Sabtu, 23 Juni 2018

MENCARI PASANGAN YANG BAIK



OLeh   : Bunda Heradini Faizah, S.Psi

           💘M a T e R i💘

🌷Cara Mencari Pasangan Hidup Yang Baik Menurut Islam

 1. Senantiasa Mendekatkan Diri Kepada Allah
Cara pertama yang harus dilakukan adalah perbaiki hubungan kita dengan Allah. Untuk mendapatkan pasangan yang baik, maka kita perlu membaikkan diri kita terlebih dahulu, yang utama adalah hubungan kita dengan Allah. Mendekatkan diri kepada Allah bisa dengan cara kita memperbanyak ibadah sunnah, ibadah shalat malam, shalat Dhuha shodaqoh, tilawah Al-Qur’an. Lakukan hal ini secara rutin, sehingga kadar keimanan kita semakin bertambah dan kita bisa semakin dekat dengan Allah.

 2. Memperbaiki Diri
Setelah hubungan kita dengan Allah semakin baik, maka cara selanjutnya adalah memperbaiki diri kita. Memperbaiki hubungan kita dengan keluarga kita terutama dan lingkungan pada umumnya. Jika kemarin-kemarin kita sempat ada salah kepada orang tua, kepada kakak, kepada adik, maka kita harus meminta maaf.

Kita harus berbakti pada orang tua sesuai dengan perintah Allah QS. Lukman: 14, yang artinya: "Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersykurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.”

Senantiasa kita berbuat baik kepada orang tua, berkata yang lemah lembut. Selain itu, kita juga harus berbuat baik kepada saudara kita dan orang-orang di lingkungan kita ataupun kepada teman-teman kita.

 3. Berdo’a Kepada Allah
Setelah hubungan kita dengan Allah, orang tua dan lingkungan kita baik, maka selanjutnya kita diperintahkan untuk berdo’a hanya kepada Allah. Karena hanya Allah yang bisa mengabulkan do’a kita, bukan orang tua kita ataupun teman atau pacar. Seperti yang ada dalam firman-Nya di QS.al-Baqarah: 186, yang artinya: “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya tentang aku kepadamu, maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku, ….”

Cukuplah Allah saja sebagai penolong kita. Hal ini sangat mudah bagi Allah. Siapa pasangan kita kelak sudah dipersiapkan oleh Allah. Lagian pasangan kita akan cepat dekat atau akan datang sendiri hanyalah Allah yang bisa menggerakkan hatinya. Cukuplah Allah bilang “Kun” maka terjadilah. Hal ini sangat mudah sekali buat Allah. Dan hanyalah Allah yang bisa menolong kita.

 4. Berkhusnudzon
Ketika pasangan kita tak kunjung datang juga maka kita harus berbaik sangka kepada Allah. Kita bisa renungkan, mungkin kitanya belum siap lahir batin, mungkin lahir kita sudah siap, namun batin yang belum siap. Kemungkinan juga kita masih belum bisa mengatur diri kita dengan baik, terutama dalam pengelolaan emosi, mengerjakan pekerjaan rumah.

Bisa juga Allah belum mempertemukan kita dengan pasangan karena niat kita yang belum lurus. Ingat, niat kita menikah adalah untuk beribadah kepada-Nya semata. Selain itu juga mengikuti sunnah Rosul. Karena menikah adalah menyempurnakan separuh dari agama.

5. Menjalani Proses Ta’aruf
Setelah poin 1 sampai 4 telah dijalani, poin selanjutnya adalah menjalani proses ta’aruf. Ta’aruf adalah proses perkenalan antara kedua calon pasangan. Ta’aruf  biasanya dibimbing oleh ustadz atau ustadzah, bisa juga oleh saudara atau orang yang dipercaya.

Perkenalan ini dimulai dari saling bertukarnya biodata calon putri dengan putra. Biodata terdiri dari  data diri, riwayat sekolah, pekerjaan, motto hidup, data keluarga, dan lain-lain. Mereka sama-sama mempelajari masing-masing dari biodata. Ketika keduanya saling sepakat untuk lanjut, maka proses selanjutnya adalah tatap muka antara kedua calon.

Pada saat bertukarnya biodata kedua salah satu pihak kurang tertarik atau mundur, maka proses ta’aruf sampai di situ saja. Setelah proses tatap muka, masing-masing ber istikharah untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan atau tidak. Masing-masing melakukan shalat Istikharah untuk meminta petunjuk dari Allah dan meminta pendapat dari keluarga terutama orang tua.

Jika memang keduanya setuju, keluarga sepakat dan cocok maka bisa lanjut ke proses pernikahan. Namun jika salah satu tidak setuju pun tidak apa-apa, berarti bukan jodoh. Dan proses ta’aruf ini ketika tidak berlanjut ke pernikahan akan tetap terjaga kerahasiaannya diantara kedua calon tersebut dan dengan ustadz atau ustadzahnya.

 6. Tidak Terburu-buru
Seperti yang sudah kami sampaikan di awal, bahwa dalam mencari pasangan yang baik harus hati-hati dan tidak terburu-buru. Karena terburu-buru itu adalah bisikan syetan. Ketika sudah melaksanakan proses ta’aruf (termasuk tatap muka), maka waktu ber Istikharah harus dilakukan dengan hati yang netral, tidak condong ke salah satu.

Hasil dari shalat Istrikharah ini biasanya diperlihatkan dengan adanya kemantapan hati atau bisa juga diliat dari pendapat orang tua terhadap calon pasangan. Ketika hati tetap bimbang yakinkanlah terlebih dahulu mau lanjut atau tidak, bisa dengan menambah lagi shalat Istikharah atau bisa minta pendapat orang tua.

Yang perlu dihindari adalah ketika hati merasa bimbang namun karena keinginan yang besar untuk segera menikah, selanjutnya memberikan jawaban setuju, mau melanjutkan ke proses menikah. Padahal di hati masih penuh dengan kebimbangan. Waktu dalam memantapkan hati ternyata malah semakin bimbang dan jawaban tidak lanjut atau orang tua tidak setuju, maka itulah jawabannya si dia bukanlah jodoh kita.

 7. Mengkomunikasikan Dengan Keluarga
Seperti yang ada pada poin ke 6, bahwa kita harus mengkomunikasikan calon pasangan yang telah kita pilih dengan semua anggota keluarga, terutama sekali kepada orang tua kita. Kalau memang orang tua tidak setuju, mungkin karena jarak rumah yang jauh, pekerjaan yang tidak jelas ataupun hal lainnya, maka baiknya tidak dilanjutkan. Ingatlah, ridha Allah berada pada ridho orang tua. Padahal di sisi lain, kitanya sudah mantap hati. Kalau memang seperti itu, mungkin dia bukan jodoh kita. Tenanglah bahwa Allah telah mempersiapkan jodoh kita yang terbaik buat kita.


🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
         💘TaNYa JaWaB💘

0⃣1⃣ Emmy
Assalamu'alaikum wr.wb.
1. Yang mana harus didahulukan antara ta'aruf dengan khitbah?

2. Bagaimana seandainya dalam proses ta'aruf ada ketidak cocokan antara satu dengan yang lainnya?

Terima Kasih.

🌸 Jawab :
Waalaikum salam
1. Taaruf dulu baru khitbah.

2. Kalau tidak ada kecocokan ketika taaruf, ya tidak usah diteruskan.

0⃣2⃣ Pipit
Assalamualaikum ustadzah,
Bagaimana caranya menghidari pertanyaan-pertanyaan yang setiap ketemu membahas tentang jodoh, dan bagaimna tips agar kita menjawabnya dengan tidak emosi atau memberikan senyum ikhlas tanpa berkata-kata dalam hati?

🌸 Jawab :
Waalaikumsalam wr.wb.
Memang sih. Biasanya kalau lihat jomblo seringnya nanyain begitu.
Kalau lihat orang sudah nikah yang ditanyain kapan punya anak? Sudah berapa anaknya?

Namanya juga manusia. Ada yang kepo. Ada yang bisa menahan diri karena tidak ingin menyakiti. Ada pula yang suka ceplas-ceplos tanpa memandang perasaan yang ditanya.

Jawabannya ya Senyumin saja. Atau jawab belum dikasih Allah.
Atau kalau kau tanya itu sama dengan kau tanya kapan tanggal kematiannku karena itu semua rahasia Allah.

Sambil menarik nafas perlahan-lahan. Biar tidak emosi. Biar tanduknya tidak keluar.

0⃣3⃣ iNdika
Apabila kita menjalankan ta'aruf, bolehkah antara 2 orang yang dikenalkan berkomunikasi sendiri? Maksudnya komunikasi tanpa  melalui ustadz atau ustadzah?

🌸 Jawab:
Jangan, karena akan menimbulkan fitnah.
Sebaiknya ada perantara.

🍓Menanggapi jawaban diatas, ta'aruf dalam Islam mohon dijelaskan adabnya ustadzah. Buat kasih penjelasan ke anak-anak.
Syukron

🌸Adab taaruf :
1. Ada perantara.
2. Ada teman ketika nadhor.
3. Tidak menjalankan komunikasi secara pribadi.

0⃣5⃣ iSah
Assalamu'alaikum
Bolehkah menerima pemberian seorang laki-laki yang kita tahu bahwa dia ada perasaan sama kita tetapi kitanya tidak suka sama dia?

🌸Jawab:
Waalaikum salam mb isah
Boleh. Asal tidak menimbulkan fitnah.
Husnudhon saja bahwa dia memberi dengan ikhlas.
Bila kita menolak mentah-mentah malah dia akan sakit hati.

🍓Maaf bun bagaimana jika hati ini ngebrontak untuk menerimanya karena yang saya takutkan ada kesalahfahaman jika saya menerima pemberian itu, nanti dikiranya ada perasaan juga ke dianya. Salahkah dengan sikap saya yang memilh menghindar jika saya sendiri tidak menyukainya?

🌸 Kalau tidak suka menerima pemberian karena takut kalau multitafsir, bilang saja dengan cara yang halus. Tidak menyakiti perasaan.
Atau bisa saja bilang, sepertinya saya tidak membutuhkan barang ini, bagaimana kalau saya berikan pada orang lain. Misal ke anak panti asuhan.
Atau kasihkan saya aaja, hehehe...
Nanti lama-lama dia mikir juga setelah digituin berkali-kali.

Kalau tidak ada ketegasan dari diri sendiri memang akan menimbulkan efek seperti itu. Dikiranya kita suka. Dikiranya kita nge php in.
Wah... jadi berabe urusannya.
Mending bilang terus terang. Diatur tata bahasa sehalus mungkin agar tidak menimbulkan masalah di lain hari.

0⃣6⃣ Rani
Assalammualaikum

Ada seorang akhwat menyukai teman ikhwannya pada masa akhir kuliah dulu tapi mereka sudah hampir 2 tahun tidak bertemu lagi karena si akhwat sudah selesai kuliah. Jadi dia balik ke kampung halamannya dan si teman ikhwannya ini masih dalam menyelesaikan studynya dan dia juga sangat aktif di sebuah komunitas dakwah islam yang ada dikampus.
Tapi disatu sisi si akhwat selalu ditanyakan sama keluarganya kapan akan menikah. Tetiba disuatu hari keluarganya mencoba untuk menta'arufkan si akhwat dengan seorang ikhwan yang diktahui si akhwat adalah seorang hafidz qur'an.

Yang ingin saya tanyakan bagaimana cara sii Akhwat menyikapi hal tersebut karena sejujurnya sii akhwat masih menyukai teman ikhwannya yang ada dikampus itu dulu walapun si temannya itu tidak tahu akan hal ini. Tapi sesekali teman ikhwannya ada menghubungi si akhwat untuk hanya sekedaar tanya mengenai kabar si akhwat itu sendiri.

Tolong beri masukan buat si akhwat ustadzah, karena jujur terkadang si akhwat ini suka bingung dengan perasaannya.

🌸Jawab:
Lebih baik dia ta'aruf saja dengan calon yang diajukan keluarga saja
Karena si ikhwan yang satu tadi juga belum ada kejelasan sikap dan posisi.
Iya kalau beneran suka. Kalau tidak bagaimana?


🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
 💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘

Jodoh merupakan bagian dari taqdir Allah, maka carilah dengan cara yang Allah ridho.

Saya akhiri, afwan minkun ada kurangnya itu dari saya pribadi, kebaikan itu dr Allah, fastabiqul khairat.
Allahu yubarik fiikum

جَزَاكُمُ اللّهُ خَيْــــرًا كَثِيْرًا

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُوْا اللهَ لِيْ وَلَكُمْ
 وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


🌸Heradini Faizah, S.Psi




Tidak ada komentar:

Posting Komentar