Kamis, 29 Juni 2017

Stop!!! Kau Acuhkan Aku



OLeh : Ustadz Satria Ibnu Abiy

بـــســم الـلّٰـــه الرحــمــن الرحــيــم
الــسلام علــيكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله
Allah ﷻ berfirman,
محَمَّدٌ رَّسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاء عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاء بَيْنَهُمْ
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka (QS : Al Fath : 48)
Kata الذين معه disini adalah para sahabat (secara khusus), juga tabi'in, tabi'ut tabi'in dan kita selaku ummatnya (secara umum)
Jadi ikhwah...
Karakter yang paling menonjol dari ummatnya RasuluLlah ﷺ itu kedua hal ini :
1. Keras (tegas & tidak mau berkompromi dalam masalah aqidah) dengan orang kafir,
2. Berlemah lembut dan berkasih sayang dengan sesama muslim,
Thayyib
Kita fokus ke poin nomor 2 dulu aja ya,
Bahas yang lembut-lembut aja 😁
Jika mau ditarik sebuah garis lurus, maka akan kita dapati hampir semua syari'at (hukum) di dalam Islam itu mesti selalunya mengerucut kepada pembahasan tentang *AKHLAK*
Dalam beribadah misalnya, ada bab bagaimana akhlak kita terhadap Allah ﷻ...
Dalam mu'amalah juga, ada bab bagaimana adab dalam bergaul, dan bersosial
Tak heran makanya sampai Allah ﷻ sendiri memuji akhlak RasuluLlah ﷺ
Saya tanya, bagaimana sih perasaan antum saat dipuji oleh pak Gubernur?
Terus, kira-kira kenapa ada orang sampai bisa dipuji oleh pak Gubernur?
Lalu bagaimana kiranya jika yang memuji itu adalah Allah ﷻ...
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar mempunyai akhlak yang agung.”
(QS. Al Qalam : 4)
Apa hubungannya dengan tema kita?
Di antara sebab hancurnya sebuah generasi atau peradaban, adalah *BURUKNYA AKHLAK*
Perhatikan zaman setelah Nabi Isa wafat
Akhlak manusia pada saat itu sangat rusak tak terkendalikan
Hingga datanglah RasuluLlah ﷺ, untuk memperbaiki dan menyempurnakan akhlak mereka dari kerusakan tersebut.
Untuk apa?
Kenapa RasuluLlah ﷺ diutus untuk memperbaiki dan menyempurnakan akhlak?
Agar manusia dan generasinya tidak HANCUR & RUSAK
Apa kira-kira pelajaran yang bisa kita petik?
Coba bayangkan ya ikhwah...
Kalau seandainya RasuluLlah ﷺ cuma peduli dengan diri sendiri dan keluarga beliau saja...
Kira-kira mungkin tidak Islam bisa kita rasakan di Indonesia ini???
Saling merangkul..jangan acuh tak acuh
Kalau nabinya aja tidak _acuh tak acuh_ kepada ummatnya...
Masa iya kita sebagai ummatnya mau _acuh tak acuh_ kepada saudara kita???
Katanya mau ittiba' Rasul
Banyak hadits yang mendukung dan membuktikan hal ini yaa ikhwah
Misalnya:
مَنْ لَا يَرْحَمْ النَّاسَ لَا يَرْحَمْهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ
Barang siapa tidak menyayangi manusia, maka Allah tidak akan menyayanginya.
(HR. Muslim)
ﻣَﺎ ﺷَﺂﺀَ ﺍﻟﻠّﻪُ
Siapa yang tidak mau menyayangi manusia (artinya umum ya, bukan hanya yang muslim), maka Allah ﷻ tidak akan menyayanginya...
Kalau Allah ﷻ sudah tidak mau menyayangi kita lantas bagaimana kita bisa hidup dengan bahagia???
Atau dalam hadits yang populer, RasuluLlah ﷺ bersabda,
خير الناس انفعهم للناس
Sebaik-baik manusia adalah mereka yang memberi manfaat kepada manusia,
Kalau kita malah suka acuh, lalu bagaimana caranya bisa memberi manfaat?
Karena rasa ingin memberi manfaat kepada orang lain itu, tidak bisa lahir manakala orang tersebut tidak memiliki kepedulian kepada orang lain.
Jadi kalau sudah acuh duluan, maka empatinya tidak akan terasah, justru egonya yang akan cepat berkembang...
Wal iyadzu biLlah
Contoh...
Saat kita sudah hijroh dan bersemangat memperbaiki diri...
Disana ada teman kita yang masih suka dan senang bermaksiat, bahkan tak malu melakukannya di depan umum, termasuk medsos...
Seorang muslim yang baik, tentu ketika melihat fenomena ini, hatinya akan bergetar, lalu empatinya juga akan terpanggil, sehingga hal tersebut akan menjadikan ia berusaha untuk mengajak temannya tersebut untuk ikut menapaki jalan hijroh yang kini tengah ia lakukan...
Beda dengan orang yang suka acuh...
Ia pasti akan beranggapan, _"Biar aja dah...sudah gede ini masa harus ditegur terus sih"_
Thayyib
Mungkin materi pengantarnya cukup ya
Tidak usah panjang kali lebar kali tinggi
Nanti tidak jadi volume
وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب
Semoga bermanfaat
🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
💘TaNYa JaWaB💘
Alhamdulillah jazakallah ustadz materi sungguh luar biasa 👍🏻
Baiklah shalihah kita buka sharing tanya jawab yaah,,
Yuuuuuuksss merapat yang mau bertanya,
0⃣1⃣ Lia
Misal kita punya teman yang orangnya acuh tak acuh begitu. Kita sudah berusaha buat bersikap baik, menyapa, menegur, tapi dianya tetap acuh bagaimana ya ?
karena kadang malah dalam hati jadi terbesit rasa "kok begini banget ya" .., terus bagaimana supaya dia tidak acuh juga dengan lingkungan sekitar terlebih kepada temannya ?
🌴Jawab :
Sikap acuh itu bisa lahir karena pendidikan di dalam keluarganya bermasalah,
Oleh sebab itu, nasehat yang terbaik adalah dengan amal nyata. Tunjukkan bahwa kita adalah orang yang peduli dengan dia, dan kita tidak ingin dia tenggelam dengan sifat acuhnya tersebut...
Maka jadilah "keluarga" nya yang senantiasa memberikannya kasih sayang...
Dan jadilah sahabatnya yang senantiasa memberikan perhatian...
وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب
0⃣2⃣ Rizka
Lalu bagaimana mengambil sikap terkait kawan yang sudah didakwahi dan dinasehati tapi tetap melakukan kesalahan atau kemaksiatan itu usat ?
Dan bagaimana menanggapi teguran atau nasihat yang diberikan orang lain kepada kita namun cara menegur beliau dengan cara memaksakan ajaran ?
Apa benar teguran dan nasehat akan kesalahan itu maksimal 3x setelah itu Allah sendiri yang akan mengurusnya ? Jazakallahu khayran usat.
🌴Jawab :
1. Kalau sudah dinasehati, lalu teman kita tidak menerima nasehat kita, maka serahkan urusannya kepada Allah ﷻ... dan berbaik sangka selalu kepada taqdir-Nya
2. Kalau kita yang dinasehati dengan cara yang tidak baik, maka coba gunakan nurani, jangan logika diri, dengarkan apa yang dinasehatkan, bukan siapa yang menasehati...
3. Sependek yang saya tahu, tidak ada batasan mesti berapa kali memberikan nasehat kepada orang lain...
وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب
0⃣3⃣ June
usat.....apakah sebelum berdakwah keluar rumah...kita mesti terlebih dahulu merangkul keluarga terdekat atau minimal yang serumah....????
karena ada sedikit pengalaman kawan yang sudah mengingatkan temennya yang sering bermaksiat...malah temennya nodong kalau mau dakwah lihat-lihat dulu keluarga sendiri baru ngingetin orang lain.....
🌴Jawab :
Bukan sebuah kewajiban, hanya saja akan lebih baik kalau keluarga terdekat kita dulu yang menerima dakwah kita...
وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

Tidak ada komentar:

Posting Komentar