Sabtu, 23 Juni 2018

BERSIHKAN JIWA



OLeh   : Ibu Irnawati Syamsuir Koto

          💘M a T e R i💘

Sahabat-sahabat RAK yang dicintai Allah
Untuk mengawali kajian kita malam ini mari kita renungkan ungkapan dari Abu Hurairah –radhiyallāhu ‘anhu– berikut ini,

“Hati ibarat raja, sedangkan anggota badan ibarat pasukannya. Apabila baik rajanya, maka baik pula pasukannya, apabila buruk rajanya maka buruk pula pasukannya”.

Permasalahan tentang hati merupakan perkara yang penting. Tidaklah mungkin Rasulullah Ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam terus-menerus mengingatkan ummatnya tentang hati apabila hal tersebut tidak penting. Tidaklah para Sahabat –radhiyallāhu ‘anhum– mewasiatkan agar memperhatikan hati apabila hal ini tidak penting.
Hati yang bersih dan jiwa yang tunduk kepada Allah adalah wujud kemuliaan terbesar bagi manusia sebagai hamba-Nya. Banyak orang hatinya keras dan selalu mendorong timbulnya penolakan terhadap setiap perintah Allah. Disinilah pentingnya pembersihan hati atau disebut juga dengan Tazkiyatun Nafs.

Setidak-tidaknya ada tiga alasan mengapa tazkiyatun nafs itu penting. ◼Alasan pertama, karena tazkiyatun nafs merupakan salah satu diantara tugas Rasulullah saw diutus kepada umatnya. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Jumu’ah: 2: “Dia-lah (Allah) yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, menyucikan mereka dan mengajarkan mereka Al-Kitab dan Al-Hikmah. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” Senada dengan itu, Allah SWT juga berfirman dalam QS. Al-Baqarah: 151: “Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu), Kami telah mengutus kepadamu rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan menyucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al-Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.”

Dari kedua ayat diatas, kita bisa mengetahui bahwa tugas Rasulullah saw ada tiga. Pertama, tilawatul aayaat: membacakan ayat-ayat Allah (Al-Qur’an). Kedua, tazkiyatun nafs: menyucikan jiwa. Dan ketiga, ta’limul kitaab wal hikmah: mengajarkan kitabullah dan hikmah.

Jelaslah bahwa salah satu diantara tiga tugas Rasulullah saw adalah tazkiyatun nafs “menyucikan jiwa”. Tazkiyatun nafs itu sendiri identik dengan penyempurnaan akhlaq, yang dalam hal ini Rasulullah saw bersabda tentang misi beliau diutus: “Innama bu’itstu li utammima makarimal akhlaq (Sesungguhnya aku ini diutus hanya untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia).”

◼Alasan kedua pentingnya tazkiyatun nafs adalah, karena tazkiyatun nafs merupakan sebab keberuntungan (al-falah). Dan ini ditegaskan oleh Allah SWT setelah bersumpah 11 kali secara berturut-turut, yang tidaklah Allah bersumpah sebanyak ini secara berturut-turut kecuali hanya di satu tempat, yaitu dalam QS. Asy-Syams: 1-10: “Demi matahari dan cahayanya di pagi hari, dan bulan apabila mengiringinya, dan siang apabila menampakkannya, dan malam apabila menutupinya, dan langit serta pembinaannya, dan bumi serta penghamparannya, dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya). Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (potensi) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.”

◼Kemudian alasan ketiga pentingnya tazkiyatun nafs adalah, karena perumpamaan tazkiyatun nafs adalah seperti membersihkan dan mengisi gelas. Jika gelas kita kotor, meskipun diisi dengan air yang bening, airnya akan berubah menjadi kotor. Dan meskipun diisi dengan minuman yang lezat, tidak akan ada yang mau minum karena kotor. Tetapi jika gelasnya bersih, diisi dengan air yang bening akan tetap bening. Bahkan bisa diisi dengan minuman apa saja yang baik-baik: teh, sirup, jus, dan sebagainya.

Demikian pula dengan jiwa kita. Jika jiwa kita bersih, siap menampung kebaikan-kebaikan. Tetapi jika jiwa kita kotor, tidak siap menampung kebaikan-kebaikan sebagaimana gelas kotor yang tidak siap disi dengan minuman yang baik dan lezat.


🔷🌷🔷
Sahabat RAK yang disayang Allah ...

Apabila hatinya bersih dan baik, perilakunya baik dan sebaliknya apabila hatinya kotor dan buruk perilakunya juga akan buruk. Rasulullah bersabda “ketahuilah sesungguhnya di dalam tubuh manusia ada suatu organ (mudqoh), apabila ia baik, baiklah seluruh tubuhnya, apabila ia rusak, maka akan rusaklah seluruh tubuh it. Dan organ itu adalah hati.”

Jadi perbaikan diri dan perilaku kita harus dimulai dari dalam diri kita sendiri, dari hati kita. Kebersihan hati lebih penting dan lebih utama dari pada kebersihan fisik. Hati yang bersih akan melahirkan tubuh dan prilaku yang bersih dan sehat, tidak sebaliknya. Dan tidak selalu benar ungkapan yang mengatakan “di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat.”yang benar adalah “hati yang bersih dan sehat akan menampilkan perilaku dan akhlak yang bersih terpuji.”

Dengan hati yang bersih, hidup manusia akan tenang, damai dan bahagia. Sungguh beruntung orang yang membersihkan dirinya. Dan sungguh merugi orang yang mengotori dirinya. Kebahagian dan ketentraman ini bukan saja terletak pada kehidupan duniawi yang fana, tetapi hati yang bersih juga jaminan kebahagian ukrowi yang kekal dan abadi. Pada hari kiamat nanti, anak-anak dan harta tidak bermanfaat lagi, kecuali yang datang menhadap ke Allah dengan hati yang bersih “wahai jiwa yang tentram, kembalilah kepada Rabbmu dengan sukarela dan diridhai Allah, masuklah kedalam surga-Ku.”

Tazkiyatun nafs, baik dalam artian mensucikan hati, membersihkan diri serta prilaku dari sifart negatif atasdalam artian meningkatkan kualitas diri yang dihiasi dengan ahlak-ahlak mulia dan terpuji dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai sarana (wasail).

Sarana tersebut dapat disederhanakan menjadi dua bagian , yaitu :

🔹Pertama, dengan proses takhalli, yang membersihkan dan membebaskan diri dari berbagai kotoran hati dari berbagai dosa dengan bertaubat dan beristigfar. Dan menjauhkan diri serta membebaskannya dari perbuatan dan sifat-sifat negatif atau tercela. Dengan meninggalkan dan menjauhi perbuatan tersebut seperti bohong, khianat, dengki, fasik, nifak, takabur, ghibah , namimah, dan berbagai sifat tercela lainnya.

🔹Kedua, dengan melakukan proses tahalli, yaitu membekali, membiasakan, dan menghiasi diri dengan berbagai perbuatan baik dan positif, seperti peningkatan ilmu, iman, takwa, ibadah, zikir, do'a, tilawah, dan tadabur Al-Quran. Juga dapat dilakukan dengan menumbuhkan membiasakan sifat-sifat terpuji seperti siddiq, jujur, amanah, tawadhu, kidmah dan seterusnya. Sehingga kelak sifat-sifat tersebut menjadi kebiasaan dari ahklaknya dalam kehidupan sehari-hari.

🌷Berikut kita bahas tentang tazkiyatun nafs :

1. Tazkiyatun nafs dengan ilmu
Baik dengan cara mempelajarinya, mengamalkannya, dan mengajarkannya kepada orang lain.
'Berilmulah (ketahuilah) bahwa tidak ada illah kecuali Allah. Dan mintalah ampunan terhadap dosamu.' ( QS.47:19)

Dengan peningkatan ilmu tentang ma'rifatullah akan mendorong manusia memohon ampunan atas dosanya, kelalaian. Dan kesalahannya, dan dengan ampunan atas dosa-dosanya maka hatinya menjadi bersih.
Nabi bersabda, "Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga. Dan sesungguhnya malaikat-malaikat meletakan sayap-sayapnya karena senang kepada orang yang menuntut ilmu, dan sesungguhnya orang-orang yang berilmu akan dimohonkan ampunan untuknya oleh penghuni langit dan bumi samapi ikan yang ada di dalam air." (HR.Abu Daud dan Tirmizi)

Perhatikan sekali lagi hadist diatas, bahwa seluruh penghuni langit dan bumi, bahkan ikan didalam air semuanya memohonkan ampunan kepada Allah bagi orang yang berilmu. Jadi ilmu akan mengatarkan manusia untuk mendapatkan ampunan, yang sekaligus merupakan tazkiyah dari Allah SWT.

2. Iman, taqwa, siddiqul kalam, dan amal sholeh
Iman, taqwa, siddiqul kalam, dan amal sholeh merupakan sarana tazkiyah yang paling efektif. Allah berfirman : 'Hai orang-orang yang beriman, bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah akan memperbaiki amal-amal perbuatanmu dan mengampuni dosa-dosamu.' ( QS.33:70)
'sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik-baik akan mengahapus kesalahan-kesalahan.' (QS.11:114)

3. Iman dan jihad dangan harta jiwa
'Hai orang-orang yang beriman, maukah kamu aku tunjukan perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang sangat pedih? yaitu kamu beriman kepada Allah dengan harta dan dirimu itulah yang lebih baik jika kamu mengetahuinya. Niscaya Allah Akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukan kemu kedalam syurga.' ( QS.61:10)

Rasulullah SAW bersabda 'keberadaan seseoaran gkamu di jalan Allah lebih afdhol dari pada sholatnya dirumah selama tujuh puluh tahun. Apakah kamu tidak ingin Allah mengampuni dosamu dan memasukan kamu ke dalam surga atau berperang atau berjihad di jalan Allah. Barang siapa yang berjihad di jalan Allah sejenak saja pasti masuk surga.' (HR.Tirmizi)

4. Zakat, infak dan shadaqoh
'Ambillah sebagian sari harta mereka (zakatnya) untukmembersihkan dan mensucikan mereka dengan zakat tersebut.' (QS.9:103)

'Shadaqoh dapat menghapus dosa-dosa seprti air memadamkan api. Orang yang bertawkwa akan dijauhkan dari api nerak. Yaitu orang yang menjadi bersih.' (QS.62:16-17)

5. Taubat, Istigfar dan do'a
'Dan beristigfarlah kepada Rob-mu sesungguhnya Dia Maha Pengampun. Sesungguhnya Allah membentangkan tengannya pada malam hari untuk menerima taubat orang yang berbuat salah disiang hari. Dan dia membentangkan tangannya disiang hari untuk menerima taubat orang-orang yang berbuat salah dimalam hari hingga matahari terbenam dari sebelah barat.' (HR.Muslim)


🔷🌷🔷
Sahabat Muslimah Perindu Surga ....
Ada beberapa tahapan dalam mensucikan jiwa :

1. At-Tathahharu
Artinya: Mengangkat dan membersihkan jiwa dari segala penyakitnya.

Pembersihan diri ini diawali dengan taubat. Taubat yaitu kembali pada pangkuan dan pelukan Allah, meninggalkan segala dosa dan maksiat serta berusaha untuk tidak melakukannya lagi. Dan kemudian memulai hari-hari anda dengan indah yang dihiasi dengan keimanan dan keta'atan. Diri anda akan terasa ringan dan "plong" apabila anda berhasil mengangkat penyakit-penyakit hati atau penyakit jiwa atau batin.

Apa saja penyakit jiwa?

◼Kufur, Nifaq. Yaitu ingkar kepada Allah.
Bila seseorang ditimpa bencana dan ancaman kematian, maka ia akan memohon kepada Allah dalam segala posisi saking takutnya, tetapi setelah bencana itu diangkat oleh Allah, ia lupa bahwa dengan kekuasaan Allahlah hal itu terjadi.

Firman Allah:
“Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalan yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan.” (QS.10:12)

◼Syirik & Riya’. Syirik : menyekutukan Allah dengan selain Allah.
Riya’: syirik kecil, karena adanya pada diri manusia itu sendiri. Perumpamaan Rasul SAW : “Riya’ itu bagaikan semut hitam, di atas batu hitam, di dalam hutan belantara yang gelap pada waktu malam hari." Riya’ menyebabkan seluruh amal yang kita kerjakan karena Riya’ akan ditolak oleh Allah. Ingat salah satu doa yang diajarkan Rasulullah yang termuat dalam Al-Ma’tsurat: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari menyekutukan-Mu terhadap apa-apa yang aku ketahui. Dan ampunilah aku terhadap apa-apa yang tidak aku ketahui.”

◼Hubbud dunya, atau cinta dunia(wahn).
Firman Allah:
"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan pada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas dan perak, kuda pilihan, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)." (QS 3: 14).

◼Hasad (kedengkian).
Orang yang hasad tidak senang bila orang lain mendapatkan rezeki, nikmat, dll dari Allah. Rasulullah menasehati kita, “Jauhi sifat hasad, karena tanpa terasa kebaikan amal kita habis seperti api menghabiskan sepotong kayu.” Ingat kisah seorang sahabat miskin (seorang buruh panggul) yang dikatakan Rasul SAW sebagai ahli syurga padahal ketika diselidiki oleh seorang sahabat lain amalan lainnya biasa saja. Ternyata rahasianya adalah bahwa tiap malam ia berdoa agar terhindar dari sifat hasad dan mendoakan orang lain yang berniat atau telah melakukan kezaliman atas dirinya untuk diampuni oleh Allah.

◼Ujub, yaitu kekaguman seseorang terhadap dirinya sendiri.
Kekaguman itu bisa terhadapkekaguman fisiknya (narsisme), ilmu pengetahuan yang dimiliki, dan yang paling bahaya adalah terhadap amal perbuatannya sendiri. Yang disebut terakhir Allah menggambarkan dalam surat 49:17 bahwa orang yang ujub merasa telah memberikan ni’mat (rezeki, sedekah) kepada orang lain dan merasa bangga disebut sebagai yang menyedekahi. Dengan kata lain ia melakukan amal perbuatannya karena ingin dilihat orang lain. Silakan dicek pula surat 7: 44 (bacaan para penghuni surga ketika masuk surga).

◼Takabbur, atau sombong.
Awal dari takabbur ini adalah sifat ujub. Bermula kagum pada diri sendiri kemudian ia merendahkan orang lain. Cukup banyak ayat yang menerangkan sifat takabbur ini. Lihat surat An-Nahl (16) : 22 – 25. Cara untuk menghilangkan sifat ini adalah banyak berdzikir (kagum pada Allah).

◼Ittiba’ul Hawa, atau selalu mengikuti hawa nafsu.
Orang yang mengikuti hawa nafsu tidak mau dibatasi. Allah mengijinkan disalurkannya nafsu, tetapi semua ada batasnya. Oleh karena itu fungsi kajian Tazkiyatun Nafs ini adalah supaya nafsu tersalurkan sesuai porsinya.

Dan masih banyak lagi penyakit-penyakit hati yang nampak maupun tersirat dalam jiwa dan batih manusia, yang mengakar dalam hati insan.

2. At-Takhalluq

Yaitu memasukkan atau menghiasi ke dalam jiwa itu segala sesuatu yang selayaknya berada di dalam jiwa. Ya, setelah jiwa dibersihkan dan disucikan dengan berbagai cara dengan usaha (juhud) dan sungguh-sungguh (ijtihad) dan latihan (riyadhah) baik dengan taubat, muhasabah, dan sebagainya. Kini, jiwa yang sudah mulai bersih dari noda penyakit hati atau jiwa atau batin itu dihiasi dengan sesuatu yang selayaknya ada di dalam jiwa, istilahnya kembali pada fitrah manusia dan selayaknya manusia dengan akhlaq-akhlaq baik (akhlaqul karimah) yang berhubungan dengan jiwa atau hati Baik itu husnudzhan, sabar, tawadhu'(rendah hati), jujur, amanah, tawakkal, sabar, tawadhu’, tadharru’, qana’ah, iffah, dan lain-lain sebagainya.

3. Al-Iqtida'

Yaitu meneladani perilaku yang bersumber dari nama-nama Allah (Asma’ul Husna) yang perilaku Rasul. Allah S.W.T mempunyai 99 nama (asmaul-husna), dari nama-nama yang baik itu dapat menjadi media kita untuk sadar atau was-was, atau bisa juga disebut media menambah iman kita. Diantaranya nama Allah itu yaitu Maha Adil, ya dengan nama ini kita tahu Allah itu maha adil, jadi apapun yang menimpa kita itu adalah adilnya Allah walau akal kita tidak sanggung melihat hikmahnya. Dengan ini kita akan terjauhi dari sifat Dzhan , yaitu berburuk sangka kepada Allah.

Kemudian menjadikan sifat-sifat pribadi yang karimah (akhlaqul karimah)-nya rasul pada kepribadian jiwa kita. Dengan mengamalkan sunnah-sunnah beliau dan menjauhi apa yang dijauhi oleh beliau.


🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
         💘TaNYa JaWaB💘

0⃣1⃣ Aisyah
Apakah selfi termasuk dalam katagori ujub?

🌸Jawab:
Foto Selfi bisa membawa kita kepada rasa Ujub dan riya, oleh karena itu para ulama melarang foto selfie tersebut.

Wallahu a'lam

0⃣2⃣ Rustia
Kadang ibu-ibu saling curhat mengenai anaknya, ada kalanya seseibu mengatakan 'alhamdulillah anak saya tidak pernah kena penyakit ini, itu', atau alhamdulillah anak saya begini, begitu.
TANPA ada rasa ujub saat mengatakannya, tapi Allah yang Maha tahu akan hati seseorang,
Yang demikian itu bagaimana, ustadzah?

🌸Jawab:
Kembali pada perkataan terakhir, hati itu hanya Allah yang tahu, dan hati ini sangat sulit kita menjaganya, karena begitu gampangnya hati tergoda untuk berkata sesuatu. Jadi hati-hati dengan hati, jangan sampai terkotori.

Ujub bisa saja terjadi setelah ada komentar dari orang yang mendengarkan, karena pujian mereka, terkadang terlintas tanpa sengaja rasa ujub tersebut.

Kecuali kita bicara tentang kesehatan dan kita berbagi tips nya bagaimana menjaga kesehatan anak,atau bagaimana kita menjalankan pola pendidikan anak-anak. Murni berbagi dengan contoh apa yang telah kita terapkan.

Wallahu a'lam

0⃣3⃣ Wida
Ummi..
Kalau foto bareng-bareng terus di upload di fb itu termasuk ujub juga kah?

🌸 Jawab :
Kita baca tweet ustadz felix aja yaa mba wet,

Itu cewek-cewek selfie sambil dimonyong-monyongin siapa sih yang ngajarin? (-_-); | bener-bener musibah..

Wajah di kiyut-kiyutin, di unyu-unyuin, artis wannabe kali ya? | di-publish lagi, yeuh.. (-_-); stop it already..

Cewek-cewek pikir selfie berlebih itu buat dirinya menarik? | mungkin iya, tapi bukan menarik untuk dijadiin istri (-_-);

Bayangin aja udah jadi istri lalu selfie monyong-monyongan, di imut-imutin dan kiyut-kiyutin | bisa stres suaminya deh.. (-_-);

Islam justru ajarin Muslimah jangan seneng diperhatikan, dilihat orang lain | ini malah selfie nggak jelas... (-_-);

Diperintah jelas menundukkan pandangan, agar kita dan orang pun terjaga | cewek sekarang modelnya malah "demen menggoda" (-_-);

Mati-matian pengen dibilang cantik, tewas-tewasan cari perhatian | kayaknya desperate banget demi manusia.. (-_-);

Asal tau aja, lelaki normal males kalo istrinya diperhatiin orang lain | risih kalo istrinya diliatin orang lain, nggak rela.. (-_-);

Begitulah rasa malu jadi salah satu penghias terbaik bagi Muslimah | karena malu itu cabang keimanan, nggak rugi yang punya malu.. (-_-);

Begitu pula hakikat hijab yang diperintahkan Allah | justru supaya Muslimah nggak diperhatikan, bukan malah jadi hiasan.. (-_-);

Bila berhijab ingin tampil cantik menarik, niatnya perlu dibenahi | bila berfoto sebab ingin diperhatikan, niatnya perlu dibenahi (-_-);

Selama rasa ingin eksis "ini loh gue!" masih tinggi, sulit hati merendah di hadapan Allah | maka sulitlah merasa manisnya iman (-_-)';

Jangan berlebihan, selfie-mu untuk goda suamimu aja, berpahala | jangan sampai malah jadi fitnah dan malah jadi sebab dosa.. (-_-);

Yang belum nikah, tahan untuk berlebih-lebihan dalam berfoto | karena bagi lelaki baik, bukan itu yang dia lihat, itu tidak dia perlukan..

Carilah perhatian Allah dengan meningkatkan keimanan | dan cabang iman yang penting bagi Muslimah, itulah rasa malu.

0⃣4⃣ Tatik
Kalau cerita masalah orang tua sakit ke saudara sekeluarga termasuk katagori apa bun?

🌸 Jawab:
Tergantung tujuannya untuk apa mba.

💎Mengabarkan keadaan saja bunda, agar keluarga tahu kondisinya.

🌸 Sesama keluarga boleh-boleh saja, mengabari kondisi salah satu anggota keluarga.


🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
 💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘

Baiklah Sahabat Muslimah RAK

Kita akhiri pembahasan malam  ini dengan doa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW : Allahumma aati nafsii taqwaahaa wa zakkihaa anta khairu man zkkaahaa. Aamiin.
“Ya Allah, berikanlah ketakwaan kepada jiwaku dan bersihkanlah ia karena Engkaulah sebaik-baik zat yang bisa membersihkannya.”
Aamiin.

Semoga Allah beri kita hati yang bersih dan mampu merasakan cintaNya.

Mohon maaf atas segala kesalahan yang ada selama pertemuan kita malam ini.

Wallahu a'lam

Wassalamu 'alaikum wr.wb.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar