Selasa, 20 Juni 2017

Aku Tak Lebih Baik Darimu



OLeh : Ustadz Ruly W. El Hamasyi

Aku Lebih, Baik dari Dia
Aku lebih baik dari dia
Aku lebih shalihah dari dia
Aku lebih nyunnah dibandingkan dia
Mungkin kita tak pernah berkata demikian
Akan tetapi mari kita tengok, kita cek dengan teliti
Adakah kita pernah merasa
Didalam lubuk hati yang paling dalam
Bahwa kita
Merasa lebih baik
Merasa lebih benar
Merasa lebih shalihah
Merasa paling salafi
Merasa paling ahlussunah
Dibandingkan dengan saudara kita yang lainnya
Merasa kelompok ngaji yang paling nyunnah
Merasa kelompok pengajian yang dijamin surga dan selain kita semua dineraka
Adakah semua itu dihati kita ???
Adakah itu tercermin di lisan, tulisan dan sikap kita
Jika semua itu memang ada
Mari kita segera istighfar bertaubat
Sebelum menjadi manusia paling rugi, paling hina dan binasa diyaumul qiyamah
Allah Ta’ala berfirman
فَلَا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَى
Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa (QS. An Najm: 32)
Dari Abu Hurairah, ia berkata,
يُبْصِرُ أَحَدُكُمْ القَذَاة فِي أَعْيُنِ أَخِيْهِ، وَيَنْسَى الجَذَل- أو الجَذَع – فِي عَيْنِ نَفْسِهِ
Salah seorang dari kalian dapat melihat kotoran kecil di mata saudaranya tetapi dia lupa akan kayu besar yang ada di matanya (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 592, shahih secara mauquf)
Dalam hadits disebutkan
ثَلَاثٌ مُهْلِكَاتٌ : شُحٌّ مُطَاعٌ وَهَوًى مُتَّبَعٌ وَإِعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ
Tiga hal yang membawa pada jurang kebinasaan: (1) tamak lagi kikir, (2) mengikuti hawa nafsu (yang selalu mengajak pada kejelekan), dan ujub (takjub pada diri sendiri) (HR. Abdur Rozaq 11: 304. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan. Lihat Shahihul Jaami’ 3039)
Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ
Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi (HR. Muslim no. 91)
#nasihat untuk diriku
🌸🌸🌸
Kita semua pernah merasa lebih bukan...?
Dari saudara kita
Orang yang tak kita kenal
Atau kita sudah merasa suci dari saudara kita yang lainnya karena apa..?
1. Rajin Puasa
2. Qiyamul Lail
3. Sedekah
Kita pandang saudara kita sebelah mata
"Eloo siapa ...??" Itu kata kita
"Ente siapa ?" Itu kata kita
Ingatlah bagaimana ALLAH rendahkan IBLIS LAKNATULLAH...!!!
Karena apa??
Al Araf ayat 11-15
Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam", maka merekapun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud. (7: 11)
Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah". (7: 12)
Pada penjelasan ayat-ayat sebelumnya, telah disinggung tentang berbagai nikmat Allah Swt yang telah dimanfaatkan oleh manusia untuk kehidupannya. Sedang ayat-ayat ini menyinggung kedudukan manusia dalam permulaan penciptaannya. Ayat ini menyatakan bahwa bukan hanya bumi, tetapi penduduk langit dan para malaikat juga tunduk di hadapan manusia yang disimbolkan oleh Adam as. Mereka menghormati kemuliaan manusia yang sangat tinggi. Hal itu terlihat dari adanya perintah Allah Swt kepada para malaikat-Nya agar bersujud kepada Adam as. Namun Iblis ternyata tidak mau patuh. Dengan sifat kepalanya, Iblis menentang perintah Tuhan tersebut. Dari ayat-ayat al-Quran yang lain dapat kita ketahui bahwa Iblis berasal dari bangsa Jin yang dari segi ibadah mereka berada di tingkat barisan para malaikat. Akan tetapi, perintah sujud ini tetap berlaku bagi iblis.
Iblis tidak hanya menentang perintah Allah Swt. Ia bahkan tidak mau meminta maaf dan merasa menyesal. Ia menjustifikasi tindakannya dengan mengatakan, "Aku Kau jadikan dari api, sedang Adam Kau jadikan dari tanah. Maka, apilah yang lebih utama bila dibandingkan dengan tanah". Padahal, perintah Allah untuk sujud kepada Adam itu bukan dikarenakan kedudukan material Adam, sehingga Iblis berhak untuk menjustifikasi dirinya semacam ini, melainkan dikarenakan kemuliaan dan kehormatan spiritual Adam. Maka,lenyaplah jiwa spiritual pada diri Iblis hingga dia berani bertindak arogan semacam itu. Pada dasarnya, setiap makhluk bila berhadapan dengan perintah Allah yang jelas semacam itu, seperti perintah untuk bersujud kepada Adam, maka tidak ada alasan bagi siapapun untuk menentangnya.
Melalui tindakannya ini, Iblis seolah-olah mengatakan semacam ini, "Dalam hal ini, aku lebih mengetahui pada Tuhan. Perintah Tuhan untuk sujud kepada Adam itu adalah sebuah kesalahan!" Sayangnya, kadang-kadang kita juga dalam kehidupan sehari-hari, saat berhadapan dengan hukum dan perintah Allah Swt, sering menimbangnya dengan akal. Yaitu apakah kita terima aturan Tuhan ini atau kita tolak karena kita merasa mengetahui hikmah dari hukum-hukum syariat itu. Padahal, akal kita sangatlah terbatas untuk mengetahui hikmah-hikmah yang terkandung di balik sebuah hukum. Karenanya, yang harus dilakukan oleh seorang hamba adalah taat terhadap hukum Tuhan tersebut.
Ingatlah... Bila ini sudah merasuki kita
Berhati hatilah
Ayyuhal akhwati fillah
Perindu Syurga nya ALLAH
🌸🌸🌸
Dari dua ayat tadi terdapat empat poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Manusia memiliki potensi dan kelayakan untuk sampai pada suatu kedudukan yang lebih dari kedudukan para malaikat.
2. Sujudnya seluruh malaikat sujud kepada manusia atas perintah Allah adalah tanda kemuliaan manusia, bukan tanda bahwa ia adalah Tuhan yang layak disembah. Karenanya, fenomena ini bukan berarti manusia tidak perlu sujud kepada Allah dan tidak melaksanakan perintah-Nya.
3. Ciri-ciri fisik dan ras bukan merupakan dalil bahwa seseorang lebih mulia dibandingkan pihak lain. Begitu juga dengan usia dan pengalaman. Tolok ukur kemuliaan seseorang terletak pada ketaatannya di hadapan perintah Allah.
4. Adalah sangat mengherankan jika sampai ada manusia yang mengikuti perintah setan. Padahal, dulu justru setan yang tidak mau bersujud kepada manusia.
Ayat ke 13
Artinya:
Allah berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina". (7: 13)
Ayat ini menyinggung akar ketidakpatuhan setan terhadap perintah yaitu takabur dan mengaggap tinggi diri lebih tinggi. Menurut al-Quran, setan telah memperoleh kedudukan yang tinggi sebagai hamba Allah yang telah ditempuhnya selama bertahun-tahun. Akan tetapi, disebabkan kecongkakan dan ketidak patuhannya terhadap perintah Allah, maka ia telah mengeluarkan Iblis dan Setan dari barisan para malaikat dan menjadikan mereka sebagai makhluk hina. Jadi, menurut ayat ini, itulah akibat takabur dan congkak. Dalam sebuah hadisnya, Nabi Muhammad Saw bersabda, "Siapapun yang bertawadhu dan rendah hati, maka Allah Swt akan mengangkat orang tersebut ke derajat yang tinggi. Sebaliknya, orang yang selalu takabur dan bangga atas dirinya sendiri, maka mereka akan menjadi terhina, dan pada Hari Kiamat, mereka akan terinjak-injak di padang Mahsyar nanti"
Dari ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Ilmu dan ibadah semata-mata tidak bisa menjadi penyelamat. Tetapi, taat kepada Allah tetap merupakan suatu keharusan. Setan juga beriman dan telah beribadah kepada Tuhan, tetapi dikarena dia tidak siap untuk taat dan patuh di hadapan perintah-perintah Allah, maka dia pun dikeluarkan dari surga.
2. Takabur dan merasa berbesar diri, telah menyebabkan hancur dan musnahnya segala amal-amal baik manusia, sehingga melemparkan mereka ke tingkat serendah-rendahnya.
Ayat ke 14-15
Artinya:
Iblis menjawab: "Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan". (7: 14)
Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh". (7: 15)
Setelah Iblis dikeluarkan dari sisi Allah Swt, dia kemudian meminta kepada Tuhan agar diberi kesempatan dan waktu untuk hidup, hingga Hari Kiamat nanti. Allah meluluskan permintaannya serta memberinya kesempatan untuk hidup sampai Hari Kiamat. Di sinilah sebuah pertanyaan layak untuk dikemukakan, mengapa Allah Swt memberi kesempatan dan waktu kepada setan? Dalam menjawab pertanyaan ini, harus disebutkan bahwa siksa, pembalasan, dan pahala pada Hari Kiamat memang didasarkan sebelumnya pada pemberian kesempatan dan waktu. Oleh karena itu, seluruh pendosa dengan segala kejahatan dan dosa-dosanya sebenarnya diberi kesempatan dan waktu. Adalah keliru jika dikatakan bahwa setiap orang yang telah melakukan dosa besar langsung disiksa.
Selain itu, berdasarkan Sunnatullah dalam hal ujian bagi manusia, baik dan buruknya perbuatan manusia itu harus disertai dengan sebab-sebab dan alasan sehingga ikhtiyar manusia menjadi bermakna. Dari sisi ini, setan merupakan salah satu alat ujian bagi manusia. Setan tidak dapat menyebabkan seseorang terpaksa melakukan dosa. Perbuatan setan hanyalah membisikan sesuatu atau membuat manusia bimbang dan ragu. Saat itu, ikhtiyar sama sekali tidak lenyap dari manusia.
Dari dua ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Allah Swt senantiasa memberikan waktu dan kesempatan bagi para pendosa. Beruntunglah mereka yang mempergunakan waktu ini untuk bertaubat, bukan untuk menambah banyaknya dosa.
2. Setiap umur yang panjang tidak selamanya bernilai dan mulia, karena setan juga berumur panjang. Umur yang panjang akan menjadi kemuliaan bila digunakan dengan cara yang benar dan baik.
3. Iblis mengetahui keberadaan Hari Kiamat. Akan tetapi, ia seolah-olah tidak mengimaninya secara benar. Karena itu, tidak terpikir olehnya untuk bertaubat atau meminta ampun
Yaa ALLAH
Semoga kita bisa menjaga diri ini..
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎TaNYa JaWaB💎
0⃣1⃣ Oktriani
Izin bertanya Ustadz
Kenapa saat ini orang yang kaya dan berpangkat lebih disegani dari pada orang yang beriman?
Syukron
Jawab:
Semua itu tertulis ada dalam Al-Qur’an surah Al-Qashash, terutama pada ayat 76 hingga 83
Dan sekarang hanya pengulangan sejarah saja dan beda tokohnya...
Cuma sekarang tidak ada pembenaman tapi di hancurkan secara moral, harga diri dan dihinakan penghuni langit dan bumi
Na'udzubillahi min dzalik
0⃣2⃣ iCeu
Saya punya teman, dia pintar baca Al Qur'an, hapalannya rajin, tapi ko' tambah kesini tambah sombong, gimana itu ya?
Saya jadi males berteman dengan dia, soalnya suka kepo terhadap anak-anak saya. Apa saya salah?
Jawab:
Sebaiknya di tegur dengan ahsan... Tak perlu marah...
Innalallaha ma'ash shobirin
0⃣3⃣ Arika
Izin bertanya ustadz...
Bagaimana cara kita untuk membentengi diri agar tidak sombong dan membanggakan diri?
JazakAllah khayr..
Jawab:
1. Shaum Sunah dan Shadaqoh
2. Berdzikir dan istighfar setiap saat
3. Baca kisah tentang pelaku sejarah mereka yang sombong dan di hancurkan ALLAH
0⃣4⃣ iRa
Saya punya temen sekolah, dia cantik, putih, manis, pokoknya cantik lah. Nah dia itu pengen selalu jadi yang dianggap paling cantik. Dia tidak mau mengakui sedikitpun kelebihan (kecantikan) orang lain, bahkan dia suka merendahkan orang yang memang tidak lebih cantik dari dia. Jujur, saya sangat tidak suka dengan kesombongannya. Dia merasa dia lah yang *paling*cantik. Bagaimana itu?
Jawab:
Nasehatilah dan ingatkan bahwa ALLAH tak pandang wajah dan fisik
Tapi ketakwaan lah yang di lihat oleh ALLAH
Dalil dalil terkait...
Sesungguhnya Allah Tidak Melihat kepada Rupa, Melainkan kepada Hati Manusia”
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ صَخْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى أَجْسَامِكُمْ وَلاَ إِلَى صُوَ رِكُمْ ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ
“Diriwayatkan dari Abu Hurairah Abdirrahman bin Syahrin radhiyallahu ‘anhu, ‘Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada tubuh kalian dan tidak pula kepada rupa kalian, tetapi Dia melihat kepada hati kalian.” (Diriwalatkan Muslim)
Syarah (Penjelasan Hadits)
Sabda beliau “tetapi Dia melihat kepada hati kalian,” dalam riwayat lain dijelaskan “hati dan amal kalian.”
Hadits ini menunjukkan seperti apa yang ditunjukkan oleh firman Allah,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Hai manusia, sesungguhya Kami menciptakan kamu dari seorang laki–laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa–bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnla Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujuraat: 13)
Allah Subhanahu waTa’ala melihat manusia bukan pada badannya; apakah besar, kecil, sehat, atau sakit dan tidak pula melihat pada rupanya, apakah cantik ataukah jelek.
Semua itu tidak ada harganya di sisi Allah. Begitu juga Allah tidak melihat kepada nasab, apakah nasabnya tinggi atau rendah, tidak melihat pada harta dan tidak melihat kepada salah satu dari hal-hal semacam itu sama sekali.
Tidak ada hubungan antara Allah dan hamba-Nya, kecuali dengan takwa. Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, maka dia lebih dekat kepada-Nya dan lebih mulia di sisi-Nya. Maka dari itu, janganlah kamu membanggakan hartamu, kecantikanmu, keindahan tubuhmu, anak-anakmu, istana-istanamu, mobil-mobilmu dan kekayaan dunia lainnya sama sekali, tetapi jika kamu di samping kaya juga mempunyai ketakwaan yang kuat, maka itu merupakan karunia terbesar dari sisi Allah, karena itu pujilah Allah atasnya.
Wa allahu alam
0⃣5⃣ Ummu Adzra
Ijin tanya ustadz
Bagaimana caranya kasih tau putra/putri ketika hafalan mereka bertambah, namun bisa untuk tidak sombong sama teman-temannya?
Sudah saya jelaskn tapi tetap diulangi, takutnya kalau kebawa sampai besar nanti. Menjelaskan anak umur 4th harus bagaimana ya ustadz?
Jazakallah jawabannya..
Jawab:
Ceritakanlah para tokoh yang sombong dengan ilmunya kemudian ALLAH cabut ilmunya.. Dan hinakan dia
Islam Melarang dan Mencela Sikap Sombong
Allah Ta’ala berfirman,
وَلاَ تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلاَ تَمْشِ فِي اللأَرْضِ مَرَحاً إِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَجُوْرٍ {18}
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman:18)
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْتَكْبِرِينَ
“Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang menyombongkan diri.” (QS. An Nahl: 23)
Haritsah bin Wahb Al Khuzai’i berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ النَّارِ قَالُوا بَلَى قَالَ كُلُّ عُتُلٍّ جَوَّاظٍ مُسْتَكْبِرٍ
“Maukah kamu aku beritahu tentang penduduk neraka? Mereka semua adalah orang-orang keras lagi kasar, tamak lagi rakus, dan takabbur(sombong).“ (HR. Bukhari no. 4918 dan Muslim no. 2853).
Dosa Pertama Iblis
Sebagian salaf menjelaskan bahwa dosa pertama kali yang muncul kepada Allah adalah kesombongan. Allah Ta’ala berfirman,
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلاَئِكَةِ اسْجُدُوا لأَدَمَ فَسَجَدُوا إِلاَّ إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الكَافِرِينَ {34}
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kalian kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur (sombong) dan ia termasuk golongan orang-orang yang kafir“ (QS. Al Baqarah:34)
Qotadah berkata tentang ayat ini, “Iblis hasad kepada Adam ‘alaihis salaam dengan kemuliaan yang Allah berikan kepada Adam. Iblis mengatakan, “Saya diciptakan dari api sementara Adam diciptakan dari tanah”. Kesombongan inilah dosa yang pertama kali terjadi . Iblis sombong dengan tidak mau sujud kepada Adam” (Tafsir Ibnu Katsir, 1/114, cet al Maktabah at Tauqifiyah)
0⃣6⃣ Rafika
Ustadz adakah doa khusus agar mencegah kita mempunyai sifat sombong?
Jawab:
HAMBA YANG TAWADHU DAN TIDAK SOMBONG
Rasulullah ﷺ selalu berkumpul bersama orang-orang miskin, sampai-sampai beliau ﷺ berdoa kepada Allah agar dihidupkan dengan tawadhu’. Akan tetapi beliau ﷺ mengucapkannya dengan kata “miskin”.
Doanya adalah:
اَللَّهُمَّ أَحْيِنِيْ مِسْكِيْنًا وَأَمِتْنِيْ مِسْكِيْنًا وَاحْشُرْنِيْ فِيْ زُمْرَةِ الْمَسَاكِيْنِ
ALLOHUMMA AHYINII MISKIINAN WA AMITNII MISKIINAN WAHSYURNII FII ZUMROTIL MASAAKIIN
Artinya:
Ya Allah, hidupkanlah aku dalam keadaan miskin, matikanlah aku dalam keadaan miskin, dan kumpulkanlah aku bersama rombongan orang-orang miskin [Hadis Hasan. Diriwayatkan oleh Ibnu Majah (no. 4126), ‘Abd bin Humaid dalam al-Muntakhab (no. 1000), dan selain keduanya. Lihat Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah (no. 308) dan Irwa`ul Ghalil (no. 861)].
Ini adalah doa dari beliau ﷺ agar Allah Ta’ala memberikan sifat tawadhu` dan rendah hati, serta agar tidak termasuk orang-orang yang sombong lagi zalim maupun orang-orang kaya yang melampaui batas. Makna hadis ini bukanlah meminta agar beliau ﷺ menjadi orang miskin, sebagaimana yang dijelaskan oleh Ibnu Atsir rahimahullah, bahwa kata “miskin” dalam hadis di atas adalah tawadhu`[Lihat an-Nihayah fi Gharibil-Hadis (II/385) oleh Imam Ibnul-Atsir]. Sebab, di dalam hadis yang lain Rasulullah ﷺ berlindung dari kefakiran [HR an-Nasa`i (VIII/265, 268) dan al-Hakim (I/531)]
Beliau ﷺ berdoa seperti ini, karena beliau ﷺ mengetahui, bahwa orang-orang miskin akan memasuki Surga lebih dahulu daripada orang-orang kaya. Tenggang waktu antara masuknya orang-orang miskin ke dalam Surga sebelum orang kaya dari kalangan kaum Muslimin adalah setengah hari, yaitu lima ratus tahun.
Rasulullah ﷺ bersabda:
يَدْخُلُ فُقَرَاءُ الْمُسْلِمِيْنَ الْجَنَّةَ قَبْلَ أَغْنِيَائِهِمْ بِنِصْفِ يَوْمٍ وَهُوَ خَمْسُ مِائَةِ عَامٍ.
Orang-orang faqir kaum Muslimin akan memasuki Surga sebelum orang-orang kaya (dari kalangan kaum Muslimin) selama setengah hari, yaitu lima ratus tahun [Hadis Hasan Shahih. Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi (no. 2353, 2354) dan Ibnu Majah (no. 4122), dari Abu Hurairah. Lihat Shahih Sunan at-Tirmidzi (II/276, no. 1919)].
Orang–orang miskin yang masuk Surga ini, adalah mereka yang taat kepada Allah, menauhidkan-Nya dan menjauhi perbuatan syirik, menjalankan Sunnah dan menjauhi perbuatan bid’ah, menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.
Sebab terlambatnya orang-orang kaya memasuki Surga selama lima ratus tahun, adalah karena semua harta mereka akan dihitung dan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Ta’ala.
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎CLoSiNG STaTeMeNT💎
Failure Is Painful. But That Pain Enormous Energy To Get Greater Success... As If, You Still Believed in ALLAH's Mercy. Move Now..!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar