Jumat, 23 Juni 2017

Dirumahku Aku Berjihad



OLeh : Ustadz Ruly El Hamasyi

M a T e R i💎
Kita baca prolog berikut ya...
_“Ummi, Palestina itu di mana?”_
_“Ummi, kata bu guru, Palestina sampai sekarang masih dijajah ya?”_
_“Ummi, apa anak-anak di Palestina bisa sekolah juga seperti aku? Apa anak-anak di sana bisa main karet gelang, main congklak atau main boneka seperti aku?”_
Namanya Fathiya Inayatus Sholihah, anak gadis kesayangan-ku. Cerewetnya, jangan ditanya, Ia persis seperti abinya. Setiap malam, sebelum ia tidur, selalu aku nyanyikan lagu-lagu Nasyid untuknya, dan tentang Palestina. Tiya, panggilan sayangku padanya sangat kritis dengan cerita-cerita Palestina, selalu antusias persis abinya.
_“Ummi, apa karena itu Abi harus ke sana?”_
_“Iya sayang, karena Palestina butuh Abi”, ucapku sambil mengelus rambutnya yang panjang._
_“Kenapa kita tidak sekeluarga ke sana Ummi, menemani Abi?”_
_“Karena Tiya harus sekolah dulu, harus pintar dulu seperti Abi, baru deh kita ke sana”, ucapku lagi, mencoba menyembunyikan perasaan risau ku. “Jadi sekarang, Tiya harus belajar yang rajin, biar cita-citanya tercapai, dan bisa lebih hebat daripada Abi.”_
_“Ummi, aku akan sehebat Abi, aku akan jadi dokter yang keren seperti Abi, dan akan ke Palestina juga menyusul Abi!”_
Aku tersenyum lebar mendengar ucapan buah hatiku. Ia seperti berorasi malam ini, begitu menggebu-gebu.
_“Aamiin Ya Rabb”._
Adakah yang memiliki anak, ponakan atau adik kecil yang kritis seperti Fathiya Inayatus sholihah...?
Tentunya ada yah...!
Tugas para akhwat dan ummahat aktifis yang berat inilah yang akan kita paparkan bersama...
🌸🌸🌸
Bismillahirrahmanirrahim...
Laa Haula Walaa Quwwata illa Billah..
Para wanita memang sangat jarang terlibat peperangan.
Sehingga mereka terkadang bertanya-tanya bagaimanakah jihadnya wanita?
_Bagaimana cara mereka bisa mendapatkan pahala mati syahid?_
_Bagaimana mereka bisa mendapatkan keutamaan berperang di jalan Allah?_
Pertanyaan ini sebagaimana yang ditanyakan ibunda ‘Aisyah radhiallahu ‘anha kepada Rasulullah shallalallahu ‘alaihi wa sallam;
يَا رَسَوْلَ اللهِ، هَلْ عَلَى النِّسَاءِ جِهَادٌ؟ قَالَ:
_“Wahai Rasulullah, apakah ada jihad bagi wanita?” Beliau menjawab; “Jihad yang tidak ada peperangan di dalamnya, yaitu haji dan umrah.”_
Jihad memang tidak wajib bagi wanita, Ibnu Qudamah rahimahullah berkata;
ويشترط لوجوب الجهاد سبعة شروط ; الإسلام , والبلوغ , والعقل , والحرية , والذكورية , والسلامة من الضرر , ووجود النفقة
_“Syarat wajibnya jihad ada tujuh: Islam, baligh, berakal, bukan budak, laki-laki, selamat dari bahaya, adanya harta (untuk berperang).”_
Akan tetapi wanita bisa meraih jalan jihad utama bagi mereka yaitu dengan melakukan haji dan umrah sebagaimana hadits di atas.
Kemudian mereka juga bisa memperoleh pahala jihad dengan cara ikut mempersiapkan suami mereka ketika berjihad dan ikhlas melepas mereka ketika berjihad. Karena jika wanita mendukung para suaminya untuk berjihad, menuntut ilmu, beribadah dan berdakwah, bersabar jika sering ditinggal. Maka pahalanya sama dengan pahala yang didapatkan oleh suaminya jika ia benar-benar berbakti yang membuat ridha suaminya.
Sebagaimana hadist ini tentang Asma’ binti Yazid Al-Anshariyah radhiallahu ‘anha;
أنها أتت النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وهو بين أصحابه، فقالت: بأبي وأمي أنت يا رسول الله، أنا وافدة النساء إليك، إن الله عَزَّ وَجَلَّ بعثك إلى الرجال والنساء كافة، فآمنا بك وبإلاهك، وإنا معشر النساء محصورات مقصورات، قواعد بيوتكم، ومقضى شهواتكم، وحاملات أولادكموإنكم معشر الرجال فضلتم علينا بالجمع والجماعات، وعيادة المرضى، وشهود الجنائز، والحج بعد الحج، وأفضل من ذلك الجهاد في سبيل الله عَزَّ وَجَلَّ وإن الرجل إذا خرج حاجا أو معتمرا أو مجاهدا، حفظنا لكم أموالكم، وغزلنا أثوابكم، وربينا لكم أولادكم، أفما نشارككم في هذا الأجر والخير؟
“Bahwa dia mendatangi Rasulullah, sementara beliau sedang duduk di antara para sahabatnya. Asma berkata; “Aku korbankan bapak dan ibuku demi dirimu ya Rasulullah. Saya adalah utusan para wanita di belakangku kepadamu. Sesungguhnya Allah mengutusmu kepada seluruh laki-laki dan wanita, maka mereka beriman kepadamu dan kepada Tuhanmu. Kami para wanita selalu dalam keterbatasan, sebagai penjaga rumah, tempat menyalurkan hasrat dan mengandung anak-anak kalian, sementara kalian, kaum laki-laki mengungguli kami dengan shalat Jum’at, shalat berjamaah, menjenguk orang sakit, mengantar jenazah, berhaji setelah sebelumnya sudah berhaji dan yang lebih utama dari itu adalah jihad fi sabilillah.
Jikalah seorang dari kalian pergi haji atau umrah atau jihad maka kamilah yang menjaga harta kalian, yang menenun pakaian kalian yang mendidik anak-anak kalian.
Bisakah kami menikmati pahala dan kebaikan ini sama seperti kalian ?”
فالتفت النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إلى أصحابه بوجهه كله، ثم قال: ” هل سمعتم مقالة امرأة قط أحسن من مساءلتها في أمر دينها من هذه؟ ” فقالوا: يا رسول الله، ما ظننا أن امرأة تهتدي إلى مثل هذا.
Nabi memandang para sahabat dengan seluruh wajahnya. Kemudian beliau bersabda; “Apakah kalian pernah mendengar ucapan seorang wanita yang lebih baik pertanyaannya tentang urusan agamanya daripada wanita ini?” mereka menjawab, “Ya Rasulullah, kami tidak pernah menyangka ada wanita yang bisa bertanya seperti dia”.
فالتفت النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إليها فقال: ” افهمي أيتها المرأة، وأعلمي من خلفك من النساء، أن حسن تبعل المرأة لزوجها وطلبها مرضاته، واتباعها موافقته، يعدل ذلك كله “.فانصرفت المرأة وهي تهلل
Nabi menengok kepadanya dan bersabda, *“Pahamilah wahai ibu. Dan beritahu para wanita di belakangmu bahwa ketaatan istri kepada suaminya, usahanya untuk memperoleh ridhanya dan kepatuhannya terhadap keinginannya menyamai semua itu.”* Wanita itu berlalu dengan wajah berseri-seri.
🌸🌸🌸
*Ketika wanita harus ikut membantu berjihad di peperangan.*
Boleh bagi wanita untuk ikut membantu dalam peperangan asalkan aman dari fitnah, tidak membuat kesulitan dan bermanfaat bagi para mujahidin. Sebagaimana hadits Rabi’ bintu Mu’awwidz radhiallahu’anha beliau berkata;
كنا مع النبي صلى الله عليه وسلم نسقي ونداوي الجرحى ونرد القتلى إلى المدينة
“Dahulu Kami para wanita (ikut berperang) bersama Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, kami memberi minum dan mengobati orang yang terluka dan mengurusi jenazah untuk dipulangkan ke Madinah.”
Imam Al-Sarakhsi Al-Hanafi rahimahullah berkata,
ولا بأس بأن يحضر منهن الحرب العجوز الكبيرة فتداوي الجرحى , وتسقي الماء , وتطبخ للغزاة إذا احتاجوا إلى ذلك , لحديث عبد الله بن قرط الأزدي قال : كانت نساء خالد بن الوليد ونساء أصحابه مشمرات , يحملن الماء للمجاهدين يرتجزن , وهو يقاتل الروم
“Tidak mengapa menyertakan wanita dan wanita tua untuk ikut dalam peperangan. Mereka mengobati orang yang terluka, memberi minum dan memasak makanan bagi orang yang berperang jika para mujahidin membutuhkan mereka.”
Terdapat hadits dari Abdullah bin Qarth Al-Azdi, ia berkata: “istri Khalid bin Walid dan istri sahabatnya ikut juga dalam peperangan, mereka mengangkat air mujahidin. Ketika itu dia (khalid) sedang berperang dengan Romawi”.
*Kita mungkin akan terkejut jika mengetahui sabda Rasulullah yang dengan tegas menyebutkan bahwa pahala menjadi istri yang baik itu sama dengan pahala berjihad di jalan Allah.*
Dalam Kanz al-‘Ummah disebutkan sebuah riwayat cukup panjang dari Abu Hurairah: Suatu hari, saat Rasulullah sedang bersantai, Ali bin Abi Thalib, Abu Ubaidah bin al-Jarrah, Utsman bin Affan, Abu Bakar, dan Abdurrahman bin Auf datang menghampiri beliau.
Ketika melihat mereka berkumpul di depannya, beliau tersenyum seraya bersabda, _“Apakah kalian datang menghadapku untuk menanyakan sesuatu?”. “Aku akan memberi tahu kalian sesuatu jika kalian mau. Tapi, jika kalian ingin bertanya, silakan bertanya.”_
Mereka menjawab; _“Tidak, wahai Rasulullah. Beri tahukan kepada kami.”_
Beliau lalu bersabda; _“Jika kalian menanyakan siapakah yang berhak mengerjakan barang-barang kerajinan, sesungguhnya yang berhak adalah pekerja yang beragama dan ahli di bidangnya. Jika kalian bertanya tentang jihad yang kecil, sesungguhnya itu adalah haji dan umrah. *Jika kalian bertanya tentang jihadnya perempuan, sesungguhnya itu adalah melayani suami dengan baik.* Dan jika kalian bertanya tentang asal-muasal rezeki, sesungguhnya Allah tidak akan melimpahkan rezeki kepada hamba-Nya kecuali melalui jalan yang tidak disangka-sangka olehnya.”_
*Rasulullah juga menyebutkan; jihadnya perempuan adalah menunaikan ibadah haji dan umrah ke tanah suci.*
Pion ini menjadi salah satu titik perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Dalam Sunan Ibnu Majah, bab *“Haji adalah Jihadnya Perempuan”* disebutkan sebuah riwayat dari Aisyah binti Thalhah, Aisyah binti Abu Bakar berkata; *“Wahai Rasulullah, apakah perempuan wajib berjihad?”. Beliau bersabda, “Ya, perempuan wajib berjihad tanpa harus mengangkat senjata, yaitu menunaikan ibadah haji dan umrah.”*
Dalam Shahih al-Bukhari, bab “Jihadnya Perempuan”, disebutkan sebuah riwayat dari Aisyah seraya berkata; “Aku meminta izin kepada Nabi SAW untuk berjihad.” Beliau lalu bersabda; *“Jihad kalian adalah pergi haji.”* Dalam kitab yang sama disebutkan sebuah riwayat dari Aisyah, “Rasulullah pernah ditanya oleh para istrinya tentang jihad.” Beliau lalu bersabda, “Jihad itu adalah pergi haji.”
🌸🌸🌸
Maka kalian para akhwat, ummahat sholihah *Perindu Surga* ingatlah akan ini:
*🌷Keistimewaan Seorang Wanita*
1. *Doa wanita itu lebih makbul* daripada lelaki kerana sifat penyayang yang lebih kuat daripada lelaki. Ketika ditanya kepada Rasulullah SAW akan hal tersebut, jawab baginda; *”Ibu lebih penyayang daripada bapak dan doa orang yang penyayang tidak akan sia-sia.”*
2. *Wanita yang solehah (baik)* itu lebih baik daripada 1000 lelaki yang soleh.
3. *Barangsiapa yang menggembirakan anak perempuannya*, derajatnya seumpama orang yang sentiasa menangis karena takutkan Allah.
Dan orang yang takutkan Allah SWT akan diharamkan api neraka ke atas tubuhnya.
4. *Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya* akan tinggal bersama aku (Rasulullah SAW) di dalam syurga.
5. Barangsiapa membawa hadiah (barang makanan dari pasar ke rumah lalu diberikan kepada keluarganya) maka pahalanya seperti melakukan amalan bersedekah. *Hendaklah mendahulukan anak perempuan daripada anak lelaki.* Maka barangsiapa yang menyukakan anak perempuan seolah-olah dia memerdekakan anak Nabi Ismail.
6. *Syurga itu di bawah telapak kaki ibu.*
7. Barangsiapa mempunyai tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan atau dua anak perempuan atau dua saudara perempuan lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka dan mendidik mereka dengan penuh rasa takwa serta sikap bertanggungjawab, maka baginya adalah syurga.
8. *Apabila memanggil akan dirimu dua orang ibu bapakmu, maka jawablah panggilan ibumu terlebih dahulu.*
9. Daripada Aisyah r.a.” *Barangsiapa yang diuji dengan sesuatu daripada anak-anak perempuannya lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya daripada api neraka.*
10. *Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya* akan tertutuplah pintu-pintu neraka dan terbuka pintu-pintu syurga. *Masuklah dari mana pun pintu yang dia kehendaki dengan tidak dihisab.*
11. *Wanita yang taat pada suaminya,* maka semua ikan-ikan di laut, burung di udara, malaikat di langit, matahari dan bulan semua beristighfar baginya selama mana dia taat kepada suaminya serta menjaga sholat dan puasanya.
12. Aisyah r.a berkata, *“Aku bertanya kepada Rasulullah, siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita?” Jawab Rasulullah SAW “Suaminya.” ” Siapa pula berhak terhadap lelaki?” Jawab Rasulullah SAW, “Ibunya.”*
13. Perempuan apabila Shalat lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, memelihara kehormatannya serta kepada suaminya, masuklah dia dari pintu syurga mana saja yang dikehendaki.
14. *Tiap perempuan yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah SWT memasukkan dia ke dalam syurga terlebih dahulu daripada suaminya (10.000 tahun).*
15. *Apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah SWT mencatatkan baginya setiap hari dengan 1000 kebajikan dan menghapuskan darinya 1000 kejahatan.*
16. *Apabila seseorang perempuan mulai sakit hendak bersalin, maka Allah SWT mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah.*
17. *Apabila seseorang perempuan melahirkan anak, keluarlah dia dari dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkannya.*
18. *Apabila telah lahir anak lalu disusui, maka bagi ibu itu setiap satu tegukan daripada susunya diberi satu kebajikan.*
19. *Apabila semalaman seorang ibu tidak tidur dan memelihara anaknya yang sakit, maka Allah SWT memberinya pahala seperti memerdekakan 70 orang hamba dengan ikhlas untuk membela agama Allah SWT.*
Ayyuhal akhwat wa ummahati fillah
Tunjukkanlah kalian, menjadi Akhwat pembelajar yang hafidz beberapa juz Al-Qur’an sambil berusaha menyempurnakan hapalan kalian.
Menjadi istri dan ibu yang ajarkan Al-Qur’an pada para anak-anaknya.
Mudah sekali kalian masuk dalam suyrgaNya ALLAH, tetapi bila kalian tergelincir mudah sekali kalian masuk dalam nerakaNya ALLAH.
Semua kembali pada para akhwat dan ummahat di sini...
Mau jadi apa...?
Naah itu...
Butuh ilmu yang mumpuni dan ikhlas tawakal yang baik.
🌸🌸🌸
Para akhwat dan ummahat sholihah banyak yang sudah teracuni dahsyatnya pikiran kotor tentang poligami dan katabelecenya. Inilah kesempatan kalian para akhwat dan ummahat sholihah. Ane tinggal meluruskan tugas para akhwat dan ummahat, karena kalian adalah para pemegang berubahnya suatu peradaban.
Lihat bagaimana hancurnya Romawi oleh kaum Wanitanya. Para lelakinya terpasung dalam nafsu sex tidak berkesudahan. Persia pun tidak jauh beda tragisnya. Sampai karena menuruti nafsu sex bebasnya terjadilah
*Incest* hubungan seksual sedarah.
Nau'dzubillahMindzalik...
Ini disebabkan peran wanitanya yang tidak menjaga kehormatan mereka.
Kalian baca buku *Sirah Nabawiyah* Karya *Ust.Shoffiyur Rahman al Mubarakfury*.
*Eropa dan German di landa krisis kurangnya penduduk. Karena kaum wanitanya tidak mau punya anak*
Lebih senang having fun, sex bebas dan memelihara anjing dan binatang lainnya. Makanya warga negara asli German di beri tunjangan memiliki anak berapapun sampai mereka kuliah.
Kelebihan perempuan yang ane paparkan di atas sudah cukup untuk kalian para akhwat dan ummahat berjihad di rumah tangga kalian. Okeh...?
Demikianlah materi ini ane sudah’i yaa...
Semoga akhwat dan ummahat di sini menjadi:
- Pahlawan Peradaban
- Pahlawan Keluarga
- Pahlawan untuk anak-anaknya (yang sudah menikah)
- Pahlawan bagi Kaumnya sendiri
Wassalamu'alaikum
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎TaNYa JaWaB💎
0⃣1⃣ Rafika
Ustadz, jika wanita memilih untuk dirumah mengurus anak dan suami pasti mudah dalam melakukan jihad yaitu berkhidmat dengan totalitas dan ikhlas.
Jika wanita itu bekerja yang tentunya dengan seizin suami, apa bentuk jihadnya ustadz?
🌹 Jawab:
Subhanallah Luar Biasa...
Tetap harus bisa memanajemen waktu untuk bekerja, melayani suami dan anak-anaknya.
0⃣2⃣ Yeni Handayani
Assalamu'alaikum...
Maaf sedikit keluar dari tema tapi masih terkait. Bagaimana dengan seorang wanita single fighter/parent yang mencari nafkah sendiri, bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya.
Apakah itu termasuk berjihad juga? dan bagaimana jika ada seorang istri yang tetap bekerja mencari nafkah membantu suami? Bagaimana menyeimbangkan peran sebagai ibu rumah tangga dan wanita karir yang dijalaninya? Syukron
🌹 Jawab:
Itu juga termasuk jihad walaupun tidak ideal karena satu dan lain hal. Membantu cari nafkah suami harus pintar jaga waktu. Di kembalikan pada kondisi, mba Yeni yang paham seluk beluknya dengan suami. Tentunya harus sering komunikasi dan pandai memanjemen waktu.
0⃣3⃣ Tika
Tadi disebutkan bahwa salah satu jihad adalah menolong suaminya dalam urusan agamanya. Apakah ini termasuk di dalamnya mendorong suami untuk melaksanakan ketaatannya kepada Allah. Sementara karena faktor alam, ego laki-laki yang tinggi seringkali meremehkan atau malah tidak menerima bantuan istrinya. Faktanya seringkali membuat istri menyerah karena suami tetap merasa lebih baik dalam pandangannya sendiri dan meminta istri diam sebagai bagian dari ketaatannya pada suami. Apakah masih bisa pahala jihad ini diterima sang istri dalam kondisi seperti ini?
🌹 Jawab:
Benar, asalkan tidak keluar dari syariat islam.
0⃣4⃣ Refia
1. Salahkah bila seorang perempuan kemana-mana lebih suka dan lebih nyaman sendiri daripada sama orang lain dan tidak apakah bila dia bermalam sendirian di masjid?
2. Sering dengar ini:
"1. wanita selalu benar
2. kalau salah kembali ke no. 1"
kenapa bisa ada pernyataan begitu ya ustadz?
Kalau wanita itu salah terus tidak ada yang membenarkan karena pernyataan tadi bagaimana?
3. Kadang ada sebuah keluarga yang mana perempuan jadi yang poros utama keluarganya ketimbang suami, nah terus kalau suatu hari ada masalah yang jadi tumpuan mesti si istri ini dan bukannya diselesaikan oleh suami. Yang ada suami seperti takut mengambil keputusan dan cuma bisa diam begitu.
Kenapa ya bisa begitu ustadz?
🌹 Jawab:
1. Kalau sendiri tanpa interaksi sama sekali dengan orang lain maka ada masalah kejiwaan atau psikis, harus di tanya ada masalah apa.
2. Itu hanya gurauan saja mba...Maka jangan terlalu serius yaah bila ada pernyataan tadi.
3. Maka sang suami ada masalah apa sampai tidak ada harga diri atau keberanian untuk menyatakan pendapatnya.
0⃣5⃣ iMah
Dari materi di atas, yang banyak di paparkan adalah bagaimana jihadnya seorang istri dan ibu.
Pertanyaannya. Bagaimana jihadnya dengan perempuan yang masih single selain menunaikan ibadah umrah dan haji...? Bagaimana hukumnya saat kita menunaikan ibadah haji/umroh tanpa mahram...?
Apakah dengan menjadi tiket surga untuk orang tua kita bisa juga dikategorikan jihad...?
🌹 Jawab:
Untuk yang 'Jones' mba imah.
Maka tetaplah beraktifitas dan berjihad mendidik keponakan atau anak-anak binaan mba.
Hukumnya tidak di perkenankan umroh tanpa mahrom.
Anak sholih/sholihah adalah Syafa'at buat Orang Tuanya di akhirat.
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎CLoSiNG STaTeMeNT💎
*Se-Ujung Kuku*
• Jangan Pernah kehilangan kontak dengan seseorang yang kita cintai.
• Kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi pada hari berikutnya, atau hari setelah itu.
• Bahkan satu kata” hai “atau” اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ “Sebelum kita tahu bahwa seseorang sudah tidak ada lagi”.
Dan ingatlah saudara & sahabatku...
• Jangan Cintai Seseorang Setinggi Langit Karena Langit Bisa Runtuh.
• Jangan Cintai Seseorang Sedalam Lautan Karena Lautan Bisa Surut.
• Jangan Cintai Seseorang Sebesar Dunia Karena Dunia Bisa Hancur.
• Cukup Cintai Seseorang Seujung Kuku, Walau Kecil, Walau Selalu Dipotong. Ia Akan Selalu Tumbuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar