Selasa, 20 Juni 2017

The ReaL HiJRaH



OLeh : Irnawati Syamsuir Koto

Segala puji bagi Allah, yang Maha Mengetahui dan Maha Melihat hamba-hambanya, Maha suci Allah, Dia-lah yang menciptakan bintang-bintang di langit, dan dijadikan padanya penerang dan Bulan yang bercahaya. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya, yang diutus dengan kebenaran, sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, mengajak pada kebenaran dengan izin-Nya, dan cahaya penerang bagi umatnya. Ya Allah, curahkan sholawat dan salam bagi nya dan keluarganya, yaitu doa dan keselamatan yang berlimpah.
Syukur yang tak henti-hentinya kita ucapkan atas rahmat Allah, yang telah tercurah terhadap kita, karena rahmatNya lah kita bisa bertemu lagi malam ini digrup BS… pertemuan yang mudah-mudahan member manfaat untuk saya dan untuk kita semua disini.
🌸🌸🌸
Malam ini diminta han untuk nemani sahabat BS dengan sebuah tema *The Real Hijrah* , berat sebenarnya untuk membawakannya karena saat ini saya sendiri juga masih dalam taraf belajar , masih banyak kurang sana sini, tapi dengan modal niat baik dan sekaligus belajar maka saya coba untuk mengajak teman" disini untuk mendiskusikan tema kita tentang hijrah.
Sahabat BS yang saya sayangi...
Setiap manusia pasti pernah berbuat salah. Baik itu yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
“Setiap anak Adam bersalah dan sebaik-baik orang bersalah ialah mereka yang bertaubat,” (HR. at-Tirmidzi).
Hadits ini merupakan pertimbangan bagi setiap manusia untuk meletakkan masalah pada posisinya yang tepat. Sehingga mereka tidak mempunyai anggapan bahwa seseorang mempunyai kesucian (bebas dosa) atau kesempurnaan. Siapapun jika dia disebut manusia maka tak akan luput dari yang namanya kesalahan, kekhilafan dan kekeliruan dalam menjalani hidupnya.
Suatu hal yang pasti bahwa usia kita bertambah dan jatah usia kita semakin berkurang. Sudah selayaknya kita menghisab drii sebelum dihisab oleh Allah. Rasulullah Saw bersabda:
“Hisablah (lakukan perhitungan atas) dirimu sebelum dihisab oleh Allah, dan lakukanlah kalkulasi amal baik dan amal buruk sebelum Allah memberikan kalkulasi amal atas dirimu."
Apakah kehidupan kita banyak diisi dengan beribadah atau bermaksiat ?
Apakah kita banyak mematuhi ajaran Allah ataukah banyak melanggar aturan Allah ? Apakah diri kita ini termasuk golongan orang-orang yang celaka mendapat siksa neraka ?
Mungkin saja kita sering berbuat maksiat, melewatkan kebaikan, kurang menyempurnakan kewajiban dan amalan ketaatan, meninggalkan hal-hal yang lebih utama, dan akhirnya, menyesal…. Itulah manusia.
Adanya berbagai kelemahan dan kekurangan justru menunjukkan kesempurnaannya sebagai makhluk. Ketika manusia merasa bahwa dirinya sempurna, justru itu kekurangan baginya.
Terjatuh pada kesalahan dan kealpaan adalah hal yang lazim pada diri manusia. Hawa nafsu dalam jiwa manusia sangat kuat memerintahkan perbuatan jelek, kecuali jiwa yang dirahmati oleh Rabbnya. Selain itu, pengaruh luar dari para setan begitu kuat. Mereka senantiasa melancarkan bujuk rayu dengan segala tipu daya untuk menyesatkan bani Adam.
Hal ini ditambah dengan kenyataan bahwa surga dikelilingi oleh hal-hal yang tidak disukai oleh jiwa, sedangkan neraka dikelilingi oleh berbagai syahwat (kesenangan). Itulah beberapa faktor yang mendorong seorang hamba terjatuh dalam kemaksiatan kepada-Nya.
Didalam kehidupan inilah terjadinya perpindahan kondisi antara masa lalu dan masa sekarang ini yang tengah kita jalani. Inilah yang disebut dengan hijrah .
Hijrah secara umum artinya meninggalkan segala macam bentuk kemaksiatan dan kemungkaran, baik dalam perasaan (hati), perkataan dan perbuatan. Namun secara khusus adalah pindahnya Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam dan para sahabatnya dalam rangka menyelamatkan iman dan Islam serta membangun peradaban baru di tempat baru.
Merujuk kepada hijrah yang dilakukan Rasulullah Saw tersebut sebagaian ulama ada yang mengartikan bahwa hijrah adalah keluar dari “darul kufur” menuju “darul Islam”.
Keluar dari kekufuran menuju keimanan.
Hijrah sebagai salah satu prinsip hidup, harus senantiasa kita maknai dengan benar. Secara bahasa hijrah berarti meninggalkan.
Seseorang dikatakan hijrah jika telah memenuhi 2 syarat, yaitu yang pertama ada sesuatu yang ditinggalkan dan kedua ada sesuatu yang dituju (tujuan). Kedua-duanya ahrus dipenuhi oleh seorang yang berhijrah. Meninggalkan segala hal yang buruk, negative, maksiat, kondisi yang tidak kondisif, menuju keadaan yang lebih yang lebih baik, positif dan kondisi yang kondusif untuk menegakkan dan menjalankan ajaran Islam.
Hijrah akan selalu hidup dalam diri orang-orang yang beriman. Hidup karena mereka selalu menghayati nilai-nilainya dan mengamalkan pesan-pesan moralnya. Bagi mereka peristiwa yang pernah dilakukan Rasulullah Saw. itu bukanlah kejadian biasa, melainkan menjadi sebuah tuntunan, yang harus senantiasa direnungkan maknanya dan diamalkan ibrahnya. Sayyidina Umar bin Khattab Radhiyallahu Anhu pernah menyatakan, “Alhijrotu farraqot baynal haqq wal bathil faarikhuuhaa” (Hijrah itu membedakan antara yang benar dengan yang salah, karena itu jadikanlah penanggalan kalian.. )
🌸🌸🌸
Naah sahabat BS... setelah kita bahas makna hijrah....
Saya pingin tau sudah sejauh mana hijrah yang sahabat BS lakukan sejauh ini?
🔹Masih Kurang
🔹Belum maksimal😌
🔹Di Tempat saja
🔹Belum jauh😓
Alhamdulillah rata" masih merasakan belum maksimal, belum seberapa, berarti masih akan ditingkatkan ke posisi yang lebih baik lagi, akan sangat disayangkan jika hati kita merasa telah menjadi baik karena merasa telah hijrah,
Sahabat BS yang dirahmati Allaah…
Hijrah itu penuh proses dan penih perjuangan… Hijrah tak akan mampu dilakukan oleh orang-orang yang tidak yakin akan kebesaran Allaah dan juga tidak akan bisa dilakukan tanpa adanya Rahmat Allaah berupa Hidayah.
Datangnya hidayahpun terkadang unik, di luar nalar kita. Ia tidak berproses secara logis, bahkan terkadang terkesan instan. Ia bagaikan lailatul qadar menurut Buya Hamka, waktunya sebentar tetapi mampu mengubah jalan hidup.
Namun, jika dirunut datangnya hidayah sesungguhnya diawali proses spiritual (mujahadah) yang panjang.
Hidayah ibarat seorang siswa yang memperoleh penghargaan akademik karena kepintarannya. Upacara penghargaan memang berjalan hanya 10 menit. Namun, proses mencapai puncak prestasi tersebut butuh kerja keras untuk waktu yang lama.
Begitu juga hidayah. Untuk mendapatkannya, orang perlu berproses terlebih dahulu.
Proses itulah yang akan mendatangkan pahala buatnya, sesuai dengan tingkat kepayahannya (al ujratu ‘alaa qodri al masyaqqah).
Namun dibalik semua itu..
Hidayah yang datangpun akankah membuat kita berhijrah atau tidak, itupun kembali kepada masing masing kita,
“Dan katakanlah: “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir.” (QS. Al Kahfi : 29) ,
Jadi akan sangat salah jika kita berujar hidayah Allaah belum datang menghampiri, hanya karena hati kita tidak terbuka untuk menerimanya. Perubahan itu diusahakan bukan terjadi tiba tiba.
Sahabat"ku
Yang sering dijadikan alasan oleh para wanita untuk menunda pelaksanaan berjilbab misalnya adalah mereka mengatakan saya belum berjilbab karena belum mendapatkan hidayah dari Allah Azza Wa jalla. Kalau sudah turun hidayah gak usah disuruh-suruh nanti juga akan berjilbab dengan sendirinya.
Syubhat ini muncul karena kebodohan, ketidaktahuan, kekurangan ilmu yang menyebabkan dia salah paham terhadap hidayah sehingga menyebabkan dia menunda untuk berjilbab.
Yang salah adalah dia tidak berusaha untuk mencari hidayah ini.”
Sama hal nya juga orang orang kaya menunda mengerjakan haji karena belum ada panggilan , padahal Allaah telah memanggilnya.
🌸🌸🌸
Sejenak kita coba liat kisah hijrahnya seorang akhwat,,
Dalam sebuah kisah kehidupan seorang akhwat, duluuu… dimana dikala belianya dia adalah seorang yang punya nama di bidang yang ditekuninya, Tak ada yang tak mungkin baginya, Tak ada yang tak kenal dia dilingkungan karirnya, meski masih belia prestasi demi prestasi telah dia raih yang menancapkan namanya dipapan atas dalam membela daerahnya.
Namun prestasi ini bukan membuat dia mendekat kepada Allaah, tapi malah sebaliknya , prestasi ini membuat dia lupa akan akhiratnya dan kehidupannya jauh dari sebutan agamis, baik perilaku maupun cara berpakaian serta penampilannya.
Dan tau kah sahabat" semua?
Apa hal yang menjadi titik baliknya menerima hidayah hingga akhirnya sosok tangguh ini berlutut pada Ilahi dan hijrah?
Dia jemput hidayah dengan rasa cintanya kepada orang tua, orang tua yang telah membesarkannya, yang telah memberikan kasih sayang padanya. Cinta inilah yang membuat dia akhirnya berfikir untuk ta’at kepada Allaah, dan meninggalkan lingkungan serta teman-teman yang selama ini telah bersamanya. Teman-teman yang tentunya juga tak jauh jauh beda kehidupan mereka dengan dirinya.
Hijrahnya dia ke jalan kebenaran diawali Allaah dengan sederet ujian, nama yang terangkat tinggi yang telah melenakan, dijatuhkan Allaah dengan menghentikan kegiatannya. Nama yang terpampang dipapan atas kini turun karena ujian yang diberikan oleh Allaah….
Ujian demi ujian , pengalaman demi pengalaman yang membawanya Hijrah adalah buah dari cintanya kepada orang tua.
Keta’atan yang dulu dia tinggalkan kini kembali dia lakukan, dan saat ini… segala langkah untuk kebaikkan dia tempuh untuk mencapai ridho Allaah dan untuk membuat orang tuanya bahagia dialam sana.
Menurutnya orang tualah titik tolak hijrah…
Sejatinya....
Cinta dan pengabdiannya pada orang tualah yang telah menyebabkan Allaah memberi hidayah baginya untuk hijrah, mencintai orang tua dan mengabdikan diri kepada orang tua adalah hal yang diperintahkan Allaah dan dicintai Allaah, inilah amalan sholeh yang dia lakukan untuk meraih Hidayah Allaah.
keyakinan di dalam lubuk hatinya mengalahkan ego keduniawian. Nikmatnya iman telah mengubah pola pandang, orientasi hidup, dan perilaku, ada kenikmatan spiritual didalam dirinya.
Sejak itu, pakaian Muslimah yang dipakainya menjadi filter sikap, tutur kata, pergaulan, kesehariannya. Ia telah menemukan konsep kehidupan.
Setelah dia mendapat hidayah maka tugas dia berikutnya adalah mengajak orang lain untuk menggapai hidayah yang sama. Itulah dakwah. Sang ukhti ini paham bahwa ia juga punya tanggungjawab sosial untuk mendakwahnya syariat Islam kepada orang lain.
Sahabat BS yang di Rahmati Allaah...
Sering kali kita berpikir bahwa kita harus mendapatkan hidayah dulu baru kita beramal. Sungguh ini adalah pola pikir yang salah yang fatal akibatnya. Maka bersungguh-sungguhlah dalam berusaha, bersungguh-sungguhlah dalam beramal maka titik terang hidayah pun akan menghampirimu dihadapan.
Mengapa ? kalau kata Ustadz Salim A. Fillah. Karena amal-amal atau usaha-usaha kita itu adalah penyubur seperti guturan minyak pada nyalanya lilin. Begitupun iman akan bertambah dengan ketaatan.
Begitulah jika ingin mendapatkan Hidayah, banyak cara (usaha) yang harus manusia lakukan untuk mendapatkannya. mungkin sebagian orang berpendapat begitu mudahnya mendapatkan hidayah...
Jangan sangka bahwa ketika kita sudah rajin sholatnya, puasa sunnahnya, dan ibadah-ibadah lainnya, kita telah mendapat hidayah Allah. jangan sangka pula bahwa jika kita telah berjilbab, selesailah tugas mencari hidayah itu. Ya kadang mungkin banyak pendapat mengatakan bahwa mencari hidayah itu mudah, namun tahukan kawan, bahwa beristiqomah agar hidayah itu terus dan tetap terpatri dalam hati, jiwa dan fikiran kita.... Itulah yang paling sulit!
🌸🌸🌸
Ayo sahabat *BS*….cari, kejar dan istiqomahkan,, Hidayah yang telah ada dalam diri kita... karena kita tak akan tahu, bilakah maut akan menjemput kita.. bilakah sakit akan mendera kita... bilakah kepayahan akan mendatangi kita... sehingga memperkecil kesempatan kita menemukanNya, memperkecil kesempatan kita mengejar cintaNya,
Pernahkah saudariku rasakan lelah saat mencapai proses hijrah?
Pernahkah saudariku rasakan jenuh ketika tidak semua harapan Allah berikan?
Jika pernah ... dan saya yakin itu pernah karena beratnya ujian yang diterima.
Ya, itulah bisikan setan yang ingin membuat kita kembali menikmati dunia yang hanya sementara ini.
Membuat kita lupa bahwa dunia adalah neraka bagi muslimah sholehah. bahwa dunia adalah tempat persinggahan sementara sebelum mencapai keabadian di akhirat.
seperti sabda Rasulullah SAW, “Akan datang kepada manusia suatu zaman, orang yang berpegang teguh pada agamanya seperti orang yang menggenggam bara api.” Diriwayatkan oleh at -Tirmidzi.
Apakah masih harus kita mengeluh?
Sedang Allah memberikan ketenangan dalam setiap kegundahan
Apakah masih harus kita lelah? Ketika Allah menguatkan hati untuk tetap terus menuju jalan-Nya?
Kelelahan dan kejenuhan dalam setiap proses Hijrah menuju Allah bukan proses mudah karena setan ingin selalu menggoda kita untuk menikmati dunia dan menuju Neraka bersamanya.
Kini haruskah kita perduli pada cacian dunia, jika Allah sudah menetapkan dan menjanjikan kebahagiaan di surga-Nya kelak dengan mengikuti ketentuan-Nya, menjadikan Rasulullah sebagai idola untuk mencapai Jannah…
Tekadkan pada hati mu saudariku, bahwa Allah ada disetiap langkah bukan untuk menjadikan mu jenuh bahkan lelah tapi untuk menguatkan mu akan ke imanan sampai akhir zaman
Perjalanan terbaik dihadapan Allaah adalah perjalanan hijrah .
Hijrah masih bisa kita dapatkan agar kita menjadi istimewa. Makna kiasan dari Hijrah adalah meninggalkan dosa, meninggalkan apa yang Allah tidak suka. Itulah hijrah yang sebenarnya. Kedudukan hijrah ini lebih tinggi derajatnya daripada hijrah dari Mekkah ke Madinah. Allah SWT buka terus pintu hijrah ini sampai hari kiamat. Sampai nyawa di kerongkongan. Bahasa lain dari hijrah ini adalah Taubatan Nasuha (Taubat yang sungguh-sungguh). Tinggalkan semua yang makruh, yang syubhat, dan dosa. Ini adalah hijrah sebenarnya.
Rasulullah SAW menjadi istimewa karena berhijrah. Nabi Ibrahim AS juga berhijrah dari Irak ke Mesir kemudian ke Palestina dan akhirnya ke Mekkah. Nabi Nuh AS juga berhijrah, Nabi Musa AS juga berhijrah dari Mesir ke daearah Jordania.
Ingin karunia Allah SWT, tinggalkan dosa. Ingin dapat jodoh yang sholeh, tinggalkan dosa. Kesengsaraan kita disebabkan dosa. Kalau hati kita tidak terpengaruh dosa, itu berarti hatinya sudah keras. Selemah-lemahnya iman adalah merasa tidak enak dengan dosa. Siapa yang tinggalkan sesuatu karena takut kepada Allah SWT, maka Allah SWT akan menggantikannya dengan yang lebih baik dari itu. Di saat kita meninggalkan kebiasaan gaul yang buruk, resikonya kitapun ditinggalkan oleh teman-teman kita. Jangan khawatir, karena Allah akan ganti mereka dengan teman-teman yang lebih baik.
Ibnul Qayyim berkata: “Dosa menghindarkan orang dari ilmu yang benar. Apa itu Ilmu yang benar?
Ilmu yang setelah kamu tahu akan membuat kamu makin takut pada Allah”. Ilmu paling puncak adalah takut pada Allah. Ilmu itu serendah-rendahnya adalah bahwa akhirat lebih baik dari dunia. Kalau tidak begitu mungkin hanya tsaqofah (hanya sensasi berfikir).
Ada orang yang mendengar ayat Allah langsung di hati, bertilawah dengan hati. Kalau dibacakan ayat Allah, tersungkur, lututnya jadi bergetar. lalu bersujud meminta Ampun dari Allah. Orang banyak dosa kalau dengar ayat Allah tidak ada pengaruhnya. Inilah akibat dari dosa.
Jangan berhenti berusaha untuk terus berada dijalan Allaah, singkirkan godaan setan dengan perjuangan demi perjuangan,
Hijrah butuh pengorbanan​, Tapi tak akan sebanding dengan nikmatnya surga yang telah Allaah janjikan.
🌸🌸🌸
Demikian saja dari saya.. kita tutup dengan sebuah audio renungan berikut ini : ( lagi loading )
“Hampa terasa ketaatan dalam diriku, sampai lupa diriku,
Kapan mendekat pada-Nya
Bahkan sering kali, diri ini jauh dari diri-Mu
Dan entah kapan, hari-hari ku lalui dengan dzikir kepada-Nya
Mungkin aku terlihat baik dihadapan orang banyak, karena penampilan jahiliahku
Namun…
Aku terlihat buruk dan merugi dalam penglihatan-Nya”
Ya Robb…
Aku merasa merugi melewati detik-detik dulu dengan bermaksiat kepada-Mu
Aku merasa hampa melewati menit-menit tanpa mengingat-Mu dulu
Dan dikala senja itu tiba, akupun termenung sendirian
Terasa diri ini jauh dari Rahmat-Mu
Dosa yang telah aku lakukan, mengejar ruang pikiran
Masihkan ada, untuk ku Ampunan…
Ya Robb…
Saat itu aku belum faham apa artinya hijrah
Bahkan aku, masih saja terperangkap dalam kejahiliahan
Gelap rasa dunia ini, tanpa cahaya Ilahi…
Dan kini…
Mata hati telah melihatMu
Entah berapa langkah aku menggapai tanganMu
Hari ini dan kemarin…
Hari ini tanganMu begitu hangat,
Mampu menyelimuti ruang salju kebekuanKu
Robb…
Dalam kegelapan itu, terbit cahaya dariMu
Memandu hambamu menuju iman
Menghiasi diriku dalam ketakwaan dan kesabaran
Engkau telah terangi jalanKu menuju syurgaMu
Dan kau tunjuki aku, dengan hidayah Mu
Dan kini Robb…
Tubuh ini lunglai bersimpuh padaMu
Memohon keampunanMu
Ya Robb….
Zat yang maha pengampun…
Ampunilah hambaMu ini
Yang telah terjerumus arus Duniawi
Ya Robb…
Aku memohon limpahan Rahmat-Mu​ dan izinkan mentari hidupku bersinar kembali
Robb…
Setelah ini, jangan engkau izinkan kembali aku terpuruk dan terjerumus dalam kemaksiatan kepada-Mu
Bimbing aku Robb…
Bimbing langkahku dan beri aku kekuatan untuk tetap berada dijalan-Mu…
Aamiin...
Majlis saya kembalikan ke mba momod.
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎TaNYa JaWaB💎
0⃣1⃣ Oktriani
Saat kita mulai berhijrah ,,,,bagaimana cara kita menjaga untuk tetap Istiqomah dan tdak terbujuk masa lalu???
Jawab:
Subhanallah …
Untuk mempertahankan agar istiqomah dalam berhijrah adalah Ikhlaskan tujuan hijrah karena Allaah, keikhlasan tersebut akan membawa rasa cinta kepada hal" yang baik yang diridhoiNya. Baca dan pelajari AlQur'an dan berusaha perlahan lahan untuk mengamalkannya. Perdalam ilmu ilmu agama serta cari tau hadiah indah dari Allaah untuk orang" yang istiqomah dijalanNya. Jauhi teman" (lingkungan) yang akan membawa kita kembali kejalan yang salah, sebaliknya berkumpullah dengan orang orang sholeh agar kita termotivasi untuk beramal dan istiqomah, serta jangan lupa bahwa segala kekuatan dan hidayah itu datang dari Allaah, karenanya mohonlah selalu diberi kekuatan dan kesabaran, serta ditetapkan hidayah dihati kita, serta bermohonlah agar Allaah menuntun kita dijalan kebenaran tersebut. Masih banyak hal" lain yang bisa kita lakukan, hal itu akan kita dapatkan seiring berjalannya waktu.
Wallahu a’lam
0⃣2⃣ Indika
Pada saat kita berhijrah, kadang dapat pertentangan dari keluarga terdekat.
Bagaimana supaya kita tetap Istiqomah tetapi tidak menyakiti Keluarga?
Jawab:
Na’am… benar sekali mba indi… ujian pertama kita dalam berhijrah itu seringkali malah dari dalam keluarga kita sendiri, semua karena ketidak tahuan mereka, karna kurangnya ilmu agama yang bersesuaian dengan Qur'an dan Hadits. Karena itu perlahan lahan kita harus menyampaikan juga ilmu" tersebut dengan ahsan sambil kita buktikan bahwa hidup dalam sunnah itu indah. Kita yang telah hijrah harus berusaha menjadi contoh bagi mereka , baik didalam berpakaian, tutur kata, dan perilaku serta keta’atan kita kepada Allaah. Dikala mereka marah, maka janganlah membalas amarah mereka dengan kata" serta cara yang yang sama dengan mereka, karena itu akan menggambarkan bahwa kita tak lebih baik dari mereka. Sabar dalam hijrah dan tetap menjaga silaturrahmi yang baik dengan keluarga. Walau hinaan dan cacian serta cibiran yang kita terima, jangan terpancing untuk marah. Ingatlah bahwa kemarahan mereka tidak sebanding dengan kemarahan Allaah jika kita ingkar kepadaNYA, cibiran mereka tak sebanding dengan murkanya Allah jika kita tak ta’at padaNya.
Keluarga adalah ladang dakwah utama kita, karena Allaah juga memerintahkan untuk mendakwahi orang" terdekat terlebih dahulu.
Wallahu a’lam
0⃣3⃣ Rafika
Bunda jika kita berhijrah apakah selalu diuji terlebih dahulu?
Jika kita hijrah apakah selalu hidup penuh dengan masalah?
Jawab:
Pegangan kita adalah ayat "Apakah manusia mengira bahawa mereka akan dibiarkan mengatakan: Kami telah beriman, sedang mereka belum diuji?" (QS Al-Ankabut:2-3).
Dikala kita hijrah itu pertanda bahwa keimanan kita kepada Allaah semakin membaik, karena kita hijrah untuk keta’atan kepadaNYA, dan ayat tadi tidak boleh kita lupakan. Bukankah semua anak didik itu wajib ikut ujian? Bagaiimana bisa dikatakan dia anak sekolah kalau dia tidak ikut aturan dan tidak ikut ujian?
Begitu juga dengan orang beriman : Bagaimana mungkin dikatakan beriman sementara imannya belum diuji?
Hijrah bukan sumber masalah, jika kita telah berfikir bahwa hijrah akan membawa kita pada masalah maka jangan berharap kita akan siap untuk berhijrah. Tapi ujian akan slalu ada buat orang yang beriman. Ujian akan menentukan level manusia disisi Allaah. Lihat bagaimana seorang mahasiswa yang dapat nilai Penuh yang digelari cum laude ataupun summa cum laude adalah mereka yang telah lulus dalam berbagai ujian mata kuliah dengan nilai terbaik, dan mereka ini akan dengan mudah masuk ke lingkungan kerja, bahkan dinanti nanti untuk bekerja disebuah perusahaan. Begitu juga dengan Muslim yang lulus ujian dari Allaah dengan nilai terbaik maka Surga menanti mereka.
Allah manusia yang beriman untuk menstabilkan iman mereka kepada Allaah.
Wallahu a’lam
0⃣4⃣ Listi
Saat kita proses hijrah terkadang masih ingat dosa" yang sudah pernah kita lakukan,, kemudian beristighfar,,,
Apakah ini sudah bisa dikatkan taubat nasuha??
Jawab:
Mengingat dosa adalah hal yang baik karna dengan mengingat dosa kita akan menjauhi hal" yang bisa mendekatkan kita pada dosa tersebut, dengan mengingat dosalah akan timbul rasa takut kepada Allaah.
Taubat disebut dengan taubat nasuha jika pelaku taubat tersebut memurnikan, ikhlas (hanya semata-mata untuk Allah), dan jujur dalam taubatnya. Dia mencurahkan segala daya dan kekuatannya untuk menyesali dosa-dosa yang telah diperbuat dengan taubat yang benar (jujur). Dan tidak mengulangi kesalahan kesalahannya.
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
فَالنُّصْحُ فِي التَّوْبَةِ وَالْعِبَادَةِ وَالْمَشُورَةِ تَخْلِيصُهَا مِنْ كُلِّ غِشٍّ وَنَقْصٍ وَفَسَادٍ، وَإِيقَاعُهَا عَلَى أَكْمَلِ الْوُجُوهِ
“An-nush-khu dalam taubat, ibadah, dan nasihat artinya memurnikan perkara-perkara tersebut dari semua kotoran, kekurangan, dan kerusakan. Seseorang melaksanakannya dalam bentuk yang paling sempurna.” (Madaarijus Saalikiin, 1/309-310).
Silakan menilai sendiri apakah taubat yang kita lakukan adalah taubatan Nasuha atau tidak .
Wallahu a’lam
0⃣5⃣ Chie
Saat menapak jalan hijrah pastilah banyak onak dan duri. Sementara kita tak setangguh para shohabiyah ujian pun tak setara namun hati kadang melemah.
Bagaimana memotivasi diri agar tetap menjadi baik dan lebih baik lagi.
Jawab:
Motivasi tertinggi kita adalah Hijrah Karena Allaah, jika hijrah kita karena sesuatu / seseorang selain Allaah maka hati kita makin lama akan makin melemah, apalagi jika tidak diapresiasi oleh manusia. karenanya Hijrahlah atas dasar cinta kepada Allaah, dan berharap keridhoan Allaah semata.
Dan sering seringnya muhasabah apa dosa yang telah kita lakukan selama hidup dan pantaskah dengan dosa dosa tersebut kita berharap surgaNYA? Sementara kita juga tidak mau hidup didalam neraka.
Hiduplah bersama Al Quran dan Sunnah , lihatlah dan bacalah janji janji Allaah untuk hamba hambaNya yang ta'at, hambaNya yang mencintaiNya dan mencinta RasuluNya.
Wallahu a'lam
0⃣6⃣ Adhani
Hijrah itu harus ada perubahan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Bagaimana jika dalam perjalanan hijrah kita, kita sudah nyaman dengan lingkungan yang mendukung proses berhijrah kita, namun ketika kita pindah ke luar kota, dengan lingkungan baru yang sangat bertolak belakang dengan lingkungan sebelumnya. Caranya kita beradaptasi dengan lingkungan baru, agar kita menjadi semakin lebih baik dari dulu dan tidak melebur dengan lingkungan baru bagaimana?
Jawab:
Dikala kita dihadapkan pada kondisi ini sadarilah bahwa ini bagian dari ujian keimanan kita dari Allaah, apakah kita tetap akan ta'at dikala lingkungan memandang asing dan tak ada yang mensupport kita.
Untuk beradaptasi, jalin ukhuwah dengan orang" sekitar, dan tetaplah pada kondisi kita datang, lama-lama mereka juga akan terbiasa menerima kita, jangan berubah atau bahkan ikut lebur dengan kondisi lingkungan yang baru. Jika mampu berbuat maka berbuatlah agar mereka juga mampu mendapatkan hidayah Allaah.
Namun jika tidak maka kita harus bertahan dijalan kebenaran walau dipandang aneh dan asing, bukankah Islam ini dulunya asing?
Dan akan kembali dianggap asing. Maka bergembiralah orang" yang dianggap asing oleh musuh" Allaah.
Wallahu a'lam
0⃣7⃣ iPaH
Bunda, bagaimana yaa biar kuat niatnyaa untuk hijrah?
Contoh nih, di jilbab saja..
Eka pengen banget bisa jilbabnya yang syar'i, tapi kesannya gak cantik gituu, jadi mendek lagii, gitu² bund,,,
Jawab:
Kadang inilah yang membuat para muslimah enggan untuk tampil syar'i, takut dipandang tidak cantik, yang kita kejar apakah cantik disisi manusia yang tak pernah ada standar cantik karna beda yang memandang maka beda lagi standar cantiknya dan tidak pernah puas atau cantik disisi Allaah?
Disaat kita Cantik disisi Allaah, para bidadari saja yang cantiknya masyaa Allaah bisa kalah, maka kecantikan inilah yang didamba oleh para lelaki sholeh, pasti semua wanita ingin lelaki yang sholeh bukan?
Jika iya, bagaimana kita mau dapat yang sholeh kalau kita tak mensholehahkan diri?
Bagaimana kita bisa mengalahkan bidadari sementara kita tampil cantik baru sebatas pandangan manusia?
Pilihan itu ada ditangan kita , mau jadi sholeh atau mau menjadi salah.
Wallahu a'lam
0⃣8⃣ Nurlaela
Assalamu'alaikum ustdzah..
Seiring proses menapaki hijrah, perlahan pribadi mnjdi lebih dekat dengan sang Illahi.. membuat kuat, tangguh dalam hidup. Tapi tanpa sadar, sering membuat diri cuek terhadap sekitar.,
Misal: jarang berkumpul dengan rekan" canda" yang kurang bermutu, cuek terhadap komentar orang lain terserah mau bilang apa.
Salahkan bila bersikap cuek begitu ustdzah?
Sebaiknya bagaimana?
Jazakillah khoir🙏
Jawab:
Disaat kita hijrah, memang melalui beberapa proses, termasuk meyaring teman", teman" yang hanya membawa kita lalai , maka tidak usah diikuti walau bukan berarti kita memutus ukhuwah, namun hal ini adalah dalam rangka perjalanan hijrah kita kepada hal yang lebih baik, begitu juga ucapan" orang yang kadang dengan nada mencibir dan menghina tidak perlu ditanggapi.
Tapi satu hal yang penting kita ingat adalah kita melakukannya untuk meyelamatkan diri kita dari kembali pada hal yang sia-sia, bukan karena kita merasa lebih baik dari mereka. Bukan karena meresa kita telah benar sementara mereka tidak.
Wallahu a'lam
0⃣9⃣ Alvi
Bagaimana Cara untuk tetap Istiqamah dalam berhijrah bun,.
Terkadang di tengah" perjalanan ..
Yang namanya hati jika masalah menghampiri , kadang masih suka emosi ,.bagaimana caranya agar tetap sabar Dan Istiqamah bun?
Jawab:
Pertanyaan mba Alvi hampir sama dengan dua pertanyaan sebelumnya dan jawabannya juga hampir sama saja.
Hanya saja yang namanya manusia itu dilengkapi dengan hawa nafsu, dan hawa nafsu ini dekat sangat dengan setan, bahkan ia adalah kendaraan setan untuk menggoda manusia. Jika dikala kita tersadar telah emosi, maka beristighfarlah sebanyak banyaknya kepada Allaah dan ambillah langkah- langkah yang bisa meredakan emosi.
Perbanyak istighfar diwaktu waktu luang juga sangat bermanfaat untuk menstabilkan emosi serta meningkatkan kesabaran.
Wallahu a'lam
1⃣0⃣ Nurlaela
Jika kita masih sering baperr dengan lagu" yang berkaitan dengan masa lalu,, nyeseel sedih dan sebagainya.
Apakah itu berarti kita masih khawatir atau meragukan taqdir Allah? Dan jika itu terjadi dalam proses hijrah,, benarkah kita sudah dalam proses berhijrah .. the real hijrah ustdzah?
Jazakillah khoir🙏
Jawab:
Kalau rasa khawatir dan meragukan itu, tergantung hati kita berprasangka kepada Allaah seperti apa, saya tidak bisa jawab hal ini, karena urusan hati adalah urusan mahkluk dengan sang khalik. Hijrah itu dikatakan berproses, jika ada niat untuk keta'atan yang telah dilakukan dengan keikhlasan karena Allaah, dikerjakan karena ingin menjadi hamba yang Ta'at yang takut kepada murkanya Allaah. namun jika selama berproses tidak ada perubahan hijrah nya karena Allaah itu sama saja jalan ditempat.
wallahu a'lam
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎CLoSiNG STaTeMeNT💎
Hijrah Itu Perlukan Istiqamah dan kesungguhan yang tinggi!
Sungguh ujian itu indah .
Dibalik, tubuh yang berdiri,
Dibalik kaki yang melangkah,
Dibalik bibir yang mengukirkan senyum,
Dihatinya tersimpan rasa kosong,
Sungguh hijrah itu manis,
Sungguh kembali kepada fitrah itu mendamaikan,
Namun pernah kah kau dengar,
Bahwa bersama hijrah itu kau akan ditemani,
Satu teman yang setia yaitu ujian.
Satu demi satu ujian mengetuk,
Datangnya silih berganti,
Hingga hati yang teguh mulai rapuh,
Saat itu hanya Allah memahami,
Akhirnya kau tersadar bersama ujian itu,
Hadirnya hadiah,
Bernama hikmah,
Kekuatan, ketabahan, dan kesabaran
Segalanya lahir dari ujian dariNya.
Benarlah kasihNya berbeda berbanding kasih umat,
CaraNya teristimewa,
Membuat kau rasa dihargai.
Bila Allaah memberi hidayah kepada kita, Allaah akan tuntun hati kita pada kebaikan , percayalah dan rasa itu indah sangat saat kita mulai menyadarinya. Allaah itu tidak menguji melainkan DIA rindu dan mau kita bergantung hanya padaNYa.
Wassalamu'alaikum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar