Jumat, 23 Juni 2017

Wanita Dalam Penantian



OLeh : Ustadzah Halimah

Assalamu'alaikum warrohmatullahi wabarrakatuh.
Barakallah...semoga semua dalam keadaan sehat wal'afiat walaupun mungkin ada sebagian daerah yang sedang hujan, yang sedang sibuk kita do'akan semoga Allah berikan kemudahan dan kelancaran atas urusannya dan yang sakit kita do'akan semoga Allah angkat penyakitnya dan segera diberikan kesehatan.
Jazakillah khair mbak Hanny yang telah mengundang bunda untuk hadir di roomnya para *Bidadari Surga*.
Kajian kita malam ini bertemakan tentang:
🌸 *WANITA DALAM PENANTIAN* ðŸŒ¸
Penantian apakah itu?
Penantian akan cinta Allah kah...
Penantian akan lowongan kerja....
Penantian akan kematian...
atau
Penantian akan jodoh...
Ternyata banyak penantian yang bisa kita tunggu.
Wanita adalah makhluk lemah lembut yang mudah rapuh, tinggal bagaimana kita sebagai wanita menjadikan diri ini kuat dan bermakna.
Dalam Islam tidak pernah dibayangkan adanya pengurangan hak wanita atau penzhaliman wanita demi kepentingan laki-laki. Karena Islam adalah syariat yang diturunkan untuk laki-laki dan perempuan. Namun Islam mengatur wanita dalam tatanan yang sempurna. Sehingga apapun yang dilakukan oleh wanita jangan sampai mengurangi derajat dan martabatnya dalam agama.
_“Katakanlah kepada wanita yang beriman; Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau Saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara lelaki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”_
(Q.S. An-Nur: 31)
Islam sangat menjaga kemulian wanita, sehingga wanita tidak dibiarkan apabila keluar dari rumahnya dalam keadaan memperlihatkan perhiasannya. Karena perhiasan merupakan sesuatu yang sangat istimewa baginya. Bahkan dari situlah lelaki dapat mengukur sampai dimana keshalihan seorang wanita dan tentang kadar imannya.
Selain berdosa menurut pandangan Islam, wanita yang berpakaian tidak menutupi auratnya dapat membawa bahaya bagi dirinya. Apalagi yang memakai kalung emas dan gelang emas. Ini sangat menarik perhatian pencopet dan perampok. Bahkan wanita yang menampakkan auratnya akan mempengaruhi lelaki-lelaki jahil untuk mengganggunya bahkan memperkosanya.
_“Hai Nabi, Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka’. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”_
(Q.S. Al-Ahzab: 59)
_Kita sebagai makhluknya Allah pasti punya perasaan akan cinta..._
_Siapa yang tidak ada rasa cinta dalam dirinya?_
_Semoga kita semua mempunyai rasa cinta itu..._
_Bagaimana kalau tidak ada rasa cinta dalam dirinya, ya?_
_Aduh...apakah kita bisa menggapai ridho Allah? Kalau kita tidak ada rasa cinta..._
🌸🔹🌸
Cinta adalah anugerah Allah yang bisa mengantarkan manusia kepada kebahagiaan, para pakar Cinta sendiri mempunyai banyak definisi tentangnya dan saling berbeda tapi yang bisa disepakati adalah Cinta mendorong untuk melakukan hal-hal positif, karya-karya besar dan menjadikan hidup lebih hidup.
Cinta bisa menghilangkan rasa sakit, mendorong untuk segera sembuh, cinta juga bisa menggeser segala jenis rintangan, halangan, gesekan, ujian, cobaan, kesedihan, kegalauan, kesulitan dan benda-benda mati lainnya, karena hakikat cinta adalah benda hidup yang senantiasa menghiasi hari-hari pecinta sejati. Maka teruslah hidup dengan benda hidup (Cinta).
Cinta bukanlah pemaksaan kehendak dan bukan juga cinta siapa yang memaksakan kehendak, melainkan cinta adalah sebuah dialog antara dua insan yang harus di perjuangkan dengan rahmat dan ridha dari sang pemilik cinta yaitu Allah.
Cinta itu bermacam-macam: ada cinta kepada Allah dan rasul-Nya, kepada agama, negara, manusia, materi, lingkungan, hobi dan banyak lagi. Bukti kita cinta kepada Allah yaitu patuh dan taat pada perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya.
Cinta berawal dari pengenalan atau ta’aruf, setelah itu timbul rasa, lalu tanggung jawab dan yang terakhir adalah kesetiaan, bukan cinta namanya bagi yang tidak mengenal dan juga yang tidak setia kepada pasangan.
Cinta atau Mawaddah adalah mengosongkan hati dari segala kekurangan terhadap pasangannya, saling mengerti dan melengkapi. Karena jika Cinta, segala kekurangan yang ada pada kekasihnya itu terlihat normatif, sehingga betapapun buruk yang di cintainya akan menjadi terlihat baik karena cinta dan itulah arti sejati dari Mawaddah. (Khusus yang sudah menikah)
Oleh karenanya bagi para penjalin cinta kasih (Suami-Istri) hendaknyalah memperjuangkan cinta, jaga cintanya agar tetap bersemi menghiasi isi hati, sedangkan bagi para penanti jodoh hendaknya bersabar akan jaminan dari Allah berupa kehidupan yang layak di dunia seperti yang tersirat pada surat An Nahl ayat 97 juz 14.
Inilah rangkaian singkat dari arti cinta, oleh karenanya wajib bagi kita untuk memahami lebih dalam akan arti cinta sebelum kita melanjut ke konsep jodoh yang terakhir.
🌸🔹🌸
Bagaimana seorang muslim yang dalam masa penantian seharusnya menyikapi?
• Apakah mengumbar cintanya?
• Mempernontonkan auratnya?
• Hanya berdiam terpaku saja?
Mungkin para Bidadari bisa memilih dari 3 itu yang sebagai sikap dalam penantian...
apakah 3 kalimat itu yang akan dipakai atau tidak tiga-tiganya...?
Persoalan jodoh memang bukan perkara gampang. Ketetapan Allah SWT berada di atas segala-galanya. Dan masalah menikah bukan hanya sekedar bersatunya dua insan, namun menjadi sempurnanya dien seorang mukmin.
Sebuah sunnatullah yang begitu dianjurkan oleh tauladan kita, Nabi Muhammad SAW. Sebuah ikrar suci yang Allah janjikan dapat menenteramkan hati anak Adam. Fitrah manusia yang memang dibekali cinta dan diciptakan berpasang-pasangan, seperti tertuang dalam:
_“Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah.”_
(QS. Adz Dzariyat: 49)
Maka siapa yang tidak mendambakannya? Siapa yang tidak ingin menyegerakannya? Terkhusus bagi para jomblo-ers yang sudah berada di usia kritis. Di saat semua persiapan di rasa sudah cukup, baik lahir maupun batin. Namun jodoh yang ditunggu-tunggu tidak kunjung datang. Waktu demi waktu bergulir, dalam penantian yang tidak jelas kapan akan berakhir. Akankah berakhir di dunia?
Atau nanti, baru akan di beri ketika berada di surga-Nya?
🌸🔹🌸
Fenomena galau dalam masa penantian sudah bukan hal yang asing lagi, dan tidak jarang para penanti ini terjebak dalam pikiran-pikiran yang melemahkan iman. Bahkan tidak jarang yang berputus asa hingga akhirnya menyerah.
Tidak jarang ada yang menggadaikan keshalihannya karena sudah tidak kuat lagi hidup sendiri. Berangkat dari kekhawatiran inilah, Mas Udik Abdullah menuangkan nasihat panjangnya dalam buku *Teman Dalam Penantian*. Sebuah wejangan penuh makna dari seorang kakak dan seorang anak manusia, yang juga pernah berada dalam masa penantian. Tiga tahun waktu yang diperlukan untuk meramu buku ini, hingga benar-benar bisa menjadi sahabat setia dan penguat bagi setiap insan yang tengah menanti datangnya sang pujaan hati.
“Jika kebahagiaan ibarat sinar matahari dan kesedihan ibarat rintik air hujan. Sungguh kita memerlukan keduanya untuk melihat indahnya pelangi.” (63)
Sabar dan berbaik sangka kepada Allah, inti utama dari pesan yang ingin disampaikan oleh Mas Udik. Karena bagaimanapun, Allah lah yang paling tahu, yang terbaik bagi umatnya. Allah yang paling paham, atas skenario yang telah ditulis-Nya untuk kebaikan setiap umat. Tidak ada sesuatu pun yang Allah ciptakan sia-sia, selalu ada hikmah dari segala kehendak-Nya. Dan satu yang harus diyakini oleh setiap insan yang menunggu, bahwa cepat atau lambat jodoh itu akan datang. Fatimah RA, wanita penghuni surga menikah pada usia ke-40 tahun dan Ummu Aiman ibunda Usamah bin Zaid menikah pada usia yang ke-50 tahun. Tidak ada keraguan dari keshalihan mereka, bahkan Fatimah RA merupakan sosok busines women yang disegani. Namun Allah punya ketetapan-Nya sendiri.
Turut diceritakan dalam buku ini, seorang akhwat yang ta’aruf sebanyak 25 kali dan kesabarannya berbuah setelah ta’arufnya yang ke 26. Bagaimana dengan para penanti lainnya? Sudah berapa kali ta’aruf yang dijalani?
Dan mengapa sudah berputus asa bahkan sampai menghujat Allah tidak adil? Padahal boleh jadi, apa yang baik menurut kita, tidak baik menurut-Nya. Mengapa tidak bisa berpasrah diri dengan apa yang diinginkan-Nya? Mengapa justru memberi ruang, bagi setan-setan untuk memainkan iman?
🌸🔹🌸
Beberapa tips untuk mengurangi keresahan hati, yakni dengan:
1. Mendekatkan diri kepada-Nya.
_“Allah Yang Maha Mengetahui segala sesuatu yang ada di dalam hati, melimpahkan Kasih Sayang-Nya dengan menganugerahkan nikmat jodoh pada keduanya berkat ketulusan hati mereka dalam meningkatkan iman dan takwa.”_ (98)
2. Memperbanyak dzikir.
_“Dengan memperbanyak dzikir hati akan dilapangkan oleh Allah, sehingga tidak lagi terhimpit oleh rasa sesak dengan prasangka yang bukan-bukan kepada Allah.”_ (103)
3. Memperbanyak doa.
_“Doa mampu membesarkan jiwa, menumbuhkan harapan, menghilangkan gelisah dan menenangkan batin. Dan dengan doa pula, akan ada jalinan mesra dengan Sang Pemilik alam raya.”_ (108)
4. Mendirikan shalat ketika beban terasa berat.
_“Setiap keresahan datang biasanya menjadi berkurang bahkan hilang segala kegundahan hati.”_ (122)
5. Silaturrahim.
6. Bersyukur karena nikmat yang diterima lebih banyak, dari pada hanya berfokus pada jodoh yang tidak kunjung datang.
7. Memperbanyak baca Al-Qur’an.
_“Mulailah dengan rasa rindu pada Allah, sehingga bacaan menjadi terasa syahdu di hati. Insya Allah hati menjadi tenang dan tenteram.”_ (138).
8. Perdalam ilmu.
_“Gembirakan hatimu, boleh jadi jodoh yang datang terlambat merupakan jalan untuk menaikkan derajatmu di sisi Allah.”_ (140)
9. Menghibur diri dengan makanan.
🌸🔹🌸
Nasehat tentang bagaimana memanfaatkan waktu yang dimiliki dalam masa penantian, dan merapikan kembali niat kita dalam menikah. Apakah kita menikah agar kita senang atau agar Allah senang?
Jika yang kita ingin Allah senang, maka apapun ketetapannya seharusnya membuat kita bahagia dan tetap optimis. Kriteria-kriteria yang selama ini mungkin menjadi penghalang datangnya jodoh, sudah saatnya diselaraskan dengan tujuan utama menikah. Dan yang terpenting tetap merawat dan meningkat pesona diri, lahir dan batin.
Semoga yang masih dalam penantian tidak salah bersikap dan berbuat. Semoga kita selalu mengharapkan ridho Allah dan keikhlasan Allah memenuhi penantian kita.
Demikianlah materi kajian kita malam ini, silahkan dibaca lagi,ya para *Bidadari Surga*...
Saya kembalikan lagi kepada mbak momod nit sholcan...
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎TaNYa JaWaB💎
0⃣1⃣ iMa
Bunda, kan jodoh itu cerminan diri kita ya, aku percaya akan hal itu tapi kadang hati suka gelisah saat masa penantian. Cara mengatasinya bagaimana ya bunda?
Makasih bunda.
💜Jawab:
1. Dzikrullah (mengingat kepada Allah)
_“(Yaitu) orang–orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”_
2. Membaca Al-Qur’an
Sebuah kapal selam akan tetap bertahan di dalam air dengan tanpa masalah sedikit pun, walau dipermukaan bumi terjadi berbagai guncangan keadaan dia tetap bertahan, berjalan dengan pasti tidak ada pengaruh bisikan sana–sini, yang ada dia hanya bersikukuh untuk meneruskan perjalanannya sembari menikmati indahnya aneka makhluk di dasar laut.
Rasakanlah tenteramnya saat membaca ayat suci yang memang original buatan Yang Maha Pemilik Hati, sekalipun kita tak mengerti terjemahan dalam bahasa Indonesianya, tapi adalah perasaan yang berbeda dibandingkan dengan membaca buku–buku biasa, terlebih jika kita telah mengetahui arti dari ayat–ayat yang telah kita baca, subhanallah. Ya, karena Al–Qur’an memang istimewa.
3. Menjauhi maksiat
Bagaimana caranya hati kita menjadi tenteram, sementara hati kecil kita terus menolak akan kebenaran palsu (maksiat) yang kita lakukan?
Segera tinggalkan, seburuk–buruknya hati pasti akan merasa tidak nyaman jika kita melakukan kesalahan. Karena, sejatinya fitrah hati adalah suci. Dan ini tentang bagaimana orang yang diamanahi hati untuk tetap menjaga kesuciannya. Apakah akan tetap terjaga dalam kesuciannya, ataukah merelakannya untuk ditutupi oleh kebenaran palsu dan keindahan yang semu.
4. Menjauhi ketergantungan pada makhluk
Apa yang membuatmu ragu untuk melakukannya dengan tegaknya pijakanmu sendiri? Kita sama, kita bisa. Coba dulu deh & rasakan sensasinya. Optimis.
5. Perbanyak ibadah
Sibukkan diri dengan ibadah, karena segala sesuatu yang kita lakukan, memang surga adalah obsesinya. Bagaimana caranya untuk meraih surga?
6. Yakin dengan pertolongan Allah.
Bukankah Allah itu dekat? Allah akan sesuai prasangka hambaNya.
7. Memperhatikan bukti kekuasaan Allah
Lihat sekeliling kita, betapa mentari dengan cerahnya menyambut kita, betapa malam yang selalu setia menina-bobo kan kita dalam ketenangannya. Lihatlah betapa ilmu terbentang luas, dan apakah sedikit pun telah kita genggam dengan penguasaan? Rasakan setiap apa kita hirup, sebuah proses yang terus berulang tanpa ada keluh kesah karena segalanya telah berjalan pada koridor kebenaran yang tepat.
8. Bersyukur
Dan Allah akan memberi balasan dan menambah nikmat-Nya kepada orang-orang yang bersyukur. Al-Qur’an: Surat Ali Imran: 144.
0⃣2⃣ Yeni Handayani
Terkait jodoh dan cinta. Bisakah seorang menikah dengan orang yang tidak dicintai? Apakah cinta akan tumbuh belakangan? Ataukah seharusnya menikah dengan didasari rasa cinta?
Harus ada chemistry-nya dulu?
Terus bunda, cinta dan rasa itu kan datangnya dari Allah. Bagaimana jika cinta dan rasa itu datang kepada orang yang tidak tepat dan bahwa orang itu tidak dapat dimiliki? Bagaimana apakah berdosa?
💜Jawab:
Menikah tanpa perasaan cinta, memang harus begitu bukan? Sebab jika cinta sudah terasa jalari hati, waspada, di sana permainan setan turut serta. Memang siapa dia, apa kepentingannya dalam hidupmu, bagaimana syariah berkata, jika seorang yang belum halal untuk kau genggam perasaannya telah mengisi hatimu?
Menikah tanpa perasaan cinta, bisa jadi buaian angan semata yang merajuk hatimu mencari seseorang yang kau cintai tanpa hubungan sah, mencari dan terus mencari sampai terjerembab di lubang kenistaan yang telah Allah larang, yakni zina.
Menikah tanpa perasaan cinta, membiarkan hatimu tetap dalam keadaan kosong yang hanya diisi dengan kepercayaan pada Allah, jika perempuan yang baik untuk lelaki yang baik begitu pun sebaliknya. Mengisinya dengan prasangka baik pada Allah lewat pengharapan-pengharapan doa yang pasti Allah dengar, sedangkan cepat atau lambat itu hanyalah perkara waktu yang haqqul yakin Allah mengabulkannya.
Menikah tanpa perasaan cinta, akan terhapuskan setelah kau temukan dia sang pangeran jawaban atas doa-doamu, kondisi dan keadaan setelah menikah yang mewajibkan sepasang suami istri hidup bersama walaupun baru saling mengenal akan membentuk perasaan cinta. Jika sebelum menikah telah miliki perasaan cinta pada pasangan yang tidak diakui KUA apalagi Tuhan, itu adalah permainan syaitan yang menjerumuskan, sedangkan buih perasaan cinta yang hadir setelah menikah yakinlah itu kebesaran Allah yang menghantarkan dua insan menuju gerbang kebahagiaan dunia dan akhirat.
Perasaan cinta mampu tumbuh dengan sendirinya, terlebih bagi seorang perempuan, melihat pasangan berakhlak baik pun telah getarkan perasaan-perasaan. Jangan takut menikah tanpa perasaan cinta, jika telah yakin bahwa pasangan yang meminangmu miliki pemahaman yang baik terhadap agama. Pasangan yang baik agamanya, menjadikan kewajiban sebagai landasan tanggung jawabnya. Dan tanggung jawab ialah bukti cintanya. Tanggung jawab bukan hanya di dunia tetapi akhirat.
0⃣3⃣ Yama
Sebenarnya jodoh itu sebatas mana?
Apakah kalau sudah menikah berarti jodoh?
Adakah jodoh bisa salah? Kalau memang salah karena banyak ketidaksesuaian, tidak sefaham...lalu haruskah berpisah?
💜Jawab:
Jodoh bagi yang belum harus sabar menanti, mungkin di dunia tidak tapi in sya Allah di akhirat ada.
Dengan kita menikah berarti jodoh kita sudah datang, kita harus mensyukurinya. Tidak ada jodoh yang salah, yang salah adalah manusia itu dalam memahami jodoh dan kehidupan pernikahan. Harusnya kita berusaha agar jodoh kita kekal karena jodoh itu mempertemukan 2 orang yang berbeda jenis kelamin, beda karakter, beda sifat dan beda 2 keluarga besar. Tinggal kita harus bisa menyatukan itu semua dengan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah. Kita cinta dengan jodoh kita karena Allah bukan karena nafsu atau karena kaya atau karena orang terpandang, dengan sama-sama mempunyai tujuan yang sama beribadah kepada Allah in sya Allah perbedaan yang ada tidak akan mengganggu dan membengkokkan jalannya jodoh.
0⃣4⃣ Wandira
Bila kita menanti seorang pria, menunggu setiap waktu baik kabar atau sejenisnya (ingin diperhatikan) dan tetap berharap pada Allah hanya diam tidak memberi tahu pria itu, namun yang dilakukan berdoa untuk kebaikan dia. Apakah yang dilakukan salah Bund? Lalu bagaimana agar perasaan ini tidak terlalu besar pada dia namun hanya untukNya? Sudah menjalankan perintahNya masih terus begitu Bunda. Terkadang lelah dengan perasaan ini Bunda.
💜Jawab:
Kita harus membuang pikiran yang menghantui diri kita akan sosok laki-laki, kalau kita hanya memikirkannya berarti setan sudah berhasil mengoda manusia sehingga kita lalai beribadah kepada Allah. Mungkin kita bisa dengan sholat istikhoroh dan berdo'a kepada Allah dengan do'a;
_“Ya Allah, jika jodohku masih jauh, maka dekatkanlah. Jika sudah dekat, maka satukanlah kami dalam ikatan suci. Dan jika ini merupakan ujian buatku, damaikanlah hatiku dengan ketentuan-Mu.”_
Agar bayangan laki-laki itu tidak selalu menghantui, cobalah kita mengalihkan pikiran kita dengan hal-hal lain atau menyibukkan diri dengan kegiatan positif dan selalu berusaha menjauhkan dia dari pikiran kita agar kita terhindar dari zina.
0⃣5⃣ June
Ini kasus teman, begini ustadzah: Bagi akhwat yang sedang dalam penantian, khususnya yang sudah memasuki usia kritis pun dalam usaha ta'aruf tidak pernah berhasil. Akhirnya dihimbau untuk tidak usah memilih-milih, toh cinta bakal datang seiring berjalannya waktu yang penting sudah ada yang serius langsung nikah saja, sayang umur katanya.
Mohon ustadzah, pencerahannya biar akhwat ini bisa kuat melalui semuanya. Apakah saran tersebut baik adanya?
💜Jawab:
Dalam memilih jodoh, kita tidak harus banyak memilih atau banyak mengajukan syarat yang mungkin bisa memberatkan jodoh kita. Kita hanya bisa bersabar, ikhtiar dan berdo'a agar Allah memberikan jalan untuk jodoh kita. Dan kitapun tidak boleh pasrah karena usia kritis, kita langsung menerima saja tanpa kita tidak memerhatikan latar belakang aqidahnya dan ketaqwaannya. Agar kita dan jodoh kita bisa saling melengkapi satu sama lain dengan tujuan ridho kepada Allah.
0⃣6⃣ Yeni
Bagaimana jika cinta dan rasa itu datang kepada orang yang tidak tepat dan bahwa orang itu tidak dapat dimiliki? Bagaimana apakah berdosa?
Bagaimana bisa move on, menghilangkan rasa itu?
Syukron bunda.
💜Jawab:
Cinta tidak harus memiliki. Sedikit terasa mengganjal dalam hati mencermati kalimat ini. Konon kabarnya, fitrah manusia untuk mencintai. Ya, baiklah kalau begitu. Tapi yang mengganjal di sini adalah seseorang mencintai seorang manusia lainnya sebelum dinyatakan sah dan halal. Apakah salah? Entahlah. Suka pada seseorang sebelum menikah, sepertinya tak ada masalah. Tidak ada masalah jika hanya sebatas rasa kagum, simpati, suka karena terdapat teladan yang baik dalam diri seseorang. Tapi apakah harus mencintainya? Mengharapkan seseorang tersebut untuk menjadi pasangan hidup, sepertinya itu juga bukan suatu kesalahan. Sangat wajar jika seseorang mengharapkan pasangannya adalah orang yang baik, shalih/shalihah, mengagumkan, dan terdapat suri teladan yang baik dalam dirinya. Wajar, sangat wajar dan manusiawi. Tapi apakah harus mencintainya? Dan apakah harus “dia”?
Kawan, aku bukanlah orang yang penuh kebaikan sehingga aku pantas untuk menggurui dan menasihatimu. Maaf, sekali lagi, maaf. Tugas kita sesama muslim adalah saling mengingatkan pada saudaranya. Dan kali ini, sejatinya aku ingin mengingatkan diriku sendiri dan ingin berbagi padamu. Mohon ingatkan aku jika ada yang salah, kawan.
Wajar-wajar saja jika kita suka pada seseorang, mengaguminya, itu hal yang manusiawi. Tapi mencintainya, wajarkah? Teringat seorang teman mengatakan kalimat yang juga cukup populer tentang cinta. “Cintai apa yang dimiliki, bukan miliki apa yang dicintai”. Begitu pula kurasa dengan kekasih, pasangan hidup, seorang manusia yang menjadi pendamping dunia akhirat. Sayang sekali jika kita mencintai seseorang yang belum tentu akan menjadi pasangan hidup kita nantinya. Iya kalau jodoh kita adalah dia. Tapi jika bukan, betapa kasihan jodoh kita yang sebenarnya. Ia yang seharusnya mendapatkan cinta seutuhnya, namun sebagian hati telah tertawan pada hati yang lain. Ia yang seharusnya kita cintai, tapi nyatanya hanya mendapatkan sisa-sisa cinta dari sekeping hati kita yang rapuh ini.
“Jodoh itu tidak akan tertukar”, begitu celoteh temanku yang lain. Yakinlah bahwa seseorang yang berjodoh dengan kita nantinya adalah yang terbaik. Jadi tidak perlu menyibukkan diri untuk mencintai hati yang belum tentu akan mencintai seperti kita mencintainya. Kalaupun ia juga cinta, belum tentu kan berjodoh. Tidak sampai hati rasanya bila menyakiti pasangan yang sebenarnya nanti. Dialah yang seharusnya dicintai dengan sepenuhnya. Bukan dengan sisa-sisa cinta, apalagi hanya sebagai pelarian semata.
Ada baiknya jika sekarang kita mempersiapkan diri dan menjaga hati untuknya. Tidak ingin hati ini ternoda oleh cinta yang salah alamat.
Cintaku hanya akan ku berikan setelah akad nikah. Ijab qobul yang begitu sakral terucap, menggetarkan hati begitu dahsyat sehingga cinta itu akan tumbuh secara alami. Aku hanya ingin mencintainya setelah ia halal bagiku. Sepenuhnya, tanpa terbagi.
Kembali pada dua kalimat cinta yang cukup populer tadi. _“cinta tidak harus memiliki” dan “cintai apa yang dimiliki, bukan miliki apa yang dicintai”_. Dua kalimat ini terasa bertolak belakang dari satu sudut pandang tertentu. Kalimat pertama menyiratkan makna bahwa cintailah apa saja, siapa saja. Tapi ingat, mencintainya bukan berarti harus memilikinya.
Sedangkan kalimat kedua, cukup lugas. Memberikan pandangan dan pilihan yang sedikit berbeda. Ada perbedaan antara mencintai apa yang dimiliki dengan memiliki apa yang dicintai. Dalam konteks pasangan hidup. Mencintai apa yang dimiliki, ini berarti cinta itu tumbuh setelah seseorang sah dan halal bagi kita. Sedangkan memiliki apa yang dicintai, ini berarti cinta itu telah bersemi indah sebelum seseorang tersebut sah dan halal baginya. Jika kita ingin “memiliki apa yang kita cintai”, maka kalimat “cinta tidak harus memiliki” berlaku di sini. Namun, tidak kan berlaku jika kita “mencintai apa yang kita miliki”. Yang berlaku adalah “cinta harus memiliki”. Karena kita sudah memiliki terlebih dulu sebelum mencintainya.
Dan hal ini menyiratkan sebuah isyarat rasa syukur yang begitu besar atas apa yang telah ditetapkan oleh Allah untuk kita. Kalaupun ternyata pasangan kita nantinya tidak sesuai harapan, itu artinya Allah ingin kita belajar untuk bersabar. Dan ingatlah, Allah itu bersama orang-orang yang sabar. Di sisi lain, Allah akan menambah nikmatnya bagi yang selalu bersyukur.
Sungguh dahsyat rasanya jika kita mencintai apa yang kita miliki. Hidup dalam bingkai cinta yang tulus berhiaskan kesyukuran dan kesabaran. Kebahagiaan bukanlah hal yang sulit diwujudkan. Kedamaian dan ketenangan pun akan terus mengiringi dalam setiap degup jantung. Bukankah ini begitu indah, kawan?
Satu hal yang perlu diingat, kawan. Cinta pada manusia bukanlah yang abadi. Jadikan cinta itu sebagai media mengalirnya cinta menuju muara cinta yang paling agung. *Cinta pada Allah. Cinta inilah yang hakiki*. Mencintai pasangan merupakan salah satu perwujudan cinta pada Rabb yang menguasai jiwa ini. Sebesar apapun cinta itu, tetap tujuan akhirnya adalah cinta pada Sang Penguasa Cinta.
Dialah yang memiliki cinta terluas, cinta tak berbatas. Dialah yang berhak untuk dicintai sepenuhnya. Karena setiap detail kehidupan kita tak bisa lepas dari cinta-Nya.
Kawan, andai dirimu kebingungan melabuhkan cinta karena belum ada seseorang yang halal bagimu, tidak perlu merasa galau. Kegelisahan hanya membuat kita terus merasa risau. Ada Allah yang kita miliki dan yang memiliki kita sepenuhnya.
Cintailah dengan cinta terbaik yang kita punya. Yakinlah Dia tidak akan menyia-nyiakan cinta kita yang seadanya ini. Jika yang kita dapatkan tidak sesuai keinginan, bukan Allah tidak mencintai kita. Tapi Allah ingin kita belajar menjadi orang yang sabar sehingga kita bisa terus merasa dekat dengan-Nya. Karena Allah bersama orang-orang yang sabar. Namun jangan lupa untuk bersyukur ketika yang kita dapatkan sesuai keinginan. Karena rasa syukur itulah yang menjadikan nikmat Allah terus bertambah.
Tidak pernah rugi, bukan? Ibarat berdagang, perdagangan yang selalu menguntungkan hanyalah perdagangan dengan Allah, Rabb penguasa semesta.
0⃣7⃣ Yuyun
Assalamu'alaikum...
Bunda, Jika seorang wanita yang sudah dikhitbah dan keluarga dari pihak wanita ingin segera melanjutkan ketahap berikutnya (menikah) akan tetapi dari pihak keluarga laki-laki terutma ibunya yang mengulur-ulur waktu yang lumayan lama (1-2 tahun). Sedangkan salah satu dari keluarga wanita pernah bilang seperti ini: _"kalau tidak bisa menikah tahun sekarang mending sudahan aja"._
Apa yang harus dilakukan wanita ini dalam penantiannya? Apakah harus bertahan atau sebaliknya?
Syukron.
💜Jawab :
Proses Khitbah/Lamaran:
Apabila tanggapan kedua keluarga positif, si ikhwan tidak perlu ragu lagi untuk menyatakan keseriusan dalam bentuk khitbah/lamaran di pekan kedelapan. Pihak keluarga besar ikhwan (dengan jumlah keluarga yang lebih banyak dari silaturahim sebelumnya) bersilaturahim ke pihak akhwat untuk mendampingi pihak ikhwan dalam menyatakan lamarannya. Karena sebelumnya sudah dikondisikan dan sama-sama positif tanggapannya, insya Allah proses lamaran akan berjalan lancar & lamaran akan diterima. Jangan lupa sepakati tanggal menikah juga di acara lamaran ini, tentunya diikhtiarkan sesuai target awal yaitu sebulan lagi.
Kalaupun kedua keluarga menginginkan acara yang cukup besar yang membutuhkan banyak persiapan, bisa dikondisikan agar bulan depan setidaknya bisa diselenggarakan akad nikah dulu dan walimahnya bisa menyusul setelahnya. Dalam proses khitbah harus ada kesepakatan untuk jenjang berikutnya kalau belum ada kesepakatan khitbah itu gagal.
💎 Awalnya kedua keluarga sudah sepakat dengan jarak waktu yang tidak terlalu lama dan tidak terlalu cepat. Namun di kemudian hari ibunya dari pihak laki-laki datang ke rumah wanita tersebut dan membatalkan sebelah pihak kesepakatan tersebut dan agar pernikahan diundur dengan waktu yang lebih lama.
💜 Mungkin orangtua dari pihak perempuan juga bisa membatalkan pernikahan kalau dari pihak laki-laki membatalkan sepihak kecuali jika ada hal yang syar'i yang tidak mungkin pernikahan dilakukan waktu yang disepakati misalnya calon prianya sakit parah atau kecelakaan parah yang mungkin makan waktu lama.
0⃣8⃣ Novie
Ketergantungan pada makhluk seperti apa jelasnya ustdazah yang dilarang agama?
💜Jawab :
Dia tidak punya pendirian sendiri, selalu mengikuti apa yang dikatakan orang, tidak bisa mengambil keputusan sendiri dalam hal jodoh, rezeki dan kehidupan, harus minta keputusan dari orang lain. Ini sebenarnya tidak boleh, berarti kita belum bisa memahami diri sendiri dan keinginannya.
0⃣9⃣ Eyang Jeany
Bunda, kalau kita tergantung pada orang tua khususnya ibu, itu bagaimana?
Dan minta keputusan terkait dengan jodoh?
Artinya kalau ibu bilang ya ridho, oke tentang jodoh bagaimana?
Karena pengalaman pribadi saya, apa yang ibu bilang tentang laki-laki yang akan menjadi jodoh kita itu pandangan ibu benar.
💜Jawab:
Kalau sudah ibu yang berbicara kita tidak bisa menolak tapi sebenarnya kita bisa mengutarakan siapa jodoh kita dan bagaimana tentang aqidahnya, ibadahnya agar bisa melunakkan hati ibu. Kalau ibu tetap menolak dan ibu menyodorkan jodoh lain yang menurut ibu lebih baik, silahkan saja mba menerimanya dan tidak ada di belakangnya penyesalan. Tapi kita harus berusaha tetap konsistensi kalau jodoh yang ibu berikan baik untuk mbak, mungkin jika dengan keikhlasan mbak akan tertanam cinta dalam jodoh karena Allah.
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎CLoSiNG STaTeMeNT💎
Dalam penantian kita sebagai perempuan kita harus sabar, tawakkal, ikhtar dan ber’doa. Semoga dengan itu semua, kita mendapatkan jodoh yang diridhoi Allah.
*Adapun mengambil sebab menanti jodoh, berikut uraiannya:*
1. Selipkanlah doa ini dalam sujud sebagai wujud dari Ibad Rahman (hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang).
ربنا هب لنا من أزواجنا وذرياتنا قرة أعين واجعلنا للمتقين إماما
_“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa.”_
(QS. Al Furqan: 74)
2. Mulai melakukan proses pencarian belahan jiwa, adapun dicarikan melalui bantuan orang lain hukumnya sah-sah saja.
3. Menikahlah dengan orang yang dicintai (laki-laki dan perempuan), atau bisa juga mencintai orang yang menikahi (khusus untuk perempuan).
4. Menikah bukan hanya dengan orang yang dicintai, melainkan berkomunikasi dengan keluarga besar pasangan juga baik, karena ini adalah porsi ideal dari kebahagiaan menikah sebagaimana petunjuk Rasul untuk melihat garis keturunan yang baik, adapun jika kita belum mampu mengikuti anjuran tersebut hukumnya tidak mengapa, karena bisa jadi orang tua pasangan kurang sholeh tetapi anaknya sholeh, jika sudah kepalang cinta alias cinta medok. (Opsi ideal lebih ditekankan)
5. Jika sudah merasa mampu dan mendapatkan jodoh yang diidamkan, segeralah menatap langit dengan penuh pengharapan sambil bergerak maju dengan badan tegap sambil melangkah untuk segera melamar sang gadis atau janda (gadis lebih dianjurkan karena keutamaannya) dengan mengucap “Bismillah”.
6. Adapun untuk para akhwat hendaknya bersabar dan terus memperbaiki diri sambil berusaha dan berdoa agar pangeran berkuda putih segera datang menjemput Anda.
7. Semoga berhasil kawan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar