Sabtu, 23 Juni 2018

KUNCI KEBAHAGIAAN DUNIA



OLeh   : Ibu Irnawati Syamsuir Koto

          💘M a T e R i💘

Hidup itu yang penting happy.

Siapa yang tidak ingin bahagia?

Semua makhluk didunia ini mendambakan kebahagiaan.
Dari situ kemudian mereka berbuat semaunya. Mereka tidak peduli dengan segala macam aturan. Mereka ingin hidup bahagia, tapi melakukan perbuatan maksiat yang membahayakan dirinya di akherat. Mereka tertipu dengan kebahagiaan sesaat yang mereka rasakan di dunia ini, sehingga mereka tetap berani dan tetap nekad melakukan perbuatan yang dilarang agama.

Bahagia, sebuah harapan yang siapapun pasti ingin mendapatkannya. Hingga seorang penjahat yang sangat bengis pun pasti dia ingin hidup bahagia. Banyak orang menempuh jalan-jalan yang mereka anggap jalan menuju kebahagiaan.

Tidak ada yang ingin sengsara, baik di dunia maupun di akhirat. Namun, kenyataannya tidak semua dari kita bisa bahagia dalam hidupnya. Apa kunci dan resep supaya kita benar-benar menjadi orang yang bahagia?

Insyaa malam ini kita coba resep ala Islam , bagaimana Islam memandang  pribadi yang bahagia tersebut Kunci Kebahagiaan di Dunia yaitu:

1. Qalbun Syakirun (hati yang selalu bersyukur)

Memiliki jiwa syukur berarti selalu menerima apa adanya (qona’ah), sehingga tidak ada ambisi yang berlebihan, inilah nikmat bagi hati yang selalu bersyukur. Seorang yang pandai bersyukur sangatlah cerdas memahami sifat-sifat Allah SWT, sehingga apapun yang diberikan Allah, ia malah terpesona dengan pemberian dan keputusan Allah.
Bila sedang kesulitan maka ia segera ingat sabda Rasulullah SAW yaitu, “Kalau kita sedang sulit perhatikanlah orang yang lebih sulit dari kita”. Dan bila sedang diberi kemudahan, ia bersyukur dengan memperbanyak amal ibadahnya.
Sikap syukur merupakan bagian dari hidup manusia. Orang yang tidak bisa bersyukur atas kebaikan Tuhan bagi hidupnya biasanya orang yang mudah mengeluh. Orang seperti ini mudah putus asa di saat menghadapi berbagai rintangan dalam hidup. Tidak banyak jalan terbuka bagi dirinya untuk melepaskan diri dari rintangan-rintangan hidup.

2. Al Azwaju shalihah (pasangan hidup yang sholeh)

Pasangan hidup yang sholeh akan menciptakan suasana rumah dan keluarga yang sholeh pula. Di akhirat kelak seorang suami (sebagai imam keluarga) akan diminta pertanggungjawaban dalam mengajak istri dan anaknya kepada kesholehan. Berbahagialah menjadi seorang istri bila memiliki suami yang sholeh, yang pasti akan bekerja keras untuk mengajak istri dan anaknya menjadi muslim yang sholeh. Demikian pula seorang istri yang sholehah, akan memiliki kesabaran dan keikhlasan yang luar biasa dalam melayani suaminya, walau seberapa buruknya kelakuan suaminya.

Pilihlah pendamping hidup yang bukan hanya membuatmu bahagia di dunia, tetapi juga bisa membimbingmu dan mengantarkanmu ke surga, bisa menjadi imam dan teladan yang baik dalam keluarga.

3. Al Auladun abrar (anak yang sholeh)

Saat Rasulullah SAW thawaf, beliau bertemu dengan seorang anak muda yang pundaknya lecet- lecet. Setelah selesai thawaf Rasulullah SAWbertanya kepada anak muda itu, “Kenapa pundakmu itu?” Jawab anak muda itu, “Ya Rasulullah, saya dari Yaman, saya mempunyai seorang ibu yang sudah udzur. Saya sangat mencintai dia dan saya tidak pernah melepaskan dia. Saya melepaskan ibu saya hanya ketika buang hajat, ketika sholat, atau ketika istirahat, selain itu sisanya saya selalu menggendongnya.” Lalu anak muda itu bertanya, ” Ya Rasulullah, apakah aku sudah termasuk kedalam orang yang sudah berbakti kepada orang tua?”

Nabi SAW memeluk anak muda itu dan mengatakan, “Sungguh ALLAH ridho kepadamu, kamu anak yang sholeh, anak yang berbakti, tapi anakku ketahuilah, cinta orangtuamu tidak akan terbalaskan olehmu.”

Dari hadist tersebut kita mendapat gambaran bahwa amal ibadah kita ternyata tidak cukup untuk membalas cinta dan kebaikan orang tua, namun minimal kita bisa memulainya dengan menjadi anak yang sholeh, dimana do'a anak yang sholeh kepada orang tuanya dijamin dikabulkan Allah.

4. Albiatu Sholihah (lingkungan yang kondusif untuk iman kita)

Kita tentu boleh mengenal siapapun, tetapi untuk menjadikannya sebagai sahabat, haruslah orang- orang yang mempunyai nilai tambah terhadap keimanan kita. Sebagaimana Rasulullah yang menganjurkan kita untuk selalu bergaul dengan orang-orang yang sholeh yang akan selalu mengajak kepada kebaikan dan mengingatkan kita bila kita berbuat salah.
Manusia adalah makhluk yang sangat mudah terpengaruhi oleh keadaan sekitarnya. Lingkungan memegang peranan penting dalam pembentukan karakter manusia. Kalau kita ingin mendapat hidayah Allah, maka carilah lingkungan yang kondusif.

Memang, bergaul dengan orang-orang yang soleh, bukan berarti akan membuat kita terbebas dari berbuat dosa. Namun, jika kita bergaul dengan lingkungan yang tidak soleh, maka rintangan yang dihadapi akan jauh lebih besar.

5. Al Malul Halal (harta yang halal)

Dalam riwayat Imam Muslim di dalam bab sadaqoh, Rasulullah SAW pernah bertemu dengan seorang sahabat yang berdoa mengangkat tangan. “Kamu berdo’a sudah bagus”, kata Nabi SAW, “Namun sayang makanan, minuman dan pakaian dan tempat tinggalnya didapat secara haram, bagaimana do'anya dikabulkan?” Berbahagialah menjadi orang yang hartanya halal karena do’anya akan sangat mudah dikabulkan Allah. Harta yang halal juga akan menjauhkan setan dari hatinya, maka hati semakin bersih, suci dan kokoh, sehingga memberi ketenangan dalam hidupnya.

6. Tafakuh fi dien (semangat untuk memahami agama)

Allah menjanjikan nikmat bagi umat-NYA yang menuntut ilmu, semakin ia belajar semakin cinta ia kepada agamanya, semakin tinggi cintanya kepada Allah dan rasul-NYA. Cinta inilah yang akan memberi cahaya bagi hatinya. Semangat memahami agama akan meng “hidup” kan hatinya, hati yang “hidup” adalah hati yang selalu dipenuhi cahaya nikmat Islam dan nikmat Iman.

7. Al-umrul Mabruk (umur yang baroqah)

Umur yang baroqah itu adalah umur, yang selalu diisi dengan amal ibadah. Seseorang yang mengisi hidupnya untuk kebahagiaan dunia semata, maka hari tuanya akan diisi dengan banyak nostalgia (berangan-angan) tentang masa mudanya, iapun cenderung kecewa dengan ketuaannya (post-power syndrome).

Sedangkan orang yang mengisi umurnya dengan banyak mempersiapkan diri untuk akhirat (melalui amal ibadah) maka semakin tua semakin rindu ia untuk bertemu dengan Sang Pencipta. Hari tuanya diisi dengan bermesraan dengan Sang Maha Pengasih. Tidak ada rasa takutnya untuk meninggalkan dunia ini, bahkan ia penuh harap untuk segera merasakan keindahan alam kehidupan berikutnya seperti yang dijanjikan Allah. Inilah semangat “hidup” orang-orang yang baroqah umurnya.

8. Mukhlis

Ikhlas artinya bersih, suci, murni. Orang yang ikhlas (mukhlis) adalah orang yang melakukan amal kebaikan karena Allah (Lillaahi ta`ala), tanpa embel-embel, tanpa mengharap imbalan, pujian, dan penghargaan dari selain-Nya. Beramal dengan ikhlas tidak akan membuat seseorang mabuk kepayang oleh pujian pun juga tidak melemah karena hardikan dan cacian dari manusia.

Orang yang ikhlas dikategorikan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassallam sebagai orang yang beruntung, orang yang sukses, orang yang berhasil. Sabda beliau, “Berbahagialah orang-orang yang ikhlas, mereka adalah pelita-pelita hidayah yang dari mereka setiap fitnah yang gelap menjadi terang.” (HR. Abu Nu`aim).

9. Terkendali Lidah

Ada bunyi pepatah, Lidahmu Harimaumu yang pas menggambarkan betapa besarnya pengaruh yang ditimbulkan oleh lisan. Ucapan yang terlontar dari lisan tidak lagi bisa ditarik. Ucapan itu menjadi catatan dalam kehidupan seseorang.

Lidah memang bentuknya kecil namun akibat yang ditimbulkan begitu besar, lebih besar dari bentuk lidah itu sendiri. Karenanya, Rasul memerintahkan kepada kita untuk berkata baik. Kalau kita tidak mampu, maka diam adalah pilihan terbaik. Di zaman penuh fitnah seperti sekarang ini, sangat penting untuk mengendalikan ucapan. Tidak melapas dan melempar ucapan dengan begitu mudah.

Perhatikan dan lihat baik-baik apakah pada ucapan yang akan kita sampaikan, mengandung manfaat atau sebaliknya. Jika bermanfaat, sampaikanlah. Jika tidak, tahan dan ini jauh lebih selamat.

Siapa yang mampu mengendalikan lidahnya ia akan tergolong sebagai orang yang beruntung. Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda, “Berbahagialah orang yang dapat menahan lidahnya…” (HR. Baihaqi).

Lisan adalah raja atas semua anggota tubuh. Semua tunduk dan patuh kepadanya. Jika ia lurus, niscaya semua anggota tubuh ikut lurus. Jika ia bengkok, maka bengkoklah semua anggota tubuh.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Apabila anak cucu Adam masuk waktu pagi hari, maka seluruh anggota badan tunduk kepada lisan, seraya berkata, ‘Bertakwalah kepada Allah dalam menjaga hak-hak kami, karena kami mengikutimu, apabila kamu lurus, maka kami pun lurus, dan apabila kamu bengkok, maka kami pun bengkok’.” (HR. at-Tirmidzi dan Ahmad).

Seorang manusia bisa masuk surga disebabkan lisannya. Apabila benar lisannya, maka dia akan mendapatkan pahala, dan sebaliknya bila salah maka dia mendapatkan dosa. Lisan manusia bisa mewujudkan dzikir , tasbih, dan tahlil, atau membaca al-Qur`an, atau ucapan amar ma’ruf nahi munkar, berbuat baik kepada manusia, dan mengajak mereka kepada kebaikan. Lisan adalah salah satu nikmat Allah jika dipergunakan oleh hamba untuk kebaikan, petunjuk, dan keshalihan.

10. Hati Yang Tenang

Tiada kebahagiaan tanpa sakinah (ketenangan) dan thuma’ninah (ketentraman).

Dan tiada ketenangan dan ketentraman tanpa iman. Allah Ta’la berfirman tentang orang-orang beriman:

هُوَ الَّذِي أَنزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَّعَ إِيمَانِهِمْ ۗ

Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). (QS. Al-Fath: 4).

Keimanan melahirkan kebahagiaan dari dua sisi.

(1) Iman dapat menghindarkan dan memalingkan seseorang dari ketergelinciran ke dalam dosa yang merupakan sebab ketidak tenangan dan kegersangan jiwa.

(2) Keimanan dapat menjadi sumber utama kebahagiaan, yakni sakinah dan thuma’ninah.

Sehingga di tengah lautan masyakil (probematika) dan krisis hidup tidak ada jalan keluar dan keselamatan selain Iman. Oleh karena itu orang yang tanpa iman di hatinya dipastikan akan selalu dirundung rasa takut, was-was, kahwatir, gelisah, galau.

Adapun bagi orang beriman tidak ada rasa takut sama sekali, selain takut kepada Allah Ta’ala. Hati yang dipenuhi iman memandang remeh setiap kesuliatn yang menghimpit, kerana orang beriman selalu menyikapi segala persoalan dengan tawakkal kepada Allah. sedangkan hati yang kosong, tanpa iman tidak ubahnya selembar daun rontok dari dahannya yang diombang-ambingkan oleh angin.
Demikian 10 kunci kebahagiaan didunia ini yang dapat saya sampaikan malam ini.


🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
         💘TaNYa JaWaB💘

0⃣1⃣ Lala
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Saya punya bos, dia kurang baik berhubungan dengan adik iparnya,dan dia selalu menyuruh saya, kalau ketemu adik iparnya itu jangan menyapa, menghindar saja, padahal adik iparnya itu baik. Dan dia selalu membicarakn kejelekan orang lain dengan saya, tapi saya diam tidak menanggapi obrolannya.

Bagaimana sebaiknya saya menyikapi bos saya dalam hal ini ustadzah,?

🌷Jawab:
'Alaikumussalam.... 

Berhadapan dengan pimpinan kadang memang susah ya,  karena harus menjaga perasaan dia, soal hubungan dia dengan adik iparnya atau siapapun seharusnya orang lain tidak diikut campurkan,  tapi sebagai karyawan , jika memang tidak bisa mendakwahi, sebaiknya diam saja, kalau ada dia maka diamlah, tapi disaat dia tidak ada maka berlakulah wajar kepada adik iparnya tersebut. 

Dan jika bos tersebut ingin membicarakan kejelekan orang lain,  ingin menghibah maka tinggalkan saja dengan mencari alasan yang baik. Jika memang tidak bisa meninggalkan maka beristighfarlah sebanyak-banyaknya selama dia bercerita. 

Wallahu a'lam

0⃣2⃣ Emmy
Assalamu alaikum

Umm bagaimana seharusnya kita bersikap saat kita dihimpit kesulitan?
Mohon tipsnya.
Syukron

🌷Jawab:
'Alaikumussalam mba,

Dikala kita dalam kesempitan, maka yakinlah janji Allah bahwa dibalik kesulitan itu ada kemudahan,  janji Allah itu adalah sebuah kepastian. 

Kuatkan keyakinan dan terus berusaha serta berdoa,  keikhlasan dalam menerima ujianpun harus ditingkatkan, hindari rasa panik karena panik akan menutup pemikiran kita. Lanjutkan dengan istighfar karena istighfar merupakan obat hati dan pembersih diri,  istighfar adalah salah satu sarana untuk penghilang kesempitan. 

Berhusnudzon kepada Allah Azza Wajalla. 

Wallahu a'lam

0⃣3⃣ Anik
Assalamualaikum ustadzah.
Bagaimana cara untuk menghadapi teman yang setiap hari bertemu dan selalu membicarakan kejelekan orang lain. Saya sering menjawab, saya tidak komentar bu, karena saya sendiri banyak kekurangan dan belum tentu lebih baik dari orang itu. Tapi ternyata jawaban saya malah jadi bom buat saya, dia menganggap saya memihak dan ternyata dibelakang saya, saya juga di "bahas" dengan segala kekurangan saya. Selama ini saya diam saja dan mencoba meyakinkan diri untuk masa bodoh, tapi kenapa akhir-akhir ini akhirnya pengaruh pada semangat saya ke kantor, kadang jadi malas ketemu.

🌷Jawab:
Nah ini... 
Ikut dalam majelis yang menjelek-jelekan orang,  seharusnya membuat kita sadar bahwa dikala kita tidak bersama mereka, maka yang akan menjadi bahan pembicaraan mereka adalah kita. 

Jadi hindarilah majelis seperti ini, tidak perlu kita duduk beserta mereka, tidak perlu ikut bicara tentang apapun juga. 

Dikala kita yang dibahas, ingat saja sebenarnya itu adalah bonus buat kita, pahala mereka akan dibagikan kepada kita nantinya. Jadi tidak perlu risaulah, jangan hal itu membuat kita jadi malas, kurang produktif dikantor. Serahkan semua sama Allah, selama kita berada dijalan kebenaran. Allah itu tidak tidur, Allah akan nampakkan kebenaran.

Sabar dan tingkatkan terus kesabaran tersebut.

Wallahu a'lam


🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
 💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘

Sahabat-sahabatku, kita tutup pertemuan malam ini dengan merenungkan ungkapan dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan ibnulqayyim Aljauzi mengatakan,
“Di dunia itu terdapat surga. Barangsiapa yang tidak memasukinya, maka dia tidak akan memperoleh surga akhirat.”

Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa surga dunia adalah mencintai Allah, mengenal Allah, senantiasa mengingat-Nya, merasa tenang dan thuma’ninah ketika bermunajat pada-Nya, menjadikan kecintaan hakiki hanya untuk-Nya, memiliki rasa takut dan dibarengi rasa harap kepada-Nya, senantiasa bertawakkal pada-Nya dan menyerahkan segala urusan hanya pada-Nya.

Inilah surga dunia yang dirindukan oleh para pecinta surga akhirat.

Itulah saudaraku surga yang seharusnya engkau raih, dengan meraih kecintaan Allah, senantiasa berharap pada-Nya, serta dibarengi dengan rasa takut, juga selalu menyandarkan segala urusan hanya kepada-Nya.

Demikian pertemuan kita malam ini,  semoga bermanfaat untuk saya dan untuk kita semua. Mohon maaf untuk salah salah kata.

Semoga Allah meridhoi kita.

Wassalamu'alaikum wr.wb.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar