Jumat, 23 Juni 2017

Jangan Menoleh Kebelakang



OLeh : Ustadz Abi Umar Hidayat

Assalamu'alaikum wr.wb.
*Jangan Menoleh ke Belakang*
Oleh: Ustadz Abi Umar Hidayat
Jangan menoleh ke belakang bila terlalu sakit dikenang.
Benarkah…?
Tidak segitunya kali…
Mengubur masa lalu atau melupakan sama sekali, itu mustahil. Sia-sia saja. Tetapi melarutinya itu juga bahaya. Membuat kita sama sekali tidak berdaya. Masa lalu memang merupakan suatu bagian dari kehidupan seseorang. Setiap orang memiliki masa lalu entah buruk maupun baik. Masa lalu yang buruk seringkali menghantui langkah kita. Masa lalu yang baik berasa romantisme kehidupan. Begitu dalam luka bersebab melintas kisah masa lalu dipelupuk mata. Sedihnya begitu berasa, bahkan bisa tanpa jiwa. Karena inilah orang sering mengatakan “Jangan menoleh ke belakang”.
*Whatever you do, never run back to what broke you.*
_(Frank Ocean)_
Benarkah jangan menengok ke belakang...?
*If you stay, stay forever. If you go, do it today. If you change, change for the better. And if you talk, make sure you mean what you say*
Mari kita bersamai...
🌸🌸🌸
Berbeda jika kamu menjadikan masa lalu sebagai penyemangat untuk bisa berubah menjadi lebih baik. Jadikan masa lalu menjadi penyemangat untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Karena, salah satu cara terbaik untuk menebus kesalahan di masa lalu ialah dengan memperbaiki hidup agar memiliki masa depan yang jauh lebih baik. Jika tidak sesekali melihat ke belakang lewat spion bisa jadi kita celaka dalam perjalanan, tapi jangan sampai terlalu sering lihat ke belakang sebab bisa celaka juga karena lalai melihat ke depan.
Membahas masa lalu, sebenarnya si’ penting untuk menoleh ke belakang agar kita tidak kehilangan jejak atau arah yang dituju. Mungkin yang dimaksud kata itu; “jangan terlalu meratapi yang sudah terjadi”. Proposional lah. Lebih penting lagi ambil hikmahnya dan segera move on.
*Jangan habiskan waktu untuk hal yang sia-sia, maka kau akan menyesalinya.*
_Insert:_
_Note buat yang sudah berkeluarga._
Tapi sungguh masa lalu yang buruk menjadi tidak penting atau tidak perlu diceritakan kembali pada pasangan kita. Karena justru hanya akan menimbulkan masalah baru. Jadi jangan ceritakan.
Nah...bahkan karena belum bisa move on itu bahaya...
🌸🌸🌸
Tidak dipungkiri ada 3 masa yang menghiasi kehidupan anak cucu Adam:
1. Masa lalu
2. Masa kini
3. Masa depan
Konon diantara 3 masa itu yang paling berpengaruh bagi kehidupan kita adalah masa lalu, karena masa depan yang masih menjadi mistery, masa kini sedang kita jalani pada akhirnya akan berkumpul menjadi masa lalu semua.
Masa lalu terpahat rapi dimemori setiap manusia, takkan bisa dilupakan untuk selamanya, tidak bisa dihapus secara permanen, sekuat apapun kita berusaha melupakannya, pada saat-saat tertentu bayang masa lalu akan datang tanpa bisa dicegah.
*Jangan letih, jangan berhenti, bagaimanapun masa lalu menghantui, kita berhak menyulam masa depan yang Allah ridhoi.*
_(Ayumdaigo)_
*Selama bergantung pada Allah selama itu pula harapan masih ada.*
*I'dad ma'al hamasatil hayah. Sambut masa depanmu dengan sepenuh optimisme.*
🌸🌸🌸
Agar tidak salah dalam memandang masa lalu. Kita butuh kunci untuk menggenggamnya. Reframing. Reframing ini sekaligus menjadi cara untuk segera kita move on.
💎Mau kunci-kuncinya...?
🌟Mau abah...
*Menggenggam Kunci Masa Lalu*
1⃣ *Ikhlaskan, Terima, Ridho.*
Betapapun perih dan pahitnya masa lalu maka agar tidak menjadi penyakit hati bagi kita, bukan lupakan tapi ikhlaskanlah. Terimalah. Ridholah. Bahwa semua itu tadkir dari Allah yang harus kita imani. Inilah kunci pertama atas semua masa lalu kita.
Ketidakterimaan kita atas masa lalu hanya akan membuat kita jauh lebih terpuruk dalam kehidupan. Mager. Dan tidak bisa berbuat banyak. Padahal masa lalu itu tidak mungkin bisa kembali lagi. Begitupun jika hanya sekedar menyesalinya tidak ada gunanya. Atau malah protes kepada Allah atas masa lalunya, justru akan semakin memperparah bathin kita. Bagaimana dengan sikap rasa bersalah atas peristiwa masa lalu? Rasa bersalah itu penting. Tapi jika hanya berhenti pada perasaan ini, juga tidak banyak yang bisa kita lakukan.
2⃣ *Ambillah ibrah.*
Dalam Al-Qur’an, setiap kali usai menerangkan kondisi suatu kaum dan apa saja yang telah mereka lakukan, Allah selalu mengatakan; _“Itu adalah umat yang lalu”_. Misalnya dalam akhir surat Yusuf ayat 111 menyebutkan; diantaranya _“Sungguh pada kisah-kisah mereka terdapat Ibrah”_. Ini bukan perkataan yang dibuat-buat tetapi untuk mengimani sesuatu yang telah lewat . Ini bukan perkara yang diada-adakan, bukan kisah fiktif, tapi kisah yang pernah terjadi pada masa lalu.
Ibrah artinya menyebrang, sedang ma’bar yang artinya jembatan. Mengapa sejarah/kisah dalam Al-Qur’an disebut jembatan? Agar bersambung antara kita yang hidup di hari ini dengan masa lalu di zaman apapun dan di manapun. Menyebrang jauh sebelum keberadaan kita hari ini.
*Hapus noda dosamu di masa lalu dengan amal-amal kebaikan.*
Hibur diri dengan mendekat padaNya dan beramal terbaik...
Kisah masa lalu adalah jembatan yang akan mengantarkan kita pada kesuksesan...
Masalah besar kita hari ini adalah putus jembatan kita itu, sehingga kehilangan masa lalu. Kesalahan paradigmatic. Karena masa lalu dianggap mengganggu. Begitu putus jembatan, putus pula sekian banyak kebaikan. Akhirnya saat kita berbincang masa lalu, sejarah kita, adalah membicarakan sesuatu yang membosankan.
Ekspresinya jelas; _“Sudahlah tidak usah bicara itu lagi”_.
Padahal jika kita bedah Al Qur’an, fakta dan data sepertiganya adalah bicara sejarah, kisah masa lalu. Ini artinya sesungguhnya panduan kehidupan kita sepertiganya adalah sejarah. Terbukti dalam sejarah peradaban besar dalam Islam seribu tahun lebih, kesemuanya itu ternyata dibangun dengan konsep sepertiganya adalah sejarah.
_Pertanyaannya adalah pelajaran sejarah di dunia pendidikan kita berapa persen? Begitupun dalam kehidupan kita._
*Peta Hidup*
1. Alam Roh (Perjanjian)
• Allah bertanya kepada para roh; _”Apakah kamu mengakui bahwa Diriku ini adalah Tuhanmu? Mereka menjawab; Benar, bahkan kami menyaksikanya_”. (Al Ar’Raaf: 172)
2. Alam Rahim
• Penuh kasih sayang ibu.
3. Alam Dunia (Kita Disini)
• Jam pasir = Jangka hayat
• Tujuan penciptaan: Ibadah(QS. 51: 56) & Khalifah(QS. 2: 30)
• Bagaimana aku melaksanakan tujuan penciptaan: Belajar dari Al-Qur’an dan As-Sunnah.
4. Alam Barzakh (Kematian)
• ”Tiap-tiap jiwa akan merasakan mati.”_ (QS. 3: 185)
5. Alam Mahsyar (Kebangkitan)
• Final: Syurga atau Neraka...?
Sedang hidup itu terus berlanjut...
3⃣ *Menjemput takdir sejarah yang lebih baik.*
Bahwa kesadaran sejarah yang mendalam atas apa yang pernah terjadi lalu disusul dengan mengambil ibrah atasnya dan menjadikan energy evaluative merupakan bahan-bahan menyusun bangunan kehidupan di masa yang akan datang. Menyusun obsesi, cita-cita yang akan mengorientasikan kehidupan kita di masa yang akan datang.
Menjemput takdir sejarah kita maksudnya adalah usaha-usaha yang kita lakukan, untuk mempertemukan karya kita dengan kebutuhan komunitasnya dalam ruang dan waktu tertentu pada suatu saat dimana kita menyejarah. (waduh...mikir). Sederhananya, wujud dari ibrah dan evaluasi atas sejarah masa lalu kita adalah karya besar yang menyejarah.
_Insert:_
Orang boleh tidak mencapai capaian-capaiannya, tapi tidak boleh melakukan kesalahan. Apalagi mengulang kesalahan yang sama.
Maka bergegas langkah kita, setelah terumuskan orientasi hidup kita, temukan keunggulan pribadi kita untuk disulut menjadi karya besar yang akan mengambil peran sejarah dan berkontribusi pada kehidupan banyak orang. Jadi semua dibangun dan ditopang oleh keunggulan pribadi. Bergerak dari kelebihan dan kemampuan yang kita miliki untuk bangkit dan berkarya.
```Ayo Lebih Baik```
```Make today Amazing```
*Buatlah orang-orang sekitar kita mencatat sejarah, karena anda patut dikenang karyanya.*
```Move On```
4⃣ *Ruhul mas’uliyah.*
Semangat pertanggung jawaban. Bahwa segala sesuatu yang telah, sedang dan akan kita lakukan adalah beban sejarah, amanah yang akan dimintai pertanggung jawaban di hadapan Allah. Paling tidak pada tingkatan masing-masing pribadi kita. Semangat pertanggungjawaban inilah yang akan membuat kita memiliki energy yang siap memikul beban. Manusia bebas yang siap bertanggung jawab hanya pada Allah. Dan dengan itu kita akan mengalami kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya.
*Karenanya, masihkah boleh kita berkata: _”Jangan menoleh ke belakang...?”_ Boleh, jika itu kemudian bisa memandu kehidupan yang lebih baik kini dan yang akan datang.*
*Kesulitan Hidup untuk Meraih Cinta ALLAH.*
Semoga bermanfaat...
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎TaNYa JaWaB💎
0⃣1⃣ Rafika
Ustadz, bagaimana caranya agar kepahitan masa lalu bisa menjadi bahan bakar kita saat ini dan masa depan untuk berubah jadi lebih baik lagi?
Kadang mau move on tapi jika ingat masa lalu yang pahit seperti mundur seribu langkah. Tidak bersemangat, trauma dan lain-lain.
💎 Jawab:
1. Masukkan ke hati
2. Terimalah, ikhlaskan
3. Maafkan
4. Daur ulang dengan berpikir positif
5. Iringi keburukan dan dosamu dengan kebaikan. Maka menjadi energi yang akan membangkitkan hidup kita.
Lakukan sepenuh hati agar maksimal hasilnya.
Jadi masalahnya bukan pada sejarah atau faktor eksternal, tapi justru ketidak mampuan kita mengelola diri.
0⃣2⃣ Wandira
Ustadz, bagaimana agar kita benar-benar ikhlas, ridho dan menerima apa yang sudah terjadi walau itu pahit?
Karena terkadang kenangan masa lalu hadir saat sedang sendiri. Disela kesibukan pun terbayang.
💎 Jawab:
Masa lalu itu tidak mungkin;
1. Di lupakan
2. Biar waktu yang jawab
3. Didiamkan
Maka harus dihadapi dan tuntaskan. Jangan setengah-setengah. Barengi dengan istighfar dan taubatan nasuha.
Buat apa kita pelihara penyakit. Semua ada tempatnya, begitupun dengan maaf, khusnudzan dan benci sekalipun.
Repacking hati kita dengan mengambil ibrahnya kembali. Bukankah semua kisah ada jalan ceritanya. Dengan cara itu jika kisah masa lalu melintas malah menambah energi kita. Sesekali air mata menetes biarkan.
0⃣3⃣ Neng Ella
Ustadz, ada teman yang tidak bisa move on dari masa lalunya. Katanya masa lalunya bikin trauma (akibat perceraian). Bagaimana cara menyakinkan dirinya biar tidak bersifat begitu. Karena katanya kalau ingat masa lalunya sampai sekarang dia belum mau membuka hatinya lagi.
💎 Jawab:
Jangan biarkan sampah menjangkitkan penyakit dalam hati kita. Membuat tidak berdaya. Sadari dan jangan biarkan kaki terjebak dalam kubang masalah. Sementara di seberangnya ada solusi. Segera langkahkan kaki menuju solusi.
Kuncinya buka hati. Curhatkan, curahkan pada ahlinya dan pada Allah.
Karena, masa lalu itu tidak mungkin:
1. Dilupakan
2. Biar waktu yang jawab
3. Didiamkan
Maka harus dihadapi dan tuntaskan. Jangan setengah-setengah. Barengi dengan istighfar dan taubatan nasuha. Buat apa kita pelihara penyakit. Semua ada tempatnya, begitupun dengan maaf, khusnudzan dan benci sekalipun.
Repacking hati kita dengan mengambil ibrahnya kembali. Bukankah semua kisah ada jalan ceritanya. Dengan cara itu jika kisah masa lalu melintas malah menambah energi kita.
0⃣4⃣ Yeni Handayani
Assalamualaikum hampir sama dengan neng ella, bagaimana menghilangkan trauma masa lalu? Ketika kita memilih untuk menatap ke depan terkadang kita terdiam, berhenti sejenak, berfikir dan merenung kemudian melanjutkan hidup kembali, bagaimana dengan hal tersebut? Bagaimana merencanakan masa depan yang lebih indah? Sementara kita tidak pernah tahu masa depan kita seperti apa? Dan bagaimana jika pengalaman masa lalu yang buruk itu terulang kembali di masa depan? Bagaimana menghadapinya?
💎 Jawab :
Bacalah kisah orang-orang sholih nan sukses dalam hidupnya. Orientasi seorang muslim jelas hasanah fidun’ya wal akhirat. Siapa pun kita status apapun dan dimanapun.
Misalnya dalam kisah Umar bin Abdul Aziz sesaat setelah dilantik jadi kholifah ia berucap; _”Ini akhofunnar. Saya takut pada neraka. Ini menjadi tag line hidup dan kepemimpanannya hingga ia bisa memakmurkan negerinya cukup dengan 2 tahun adanya”_.
Umar bin Khattab masa lalunya juga gelap gulita, tapi terbangkitkan dengan mendengar surat Thaha di baca.
Jadi menemukan alasan yang paling tepat (yang nanti jadi inspirasi) dan menemukan cara untuk berubah yang sesuai dengan diri itu penting.
0⃣5⃣ Novie
Ustadz, saya punya kenangan pahit di masa lalu. Orang tua cerai sejak usia saya 40 hari. Saya ikut ibu, besar hanya dari kantong ibu. Ayah saya tanpa peduli sedikit pun. Tapi 3 tahun ini sejak saya hampir sukses ayah saya mencari saya, memohon belas kasihan kepada saya. Namun entah saya terlalu egois ataupun sakit hati karena sudah di sia-siakan. Saya pun cuek kepada Ayah saya. Saya tidak benci juga tidak dendam, tapi di hati ini MAAF, tidak ada rasa peduli atau kasihan sama sekali untuk ayah yang ada di pikiran saya hanya ibu.
Ustadz, saya minta nasehat dan solusi yang baik yang bisa meluruskan hati saya.
💎 Jawab:
Betapapun jeleknya ia, ia adalah ayah. Tetap ayah. Kewajiban kita tetap harus birul walidain dan berbuat baik padanya. Hidayah kita tidak tahu dari siapa datangnya dan kapan waktunya.
Alangkah menyesalnya kita jika ayah yang sangat kita benci bersebab kelakuannya pada masa lalu, sedangkan sekarang sedang mendekat ke jalan hidayah tapi engkau justru menutup rapat pintunya atau bahkan engkau usir jauh darinya.
Jika akhirat adalah urusan masing-masing, maka berbuat ikhsan adalah kewajiban kita semua.
Betapa pun yusuf diperlakukan yang sangat dzholim dari saudaranya, dan setelah yusuf sukses hidupnya dan saudaranya mendatanginya, yusuf tidak mengungkit masa lalunya. Tidak menghardiknya. Bahkan menjamunya.
Sedang kita....
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎CLoSiNG STaTeMeNT💎
Hidup layaknya perjalanan menaiki kendaraan. Kalau terlalu melihat spion ke belakang berbahaya karena bisa menabrak. Fokus hanya ke depan juga bahaya menghadang di belakang. Sementara kendaraan harus terus melaju ke depan. Maka proposionallah melihat sisi kehidupan agar tidak menghancurkan.
Tengoklah ke belakang untuk melaju terus ke depan sampai tujuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar