Selasa, 20 Juni 2017

Mama... Papa... Kok Sibuk Terus Sih!!!



OLeh : Bunda Nurhamida

Assalamualaikum wr.wb... Ahlan bikum😊
Senang bisa bertemu dengan para *Bidadari Surga*, In syaa Allah😊
Perkenankan saya berbagi pada sore ini tentang *“Mama dan papa yang sibuk terus yaa...”*
Sebelumnya...mari kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman dan sehat pada kita semua. Dan saat hujan turun, mari bersama memanjatkan doa agar kita semua tetap dalam keimanan dan Allah memenangkan pemimpin muslim kita.
Shalawat dan salam tidak lupa kita sampaikan kepada baginda Rasulullah SAW dan keluarganya yanng melalui beliaulah kita dapat menikmati indahnya Islam.
*Papa…Mama…Kok Sibuk Terus Sih...?*
🌸 *Anak*
Hari ini aku diantar lagi sama mbak. Seperti biasa mama dengan buru-buru, pagi-pagi sekali sudah cantik dan siap dengan tas kerjanya. Aku suka lihat mama yang rapi dan wangi. Ia cantik sekali. “Sayang, mama pergi dulu ya. Nanti kamu sarapan bareng mbak. Jangan nakal ya. Sore mama pulang, kamu harus sudah mandi, kalau ada PR kamu kerjakan dulu. Kalau ada yang susah, nanti tanya mama,”. Mama mencium ubun-ubunku dan mengelus sekilas dengan jarinya yang panjang-panjang. Aku menatapnya tidak berkedip dan mengangguk otomatis saja. Karena begitulah mamaku… setiap hari pesannya selalu sama. Sarapan sama mbak, jangan nakal, mandi terus kerjakan PR. Jadi mamaku perhatiannya padaku hanya soal itu. Lain tidak.
Padahal mama tidak pernah tahu kalau aku anak yang baik di sekolah. Tidak pernah nakal. Aku menurut saja sama ibu guru, aku juga tidak pernah mengganggu teman, kadang-kadang aku yang dijahili teman. Tapi aku tidak masalah selama mereka masih mau main denganku, aku senang-senang saja. Bu guru juga baik padaku, tapi seringkali kudengar ia bilang pada guruku yang lain, kasihan anak ini, datang selalu terlambat, dijemput harus selalu ditelepon dulu, mamanya juga susah dihubungi. Aku bertanya-tanya, mengapa si aku harus dijemput cepat-cepat. Aku suka kok di sekolah. Ada banyak guru dan teman. Aku senang main di sini daripada sama mbak di rumah yang kerjanya nonton melulu dan suka galak padaku. Mama dan papa juga jarang di rumah.
Seringnya pulang malam-malam pas aku sudah bobo. Janjinya pulang sore, tapi kapan mereka benar-benar pulang sore?
Yang saya heran, kenapa bu guru suka berpesan setiap pulang sekolah padaku dan teman-teman: pulang sekolah ganti baju, cuci tangan lalu makan, tidak lupa tidur siang dan shalat dzuhur. Kenapa mama jarang bilang kalau aku harus shalat...?
🌸🌸🌸
🌸 *Mama*
Hari ini aku ada meeting dengan 3 klien di 3 tempat berbeda. Aduh bagaimana bagi waktunya ya? Coba kutelepon sopir kantor dia ada tugas tidak mengantar bos siang ini (telepon sopir beberapa saat). Syukurlah dia bisa antar aku ke sudirman. Dari situ lebih dekat ketemu Bu Atik dan Pak Danis.
Semoga saja presentasiku gol salah satunya. Susah cari klien sekarang, apalagi kelas kakap. Mana sebentar lagi tahun ajaran baru, Kiara butuh biaya masuk SD yang lumayan gede, belum lagi tagihan cicilan mobilku dan rumah, mas Firman mana mau usaha lagi selain mengandalkan kerjanya sekarang. Lama-lama bikin senewen juga. Semua dipikirin sendiri. Dia nyantai sejali, tidak tahu ya kebutuhan sehari-hari makin melangit. Tahu
begini...Astaghfirullah...
Eh...Adinda sudah bangun belum? Sudah jam 6 (Bergegas mama turun ke kamar sebelahnya lalu bernafas lega kalau kamar putri semata wayangnya sudah kosong). Mama merapikan sejenak dandanannya dan dengan gesit menyambar tas kerja yang tidak ringan. Di benaknya sudah tergambar apa yang akan dilakukannya hari ini. Yang jelas ia akan lembur lagi agar ia bisa mencapai target perusahaan sekaligus target pribadinya. Aku harus hidup makmur.
🌸🌸🌸
🌸 *Papa*
Hari ini tugasku lumayan banyak. Kayaknya lembur lagi. Malasnya harus lembur, perusahaan pelit kasih tambahan buat karyawan. Tapi tidak lembur juga ngapain di rumah, sepi. Dewi pasti di atas jam dunia dalam berita baru nyampe rumah. Biarlah. (Papa duduk di kursi makan di hadapannya sudah terhidang teh manis dan pisang goreng yang dihidangkan asisten rumah tangganya. Untungnya ia punya asisten yang gesit, bisa menangani dapur dan menjadi mbak buat putrinya. Pandangannya beralih ke Adinda putrinya yang asyik menonton film anak kesukaannya yang tayang pagi hari. Adinda
menonton sambil mengunyah pisang goreng juga. Matanya tak berkedip melihat tokoh kartun lucu yang tak berhenti bergerak. Papa menghela nafas).
💎 Mbak…nanti mandikan adek ya sebelum sekolah.
🌟 “Iya Pak…untuk bekal adek belum ada Pak,” tutur si mbak memberanikan diri.
Kemarin ia ditegur guru Adinda karena Adinda tidak mengganti makanan kecil yang dibawa dari rumah. Ia bingung harus membawakan apa karena jarang diberi uang untuk membeli jajanan Adinda. Selama beberapa hari Adinda
selalu diberi bekal yang sama, roti lapis coklat. Dan di kelas, Adinda tidak mau makan, ia bahkan mengambil makanan temannya tanpa izin karena inginnya.
💎 Minta sama Ibu...tegas Papa sambil bergegas pergi. “Dew…mau bareng tidak, sudah siang ini,” Lalu Mama tergopoh-gopoh turun sambil memberondong putri kecilnya dengan pesan-pesan yang sudah dihafal putrinya.
🌸🌸🌸
*Apa yang terjadi dengan orang tua zaman sekarang?*
🔹Disibukkan dengan kebutuhan memenuhi standar kehidupan masyarakat yang berbasis pada gaya hidup materialistis sehingga segala sesuatu diukur dengan uang dan prestasi fisik.
🔹Tidak memiliki persiapan yang matang untuk menjadi orang tua.
🔹Tidak dibekali ilmu agama yang cukup sehingga dapat memahami peran masing-masing.
🔹Tidak memiliki konsep yang jelas saat menikah, sehingga tidak memiliki tujuan saat membangun rumah tangga dan membentuk keluarga. Semua berjalan mengikuti naluri saja.
🔹Terjebak dalam hiruk pikuk dunia maya sehingga tidak terlatih untuk menyelesaikan masalah secara langsung dan solutif.
🌸🌸🌸
*Siapakah korban pertama dari kondisi seperti ini? ANAK!*
Jika seorang anak sejak usia dini hingga dewasa senantiasa dihadapkan dengan situasi papa dan mama yang selalu sibuk maka yang akan terjadi pada anak adalah ia akan mengalami kekosongan jiwa. Anak merasa jiwanya hampa karena ketidak hadiran sosok ayah dan ibu yang menjadi kebutuhan dasarnya (fitrahnya), ketiadaan kasih sayang yang seharusnya ia dapatkan
melalui pandangan mata syarat cinta, belaian penuh kasih, dan pelukan hangat penuh sayang dari ayah dan ibu.
Anak juga akan mengalami hambatan dalam perkembangan bahasanya yang berpengaruh besar terhadap keterampilan berkomunikasinya. Dewasa ini banyak anak yang tumbuh dengan fisik bagus dan intelektual, yang cerdas luar biasa namun kesulitan menyampaikan apa yang dia rasakan, memaparkan argumentasi dari pilihan yang diambil, dan mengingatkan dengan cara yang santun. Ketiga hal tersebut merupakan keterampilan dasar yang harus dimiliki anak. Keterampilan ini memang diajarkan di sekolah tetapi hanya sangat sedikit. Dasar keterampilan berkomunikasi anak sejatinya berasal dari keluarga, dari ayah dan ibu.
Keadaan sibuk papa dan mama “pasti” akan dimaklumi anak. Banyak orang tua mudah membanggakan kemandirian anaknya karena tidak rewel saat akan ditinggal kerja. Ketahuilah, pada dasarnya bukan anak memaklumi atau memahami orang tuanya melainkan mereka tidak memiliki pilihan. Mereka menangis atau tidak, keadaannya tetap sama bahwa papa dan mama tetap akan pergi meninggalkan mereka di rumah bersama pengasuh. Sejatinya mereka merasa sedih dan marah karena kerinduan mereka akan papa dan mamanya tidak terpenuhi. Hanya saja karena keterbatasan kemampuan mengekspresikan diri sebab masih berusia balita, ekspresi terjelasnya hanyalah rewel dan menangis untuk mengatakan “papa...mama, jangan pergi”.
Aku rindu, kalian menemaniku bermain dan bercerita. Aku rindu, kalian saat bercerita di dapur sambil memasak, rindu cerita mama sambil merapikan rumah, rindu gendongan papa saat papa libur di rumah.
Hal terpenting yang sering dilupakan orang tua adalah menanamkan akidah pada anak sejak dini. Hal sederhana yang dapat ditunjukkan adalah keyakinan mama/ibu pada rezeki yang Allah berikan. Bahwa Allah tidak akan menelantarkan hambaNya selama hambaNya berusaha. Usaha seperti apakah? Apakah sampai harus menghabiskan 24 jam waktu yang Allah berikan atau berikhtiar secukupnya lalu berserah diri kepada Allah sambil terus meningkatkan amal shalih dan ibadah?
Padahal Allah telah menjaminnya seperti dalam firmanNya : “Dan tidak ada satupun hewan melata di muka bumi ini, kecuali rezekinya telah ditetapkan oleh Allah. Dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh)” _(Hud:6)_
Dengan pemahaman akidah yang benar dalam konsep rezeki, akan membantu papa
dan mama untuk tidak terlalu ngoyo dengan kehidupan dunia. Kejarlah keberkahan rezeki itu dengan menyertai usaha tersebut dengan zikrullah dan sedekah sehingga besar kecilnya rezeki tersebut benar-benar akan mencukupi kebutuhan karena yang menetapkannya adalah Yang Maha Mencukupi dan Yang Maha Kaya. Seringkali tanpa disadari, kita telah menjadi Tuhan untuk diri kita sendiri menetapkan besaran rezeki dengan angka-angka yang kita inginkan sesuai kebutuhan.
Ketidak pahaman tentang fungsi suami –istri dalam pernikahan juga mendorong tumbuhnya keluarga yang tidak sehat dan timpang. Islam mengggariskan bahwa suami adalah qowwamnya istri. Tempat bersandarnya istri dalam hal apapun termasuk nafkah. Dewasa ini telah berkembang sedemikian rupa pembagian tugas ekonomi dalam rumah tangga. Uang papa digunakan untuk membayar pembiayaan rutin rumah tangga, uang mama untuk kebutuhan harian dan rekreasi.
Secara tidak sadar suami telah menjerumuskan istri pada garis yang menyalahi kewajiban dan mendorong istri menjadi durhaka pada suami disebabkan boleh jadi uang istri lebih besar dari suami. Umumnya para istri akan sulit mengendalikan dirinya untuk menghormati suami jika sudah pada kondisi seperti ini. Bukankah dalam ajaran Islam, istri wajib patuh dan taat pada suami selama tidak bermaksiat kepada Allah dan RasulNya? Jika demikian, apakah kesalahan ini akan ditimpakan kepada istri
seorang?
🌸🌸🌸
*Penutup*
Ada banyak pekerjaan rumah yang harus kita benahi segera. Tugas kita selain mengkaji Islam dan segala peraturan yang ada di dalamnya untuk kita aplikasikan dalam kehidupan diri pribadi, juga secara perlahan mulai mengubah pola pikir kita, menjadi pola pikir muslim yang kaffah. Kemudian mulailah dari yang paling sederhana, melatih anak-anak kita berdoa dalam setiap aktifitas, berdialog dengan anak tentang Islam yang berkaitan langsung dengan anak sesuai usia.
Mengajak suami untuk bersama memperbaiki tujuan berkeluarga sehingga ada kesesuaian di rumah. Bukan perkara mudah memang karena harus ada komunikasi yang baik dahulu antara suami istri. Tetapi ini bukan suatu hal yang mustahil selama kita bermohon pertolongan kepada Allah SWT.
Semoga tulisan ini bermanfaat. Mohon maaf jika ada kekurangan.
Wassalamualaikum wr.wb.
Billahi fii sabililhaq...
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎TaNYa JaWaB💎
0⃣1⃣ Erna
Bunda, saya mau bertanya dengan materi di atas dengan kesibukan orang tua yang korbannya adalah anak-anak, kira-kira kiat-kiat apa saja yang di butuhkan agar kita bisa menempatkan posisi sebagai pendamping mereka walaupun kita bekerja?
🌸 Jawab:
Mbak Erna... Jika memang ibu harus bekerja, pastikan bahwa tujuan pekerjaan itu adalah ibadah. Ini sangat penting karena akan mempengaruhi cara ibu melakukan pekerjaan tersebut yang akan berdampak pada perlakuan ibu pada anak. Buatlah manajemen ibu bekerja yang memberi kesempatan ibu bersama anak bisa berdialog paling tidak satu jam per hari.
Itu minimal ya mbak.
Dalam waktu satu jam tersebut gunakan sebaik mungkin, fokus pada anak. Tinggalkan semua perlengkapan dan peralatan bekerja kita termasuk pakaian.
Jadi ketika pulang dari kantor, segeralah mandi dan bertukar baju dengan baju rumah yang menandakan pada anak bahwa ibunya sudah di rumah dan menjadi miliknya penuh.
Agar anak mendapatkan haknya yang berkenaan dengab asupan jiwa, spiritual,akhlaq, agama, fisik dan sosialnya maka buatlah jadwal.
Pekan ini bunda mendampingi dengan materi berkaitan dengan agama bisa dalam bentuk cerita nabi dan sahabat, thaharoh (seperti istindja yang benar), wudhu, mandi (kalau sudah menjelang pubertas ajarkan mandi besar), cara shalat yang sesuai tuntunan Rasul SAW. Pekan berikutnya jadwalkan berkaitan dengan aspek sosial. Bunda bisa bercerita atau meminta anak besok berbagi makanan dengan teman atau mengundang teman-teman anak berkumpul pada hari libur.
Buatkan acara menarik buat mereka yang sederhana saja misalnya, bikin omelet ala anak-anak. Biarkan mereka praktik dengan bimbingan kita.
Begitu seterusnya ya mbak. Kalau mau lengkap, ada dalam buku Tarbiyatul Aulad karangan Dr. Abdullah Nashih Ulwan.
Lalu secara berkala sampaikan permintaan maaf kita pada anak karena tidak bisa selalu mendampinginya, utamanya saat anak merasa butuh dan ajaklah ia mengerti bahwa meski waktu bersama sangat sedikit anak harus tahu bahwa mama dan papanya sangat sayang.
0⃣2⃣ Han
Bunda,
Anak kan sudah di tinggal ayahnya bekerja. Lalu bundanya juga bekerja. Terus si buah hati lebih di percayakan dengan orang rumah misalnya; nenek or baby sister yang pada akhirnya si anak lebih dekat dengan mereka-mereka yang di rumah.
Bagaimana untuk perkembangan psikologi anak tersebut bunda, yang akhirnya ayah dan bunda hanya status saja.
🌸Jawab:
Benar sekali mbak.. Resiko menyerahkan pengasuhan anak pada nenek dan kakek atau mbak pengasuh akan menyebabkan rendahnya keterikatan emosi anak dengan orang tua.
Saya banyak menghadapi kasus seperti ini di sekolah paud yang saya kelola. Sedih ya...anak lebih dekat mbak. Apa-apa maunya sama mbak. Bahkan ada beberapa anak yang akhirnya lebih mirip mbak pengasuhnya ketimbang ibunya.
Perkembangan psikhisnya, anak akan merasa bahwa mbak adalah segalanya, pelindung, teman, tempat dia mengadu, bahkan tempat ia bisa memarahi, yang lebih buruk merasa bahwa mbak itu adalah ibu pengganti.
Benar mbak hanny, akan terbawa sampai besar jika tidak segera diintervensi. Tidak heran jika banyak kasus anak berani membangkang sama orang tua dan bahkan menempatkannya di panti jompo, harus dilihat masa kecil dan remajanya. Apakah anak ini tumbuh dalam asuhan langsung ibu dan ayahnya atau orang lain.
0⃣3⃣ Erna
Satu lagi Bunda, ajarin saya cara ngerem emosi kalau kita pas sudah capek terus liat anak nakal jadi akhirnya kita pukul. Bagaiimana ya caranya kadang aku tahan tarik nafas, lari ke kamar biar tidak memukul...?
🌸 Jawab:
Mbak Erna...
Kalau mengerem emosi itu harus latihan dulu. Latihannya bukan berkaitan dengan menghadapi anak saja, tapi secara menyeluruh.
Latihannya adalah diawali dengan niat untuk menjadi sabar. Hapalkan ayat dan hadits yang berkaitan dengan sabar dan marah (maksudnya selalu ingat agar saat kita marah, kita ingat hadits jadi ada rem). Misalnya; setan akan tertawa jika kita marah maka, saat kita mulai marah ingatlah hadits ini. Camkan pada diri bahwa saya tidak mau membuat setan tertawa, saya ingin membuat setan menangis. Maka beristighfarlah lalu berzikir (wudhu dan shalat langkah selanjutnya). Setelah niat dan hapal hadits, mulailah waktu latihannya. Misalnya, saat mbak sedang capek terus anak mulai menguji kesabaran kita langsung pasang alarm tadi. Ayo waktunya berlatih.
Lakukan berulang, kalau sungguh-sungguh bisa kok bunda. Jika perlu menangis, menangislah tapi jangan di depan anak ya. Kalau capek sekali, tinggalkan dulu anak (sumber marah), tenangkan diri dengan istighfar baru setelah itu temui anak kita dan buatlah treatment agar anak mengerti apa yang semestinya.
0⃣4⃣ Bunda Tika
Bagaimna jika ayah ibunya tidak sama pandangannya dalam mendidik anak, jika ibu intervensi dengan baik sementara ayahnya mementahkannya dan ini umum terjadi di lapangan bukan hanya untuk ibu ayah pekerja tapi untuk ibu di rumah dan ayah bekerja.
🌸 Jawab:
Jika ayah dan ibu tidak sejalan, ini memang agak rumit karena pertentangan keduanya akan terbaca. Ini memunculkan problema anak bingung mau ikut siapa. Namun saran saya, jika ayah mementahkan usaha ibu pastikan posisi ibu kuat utama dalam pendidikan anak. Jadi bisa begini; “Nak...ibu ingin kamu tumbuh menjadi anak yang shalih. Ibu akan berusaha agar engkau mendapatkan yang terbaik. Jika suatu ketika ayah bersikap sebaliknya, maafkan ayah karena belum bisa berjalan bersama bunda”. Jadi tanamkan pada anak untuk bisa memaafkan ayahnya sehingga anak memiliki rujukan kuat ke ibunya. Dalam hal ini si ibu harus bisa bersikap tegas dan adil, serta di bekali ilmu yang cukup.
0⃣5⃣ Mia
Ibu saya jagain 2 anak kecil, papa mamanya jadi dosen. Tapi kasian liat mereka, hanya materi yang terpenuhi, tapi kasih sayangnya kurang. Kalau papa mamanya capek, anaknya rewel ya dipukul. Benar, anaknya jadi pembangkang meskipun masih kecil.
🌸 Jawab:
Benar sekali mbak. Semestinya ibu mbak mia mengingatkan ayah dan ibunya untuk tidak memperlakukan anak secara kasar. Dan perlu dinasihati untuk tidak menggantungkan pengasuhan anak pada nenek. Itu bentuk kedurhakaan karena menjadikan orang tua seperti pengasuh.
Ada haditsnya “hari kiamat akan tiba bila ada ciri-ciri berikut; salah satunya budak melahirkan tuannya”. Dalam tafsiran artinya orang tua melahirkan anak yang kelak kemudian menjadi majikannya sekarang sudah terbukti ya. Nenek mengasuh cucu, padahal kewajiban mendidik ada pada ayah dan ibu. Jika ingin menyelamatkan keluarga ini maka semua harus ikut membantu, menasihati dan tidak membiarkan ayah dan ibu lalai dalam melaksanakan kewajibannya.
0⃣6⃣ Sinda
Ustadzah, misalnya kedua orang tua (yang sama-sama bekerja), sudah berusaha untuk seimbang antara pekerjaan dan mendidik anak (termasuk memenuhi kebutuhan psikologisnya).
Adakah ciri-ciri pada anak yang menandakan bahwa anak masih butuh perhatian orang tuanya...?
Syukron jawabannya.
🌸 Jawab:
Jika orang tua sudah memenuhi kebutuhan anak akan kasih sayang, perhatian, dan materi yang cukup (optional) umumnya anak akan tumbuh kembang secara wajar. Biasanya muncul kekurangan jika mulai ada yang tidak seimbang. Misalnya, ayah yang mulai sibuk karena pekerjaan meningkat pada saat yang sama anak beranjak remaja memerlukan kehadiran ayah yang lebih banyak, sementara ibu juga mulai terpengaruh dengan kesibukan ayah, biasanya akan muncul perilaku yang tidak biasa.
Misalnya, karena ayah sibuk dan ibu mulai memikirkan persoalan jarang hadirnya ayah di rumah, dengan sendirinya pengawasan dan komunikasi yang biasanya dilakukan akan terganggu. Situasi demikian, akan cepat ditangkap oleh anak. Umumnya bisa bervariasi perilaku yang ditampakkan. Anak lebih mudah melanggar aturan karena ketiadaan pengawasan, lebih dekat dengan peer groupnya dan mencari penyelesaian masalahnya dengan teman sebayanya, berperilaku membantah atau sembunyi-sembunyi dan sebagainya.
0⃣7⃣ Widya
Bunda, kalau anak sering dicubit (tidak keras cubitnya) saat melakukan kesalahan sebagai hukuman yang sudah diberitahu dulu ke anak. Misalnya, "kakak kalau numpahin air, bunda cubit ya", itu efektif tidak?
Dan bisa menjadikan anak jadi pembangkang tidak? Soalnya sudah dikasih tahu tanpa hukuman fisik, si anak tetap melakukan kesalahan yang sama!!
Jazakillah.
🌸 Jawab:
Sebaiknya atau saya tidak sarankan mencubit ya mbak.
Teladan kita Rasulullah SAW tidak pernah mencubit anak saat mendisiplinkan anak para sahabat. Yang dilakukan adalah berkomunikasi dengan efektif. Bahasanya jelas, ibu ingin kamu begini maka janganlah dilakukan. Kalau kamu lakukan ibu akan marah. Nah kata marah perlu disampaikan agar anak tahu itu adalah batasannya.
Marah dengan mencubit tidak akan menjerakan. Yang ada menyakiti anak dan bahkan bisa membuat anak dendam. Dan harus diingat, mengajarkan anak itu harus berulang-ulang. Karena memang kemampuannya baru segitu kalau dia diingatkan salah lagi berulang terus untuk kesalahan yang sama, boleh diberi hukuman. Misalnya; kalau kamu melakukan kesalahan yang sama (misalnya merusakkan mainan) kamu tidak akan dibelikan mainan sampai mainan yang rusak ini diperbaiki. Nah...ketika anak ingin beli mainan baru karena mainan lamanya rusak jangan kabulkan. Tapi ajak dia bertanggung jawab memperbaiki bersama-sama.
Be consistent. Istiqomah...jangan terpedaya dengan tangisan. Paling lama anak menangis satu jam (balita) kecuali kalau di rumah punya kebiasaan sudah nangis sekian lama, ada yang tidak tahan lalu memenuhi keinginannya. Ini yang merusak usaha pendisiplinan.
0⃣8⃣ Annisa
Orang tua saya, ingin saya bekerja setelah anak sudah lahir padahal saya tidak mau bekerja setelah melahirkan, saya ingin menjadi ibu yang dekat dengan anak-anak, tapi orang tua saya tetap kekeh menyuruh bekerja, katanya sebentar anak saya di jagain sama ibu saya. Saya malah di bandingkan dengan temen-teman saya yang sudah punya anak tapi tetap bekerja.
Yang jadi pertanyaan saya bagaimana menjelaskan ke orang tua bahwa saya ingin mengurus, mendidik, membesarkan anak saya sendiri?
Soalnya saya sudah jelaskan tapi jawaban ibu saya; “sayang S1 kamu dan bla bla bla”. Sebentar kalau saya tetap kekeh sama apa yang saya mau ibu saya bilang terserah. Tapi jadi marah. Kalau begini bagaimana cara supaya orang tua saya bisa memahami saya?
🌸 Jawab:
Keputusan mbak Nisa sudah benar. Bersabarlah dengan orang tua, utama ibu yang belum paham. Tetap jawab dengan baik ya mbak. Sampaikan pada beliau bahwa suatu saat ketika anak mbak sudah mandiri, mbak bisa bekerja dengan tidak meninggalkan kewajiban pada suami dan anak. Mbak nanti bisa bekerja di rumah. Sekarang pilihannya banyak untuk para ibu yang ingin berbagi keterampilan dan pengetahuan. Ujian mbak Nisa adalah menghadapi sikap ibu yang menginginkan mbak bekerja. Memang baru itu yang diketahuinya bahwa kalau S1 sayang ilmunya. Jadi banyak maklum ya, semoga lulus ini ujian berbakti pada ibunya.
0⃣9⃣ Refia
Jadi begini bunda...
Saya punya teman, tapi dia dalam keluarga yang broken home, ayahnya sejak kecil sudah meninggalkan dia karena sering bertengkar sama ibunya sampai dalam tiap perdebatan dia ikut disitu dan itu sampai dia dikerasin.
Nah akhirnya ikut sama ibu tapi kemudian dia jadi kurang disayang malah si ibu lebih sayang sama adiknya terus temen saya ini jadi diabaikan begitu bunda. Saya jadi kasihan sama teman saya, dia juga lagi sakit, disuruh ini itu, adiknya jadi manja tidak bisa apa-apa dan lagi dia kurang kasih sayang. Ibunya ini bekerja jadi tukang pijat dan kerjanya juga kalau ada panggilan pijat saja tapi aneh rasa sayang itu seperti cuma untuk adeknya.
Saya harus bagaimana ya bun dan untuk ibunya ini yang benar mestinya bagaimana, adeknya juga semestinya bagimana ya...?
Syukron.
🌸 Jawab:
Sebagai teman, alhamdulillah mbak punya perhatian. Yang bisa dilakukan untuk teman mbak itu adalah menguatkan hatinya untuk bersabar memiliki ibu yang tidak bisa bersikap adil. Belajar menerima ujiannya saat ini adalah ibu yang selalu mengabaikannya dan adik yang manja. Jadikan mbak sebagai teman curhat sekaligus sebagai penasehat agar teman mbak ini tidak salah dalam mengambil jalan. Karena boleh jadi ketika dia tidak bisa menerima kondisi ketidakadilan ini, ia terdorong melakukan tindakan bodoh.
Lalu ajaklah teman itu masuk dalam forum kajian (liqoat) agar ia bisa merasakan arti kasih sayang hakiki yakni ukhuwah islamiyah yang didasarkan aqidah. Ini akan membantunya menyembuhkan rasa sakit kurang kasih sayang. Jadi kerinduannya akan kasih sayang orang terdekat bisa dipenuhi dengan ukhuwah islamiyah.
Untuk ibunya, kalau mbak berani carilah kesempatan untuk berbincang dengan ibu atau adiknya. Jika dengan ibu, sampaikan kebaikan-kebaikan teman mbak ini, lihat responnya kalau negatif boleh ditanyakan kenapa ibu menganggapnya demikian?
Boleh jadi nanti akan terungkap sebab ibunya berlaku tidak adil. Atau boleh didorong teman mbak itu menanyakan soal ini ke ibunya, tentu sarankan dengan cara yang santun.
Kalau mendengar teman- teman saya yang memiliki pengalaman yang sama dengan teman mbak ini umumnya karena ketidak pahaman orang tua tentang perintah bersikap adil pada anak-anak. Pada zaman Rasulullah SAW juga pernah terjadi seperti ini. Seorang ayah memberi budak pada salah satu anaknya. Ketika Nabi SAW bertanya “apakah anak lain juga diberi, ternyata tidak. Maka Nabi SAW menyuruh si ayah mengambil kembali hadiah budak tersebut”.
Hal lain...boleh jadi si ibu juga dulu diperlakukan sama (tradisi di keluarga turun temurun mengistimewakan satu anak dan mengabaikan yang lain) atau anak yang diabaikan ini mengingatkan ibu pada kejadian tidak mengenakkan dengan si ayah. Banyak sekali faktornya. Cara terbaik adalah memaafkan ibu dan memaklumi sikap ibu. Tidak mudah mbak, tapi ingat setiap ujian pasti ada ganjaran. Ingat selalu kesabaran menghadapi ibu yang seperti ini akan berbuah keridhaan Allah.
Untuk adiknya, lakukan pendekatan ajak ngobrol. Bicaralah dari hati ke hati, apa pandangan adik pada kakak. Lalu apa yang ia harapkan dari kakak, tanyakan apakah ia pernah mengobrol dengan kakaknya dan tahu apa perasaannya. Mudah-mudahan dengan obrolan ini bisa terungkap sebab sikap si adik. Fasilitasi keduanya untuk mengobrol enak. Semoga dimudahkan ya mbak. In syaa Allah pahala dari Allah menanti karena menyambungkan dua saudara yang tidak baik hubungannya.
1⃣0⃣ Reni
Temanya menarik mama papa kok sibuk terus sih!
Ada beberapa teman ditempat kerja dan dekat rumah saya, suami istri bekerja karena kendala ekonomi yang jadi pertanyaan ane bagaimana supaya kasih sayang orang tua ke anak tidak berkurang?
Sampai teman ane juga pernah bilang “kalau saya kelebihan rezeki tidak akan kerja, anak jadi kurang kasih sayang” makanya kalau teman ane libur anaknya nempel banget. Jujur kadang suka sedih kalau lihat ibu kerja di kantor perhatian ke anak-anak jadi berkurang karena kalau sudah pulang kerja biasanya sisa-sisa tenaganya saja, biasanya maksimal di hari libur full sama anak-anak.
Kalau kasus di atas salahkah orang tua...?
🌸 Jawab:
Ini kembali ke masalah aqidah mbak. Jika kita yakin Allah Maha Mencukupi kebutuhan kita yang bekerja hanya suami dan istri mendedikasikan diri pada keluarga, menjadikan hari-harinya dengan zikrullah dan istighfar sambil merawat anak dan rumah, mendoakan suami untuk diberi rezeki yang cukup dan halal serta baik, lalu memotivasi suami untuk bekerja dan menggantungkan harapan selalu hanya pada Allah, maka Allah akan mencukupinya.
Persoalannya, kita tidak pernah ditanamkan tentang tauhid rububiyah. Yakni keyakinan bahwa Allah adalah Rabb yang menciptakan dan memelihara alam semesta, Yang Menghidupkan dan Mematikan, dan Yang memberikan rezeki.
Bayangkan jika kita percaya pada bos tempat bekerja bahwa setiap bulan kita akan dapat sejumlah uang hasil jerih payah kita, kita percaya sekali bos kita tidak akan ingkar janji dan kita percaya sekali ia sangat kaya karenanya bisa bayar gaji. Lalu mengapa kita tidak memiliki keyakinan serupa pada Allah Rabbul Jalil?
Ini yang kita tidak punya makanya persoalan kita masih berkisar di ekonomi. Mindset kita yang tidak benar karena bergantung pada segala hal yang sifatnya material. Padahal, jika bergantung pada Allah meski nilai nominalnya kecil jika Allah memberi keberkahan maka nilai tersebut akan mencukupi bahkan mungkin berlebih.
Saya pernah mengalami hal ini beberapa tahun lalu. Lalu saya ubah mindset saya. Menguatkan ketergantungan pada Allah dan menghilangkan ketergantungan pada manusia.
Masya Allah... Janji Allah benar. Innallaaha laa yukhliful mii'aad.
1⃣1⃣ iiN
Bunda, bagus mana sih jadi wanita yang bekerja atau jadi ibu rumah tangga...?
🌸 Jawab:
Jika mengacu pada fungsi seorang istri dalam Islam, menjadi istri dan ibu rumah tangga adalah yang terbaik. Tidak ada kedudukan yang lebih mulia dari itu.
Mengapa banyak wanita yang bekerja saat ini? Alasannya bisa beragam. Tetap tidak bisa dipungkiri pengaruh feminisme yang digembar gemborkan pada awal 80-an, telah berhasil mengeluarkan hampir semua ibu dari rumahnya saat ini. Seakan menjadi wanita pekerja lebih mulia dari ibu rumah tangga. Muslimah dewasa ini perlu meluangkan waktu mengkaji bagaimana Islam memuliakan perempuan sehingga akan tumbuh kesadaran kembali ke rumah melaksanakan fungsi dan perannya terutama dalam menjaga generasi penerus dakwah islam.
1⃣2⃣ Han
Bagaimana bunda mengintervensinya??
Karena banyak orang tua sekarang itu lebih mementingkan cari uang tanpa memikirkan perasaan anaknya yang sebenarnya butuh kasih sayang dan pastinya kehadiran orang tua untuk menemani dan memanjakannya.
🌸 Jawab:
Intervensi hanya bisa dilakukan kedua orang tuanya mbak hanny. Jikalau ada pihak lain yang mencoba melakukan tidak akan memberi hasil yang memadai karena memang ini kan berkaitan dengan hubungan langsung ayah ibu anak.
Akan sangat bagus jika keduanya melakukan intervensi, tapi jika tidak bisa salah satunya itu masih lebih baik.
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎CLoSiNG STaTeMeNT💎
Sesibuk apapun seorang ibu, hendaknya ia mengingat kembali tugasnya sebagai istri dan seorang ibu.
Karena yang dapat menjaga keseimbangan sebuah keluarga adalah ibu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar