Selasa, 20 Juni 2017

DAKWAH Every Time, Every Where







OLeh : Ustadz Abi Umar Hidayat

Bismillahirrahmaanirrahiim
Assalamu'alaikum wr.wb.
Alhamdulillahirrabbil'aliin
Mari kita mulai kol malam ini. Akan saya share dalam 8 tahap
🌸🌸🌸
💎Share 01
_"Dakwah every time every where, so where are you?
Abi Umar Hidayat"_
Sebatang pohon kayu besar, kokoh dan keras batangnya,
bermula dari batang yang lembut dan berangsur-angsur tumbuh.
Setiap kali ditiup angin kencang, dia melentur lembut, meliuk, condong bersama angin, tetapi ia akan tegak kembali, setelah angin rebut itu reda. Hari pun berganti ia tumbuh dan membesar.
Akarnya terus menjalar ke penjuru, batangnya berangsur besar
dan keras sedikit demi sedikit, saat itu condongnya pun berkurang ketika angin berhemus,
sehingga kekuatan batangnya tumbuh dengan sempurna, kedalam menjalar jauh akarnya dan menghujam kuat, ia mampu menghadapi angin dan badai taufan.
Ketika itulah pohon tak mudah tumbang
dan tidak dapat tercerabut oleh angin.
Demikian juga dengan dakwah ini.
Jika engkau berada di jalan menuju Allah, larilah dengan kencang jika sulit terasa lakukan dengan berjalan,
jika engkau masih terasa lelah berjalanlah lebih pelan lagi, jika pun itu juga masih payah berjalanlah dengan merangkak,
dan jangan pernah sekalipun berbalik ke belakang.” ( Imam Syafi’i)
Kenapa dalam setiap kisah dakwah selalu mengharu biru? Kenapa dalam kisah manusia awal Adam as harus ada perseteruan yang berakhir pembunuhan? Kenapa kisah berikutnya Nabi Nuh sampai berumur seributahun kurang lima puluh (29:14) lalu diuji dengan membuat perahu dan banjir bandang sedang Kan’an anaknya tak ikut serta dengannya? Kenapa dalam kisah Nabi Sholeh harus berhadapan dengan kaum Thsamud sang penguasa lalim? Sementara dalam kisah Nabi Yusuf acap kali pesona kegantengannya tak membuat ia sepi dari coba dan goda? Bersebab apa Nabi Ibrahim harus berhadapan dengan ayahnya dan penguasa lalim, lalu menghancurkan berhala?
Apa alasannya Ismail kecil menemukan air zam-zam dari kakinya padahal ibundanya lari dari Sofwa ke Marwa mencari air untuknya? Untuk apa Musa diselamatkan istri fir’aun setelah dihanyutkan oleh Ibundanya, dan bahkan kelak akan menjadi musuh bebuyutan ayah angkatnya? Lalu apa yang salah dari Nabi Isa (jika patut kita bertanya) sampai-sampai kaum Nashara menganggapnya sebagai anak Tuhan, yang ia sendiri tidak pernah mengatakannya? Lalu, Nabi Isa berhadapan dengan tingkah ‘ngeyelnya’ bani Isralil Dan di penghujung kenabian Nabi Muhammad juga tak kalah tragisnya kenapa di medan dakwah dengan segala perlawanan.
🌸🌸🌸
💎Share 02
Dakwah tak Boleh Berhenti
Yang ku tahu Semua itu lantaran dakwah ini jalan yang berliku, namun tak boleh berhenti. Dakwah ini muharik, bergerak, layaknya tanda kehidupan. Sehingga dalam dakwah tidak mengenal kata henti. Sebab berhenti berarti tidak bergerak. Tidak bergerak menanda tidak ada kehidupan, dan itu berarti mati. Dakwah tak boleh mati, harus hidup, terus hidup dan terus berjalan tanpa henti. Jalan dakwah ini panjang melintasi zaman. Sepanjang risalah Islam itu sendiri, sedari Adam hingga yaumil qiyamah. Dan kita hanya dari bagian estafet risalah dakwah itu. Bahkan saking panjangnya jalan ini hingga para sahabat menggenapkan keimanannya dengan sepenuh yakin wafatnya Rasulullah justru menanda bahwa amanah dakwah itu sudah harus berpindah di bahu para sahabat.
Syeikh Muhammad Nashirudin al Bani mengatakan; “Jalan Allah ini teramat panjang, untunglah kita tidak diwajibkan untuk sampai ke ujungnya. Hanya saja kita diperintahkan untuk mati di atasnya.”
Yang ku tahu Semua itu lantaran dakwah ini jalan yang berliku, hanya sedikit pelakunya. Tak semua orang ingin akannya. Tak semua orang sadar untuk bergabung dengannya, meski mereka Nabi dan Rasul. Lalu orang-orang yang mengikutinya pun masih tak banyak. “Katakanlah: “inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dan hujjah nyata,Maha suci Allah, dan tiada termasuk orang-orang yan musyrik.” (Qs Yusuf 108).
Sedikit orangnya. Adakah pengikut itu banyak sebelumnya, selain fathu Makah? Maka sesungguhnya mereka yang memilih jalan dakwah ini adalah orang-orang pilihan yang mereka melakukan transaksi tidak sekedar dengan manusia tetapi dengan Allah Swt; “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. Janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur’an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar. (QS. At Taubah: 111). Sungguh mulia mereka, keberkahan di dunia dan keselamatan di akhirat.
Syaikh Dr. Musthafa As Siba’i menegur sekaligus meneguhkan langkah kita; “Itiqomah adalah jalan yang awalnya penuh kemuliaan, bagian tengahnya keselamatan, dan ujungnya adalah surga. Tapi sungguh takkan kau jumpai banyak orang yang ada di sana.”
Yang ku tahu Semua itu lantaran dakwah ini jalan yang berliku, yang menuntut banyak pengorbanan. Pengorbanan apa saja yang kita miliki; harta, benda, pikiran, tenaga, waktu, cinta, keluarga, bahkan nyawa sekalipun akan mereka persembahkan kepada jalan dakwah ini. Mereka hanya ingin hidup mulia atau syahid di jalanNya. Seperti juga jalan hidup itu sendiri adalah perjuangan yang dalam perjalanannya pasti memiliki warna-warni tersendiri. Jalan hidup seseorang tidaklah semulus yang kita inginkan. Pastilah ada batu kerikil, lubang-lubang atau bahkan paku-paku dijalanan yang membuat kita harus senantiasa berhati-hati dengannya.
“Dan mereka yang berjuang untuk menegakkan agama Kami, tentu akan Kami tunjuki ke jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah selalu bersama-sama dengan orang-orang yang berbuat baik.” (Surah Al-’Ankabut (9) ayat 69)
🌸🌸🌸
💎Share 03
Kadang di balik peluh letihnya di jalan dakwah ini, ada Tanya yang tersisa, mengapa kita melakukan semua ini. Padahal kita sendiri jika dibandingkan para pengemban dakwah terdahulu, kita tidak ada apa-apanya. Jauh panggang dari api. Mereka sungguh luar biasa, sedang kita biasa-biasa saja. Mereka sungguh sempurna, kita tak ada yang sempurna. Namun haruskah kita menunggu menjadi pribadi sempurna dulu, baru mendakwahi orang lain? Atau malahan mencukupkan diri dalam kesholihan pribadi, dan tidak peduli orang lain?
Duahai para pengemban amanah jalan dakwah, atas apa yang engkau risaukan, hanya malu dan tertegun jika kita mendengar jawaban dari Imam Syafi’i, "Andaikan kekurangan diri dijadikan alasan untuk tidak berdakwah, niscaya tiadanya dakwah yang akan berjalan dimuka bumi ini."[Imam Syafie]
Mereka luar biasa dan sempurna, tentu bukan semata-mata hadiah dari yang Maha Kuasa. Lihatlah para pengemban dakwah justru mereka semakin menyempurnakan diri dengan tempaan-tempaan, ujian, dan cobaan yang menyambanginya. Makin diuji, makin teruji. Makin dapat cobaan, makin membahana. Gemuruh musuh, makin membuat ianya tangguh. Di jalan dakwah ini disiang hari mereka bagaikan penunggang kuda yang handal, sedang di malam hari mereka terisyak dalam tangis di mihrab bersama Tuhannya. Mereka makin tangguh dan teguh (stabat) tak tergoyahkan oleh godaan apapun di sekitarnya.
Oleh karena itu dakwah ini membutuhkan pengembannya yang berjiwa teguh menghadapi perjalanan yang panjang dan penuh lika-liku serta musuh-musuhnya. Merekalah orang-orang yang mempunyai ketahanan daya juang yang kokoh.
Bahkan menjawab panggilan dakwah dengan segera (istijabah hurriyah)
🌸🌸🌸
💎Share 04
Teguh Diri Di Jalan Dakwah
Tsabat bermakna teguh pendirian dan tegar dalam menghadapi ujian serta cobaan di jalan kebenaran. Dan tsabat bagai benteng bagi seorang kader dakwah. Ia adalah imunitas, sebagai daya tahan dan pantang menyerah.
Ketahanan diri atas berbagai hal yang merintanginya. Hingga ia mendapatkan cita-citanya atau mati dalam keadaan mulia karena tetap konsisten di jalan-Nya. “Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah SWT. maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada pula yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak merubah janjinya”. (Al Ahzab: 23).
Kita bisa melihat ketsabatan Rasulullah SAW. Ketika beliau mendapatkan tawaran menggiurkan untuk meninggalkan dakwah Islam dengan imbalan; kekuasaan, kekayaan atau wanita. Tetapi dengan tegar beliau menampik dan berkata dengan ungkapan penuh keyakinannya kepada Allah SWT. ‘Demi Allah, wahai pamanku seandainya mereka bisa meletakkan matahari di tangan kananku dan rembulan di tangan kiriku agar aku meninggalkan dakwah ini. Niscaya tidak akan aku tinggalkan urusan ini sampai Allah SWT. memenangkan dakwah ini atau semuanya akan binasa’.
Demikian pula para sahabatnya ketika menjumpai ujian dan cobaan dakwah mereka tidak pernah bergeser sedikit pun langkah dan jiwanya. Malah semakin mantap komitmen mereka pada jalan Islam ini. Ka’ab bin Malik pernah ditawari Raja Ghassan untuk menetap di wilayahnya dan mendapatkan kedudukan yang menggiurkan. Tapi semua itu ditolaknya sebab hal itu justru akan menimbulkan mudarat yang jauh lebih besar lagi.
Demikian pula kita merasakan ketegaran Imam Hasan Al Banna dalam menghadapi tribulasi dakwahnya. Ia terus bersabar dan bertahan. Meski akhirnya ia pun menemui Rabbnya dengan berondongan senjata api. Dan Sayyid Quthb yang menerima eksekusi mati dengan jiwa yang lapang lantaran aqidah dan menguatkan sikapnya berhadapan dengan tiang gantungan. Beliau dengan yakin menyatakan kepada saudara perempuannya, ‘Ya ukhtil karimah insya Allah naltaqi amama babil jannah. Duhai saudaraku semoga kita bisa berjumpa di depan pintu surga kelak’.
Lain lubuk lain belalang, lain kolam lain ikannya. Namun memang tidak sedikit kader yang kendur daya tahannya. Ada yang berguguran karena tekanan materi. Tergoda oleh rayuan harta benda. Setelah mendapatkan mobil mewah, rumah megah dan sejumlah uang yang dimasukkan ke dalam rekeningnya. Bahkan sebelum menikah jadi aktivis dakwah setelah menikah meninggalkannya. Membuat semangat dakwahnya luntur. Ada pula yang rontok daya juangnya karena tekanan keluarga. Keluarganya menghendaki sikap hidup yang berbeda dengan nilai dakwah. Keluarganya ingin sebagai keluarga kebanyakan masyarakat yang sekuler. Ada juga yang tidak tahan karena tekanan politik yang sangat keras. Teror, ancaman, kekerasan, hukuman dan penjara selalu menghantui dirinya sehingga ia tidak tahan kemudian ia pun meninggalkan jalan dakwah ini.
Setiap orang ada saja ujiannya masing-masing dan begitulah Allah mendidik kita. Tapi bagi Allah tidak ada yang tak mungkin. Maka yakinlah......
🌸🌸🌸
💎Share 05
Oleh karena itu sikap tsabat mesti berlandaskan keistiqamahan pada petunjuk Allah SWT (Al Istiqamah alal Huda). Berpegang teguh pada ketaqwaan dan kebenaran hakiki, tidak mudah terbujuk oleh bisikan nafsu rendah dirinya sekalipun. Sehingga dirinya kukuh untuk memegang janji dan komitmen pada nilai-nilai kesucian. Ia tidak memiliki keinginan sedikit dan sekejap pun untuk menyimpang lalu mengikuti kecenderungan hina dan tipu muslihat setan durjana. Dan sikap ini harus terus di-ri’ayah dengan taujihat dan tarbawiyah sehingga tetap bersemayam dalam sanubari yang paling dalam. Dengan bekalan itu seorang kader dakwah dapat bertahan berada di jalan dakwah ini.
Setidaknya Tsabat meliputi beberapa aspek yakni:
💎Pertama, Tsabat Ala dinillah, teguh terhadap agama Allah SWT.
Keteguhan pada masalah ini dengan tidak menanggalkan agama ini dari dirinya walaupun kematian menjadi ancamannya. Sebagaimana wasiat yang selalu dikumandangkan oleh Khatib Jum’at agar senantiasa menjaga keimanan dan ketaqwaan sehingga mati dalam keadaan muslim. Ini pula yang menjadi wasiat para Nabi kepada keturunannya. “Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya. Demikian pula Ya’kub. ‘Hai anak-anakku, sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu. Maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam”. ( Al Baqarah: 132).
Wasiat ini untuk menjadi warning pada kaum muslimin agar tetap memelihara imannya. Jangan mudah tergiur oleh kesenangan dunia lalu mengganti keyakinannya dengan yang lain. Menjual agamanya dengan harga mie instan atau sembako. Atau menukar prinsip hidupnya dengan kemolekan tubuh wanita. Atau ia mau mengganti aqidahnya dengan lowongan kerja dan karirnya. Na’udzu billahi min dzalik.
💎Kedua, Tsabat Alal Iltizam bidinillah, Tetap komitmen pada ajaran Allah SWT.
Baik dalam ketaatan maupun saat harus menerima kenyataan hidup. Ia tidak mengeluh atas apa yang menimpa dirinya. Ia tegar menghadapinya. Bangunan komitmennya tidak pernah pudar oleh kenyataan pahit yang dirasakannya. Keluhan dan penyesalan bukanlah solusi. Malah menambah beban hidup. Oleh karena itu keteguhan dan kesabaran menjadi modal untuk menyikapi seluruh permasalahannya. Rasulullah SAW. Bersabda: ‘As Shabr fihim ala dinihi kal qabidh alal jumari’.
Mereka yang menjaga komitmennya pada ajaran Allah senantiasa memandang bahwa apa saja yang diberikan-Nya adalah sesuatu yang baik bagi dirinya. Persepsi ini tidak akan membuat goyah menghadapi pengamalan pahit segetir apapun. Dan sangat mungkin merubahnya menjadi kenangan manis yang patut diabadikan dalam kumpulan album kehidupannya. Sebab segala pengalaman pahit bila mampu diatasi dengan sikap tegar maka ia menjadi bahan nostalgia yang amat mahal.
💎Ketiga, Tsabat Ala Mabda’ id Dakwah, teguh pada prinsip dakwah yang menjadi rambu-rambu dalam memberikan khidmatnya pada tugas agung ini.
Memprioritaskan dakwah atas aktivitas lainnya sehingga dapat memberikan kontribusinya di jalan ini. Tanpa kenal lelah dan henti. Ia selalu terdepan pada pembelaan dakwah. Walau harus menderita karena sikapnya. Ketenangan dan kegusaran hatinya selalu dikaitkan dengan nasib dakwah. Ia tidak akan merasa nyaman bila dakwah dalam ancaman. Karena itu ia berupaya untuk selalu disiplin pada prinsip dakwah ini. Bergeser dari prinsip ini berakibat fatal bagi dakwah dan masa depan umat. Perhatikanlah peristiwa Uhud, Bir Ma’unah dan lainnya. Peristiwa yang amat memilukan dalam sejarah dakwah tersebut di antaranya disebabkan oleh ketidakdisiplinan kader pada prinsip dan rambu dakwah.
🌸🌸🌸
💎Share 06
Diantara urgensi tsabat dalam mengemban amanah dakwah ini adalah:
💎1. Dalalah salamatil Manhaj (Bukti jalan hidup yang benar)
Jalan hidup ini sangat beragam. Ada jalan yang baik ada pula yang buruk. ada yang menyenangkan ada pula yang menyusahkan. Dan sikap tsabat menjadi bukti siapa-siapa yang benar jalan hidupnya. Mereka berani menghadapi jalan hidup bagaimanapun selama jalan itu menghantarkan pada kemuliaan meski harus merasakan kepahitan atau kesusahan.
Sikap tsabat ini melahirkan keberanian menghadapi realita hidup. Pantang menyesali kondisi diri apalagi menyalahkan keadaan. Ia tidak cengeng dan ngambekan karena beragam persoalan yang mengelutinya. Malah ia mampu mengendalikan permasalahan dan menemukan harapan besar untuk ia raih. Amatlah pantas perintah Allah SWT. pada orang beriman tatkala menghadapi musuh agar mengencangkan jiwa yang tegar dan konsisten pada keyakinannya. “Hai orang-orang yang beriman apabila kamu menghadapi satu pasukan maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah nama Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung”. (Al Anfal: 45).
Dengan demikian mereka yang tsabat dalam jalan dakwah ini menjadi pilihan hidupnya. Lantaran ia tahu dan berani menerima kenyataan yang memang harus ia alami. Dan muncullah sikap sang ksatria yang gagah berani meniti jalan hidupnya bersama dakwah ini.
💎2. Mir’atus Syakhshiyatil Mar’i (Cermin kepribadian seseorang)
Sikap tsabat membuat pemiliknya menjadi tenang. Dan ketenangan hati menimbulkan kepercayaan. Kepercayaan menjadi modal utama dalam berinteraksi dengan banyak kalangan. Karena itu sikap tsabat menjadi cermin kepribadian seorang muslim. Dan cermin itu berada pada bagaimana sikap dan jiwa seorang mukmin dalam menjalani arah hidupnya. Juga bagaimana ia menyelesaikan masalah-masalahnya.
Semua orang sangat membutuhkan cermin untuk memperbaiki dirinya. Dari cermin kita dapat mengarahkan sikap salah kepada sikap yang benar. Dan cermin amat membantu untuk mempermudah menemukan kelemahan diri sehingga dengan cepat mudah diperbaikinya. Amatlah beruntung bagi diri kita masih banyak orang yang menjual cermin. Agar kita semakin mudah mematut diri. Karenanya, Rasulullah SAW. mendudukkan peran seorang mukmin bagi cermin bagi mukmin lainnya.
Dan sikap tsabat adalah cermin bagi setiap mukmin. Karena tsabat dapat menjadi mesin penggerak jiwa-jiwa yang rapuh. Ia dapat mengokohkannya. Tidak sedikit orang yang jiwa mati hidup kembali lantaran mendapatkan energi dari ketsabatan seseorang.
Ia bagai inspirasi yang mengalirkan udara segar terhadap jiwa yang limbung menghadapi segala kepahitan. Seorang ulama mengingatkan kita, ‘berapa banyak orang yang jiwa mati menjadi hidup dan jiwa yang hidup menjadi layu karena daya tahan yang dimiliki seseorang‘. Dan di situlah fungsi dan peran tsabat.
🌸🌸🌸
💎Share 07
💎3. Dharibatut Thariq ilal Majdi war Rif’ah (upaya untuk menuju kesuksesan dan kejayaan)
Setiap kesuksesan dan kejayaan memerlukan sikap tsabat. Istiqamah dalam mengarungi aneka ragam bentuk kehidupan. Tentu tidak akan ada kesuksesan dan kejayaan secara cuma-cuma. Ia hanya akan dapat dicapai manakala kita memiliki pra syaratnya. Yakni sikap tetap istiqamah menjalani hidup ini. Tidak neko-neko. Seorang murabbi mengingatkan binaannya dengan mengatakan, ‘Peliharalah keteguhan hatimu, karena ia bentengmu yang sesungguhnya. Barang siapa yang memperkokoh bentengnya niscaya ia tidak akan goyah oleh badai sekencang apapun. Dan ini menjadi pengamanmu’.
Begitulah nasihat banyak ulama kita yang mengingatkan agar kita berupaya secara maksimal mengokohkan kekuatan hati dan keteguhan jiwa agar mendapatkan cita-cita kita.
Juga terhadap jalan dakwah. Kegemilangan jalan suci ini hanya dapat diraih dari sikap konsisten terhadap prinsip dakwah ini. Yang tidak mudah bergeser karena tarikan-tarikan kepentingan yang mengarah pada kecenderungan duniawiyah. Tanpa sikap tsabat, pelaku dakwah ini akan terseret pada putaran kehancuran dan kerugian dunia dan akhirat. “Dan sesungguhnya mereka hampir memalingkan kamu dari apa yang telah Kami wahyukan kepadamu agar kamu membuat yang lain secara bohong terhadap Kami. Dan kalau sudah begitu tentulah mereka mengambil kamu jadi sahabat yang setia. Dan kalau Kami tidak memperkuat hatimu niscaya kamu hampir-hampir condong sedikit kepada mereka. Kalau terjadi demikian benar-benarlah Kami akan rasakan kepadamu siksaan berlipat ganda di dunia ini dan begitu pula siksaan berlipat pula sesudah mati dan kamu tidak akan mendapat seorang penolongpun terhadap Kami”. ( Al Isra’: 73 – 75).
Sikap ini menjadi daya tahan terhadap bantingan apapun dan dari sanalah ia mencapai kejayaannya. Sebagaimana yang diingatkan Rasulullah SAW. pada Khabab bin Al ‘Arts agar tetap bersabar dan berjiwa tegar menghadapi ujian dakwah ini bukan dengan sikap yang tergesa-gesa. Apalagi dengan sikap yang menginginkan jalan dakwah ini tanpa hambatan dan sumbatan.
💎4. Thariqun litahqiqil Ahdaf (Jalan untuk mencapai sasaran)
Untuk mencapai sasaran hidup yang dikehendaki tidak ada jalan lain kecuali dengan bermodal tsabat. Teguh meniti jalan yang sedang dilaluinya. Meski perlahan-lahan. ‘alon-alon asal kelakon’. Tidak tertarik untuk zig-zag sedikit pun atau sesekali. Melainkan mereka lakukan terus-menerus meniti jalannya dengan sikap tetap istiqamah. Bahkan dalam dunia fabel dikisahkan kura-kura dapat mengalahkan kancil mencapai suatu tempat. Kura-kura meski jalan pelan-pelan namun akhirnya menghantarkan dirinya pada tempat yang dituju.
💎5. Izzatu Junudid Da’wah (harga diri seorang kader dakwah)
Saat ini kita memasuki era di mana tantangan dan peluang sama-sama terbuka. Dapat binasa lantaran tidak tahan menghadapi tantangan atau ia berjaya karena mampu membuka pintu peluang seluas-luasnya. Karena itu kita dituntut untuk bersikap tsabat dalam kondisi dan situasi apapun. Senang maupun susah, sempit ataupun lapang. Tidak pernah tergoda oleh bisikan-bisikan kemewahan dan kegemerlapan lalu tertarik padanya dan lari dari jalan dakwah.
Tsabat tidak mengenal waktu dan tempat, dimana pun dan kapan pun. Kita tetap harus mengusung misi dan visi dakwah kita yang suci ini. Untuk menyelamatkan umat manusia dari kehinaan dan kemudaratan. Dengan jiwa tsabat ini kader dakwah memiliki harga diri di mata Allah SWT. maupun di mata musuh-musuhnya. Melalui sikap ini seorang kader lebih istimewa dari pada kebanyakan orang. Dan ia menjadi citra yang tak ternilai harganya.
🌸🌸🌸
💎Share 08
Sebagai penutup ada kisah singkat percakapan yang meneguhkan langkah di jalan dakwah. Seorang da’i agung saat ditanya, “apa rahsia dakwahnya hingga banyak orang yang mendapat hidayah dari Allah melalui langkah dakwahnya?” Ia menjawab, “ku dakwahi mereka di siang hari, dan ku do’akan mereka di malam hari.”
Apapun partisipasi dan kontribusi kita di jalan dakwah ini, mari jangan lupa kita sempurnakan ikhtiar dakwah kita dengan mendo’akan mereka.
“Ya Allah, sesungguhnya Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun kerana mengasihi-Mu, bertemu untuk mematuhi (perintah)-Mu, bersatu memikul beban dakwah-Mu, hati-hati ini telah mengikat janji setia untuk mendaulat dan menyokong syari’at-Mu. Maka eratkanlah Ya Allah akan ikatannya, kekalkan kemesraan antara hati-hati ini, tunjuklah kepada hati-hati ini akan jalannya (yang sebenar), penuhkanlah (piala) hati-hati ini dengan cahaya Rabbani-Mu yang tidak kunjung malap, lapangkanlah hati-hati ini dengan limpahan keimanan dan keindahan tawakkal kepada-Mu, hidup suburkanlah hati-hati ini dengan ma’rifat (pengetahuan sebenar) tentang-Mu. (Jika Engkau takdirkan kami mati) maka matikanlah hati-hati ini sebagai para syuhada’ dalam perjuangan agama-Mu. Sesungguhnya Engkau sebaik-baik sandaran dan sebaik-baik penolong. Ya Allah perkenankanlah permintaan ini. Ya Allah restuilah dan sejahterakanlah junjungan Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabat baginda semuanya.”
Demikian semoga bermanfaat.
Selamat berjuang
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎TaNYa JaWaB💎
0⃣1⃣ Rafika
Ustadz dakwah sederhana yang bisa dilakukan seperti apa contohnya? Misalkan kita mau berdakwah tapi dimulai dari hal yang sederhana terlebih dahulu.
Jika seorang pendakwah meminta bayaran itu bolehkah ustadz?
🌷Jawab:
Jadi contoh yang baik bagi orang lain itu sudah dakwah. Dakwahnya pedagang jadi pedagang yang jujur. Mengajak orang tuk ikut ngaji itu dakwah. Menasehati agar minum sambil duduk tu dakwah. Dll.
Dakwah minta bayaran tidak boleh.
0⃣2⃣ Mira
1. Kadang kala iman naik turun ya ustadz
Kalau lagi rajin liqo kemanapun juga hayuk sepekan berapa kali juga okeeh.
Tapi kalo lagi futur jadi agak error, bagaimana biar kembali stabil ya abi?
2. Ngajak orang lain untuk berbuat baik dan beramal kadang lebih mudah
Naahh tantangannya di keluarga, masih ada acara 3 harian meninggal, 40 hari, 100 hari dll.
Bagaimana pendekatan yang pas njih. mohon pencerahan ustadz
🌷Jawab:
1. Luruskan niat. Jika sesuatu diniatkan karena Allah maka akan abadi. Ingat akan kematian. Membaca sirah. Berkumpul dengan orang sholih.
2. Semua butuh proses dan bertahap. Jika tak bisa merubah semuanya, rubah yang sedikit dan bisa. Bisa isinya bisa casingnya. Lakukan pendekatan dengan basa dan kemampuan berpikir mereka
0⃣3⃣ Nina
Izin bertanya, Abi.
Sebagai seorang wanita yang masih terbilang muda, terkadang ada keinginan untuk memulai dakwah dalam artian ruang lingkup yang kecil dahulu. Misalkan keluarga dan sahabat. Bagaimana caranya memberikan ilmu yang bermanfaat bagi mereka dan bisa didengar tanpa terkesan menggurui dan tidak secara terang-terangan (ceramah). Adakah sarana yang bisa digunakan, Abi?
Syukron atas kesempatannya.
🌷Jawab:
Seperti Rasulullah lakukan dakwah dari orang perorang dari yang mudah dan ringan dilakukan. Fun dan jangan menakutkan. Misal share hasil kajian. Atau rumah kita jadi tempat ngaji. Minimal baca huruf hijaiyah
Sarananya bisa beragam. Misal arisan dan kultum. Kumpulan keluarga diisi pengajian.
0⃣4⃣ Chie
Assalamualaikum abi,
Bagaimana tips agar kita sebagai kader dakwah tidak mudah melemah di berbagai kondisi. Diantaranya seperti perubahan dari status single ke double ini banyak yang gugur. Yang asalnya militan malah jadi kendur!!!
🌷Jawab:
Tips. Jangan berpisah dan dipisahkan dengan dakwah. Jadi kan dakwah sebagai bagian dan pilihan hidup. Dikuatkan stabatnya. Kembali ke jalan dakwah. Lebih mantap lagi tanyakan pada diri sendiri, sudah pantaskah diri ini masuk surga?
0⃣5⃣ Aliya
Ustadz Izin bertanya,
Bagaimana kalau kita dakwah tapi kita belum bisa menjalankan sendiri apa yang kita dakwahkan. Apa itu akan menimbulkan dosa bagi kita ustadz?
Terimakasih
🌷Jawab:
Semua proses. Jika menunggu diri sempurna, justru kita akan banyak kehilangan momen kebaikan. Padahal adakah manusia yang sempurna. Padahal Allah akan menghitung amal kita dari prosesnya bukan hasilnya. Bukankah jelas perintahnya sampaikan walau satu ayat.
Justru dengan dakwah ini kita akan terpacu tuk menjadi lebih baik.
0⃣6⃣ Eka Nurcianti
Ustadz, mengikuti grup-grup kajian online, atau komunitas kayak odoj, kutub, dll, itu bisa termasuk dakwah gak ya ustadz?
Jika tidak, bagaimana cara terbaiknya agar bisa menjadi dakwah ya ustadz?
Syukron ustad..
🌷Jawab:
Termasuk...insya Allah.
Karena prinsip dakwah itu 3: amar ma'ruf (ajak berbuat baik), nahi munkar (cegah kemungkaran) dan tukminuna billah (ajak beriman pada Allah)
Caranya dan bentuknya macam-macam. Tadi contoh-contoh di atas sudah ada. Nak kalau minum sambil duduk yah. Tuh sudah dakwah.
0⃣7⃣ Irna
Assalamu'alaikum abi
Tadi khan Abi tulis hambatan dalam dakwah itu salah satunya adalah keluarga
Bagaimana jika dalam sebuah keluarga, suami istri tidak sevisi dan semisi dalam dakwah..Bahkan sang suami berusaha untuk menghentikan langkah sang istri dalam dakwah juga dalam menuntut ilmu..
Apakah ahsan jika sang istri berdakwah dengan sembunyi-sembunyi dengan terus berupaya memantaskan diri menjadi istri dan ibu yang shalihah?
Syukran jawabannya Bi
🌷Jawab:
Boleh. Dan tetaplah berdakwah mastathathtum. Sesuai kesangupan kita. Asiah tetap berdakwah meski fir'aun tak suka. Maryam terus saja berdakwah meski banyak yang tak percaya.
Doakan suami. Tetaplah jadi tauladan bagi diri anak dan suami dan keluarga. Bersabarlah...... tak ada yang rugi bila kita di jalan Illahi
🌸Berarti menjadi admin di suatu grup dakwah meski suami tidak ridho boleh tetap jalan terus ya ustadz?
💎Boleh
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎CLoSiNG STaTeMeNT💎
Dakwah ini sepanjang zaman, kapan saja dimana saja dan dengan siapa saja, maka siapkan bekal tuk menempuhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar