Sabtu, 23 Juni 2018

MENDIDIK ANAK AGAR TANGGUH DI TENGAH TANTANGAN ZAMAN



OLeh  : Dr. Sitaresmi S. Soekanto, M.Psi.T

        💎M a T e R i💎

Tadi pembukaan  sudah panjang lebar oleh Fani, sekarang saya posting ya materinya.


💥Mendidik Anak Tangguh di Tengah Tantangan Zaman

Anak Emas= IQ tinggi, prestasi akademis membanggakan, bisa dipamerkan namun cenderung egois dan sulit menerima kegagalan.

Anak Beras= IQ ‘average’, prestasi biasa biasa saja sulit untuk dibanggakan atau dipamerkan, namun selalu ada dan siap membantu orang lain dan tahan terhadap kegagalan, dengan kata lain memiliki AQ yang tinggi.

ADVERSITY QUOTIENT
✓ Menurut Paul G. Stoltz, (sering dikutip oleh ibu Elly Risman)

AQ adalah kecerdasan menghadapi kesulitan atau hambatan dan kemampuan bertahan dalam berbagai kesulitan hidup dan tantangan yang dialami.

Jenis kecerdasan ini lebih penting daripada IQ, untuk menghadapi masalah sehari-hari.


🔹Karakteristik Generasi Rabbani
(Q.S 5:54)

1. Mencintai dan Dicintai Allah
2. Lemah lembut terhadap mu’min
3. Tegas terhadap orang Kafir
4. Bersungguh-sungguh di jalan Allah
5. Tidak takut celaan orang yang suka mencela


🔹Karakter mulia para Nabi

1. Qawwiyul Amin adalah sifat Nabi Musa As (Q.S 28:26)
2. Hafiizhun ‘Alim adalah sifat Nabi Yusuf As(Q.S 12:55)
3. Raufur Rahiim adalah sifat Nabi Muhammad SAW (Q.S 9:128)


🔹7 ASPEK TARBIYATUL AULAAD :

1. Tarbiyah Imaniyah/Aqidiyah
2. Tarbiyah Khuluqiyah/Akhlaq
3. Tarbiyah ‘Aqliyah/Intelektualitas
4. Tarbiyah Jismiyyah/fisik
5. Tarbiyah Nafsiyah/Kejiwaan
6. Tarbiyah Ijtima’iyyah/Sosial
7. Tarbiyah Jinsiyah/Seks

Adakah kita sebagai Orang tua sudah memperhatikan ketujuh aspek tersebut?

🔹5 Metode Tarbiyatul Aulaad :

1. Al Qudwah/ Keteladanan
2. Al’ Aadah/ Pembiasaan
3. Al Ma’uizhah/Nasihat
4. Al Mulaahazhoh/Kontrol
5. Al ‘Uuqubah/Hukuman

Sudah tepatkah metode yang kita gunakan dalam mendidik anak-anak kita?


🔹Kriteria Orang Tua Sebagai Pendidik :

1. Ikhlas
2. Amanah
3. Jujur dan bertanggung jawab
4. Cerdas dan Berilmu
5. Cerdas secara intelektual
6. Cerdas secara emosional
7. Cerdas secara spiritual


🔹Disertasi Prof. Dr. Enoch Markum tentang Pola Asuh :

1. CINTA
2. KASIH SAYANG
3. KOMUNIKASI
4. DISIPLIN
5. KONSISTENSI

Penelitian ini dia lakukan terhadap anak-anak yang kini sudah menjadi manusia-manusia sukses. Bagaimana dengan pola asuh yang kita gunakan?


🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
        💎TaNYa JaWaB💎

0⃣1⃣ Phity
Bunda saya seorang guru SMA, saya merasakan mendidik anak jaman now perlu energi luar biasa. Sepertinya mereka baper sekali, ada yang dinasehati sedikit,  langsung emosi, berani sama guru, ada juga yang mudah terpancing emosi hanya gara gara status temannya. Bagaimana caranya mendidik mereka biar bisa menjadi anak yang minimal BERAS sementara kita hanya bertemu di sekolah.

🌷Jawab :
Wa’alaikumsalam Phity

Sholihah saya salut sekali bahwa kamu menjadi seorang guru SMA, jelas itu profesi yang sangat berat di jaman sekarang karena baik orang tua maupun guru memiliki banyak saingan yakni orang-orang yang bisa menjadi idola mereka yang mereka hanya mengetahuinya melalui media dan tidak mengenalnya secara personal sehingga mereka tidak mengetahui pribadi sesungguhnya dari tokoh-tokoh tersebut yang mereka idolakan. Maka, ketertarikan mereka sebenarnya lebih bersifat maya atau imajinatif seolah-olah tokoh tersebut ideal atau nyaris sempurna padahal mereka tidak punya ikatan hati sama sekali. Menghadapi hal tersebut kita sebagai orang tua atau guru mau tidak mau harus berupaya “mengalahkan” tokoh-tokoh dunia maya tersebut dengan cara menjadi sahabat bagi mereka dan membangun kedekatan emosional dengan mereka. Paling tidak kita punya keunggulan lebih yakni bisa bertemu langsung dengan anak-anak tersebut dan bisa membangun ikatan dengan mereka.

2. Karena yang menjadi perhatian pendidikan saat ini adalah nilai-nilai akademis sehingga kurang mengasah untuk kematangan emosional mereka sehingga mereka cenderung emosional dan tidak sopan karena selama ini semua orang menganggap nilai yang tinggi adalah penting tapi kurang menilai aspek-aspek diluar akademis.

0⃣2⃣ Ridha
Saya mantan guru SMP bunda. Bagi saya jadi guru di rumah itu lebih berat bebannya dari pada di sekolahan.
Ketika mengendalikan emosi agar tidak menyakiti anak.
Ketika diri belum bisa menerima perlakuannya (mungkin masanya).
Pertanyaannya, Bagaimana caranya sebagai orang tua bisa bijak menyikapi smua, Termasuk ketika emosi bunda?

🌷 Jawab:
Wa’alaikumsalam Ridha salihah,
Memang lebih berat menjadi guru bagi anak kita sendiri karena ada faktor ikatan emosional yang lebih kuat juga perasaan memiliki lebih besar maka harus lebih sabar dan kuat untuk mengendalikan emosi. Pada saat kita marah kepada anak kita lalu merasa kemarahan kita akan berlebihan atau melampaui batas maka sebaiknya kita menjaga jarak terlebih dahulu.

Contoh masuk ke kamar dulu beristigfar lalu setelah lebih tenang kita keluar dan berbicara dengan anak kita apa yang membuat kita kecewa dengan mereka. Sebab bagi anak tersebut dia tidak akan menangkap pesan kita dengan nada tinggi marah-marah dan emosional. Selain itu sebagai seorang ibu kita juga harus memastikan memiliki kekuatan spiritual atau rohaniah yang bagus dengan cara memperhatikan asupan rohaniah yang cukup dengan ibadah Sholat, tilawah quran dan dzikir kita. Ibadah-ibadah seperti itu menyuplai energi dan kesabaran sementara mendidik anak adalah sejenis ibadah yang menguras tenaga dan kesabaran sehingga jangan sampai defisit rohani.

0⃣3⃣ Kiki
Assalamu'alaikum bunda. Terimakasih materinya.
Bagaimana menyeimbangkan antara pendidikan agama dan pendidikan ilmu pengetahuan untuk anak?
Apakah benar harus memilih salah satu? Semisal jika kita ingin mendidik anak yang bisa menghafal beberapa juz, maka sedikit mengesampingkan pelajaran.
Afwan jika ada kesalahan kata.

🌷Jawab:
Wa’alaikumsalam Kiki sholihah,
Sebaiknya diintegrasikan antara pendidikan agama dengan pendidikan ilmu pengetahuan untuk anak, sebaiknya juga memilih sekolah yang selain bagus mengontrol hafalan Quran juga memiliki kemampuan akademis yang baik idealnya tidak saling mengurangi porsi yang lain artinya bila kita ingin menambah hafalan Quran bukan berarti pelajaran yang umum tidak diperhatikan, hal yang harus kita ingat adalah hafalan Al Quran meningkatkan kecerdasan anak sehingga membantu dia dalam mempelajari pengetahuan umum.

0⃣4⃣ Anik
Assalamu'alaikum bunda.
Bagaimana cara untuk mengingatkan anak untuk berhati hati, tetapi tidak membuat anak menjadi penakut. Contoh bermain sepeda.
Satu lagi cara untuk mendidik kepemimpinan anak dan agar berprinsip, tidak hanya ikut ikutan, lebih PD terutama anak laki laki.

🌷Jawab:
Wa’alaikumsalam anik solihat,
Mengingatkan anak untuk berhati-hati bagus misalnya terhadap bahaya api, bahaya benda tajam, bahaya berlari menyeberang tanpa menengok ke kanan dan ke kiri namun jangan sampai ketakutan kita berlebihan sehingga menjadi over protektif terhadap anak. Sebab hal itu akan membuat anak menjadi ketergantungan dengan kita, penakut serta tidak percaya diri. Oleh karena itu, sepanjang bukan hal-hal yang membahayakan sebaiknya kita percayakan untuk mengerjakan segala sesuatu tanpa selalu kita bantu jadi jangan selalu membatu anak karena akan merusak anak.


🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
 💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎


Melahirkan, membesarkan dan mendidik anak adalah ladang jihad bagi perempuan semoga kita semua bisa meraih surga dengannya.


Wassalamu'alaikim wr.wb.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar