.e.r.s.a.m.b.u.n.g.

Wassalamu'alaikum wr.wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar