Jumat, 30 Juni 2017

Bersihnya Hati Membantu Khusyu' Dalam Ibadah



OLeh : Bunda Endria Soediono

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Alhamdulillah wa syukurillah
Ashalatu wassalamu ‘ala asyrafil anbiya wal mursalin, Nabiyyina Muhammadin wa alihi wa shahbihi wa man tabi’ahum bi ihsanin ila yaumiddin.
Wa asyhadu an laa ilaaha illallahu la syarikalah
Wa asyhadu anna Muhammadan rasulullah.
Majelis yang dirahmati Allah ..
mohon maaf muncul agak terlambat beberapa menit, karena saya coba menyelesaikan materi terlebih dahulu, agar bisa dibaca dengan lengkap ...
🌸🌺🌸
Sebelum saya share materi yang telah saya susun beberapa menit yang lalu seperti biasa
Mari kita sejenak menata hati kita, meluruskan niat kita untuk kegiatan thalabul 'ilmu pada siang ini ... ditengah kesibukan kita masing"...
Semoga tercatat sebagai salah satu amal terbaik kita yang menjadi pemberat timbangan kebaikan kelak di akhirat
آمِيْن يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.
Nasihat di atas khususnya juga bagi saya, dan semoga kita semua istiqomah serta benar" pandai memanfaatkan kebersamaan di grup ini sebagai salah satu ajang menimba ilmu dan yang terpenting lagi adalah agar kita tidak lalai dari ilmu itu.
Artinya...
Bisa jadi disini kita telah banyak mendapatkan ilmu dari berbagai nara sumber dengan sub bab yang bagus"...
Akan tetapi jika apa yang telah kita baca dari sini jika tidak mampu menggerakan hati kita untuk mencerna dan meresapi dengan baik selanjutnya mengamalkannya ...
Maka betapa ruginya kita.
InsyaAllah jama'ah grup ini telah menyadari hal tersebut dan terus berusaha mengamalkan ilmu yang didapat dengan penuh keihlasan sehingga menjadi faktor penyebab meningkatnya kualitas diri kita dari waktu ke waktu ...
آمِيْن يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.
Berikut materi utamanya saya share ... silahkan dibaca dan berusaha dipahami dengan baik. Nanti jika ada pertanyaan bisa kita diskusikan insyaAllah..
💙"KEBERSIHAN HATI
Memudahkan untuk
KHUSYU' IBADAH"💙
‎بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Sudah seharusnya kita waspadai perilaku syetan yang memiliki seribu cara untuk menggangu manusia termasuk kita yang telah beriman. Tujuan minimalnya adalah mengacaukan pikiran kita hingga hati kita merasa gelisah. Ketika seseorang merasa gelisah atas sesuatu keadaan yang sedang terjadi atas dirinya secara otomatis akan sulit menghadirkan kekhusyu'an dalam melaksanakan ibadah kepada Allah ‎ﷻ .
Namun, sulitnya menghadirkan kekhusyu'an tidak selalu dikarenakan kondisi hati sedang gelisah saja. Hati yang terlalu bahagia, hati yang terlalu bangga pada dirinya sendiri, hati yang iri dengki terhadap orang lain dan lain sebagainya juga sangat berpotensi mengganjal hadirnya kekhusyu'an saat kita melaksanakan ibadah.
Mari fokus pada keadaan hati yang tidak bersih yang menyebabkan seseorang tidak dapat fokus pada apa yang sedang ia lakukan. Walaupun tahu dirinya sedang melakukan suatu perbuatan ibadah, seseorang yang hatinya tidak bersih akan sulit menghadirkan kesadaran penuh bahwa apa yang sedang ia lakukan adalah sedang disaksikan dengan seksama oleh Allah ‎ﷻ.
Apa yang menyebabkan seseorang hatinya kotor (tidak bersih) ?
Pertama :
Kesibukan duniawi yang menyita tenaga dan pikirannya. Kondisi ini memiliki kecenderungan lalai terhadap urusan akhirat, karena telah terpatri didalam dirinya bahwa apa yang ia lakukan adalah sumber kepuasan dirinya saat itu.
Kedua :
Terjangkit penyakit hati - menyebabkan hati sulit menangkap pesan-pesan kebaikan (hidayah) baik dari Al Qur'an , Hadist maupun nasihat-nasihat yang mengajak pada taqwa kepada Allah ‎ﷻ.
Dua kelompok penyebab di atas merupakan faktor utama yang membuat hati kotor dan kusam. Ibarat cermin sulit untuk dipakai sebagai cemin.
Hal yang menyedihkan lagi, adalah hati kotor selalu membuat seseorang enggan dan malas dalam melaksanakan ibadah.
Karena pantulan hidayah tidak memancar sehingga signal frekuensi robbaniyahnya tidak tajam. Inilah yang menyebabkan ia tidak mudah mendapatkan kekhusyu'an saat ibadah.
Dalam kenyataannya fokus pikirannya tertuju pada segala urusan mencari kepuasan sesaat di dunia saja, sehingga ia kehilangan selera terhadap nikmat akhirat yang harus ditempuh dengan jalan ibadah.
Kondisi di atas bahkan juga sangat akrab dengan diri kita yang merasa sudah hijrah.
Namun kita saatnya kita harus kembali bangkit dari keterlenaan yang menyebabkan syetan leluasa masuk ke dalam diri kita dan merayu, memperdaya bahkan hingga mengacaukan pikiran kita.
Perjuangan mencapai kekhusyu'an hati di dalam melaksanakan setiap ibadah harus menjadi target dan perhatian kita yang utama dalam hidup ini.
Karena jika dalam melaksanakan suatu ibadah kita tidak khusyu' maka bisa dibayangkan bagaimana kualitas ibadah kita tersebut. Padahal setiap bentuk ibadah yang kita lakukan untuk Allah akan selalu diberi nilai yang kemudian dicatat dalam suatu catatan yang kelak akan diperlihatkan kepada diri kita dan dipakai sebagai bahan pemanding antara dosa dan pahala kita. Subhanallah.
Mari kita segera bersihkan hati dari berbagai sumber" yang mengotorinya, dari hal yang besar sampai hal yang sepele, semua harus menjadi riyadhoh kita sehingga kita benar2 mendapati hati kita akan bersih kembali, cermerlang dan sangat jernih untuk dijadikan cermin, karena memantulkan cahaya hidayah dan kesholihan. Jika hati kita demikian keadaannya dan terus terjaga seperti itu, maka betapa beruntungnya kita. Karena dengan izin Allah serta karuniaNya kita akan lebih mudah mendapatkan kekhusyu'an saat setiap melaksanaan ibadah kepada Allah ‎ﷻ .
Pada prinsipnya ada beberapa hal yang secara efektif dapat membersihkan hati kita, yakni :
Pertama,
*Dengan Istighfar*
Dalam Al Qur'an, Allah ‎ﷻ berfirman yang Artinya:
"Dan hendaklah kamu memohon ampun kepada Tuhanmu kemudian bertaubat kepada-Nya, niscaya Dia akan memberi kesenangan yang baik kepada kamu sampai ajal yang ditentukan. Dia akan memberikan karunia-Nya kepada setiap orang yang mempunyai kebaikan. Dan jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat)". (QS. Huud : 3)
Dalam satu hadits riwayat Abdullah bin Umar ra.: Dari Rasulullah ﷺ beliau bersabda yang artinya :
"Wahai kaum wanita! Bersedekahlah kalian dan perbanyaklah istighfar (memohon ampun). Karena, aku melihat kalian lebih banyak menjadi penghuni neraka.” Seorang wanita yang cukup pintar di antara mereka bertanya: “Wahai Rasulullah, kenapa kaum wanita yang lebih banyak menjadi penghuni neraka?” Rasulullah SAW. menjawab: “Kalian banyak mengutuk dan mengingkari kebaikan suami. Aku tidak melihat kekurangan akal dan agama yang lebih menguasai pemilik akal daripada kalian.” Wanita itu bertanya lagi: “Wahai Rasulullah, apakah kekurangan akal dan agama itu?”. Rasulullah saw. menjawab: “Yang dimaksud dengan kurang pada akal adalah karena dua orang saksi wanita sama dengan seorang saksi pria. Ini adalah kekurangan akal. Wanita menghabisi waktu malam-nya tanpa mengerjakan shalat dan tidak puasa di bulan Ramadlan (karena haidh), ini adalah kekurangan pada agama.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Kedua,
*Dengan Menjaga Dzikir*
Allah Ta’ala berfirman dalam hadits Qudsi , yang artinya :
“Aku tergantung persangkaan hamba-Ku kepada-Ku. Aku bersamanya (memberi rahmat dan membelanya) bila dia menyebut nama-Ku. Bila dia menyebut nama-Ku dalam dirinya, Aku menyebut namanya dalam diriku. Bila dia menyebut nama-Ku dalam perkumpulan orang banyak, Aku menyebutnya dalam perkumpulan yang lebih banyak dari mereka. Bila dia mendekat kepada-Ku sejengkal (dengan melakukan amal shaleh atau berkata baik), maka Aku mendekat kepadanya sehasta. Bila dia mendekat kepada-Ku sehasta, maka Aku mendekat kepadanya sedepa. Bila dia datang kepada-Ku dengan berjalan (biasa), maka Aku mendatanginya dengan berjalan cepat(lari).
(HR. Bukhari & Muslim)
Dari hadist Qudsi di atas kita bisa bayangkan betapa ketatnya penjagaan Allah terhadap hati kita jika kita sudah terbiasa berdzikir kepadaNya. Hingga ketika melaksanakan ibadahpun penjagaan itu pasti akan selalu meliputi diri kita, hingga syetan tidak memiliki kesempatan menggoda kita dan diri kita tidak juga tidak sempat bersikap serta berfikir pada hal-hal yang bisa mengotori hati kita karena kita takut membuat Allah ridho kepada diri kita.
(Ini logika sederhana sekaligus insyaAllah dipakai sebagai tips dalam menjaga kebersihan hati agar kita bisa selalu meraih kekhusyu'an didalam setiap ibadah kita. Silahkan mengamalkan).
Billaahi taufiq wal hidayah.
‎والله أعلم بالصواب
📝 : Endria
Jakarta, 17 Mei 2017
14.23 WIB
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎TaNYa JaWaB💎
0⃣1⃣ Nuring
Ibadah itu selain khusyu' juga harus tertib kan bunda sesuai dengan rukun yang ada , jadi disaat mengikuti kajian selain membaca, mengamalkan, apakah akan diminta pertanggungjawaban di akhirat kelak??
Baik yang mengisi kajian ataupun yang diisi kajian bunda???
Sama juga seperti halnya tilawah dan tadabbur quran kita selain membaca dan harus mengaplikasikannya di kehidupan sehari" ya kan bunda???
Kira" apakah semuanya itu akan diminta pertanggung jawaban Allah??
🌸Jawab :
‎بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Tentu ukhti ...
Segala amal perbuatan kita kelak akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah.
Terkait thalabul ilmu seperti yang kita lakukan ini, baik pembaca maupun narasumbernya kelak harus bisa mempertanggung jawabkan, apakah setiap ilmu yang diterima (dibaca) sudah diamalkan atau tidak.
Jika belum karena memang sudah ada niat namun sedang dalam proses tentu kelak penilaian juga akan berbeda dengan yang tidak punya niat dan juga tidak melaksanakan sama sekali.
Pertanggungjawaban hidup di akhirat adalah merupakan wujud dari keadilan Allah ‎ﷻ , dan menunjukkan bahwa penciptaan langit dan bumi dengan segala isinya termasuk di dalamnya manusia tidaklah sia-sia.
Hal ini sesuai dengan firman Allah ‎ﷻ yang artinya :
"Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnyya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja) , dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?".(QS. Al-Mu'minun : 115).
Dan juga Firman-Nya lagi:
"Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka. Patutkah Kami mengganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi?
Patutkah pula Kami mengaggap orang-orang yang bertakwa sama dengan orang-orang yang berbuat maksiat?.(QS. Ash-Shad : 27-28).
Pada ayat kedua Allah ‎ﷻ menegaskan sekaligus memahamkan kepada kita bahwa tidak akan sama kelak perhitungan Allah ‎ﷻ bagi orang yang bertaqwa dengan yang tidak bertaqwa kepadaNya.
Sehingga memberi gambaran kepada kita bahwa kita ini mau ambil yang mana, mau taqwa atau tidak, mau hidup di dunia ini seenak dan semau hati kita atau tunduk kepada Allah ?
Juga jikalau kita sudah bertaqwa kepada Allah ‎ﷻ maka yakinlah - kuatkanlah iman kita kepadaNya, karena kelak kita pasti akan mendapat keadilan dibanding orang yang di dunia ini merasakan berbagai nikmat dan kenyamanan namun tidak taqwa kepadaNya.
Disinilah kita perlu kejernihan hati dan ketajaman pikir agar tetap teguh dalam iman dan taqwa kita dalam keadaan apapun diri kita.
‎والله أعلم بالصواب
0⃣2⃣ Dian
Materinya jleb banget...
Kalau hati masih terus gelisah, padahal rutin baca Al Qur'an dan sholat. Ada apa dengan hati ini?
Dzikir seperti apa yang bisa paling pas untuk mengobati penyakit hati?
Syukron.
🌸Jawab :
‎بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Ini pertanyaan yang bagus.
Mungkin sebagian dari kita sudah banyak yang telah melazimkan tilawah Qur'an 1 juz per hari atau bahkan sebagian lain bisa sampai 2 atau 3 juz dst.
Tapi mengapa hati masih sering merasa gelisah ?
Pertama :
----------
Bahwa kegelisahan hati, sakitnya raga, sempitnya rezeki, dan lain sebagainya adalah suatu ujian dari Allah ‎ﷻ bagi orang beriman. Sebagaimana FirmanNya yang artinya :
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al Baqarah : 155-157)
Setelah menyadari setiap kesedihan merupakan ujian, tentu tidak seharusnya kita lantas putus asa dan malas dalam beribadah. Harus semakin giat dan ikhlas dalam ibadah kepadaNya. Agar Allah ‎ﷻ memberi penilaian bahwa kita lulus atas ujian tersebut. Dan sikap seperti ini hendaknya kita berlakukan pada semua bentuk dari ujianNya.
Kedua :
--------
Gelisah ini juga bisa disebabkan karena godaan syetan yang berusa mengalihkan perhatian dan pikiran kita agar tidak fokus dan akhirnya tidak khusyu' pada setiap amal kita. Sehingga muncullah keengganan, kemalasan, bahkan sampai keraguan.
Ini tentu harus segera diberantas dengan kembali kepada mengingat Allah takut kepadaNya dan bersegera perbanyak istighfar agar hati kembali bersih. Dan kegelisahan karena suatu sebab yang wajar sebagai bagian dari kehidupan manusiawi tidak berlebih porsinya hingga membuat kita kehilangan berbagai kesempatan untuk mencapai kekhusyu'an.
Ketiga :
--------
Memang seharusnya sebagai seorang mukmin ketika menerima Al Qur'an sebagai Kitab Sucinya tidak sebatas hanya melazimkan membacanya, tetapi harus ada upaya rutin dan disertai dengan kesungguhan untuk memperlajari maknanya, apakah dengan ikut kajian tafsir, majelis tadabbur ayat dan lain sebagainya.
Dengan demikian wawasan kita akan terbuka tentang ayat" atau surat" dari Al Qur'an yang kita baca. Setidaknya kita setiap melewati surat atau ayat ini dan itu kita tahu apa garis besar dari firman Allah ‎ﷻ tersebut.
Jika proses ini dilakukan saya yakin insyaAllah kita akan menemukan nikmatnya membaca Al Qur'an.
Al Qur'an adalah hidangan mulia bagi kita, orang beriman, sumber kebahagiaan dan as syifa' (penyembuh), juga merupakan mukjizat yang banyak sekali keutamaan dan keberkahannya, bahkan merupakan sumber rezeki yang terbesar bagi orang beriman. Sehingga jika kita tidak menemukan apa diantaranya, maka bisa jadi ada suatu penghalang yang masih menjadi penyekat hati kita dengan Al Qur'an.
Oleh karena itu sambil terus berusaha mendekat - membaca dan mempelajari maknanya, mohonlah perlindungan kepada Allah dari bisikan syetan yang mengalihkan perhatian kita pada rasa kesedihan itu daripada menikmati bacaan Al Qur'an kita.
Jangan berhenti dengan kebiasaan membaca Al Qur'an karena jika keyakinan kita dan terutama keihlasan niat kita kembali kita luruskan karena ingin menggapai ridhonya Allah ‎ﷻ , insyaAllah keadaan akan menjadi lebih baik.
Semoga kita semua dengan pertemuan ini dalam rangka menuntut ilmu agar kita bisa lebih dekat dengan Allah, agar kita lebih mencintai Al Qur'an dan agar hati kita senantiasa terjaga kebersihannya, Allah ridhoi dan Allah berkahi. Hingga keadaan kita menjadi semakin lebih baik. Memasuki Syahrul Qur'an dengan hati yang bersih dan penuh limpahan karunia keberkahanNya.
آمِيْن يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.
‎والله أعلم بالصواب
0⃣3⃣ Erna
Bunda mau tanya tips untuk menjaga dzikir itu bagaimana ya, karena saya sering lupa nanti baru baca istighfar berapa kali begitu nyambi kerja lupa?
🌸Jawab :
‎بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Ini juga pertanyaan yang sangat penting terkait tema kita hari ini. Karena dzikir adalah salah satu sebab kebersihan hati, yang memunculkan rasa khusyu' dan murroqobah.
Tips menjaga keistiqomahan dalam dzikir , diantaranya adalah :
Pertama :
----------
Mempelajari apa saja manfaat dzikir, dan terus mengingat dan menghayatinya. Bersamaan dengan itu selalu praktekkan amal dzikir itu didalam setiap kesempatan dalam keseharian kita, apakah kita sedang berkendaraan sambil antar anak sekolah, sambil masak, setrika dan lain sebagainya.
Kalau dalam rangkaian aktivitas itu kita kadang terputus dari dzikrullah karena lupa (misal) atau ada tamu, atau sedang jawab hp dan lain sebagainya, ini wajar, asal juga jangan keterusan, segera kembali berdzikir.
Kedua :
---------
Pilih lafadz dzikir yang paling kita favorite kan. Caranya baca dan cari berbagai lafadz dzikir yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ dan diabadikan oleh para periwayat hadist yang sholih sehingga kita pastikan hadist dari sumber lafadz dzikir yang akan kita lazimkan shohih.
Jangan terpancang pada 1 jenis lafadz dzikir saja. Buat variasi. Misal :
- setiap hari Jumat kita khususkan banyak baca sholawat sepanjang hari.
- setiap hari kamis perbanyak istighfarnya, karena memasuki jumat dimana ada waktu mustajab kita bisa bermunajad kepada Allah dalam keadaan lebih bersih karena istighfar kita dihari kamisnya.
- jangan juga membatasi dimana atau waktu apa saja kita merasa perlu berdzikir. Jadikan dzikir sebagai aktivitas yang kita cintai. Karena dengan dzikir hati kita tersambung dengan Allah ‎ﷻ . Hingga kita akan selalu mendapat ketenangan dan jaminan keamanan dariNya.
- jika kita ingin menetapkan waktu" dzikir pada pilihan waktu yang kita sesuaikan dengan aktivitas kita sih boleh saja, hanya yang tidak bisa diganggu adalah ketika kita setelah selesai sholat fardhu, usahakan bagaimanapun caranya kita bisa tetap duduk dan dengan tenang berdzikir.
Bagaimana kalau sibuk dengan urusan anak dll...?
Tentu harus disiasati. Misal waktu petang (lakukan sebelum subuh tiba), karena disaat itu anak mungkin belum bangun.
Kemudian jika siang dzuhur diperkirakan akan sibuk maka pastikan ada aktivitas yang kita lakukan namun bisa diiringin dengan lantunan dzikir kita kepada Allah ‎ﷻ .
Ketiga :
--------
Luruskan Niat.
Yang penting untuk membangun istiqomah dalam dzikrullah adalah ketetapan hati , niat atau tekad kita untuk menjadikan dzikir sebagai pengisi waktu dan bahkan jika bisa menjadi pengiring setiap nafas kita.
Bagaimana dengan tilawah Al Qur'an ?
Tentu tilawah Qur'an adalah juga merupakan bagian dari dzikir juga, bahkan merupakan salah satu amal ibadah yang sangat dicintai Allah ‎ﷻ setelah sholat tepat pada waktunya.
Keempat :
-----------
Selalu ingat dalam hati bahwa dzikir itu tidak hanya berupa ucapan lisan kita atas kalimat" dzikir saja. Tetapi dzikir kepada Allah ‎ﷻ harus teraplikasi dalam bentuk pembenaran atas segala risalah AgamaNya, juga pada amal perbuatan kita.
Apapun aktivitas yang kita lakukan seharusnya selalu kita niatkan untuk mencari ridho Allah ‎ﷻ semata.
Jika kita dalam kesulitan kehidupan, kita juga kembali semakin mendekat dan meminta pertolonganNya.
Pendek kata dzikrullah adalah selalu meng-eksis-kan Allah baik di hati maupun didalam amal perbuatan kita serta terucap pada lisan" kita.
Kelima :
--------
Usahakan faham arti dan makna dari setiap lafadz dzikir yang kita ucapkan.
Jika memahami makna dzikir dalam bentuk perbuatan bagamaiana maksudnya ?
Ya tinggal selalu berusaha agar setiap tindak tanduk kita terkontrol tidak melanggar larangannya, dan juga sebaliknya selalu dalam keadaan semangat dan antusias dalam melaksanakan peritahNya dengan menghadirkan hati (khusyu').
Banyak lafadz dzikir yang bisa kita pelajari dari hadist" Rasulullah ﷺ yang shohih.
Silahkan dicari dari berbagai sumber.
‎والله أعلم بالصواب
0⃣4⃣ Phity
Di tempat kerja, kadang terjadi ketimpangan dalam hal pembagian tugas. Nah ada kalanya saya merasa diberi tugas yang banyak dan kadang juga diminta mengerjakan tugas orang lain,, kadang muncul ketidakikhlasan dan jadi capek sendiri...kalau disibukkan dengan tugas" seperti itu apakah termasuk tersibukkan dengan urusan duniawi seperti yang dimaksud?
Kemudian bagaimana menyikapinya?
🌸Jawab :
‎بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Itulah yang biasa terjadi disekitar kita, kesibukan dunia menyita waktu tenaga dan pikiran sehingga apa yang menjadi amanahnya berpotensi terbengkalai.
Jika ditanya apakah jenis kesibukan tersebut adalah merupakan contoh kesibukan duniawi tentu jawabnya iya. Karena memang terkait aktivitas duniawi.
Kalau saja kita jujur maka apa sih sebenarnya yang diperintahkan Allah kepada wanita? Yakni tetap berada dirumahnya. Artinya tugas utama kita adalah fokus pada pekerjaan kerumah tanggaan. Bagaimana menjaga keharmonisan rumah tangga, membina anak, menyiapkan segala kebutuhan anak dan suami. Semua itu adalah ibadah yang utama dari aktivitas seorang wanita muslimah.
Bagaimana jika dituntut untuk berkerja menambah nafkah keluarga? Ini biasanya alasan yang diajukan oleh seorang wanita pekerja yang bekerja di luar rumah.
Sebelum menjawab, sebaiknya kita akui dengan jujur dulu bunda. Ketidakcukupan nafkah suami itu sangat relatif.
Jika kita bertekad taqwa kepada Allah maka Allah pasti akan memudahkan para suami untuk mendapatkan nafkah yang lebih. Jikapun nafkah itu hanya pas-pasan maka nafkah itu akan diberi keberkahan oleh Allah, sehingga semua merasa cukup, suami tenang, istri menerima, anak juga tidak kurang sesuatu apapun.
Sedangkan jika seorang istri sudah berpresepsi sejak awal bahwa dirinya harus bekerja di luar untuk memenuhi kebutuhan keluarga maka ini sudah sebuah orientasi awal yang kurang tepat bahkan bisa dibilang salah dan menyalahi kodrat dan fitrah penciptaan atas dirinya.
Sehingga jangan heran jika di dalam perjalanannya ia bekerja diluar maka berbagai permasalahan akan datang silih berganti seolah waktunya sangat penuh dengan pekerjaan yang menumpuk. Waktu pribadi untuk kebutuhan ibadah pun juga hanya tinggal sisa" saja - wal hasil dalam keadaan lelah fisik dan pikiran ibadah tidak bisa khusyu'. Belum ditambah dengan tumpukkan konflik antarteman sejawat yang terpending, tentu akan mengganjal hati dan menambah keadaan kotornya hati saja. Inilah diantara gambaran wanita yang memaksakan diri bekerja di luar rumah.
Jadi bagaimana dong ? Apa berarti wanita tak perlu sekolah tinggi. Karena toh ujungnya tidak perlu harus bekerja.
Begini ...
Pada dasarnya menuntut ilmu adalah perintah syariat agama kita. Bahkan sifatnya wajib, khususnya terkait ilmu Agama, karena dengannya seseorang akan memiliki kualitas yang semakin baik dalam keislamannya. Sedangkan untuk ilmu yang lain juga tetap boleh, namun harus tetap diawali dengan niat untuk mencari ridhonya Allah ‎ﷻ .
Bagi laki-laki ilmu dan ketrampilan akan sangat membatu dirinya untuk menemukan jalan nahkah diri dan keluarganya. Sehingga semakin expert seorang laki-laki dalam suatu bidang ilmu sedangkan dia dalam keadaan beriman dan taqwa kepada Allah maka laki-laki seperti inilah yang sangat dicintai Allah ‎ﷻ ; karena Allah mencintai seorang laki2 yang kuat, kuat dalam hal ini tidak hanya kuat fisiknya, tetapi juga kuat ilmunya, imannya, bahkan kuat dalam ketrampilannya dalam urusan dunia. Sehingga akan banyak manusia yang membutuhkan dirinya. Jadilah ia manusia yang banyak memberi manfaat kepada orang lain.
Sedangkan bagi wanita fitrahnya beda. Wanita sesuai perintah Allah adalah tetap berada di rumahnya untuk berhikmad pada keluarganya.
Jadi bagi yang sekolah tinggi bagaimana ?
Wanita sekolah tinggi tentu tidak dilarang dan mau ambil fakultas apa saja silahkan asal niatnya tetap untuk dikembalikan pada niat taqwa kepada Allah ‎ﷻ baik dari niatnya, proses menuntut ilmunya maupun tujuan hingga praktek setelah mendapatkan ilmu atau mencapai prestasi dari sekolah (kuliahnya) itu.
Karena ketika wanita menuntut ilmu tinggi ia juga akan bisa lebih pandai memanage keluarganya. Ilmunya tidak terpakai dong. Tentu tetap terpakai...
Anak perlu didikan seorang ibu yang memilki wacana yang luas. Pola pikir yang terstruktur dan intelegensi yang terasah.
Kembalikan semua pencapain ilmu dari hasil kuliah itu untuk kemaslahatan keluarga dan juga agama dan masyarakat. Banyak peran wanita yang bisa diambil di masyarakat asal tidak menterlantarkan kewajibannya terhadap keluarganya, ini yang harus diperhatikan oleh seorang wanita yang bekerja.
Kembali lagi pada pertanyaan diatas, saran saya adalah agar ukhti penanya melakukan introspeksi diri, mungkin dalam sepanjang perjalanan kehidupannya sudah berbelok niat ketika bekerja di luar itu. Luruskan niat kembali bahwa hidup kita adalah untuk beribadah kepada Allah ‎ﷻ jadi jika selama
justru amanah ibadah dan tugas" serta amanah yang semestinya diemban justru hanya dikerjakan dengan setengah" atau bahkan hanya sekedar jika ada sisa waktu saja. Mungkin saatnya kita mulai berbenah diri kembali.
Munajadlah kepada Allah untuk mohon petunjukNya, bimbinganNya sehingga ke depan jalan hidup yang kita ambil kembali pada fitrah dan kodrat sebagaimana yang dikehendakiNya.
‎والله أعلم بالصواب
0⃣5⃣ Dwie
Assalamualaikum bunda...
Kita sudah melakukan semua kebaikan dan kerja keras untuk kebahagiaan keluarga dan terus menjalankan ibadah tetapi ujian datang silih berganti seakan tanpa putus dan setiap mendapat rejeki pasti sudah ada pengeluaran yang tak disangka sehingga seakan rejeki itu tidak berkah..
Padahal rejeki itu ku dapat dari bekerja yang halal dari keringat sendiri... Terkadang karena kecewa yang hebat membuat sholat ku tidak khusyuk bunda..
Dan melihat banyak orang berdoa langsung diijabah....
Sedang saya selalu ikhtiar dan mengerjakan yang sunnah tetapi doa belum juga diijabah..
Pertanyaan saya bunda bagaimana supaya hati ini selalu karena Allah dan ikhlas menerima ujianNya ini...
Terimakasih bund
🌸Jawab:
‎وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
‎بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Saya kira banyak yang perlu digarisbawahi dari curhatan diatas.
Pertama :
Sebaiknya ketika kita melakukan introspeksi diri tidak mengingat-ingat apa yang telah kita lakukan, baik ibadah kita, perjuangan kita dan apapun yang membuat kita sudah merasa telah melakukan banyak kebaikan.
Lihatlah ke atas dalam urusan ibadah dan kebaikan. Artinya jangan pernah merasa sudah sholih, jangan merasa sudah baik, jangan merasa sudah benar dan lain sebagainya. Ini adalah bisikan syetan yang menginginkan kita merasa ujub, walaupun kita hanya berguman didalam hati. Karena tidak ada yang tersembunyi bagi Allah ‎ﷻ . Dia maha mengetahui apa saja baik yang telah kita kerjakan maupun yang kita pikirkan. Jadi agar kita lebih hati-hati dalam hal ini.
Kedua :
Ketika kita merasa sudah bekerja di luar dengan segala daya dan upaya kita kemudian tidak merasa ada keberkahannya, mungkin ini juga harus menjadi suatu bahan introspeksi juga. Jangan hanya merasa sudah berkorban saja, tetapi coba teliti sudah memenuhi syaratkah secara syariat islam kita bekerja di luar rumah ini. Jika seorang janda mungkin bisa ada permakluman karena dia harus menghidupi dirinya. Tetapi bagi seorang istri yang masih memiki suami yang aktif bekerja, maka urgent kah kita bekerja di luar rumah itu. Sudahkah mendapat ridho dari suami dan yang lebih penting lagi bagaimana dari pemenuhan persyaratan dari agama. Jika semua juga sudah memenuhi tentu masih ada yang harus kita koreksi lagi. Misal bagaimana tugas dan tanggung jawab kita terhadap anak dan suaminya, apakah ada unsur" kedzaliman kita kepada mereka selama kita bekerja itu.
Maaf bunda...
Jangan kita hanya berfikir tentang hasil pendapatan yang kita peroleh dari upaya kerja kita. Tetapi keberkahannya harus kita pikirkan. Percuma bukan seorang wanita Muslimah bekerja dan dapat penghasilah besar tetapi tidak diberi keberkahan oleh Allah ‎ﷻ , sudah buang" waktu usia, tenaga, dan pikiran tetapi hasil catatan pahala akhirat kita sedikit. Ibadah tidak khusyuk karena pikiran sebagian besar tersita pada urusan pekerjaan, anak juga mendapat didikan pembantu, kebutuhan suami yang harusnya kita penuhi dan menjadi sumber utama pahala kita jadi tidak ada harganya. Ini tentu sangat disayangkan. Hindari dan tata kembali pola pikir kita dan mohon pertolongan kepada Allah ‎ﷻ agar ke depan selalu membimbing langkah" kita agar selanjutnya kehidupan kita diberkahinya.
Ketiga :
Yakni tentang pandangan bahwa orang lain lebih mustajab doanya dibanding dirinya. Bisa jadi ini benar, tetapi tentu ada sebabnya bukan.
Lagian tidak selayaknya kita membiarkan pikiran seperti itu tumbuh bersemi dihati kita, karena dibalik pikiran tersebut ada perasaan iri ; perasaan iri atau hasud kepada saudara kita yang lain yang diberi kebaikan oleh Allah lebih dari diri kita adalah suatu sikap dan perbuatan yang sangat dibenci oleh Allah ‎ﷻ . Karena berarti kita telah menggugat Allah dengan berprasangka Allah ‎ﷻ itu tidak adil. Padahal Allah itu Maha Adil dan Maha Bijaksana. Allah ‎ﷻ juga Maha mendengar segala doa hambaNya. Dan Dia pasti mengabulkan doa dan permohonan hambaNya asal si hamba Taqwa kepadaNya.
Jadi, kalau doa kita belum dijawab belum tentu tidak dikabulkan bukan.
Bisa jadi justru su'udzhon kita kepada Allah dan rasa iri kita kepada saudara-saudara kita yang membuat hati kita jadi kotor dan berpenyakit sehingga doa-doa kita juga hanya akan tergantung tidak sampai mencapai puncak ridhoNya hingga Allah SWT berkenan mengabulkannya.
Ini semua sebaiknya menjadi catatan penting kita semua agar lebih berhati-hati dalam berpikir dan berprasangka.
Perbanyak istighfar dan bertasbih memuji Allah ‎ﷻ agar kerak" dan kotoran hati hilang. Hati kita menjadi bersih cemerlang dan doa-doa kita segera diberi jabawan.
‎والله أعلم بالصواب
0⃣6⃣ Hesti
Mengapa diri ini masih susah untuk selalu melibatkan Allah setiap saat..
Apa yang harus dilakukan agar setiap saat bisa merasakan hadirnya Allah dan Rosulullah dalam diri?
Bagaimana caranya agar bisa lebih cepat membaca pesan yang disampaikan Allah lewat banyak kejadian,
🌸Jawab :
‎بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
MasyaAllah ini pertanyaan yang sangat penting yang memang seharusnya kita semua segera menemukan jawabannya agar kehidupan kita tidak berlama-lama dalam suasana kebimbangan tak menentu.
Tiada yang dapat membuat manusia tenteram, damai, aman kecuali ketika ia sudah merasakan kebahagiaan saat bisa dekat dengan Allah ‎ﷻ .
Tidak ada seorang mukmin pun yang tidak diberi ujian. Ini sebuah sunatullah sekaligus cara Allah ‎ﷻ mencintai hambaNya.
Permasalahannya banyak dari hambaNya yang salah mengartikannya. Ini yang harus diluruskan dulu.
Pandang dan yakini dulu bahwa Allah itu adalah sang pencipta diri kita, bukan hanya Allah menciptakan diri kita tetapi Dia lah pemilik jiwa dan raga kita. Karena itu di dalam firmanNya, Allah jelaskan bahwa kelak kita pasti akan kembali kepadaNya.
Namun banyak manusia yang lupa atau bahkan tidak tahu akan hal ini.
Oleh karena itu, kata Allah bahwa beruntung orang yang menyadari saat ia mendapat musibah atau ujian segera mengatakan : ini dari Allah dan kepadaNya segalanya akan dikembalikan. Mereka inilah orang-orang yang telah mendapat rahmat dari Allah ‎ﷻ .
Baik ...
Sekarang kita akan pada pertanyaan di atas. Intinya bagaimana agar diri kita peka terhadap hidayah Allah ‎ﷻ .
Pertama :
Sumber hidayah yang utama adalah Al Qur'an dan Hadist Rasulullah ﷺ .
Karena itu pelajarilah makna yang terkandung didalamnya. Jangan kita sibuk dan sepanjang tahun hanya puas ketika sudah terbiasa membacanya (mentilawahkannya). Tingkatkan untuk bertekad mempelajari tafsirnya secata rutin. Afdholnya temukan ustadz yang paham ilmu tafsir dan ilmu hadist belajarlah kepada beliau secara langsung ya. Jangan hanya puas belajar secara online saja, karena hasilnya akan sangat berbeda.
Kedua :
Perbanyak melakukan perenungan tentang berbagai hal yang terkait dengan kehidupan setelah kematian kita dan suasana diri kita kelak di akhirat.
Dengan demikian, insyaAllah akan tumbuh rasa takut dan upaya untuk mempersiapkan diri.
Ketiga :
Perbanyak berdzikir kepada Allah ‎ﷻ .
Lantunkan dzikir" yang menggugah hati kita, yang kita pahami maknanya dan lakukan hal itu secara terus menerus.. pakai saja.. waktunya dimana saja kita sedang beraktivitas (kecuali ditempat yang dilarang, yakni WC).
Keempat :
Selalu baca doa yang diajarkan oleh Nabi ﷺ ketika kita selesai melakukan sholat fardhu yakni :
‎اَللّهُمَّ أَعِنِّيْ عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
Allahumma a’innii ‘alaa dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibaadatika.
“Ya Allah, tolonglah aku untuk berdzikir kepada-Mu, Bersyukur kepada-Mu, serta beribadah dengan baik kepada-Mu .”
Kelima :
Sering baca buku tentang keutamaan dzikir kepada Allah ‎ﷻ . InsyaAllah akan mudah hati tergerak untuk berdzikir.
Dengan dzikir hati akan lebih tajam menangkap signal" hidayah. Karena dengan dzikir seorang telah membangun kedekatan dengan Allah ‎ﷻ .
Kepada orang seperti ini syetan takut mendekat. Sehingga seorang yang banyak berzikir akan lebih mudah menerima nasihat" agama. Ini tentu karena kebersihan hati sebagai karunia Allah ‎ﷻ atas amal dzikirnya kepadaNya.
‎والله أعلم بالصواب
0⃣7⃣ Erna
Terkait jawaban no. 2 bund,,
Pilih lafadz dzikir yang paling kita favorit kan. Caranya baca dan cari berbagai lafadz dzikir yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ dan diabadikan oleh para periwayat hadist yang sholih sehingga kita pastikan hadist dari sumber lafadz dzikir yang akan kita lazimkan shohih.
Apa bunda lafadz dzikirnya???
Karena selama ini biasa pakai dzikir yang di al-ma'surat itu saja,,,
Jazakillah bund,,
🌸Jawab:
‎بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Lafadz dzikir tentu banyak sekali ya sayang.... mungkin saya hanya bisa mencontohkan beberapa diantaranya saja.
Yang pasti jika ingin lengkap nanti silahkan membeli buku bagus yang didalamnya banyak memuat tentang dzikir" yang di ajarkan oleh Rasulullah ﷺ .
Judul Bukunya :
AL ADZKAR - Imam Nawawi.
Adapun bagi yang mungkin ingin segera tahu lafadz" dzikir apa saja yang bisa kita segera baca sejak saat ini dan lazimkan sampai nanti.
🌷Saya akan membagi 2 kelompok ya;
🌙Pertama 🌙
---------------
Dzikir yang dianjurkan Rasulullah ﷺ untuk dibaca saat kita selesai sholat. InsyaAllah semua berdasarkan hadist yang bisa dipertanggung jawabkan.
*Pertama 
‎أَسْتَغْفِرُ اللهَ (3x)
‎اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ، وَمِنْكَ السَّلاَمُ، تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ
Astaghfirullah (3x).
Allahumma antas salaam wa minkas salaam tabaarakta yaa dzal jalaali wal ikroom.
Aku memohon ampun kepada Allah. (3x) “Ya Allah, Engkau Maha Sejahtera,dan dari-Mu kesejahteraan. Mahasuci Engkau, wahai Rabb Pemilik keagungan dan kemuliaan.”
(HR. Muslim).
Catatan :
Tidak boleh ditambah-tambah dengan kata :
‎وَإِلَيْكَ يَعُوْدُ السَّلاَمُ فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلاَمِ وَأَدْخِلْنَا دَارَ السَّلاّمِ
Bacaan diatas tidak ada asalnya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lihat Misykatul Mashabih, 1:303.
*Kedua 
‎لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ، اَللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ
Laa ilaaha illallaah wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai-in qadiir. Allaahumma laa maani’a limaa a’thaita wa laa mu’thiya limaa mana’ta wa laa yanfa’u dzal jaddi minkal jaddu.
“Tidak ada illah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi–Nya. Bagi–Nya segala kerajaan dan bagi-Nya segala pujian. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang mencegah apa yang Engkau beri dan tidak ada yang memberi apa yang Engkau cegah. Tidak berguna kekayaan dan kemuliaan itu bagi pemiliknya dari (siksa)-Mu.
(HR. Al-Bukhari dan Muslim)
*Ketiga 
‎لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ، لَهُ النِّعْمَةُ وَلَهُ الْفَضْلُ، وَلَهُ الثَّنَاءُ الْحَسَنُ، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ
Laa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lah. Lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai-in qadiir. Laa hawla wa laa quwwata illaa billah. Laa ilaaha illallah wa laa na’budu illaa iyyaah. Lahun ni’matu wa lahul fadhlu wa lahuts tsanaa ul hasan. Laa ilaaha illallaahu mukhlishiina lahud diina wa law karihal kaafiruun.
“Tidak ada illah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan pujian. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan (pertolongan) Allah. Tidak ada illah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah. Kami tidak beribadah kecuali kepada-Nya. Bagi-Nya nikmat, anugerah, dan pujian yang baik. Tidak ada illah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah, dengan memurnikan ibadah hanya kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukainya.”
(HR. Muslim)
*Keempat 
‎لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ (10x )
Laa ilaaha illallaah wahdahu laa syariika lah. Lahul mulku wa lahul hamdu yuhyii wa yumiit wa huwa ‘alaa kulli syai-in qadiir . (10x)
Tiada illah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi–Nya, bagi–Nya kerajaan dan bagi-Nya segala pujian. Dia-lah yang menghidupkan (orang yang sudah mati atau memberi ruh janin yang akan dilahirkan) dan yang mematikan. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu.” (Dibaca 10 x setiap selesai shalat Maghrib dan Subuh).
(HR. Ahmad & at-Tirmidzi)
*Kelima 
‎اَللّهُمَّ أَعِنِّيْ عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
Allahumma a’innii ‘alaa dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibaadatika.
*Keenam 
�“Ya Allah, tolonglah aku untuk berdzikir kepada-Mu, Bersyukur kepada-Mu, serta beribadah dengan baik kepada-Mu .”
(HR. Abu Dawud).
‎سُبْحَانَ اللهِ (33x ) الْحَمْدُ لِلَّهِ (33x )اللهُ أَكْبَرُ (33x )
Subhaanallah (33x) Alhamdulillaah (33x) Allaahu Akbar (33x).
Mahasuci Allah ( 33x) Segala puji bagi Allah (33x) Allah Mahabesar (33x)
(HR. Abu Dawud, an-Nasai dan
Ahmad).
*Ketujuh 
‎لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ
Laa ilaaha illallaah wahdahulaa syariikalah , lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai-in qadiir
Tidak ada illah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah Yang Mahaesa, tidak ada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan, bagi-Nya segala puji. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. (HR. Muslim)
*Kedelapan 
Membaca surat Al-Ikhlash, Al-Falaq dan An-Naas setiap selesai shalat (fardhu).
(HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi an-Nasai, Ibnu Khuzaimah dan Hakim)
Membaca Ayat Kursi setiap selesai shalat (fardhu).
(HR. An-Nasai dan Ibnus Sunni dinyatakan shahih oleh Syaikh al-Albani)
(Jika sudah selesai shalat Shubuh membaca) :
‎اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَل
‎اً مُتَقَبَّلاً
Allaahumma innii as-aluka ‘ilman naafi’an, wa rizqan thayyiban, wa ‘amalan mutaqabbalaa
"Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada–Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang halal dan amal yang diterima.”
(HR. Ibnu Majah, Ibnu Majah & Ibnu Sunni)
🌙Kedua 🌙
-------------
1) "Barangsiapa yang mengucapkan: SUBHANALLAHI WABIHAMDIH (Maha suci Allah dan dengan segala pujian hanya untuk-Nya) sehari 100 (seratus) kali, maka kesalahan-kesalahannya akan diampuni (Allah) walaupun sebanyak buih di lautan.” (HR. Al-Bukhari & Muslim).
2) "Barang siapa yang terbangun dari tidurnya pada malam hari, kemudian dia mengucapkan,
*"La ilaha illallah wahdahu la syarika lahu, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syay-in qadri, alhamdulillah wa subhanallah wa la ilaha illallah wallahu akbar, wa la hawla wa la quwwata illa billah*‘
kemudian dia berkata ‘Ya Allah, ampunilah aku’ atau dia memanjatkan doa, hal tersebut (istigfar maupun doa itu) akan dikabulkan. Kemudian jika dia berwudhu lalu mendirikan shalat, shalatnya tersebut akan diterima (di sisi Allah).”
(Hadits shahih; riwayat Al-Bukhari, Abu Daud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i, dan Ibnu Majah; lihat Shahih At-Targhib wa At-Tarhib, 1:149)
3) “Tiada Illah yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah Yang Maha Agung lagi Maha Lembut. Tiada illah yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah Rabb (Pemilik) arsy yang agung.
Tiada iIlah yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah Rabb langit dan Rabb bumi serta Rabb Pemilik 'Arsy yang mulia.”
(HR.Bukhari dan Muslim).
4)
‎لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ (10x )
Laa ilaaha illallaah wahdahu laa syariika lah. Lahul mulku wa lahul hamdu yuhyii wa yumiit wa huwa ‘alaa kulli syai-in qadiir.
Baca 100x setiap pagi dan sore.
5) Bacaan SHOLAWAT
‎اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ
Baca dalam setiap keadaan. Dengan penuh penghormatan dan rasa pengagugan terhadap Rasulullah ﷺ . Karena Rasulullah ﷺ bersabda :
‎مَنْ صَلَّى عَلَيَّ أَوْ سَأَلَ لِي الوَسِيْلَةَ حَقَّتْ عَلَيْهِ شَفَاعَتِي يَوْمَ القِيَامَةِ
"Barangsiapa bershalawat kepadaku atau meminta agar aku mendapatkan wasilah, maka dia berhak mendapatkan syafa’atku pada hari kiamat nanti.”
(Hadist Shohih).
6) Dan tentu seluruh lafadz dzikir yang ada di al ma'tsurat - semua bisa jadi bacaan dzikir kita setiap hari.
Adapun yang bisa kita baca setiap keadaan yang paling mudah adalah Sholawat dan Istighfar serta Tasbih. Namun kalau tasbih biasanya diutamakan pagi dan petang sesuai petunjuk Allah ‎ﷻ .
Dzikir" yang lain bebas yang kita suka dan lebih kita bisa resapi, karena itu kita sebaiknya tahu makna setiap lafadz dzikir yang kita ucapkan.
7) Dan juga sebagian waktu kita tambahkan untuk agenda tilawah Qur'an yang lebih banyak lagi.
Jadi, selain punya kebiasaan baca Qur'an nya 1 juz per hari maka tambahkan bacaan Qur'an dari surat" pilihan kita yang kita lazimkan baca seperti :
- al Kahf, baca setiap hari Jumat atau malam Jumatnya.
- Al Mulk , baca setiap malam sebelum tidur.
- Al Baqoroh baca setiap hari.
- Al Waqi'ah , Yaasiin, Qof dst - surat apa saja yang kita ingin lazimkan dan hafalkan, tetapi kita usahakan selain membaca surat" tersebut 1 juz per hari sehingga khatam 1 x dalam 1 bulan bisa tetep berjalan lancar.
- Dan lain"...
Itu juga sebaiknya menjadi bagian dari agenda dzikir kita harian ya,
Dan insyaAllah semua bisa dilakukan secara bertahap yang penting IKHLAS dan harus punya planning dan target.
InsyaAllah jika keseharian kita gembleng diri kita dengan akrab bersama Al Qur'an insyaAllah hidup akan penuh dengan keberkahan dan jauh dari kesedihan.
‎والله أعلم بالصواب
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎CLoSiNG STaTeMeNT💎
*Perhatikan Setiap Waktu Yang Kita Miliki. Pastikan Tidak Ada Waktu Kita Yang Terbuang Percuma. Bersihkan Hati Setiap Saat Dengan Sabar, Dzikir dan Ibadah yang Khusyu'. Sungguh Jika Kita Telah Dapat Mencapai Kekhusyu'an, Maka Itu Adalah Sesuatu Yang Sangat Mahal Dalam Hidup Ini. Karena Kekhusyukan Menjamin Kebersihan Hati. Karena Hanya Hati Yang Bersihlah Yang Mampu Menghadirkan Kekhusyu'an.*
‎والله أعلم بالصواب
Salam.
Endria

Tidak ada komentar:

Posting Komentar