Selasa, 20 Juni 2017

Minhajul Muslim



OLeh : Ustadz Jayyad Al Faza

Bismillahirrahmanirrahim
Terimakasih atas sambutannya, Jazakumullah Khoiron
Alhamdulillah, senantiasa bibir ini kita ucapkan agar senantiasa bersyukur kepada Allah atas semua yang telah diberikan.
Minhajul Muslim merupakan bahasa Arab yang artinya Pedoman Umat Islam. Minhajul Muslim juga merupakan sebuah buku yang sangat fenomenal karya Syaikh Abu Bakr Jabir Al Jazairi.
Dalam buku ini memuat semua ajaran yang dibutuhkan oleh setiap umat Islam dalam menjalankan agamanya dari Aqidah, Ibadah, dan Muamalah. Tapi, pada malam ini saya tidak akan menjelaskan semuanya. Hanya mengambil satu tema yaitu tentang Adab.
BaarokaAllahu fiikum
🌟🌟🌟
Keterbatasan ilmu seseorang tertutupi dengan adabnya, ketinggian ilmunya terkendalikan dengan adabnya.
Orang yang berharta semakin berwibawa dengan adabnya, orang yang miskin tetap terhormat dengan adabnya.
Orang dewasa semakin mulia dengan adabnya, yang masih belia disayang karena adabnya.
Kaum pria dihargai kepemimpinannya karena adabnya, kaum wanita semakin mulia dengan adabnya.
Semakin sempurna IMAN seseorang nampak pada ADABnya.
الأدب المفرد
🔹Adab-adab Niat
Seorang Muslim membenarkan pentingnya keberadaan niat dan urgensinya bagi seluruh amalan, baik yang berkaitan dengan masalah keagamaan maupun keduniaan, keseluruhan amal tersebut sangat tergantung bagi niatnya.
Niat inilah yang menjadi ukuran suatu amal itu dikatakan kuat atau lemah, sah atau rusak (batal), semua tergantung bagaimana niatnya. Keyakinan seorang Muslim terhadap keharusan niat bagi setiap amal serta kewajiban untuk memperbaikinya bersandar pada:
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus.” (Al Bayyinah: 5)
Nabi Shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda,
“Barangsiapa yang berkeinginan melakukan kebaikan namun dia belum dapat melakukannya, maka dicatat baginya satu kebaikan.” (Diriwayatkan oleh Muslim: 130)
🌟🌟🌟
Di dalam sebuah hadits, Nabi Shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda,
Manusia ada empat macam, yaitu:
1. Orang yang diberi Allah ‘azza wajalla ilmu dan harta dia mengamalkan ilmunya terhadap hartanya,
2. Maka ada orang lain yang berkata, ‘Andaikan Allah Ta’ala memberikan kepadaku semisal yang diberikan kepadanya, maka aku akan melakukan sebagaimana yang telah dia lakukan, maka kedua orang tersebut sama di dalam mendapatkan pahala.
3. Dan sesorang yang diberi oleh Allah harta dan dia tidak diberikan ilmu sehingga dia menghamburkan hartanya,
4. Maka ada orang lain yang berkata, ‘Andaikan Allah memberikan kepadaku semisal yang diberikan kepadanya, maka aku akan melakukan seperti yang dia lakukan, ‘maka kedua orang tersebut sama di dalam mendapatkan siksa.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Majah: 4228 dengan sanad yang bagus).
Oleh karena itu orang yang berniat dengan niat yang baik, maka ia diberi pahala amal shalih. Dan orang yang mempunyai niat buruk juga mendapatkan dosa sebagaimana orang yang berbuat buruk, semuanya ini semata-mata kembali kepada niat.
Nabi Shalallahu ‘alaihi wasalam pernah bersabda,
“Barangsiapa yang menjanjikan suatu mahar terhadap seorang perempuan (yang dinikahinya) dan Allah Mengetahui bahwa ia berniat tidak akan melunasinya terhadapnya, lalu dia membujuknya dengan Nama Allah hingga mendapatkan kemaluannya dengan cara yang batil, (maka) dia akan bertemu dengan Allah pada hari dia akan bertemu denganNya dalam keadaan sebagai seorang pezina.
Dan barangsiapa yang berhutang sesuatu dari seseorang dan Allah Mengetahui bahwa dia berniat tidak akan melunasinya kepada pemiliknya, lalu dia membujuknya dengan Nama Allah sehingga berhasil mendapatkan hartanya dengan cara yang batil, (maka) dia akan bertemu dengan Allah pada hari dia akan bertemu denganNya dalam keadaan sebagai seorang pencuri.” (Diriwayatkan oleh Ahmad: 18453).
Dengan niat yang buruk, maka sesuatu yang mubah dapat berubah menjadi haram, yang tadinya boleh menjadi terlarang, apa yang tadinya tidak berdosa, maka akhirnya menjadi berdosa.
Kesemua ini menegaskan tentang kebenaran keyakinan seseorang Muslim akan pentingnya niat, keagungan, dan urgensinya yang amat besar. Oleh karena itu dia membangun seluruh amalnya dengan niat yang baik dan benar, dan berusaha sekuat tenaga agar jangan sampai beramal tanpa ada niat atau tujuan, dan janganlah sampai beramal namun dengan niat yang tidak baik.
🌟🌟🌟
Jadi niat adalah ruh dari amal dan merupakan tiang penyangganya, kebaikan amal tergantung dari kebaikan niat, dan buruknya amal juga tergantung kepada buruknya niat. Dan setiap amal yang tidak dilandasi dengan niat yang baik dari pelakunya, maka adalah riya’, memaksakan diri yang justru dimurkai Allah.
(Diringkas dari kitab Minhajul Muslim karya Syaikh Abu Bakr Jabir al-Jaza`iri).
Demikian yang dapat saya sampaikan malam ini.
🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
💘TaNYa JaWaB💘
0⃣1⃣ Nuring
Ustadz apa setiap niat baik itu dapat pahala ??
Jika niatnya ingin berbuat A tetapi tidak berjalan ustadz , tapi malah terbuat B , ustadz bagaimana merealisasikan niat baik itu , bukankah niat baik itu sudah di catat ya ustadz???
🌐 Jawab:
Setiap berniat melakukan kebaikan maka ditetapkan baginya pahala.
Meskipun tidak melakukan amal.
Niat adalah dorongan hati. Terkadang niat itu mudah dan terkadang sulit. Niat itu mudah bagi hati yang biasa condong kepada agama dan bukan kepada dunia.
Allahu a'lam.
0⃣2⃣ iFY
Ustadz mau tanya,
Almarhum kakek saya mempunyai hutang dengan seseorang sudah lama dan kami tidak tau ibu pun juga ndak tau jika kakek saya punya hutang lalu ahli waris dari keluarga tersebut menagih pada kami cucu"nya
Jika kami tidak membayar apakah kami nanti bertemu Allah dalam keadaan pencuri?
Berdosakah?
🌐 Jawab:
Allahu a'lam.
Yang saya tahu hutang itu wajib di bayar. Dan jika seseorang mati maka ahli warisnya lah ya membantu untuk membayarnya. Oleh karena itu ini peringatan jika memiliki hutang maka segeralah ditunaikan.
0⃣3⃣ Chie
Ustadz, jika ditengah perjalanan niat kita berbelok tujuan apakah juga tercatat mendapat pahala dari niat awal??
Jazakallahu khoir
🌐 Jawab:
Tetap mendapatkan pahala niat tetapi tidak mendapatkan pahala amal dari niatnya. Allahu a'lam
0⃣4⃣ Sakina
Ustadz kan katanya gambar manusia itu tidak boleh, tapi bagaimana kalau kita gambar manusia dengan niat membuat materi lebih menarik dan mudah diingat?
🌐 Jawab:
Solusinya gambar manusia dengan bentuk yang tidak sempurna, misal; wajahnya disamarkan atau blur. Allahu a'lam.
0⃣5⃣ Refia
Adab itu dipengaruhi oleh apa aja ya ustadz??
Lingkungan termasuk kah ustadz??
Terus kalau kita terjebak diantara lingkungan yang misal membawa pengaruh buruk kita mesti bagaimana ya ustadz??
🌐 Jawab:
Adab bisa dipengaruhi oleh keluarga yang baik, lingkungan yang baik, kawan yang baik dan sebagainya.
Jika berada di lingkungan yang buruk, kalau mampu warnailah keburukan dengan kebaikan yang kamu bisa. Jika tidak maka lebih baik pindah atau tidak mendekati keburukan tersebut.
Allahu a'lam.
0⃣6⃣ Listi
Ustadz tanya,,,
Bagaimana jika kita lupa niat,, setelah setengah pekerjaan baru ingat kalau belum niat,
Misalnya masak pagi hari yu kadang lupa diniatkan,, ingat" sudah agak siang bahkan kadang hampir selesai masak,,,
🌐 Jawab:
Jika lupa niat dalam ibadah maka ulangi ibadahnya, karena setiap amal perbuatan tergantung niatnya. Allahu a'lam.
Jika niat mau masak pagi terus lupa ingat" sudah siang ya masak saja tidak mengapa.
0⃣7⃣ Fadil
Misalnya seseorang tersebut awalnya niat nya buruk jadi baik itu bagaimana, apakah niat pertama juga yang akan dilihat atau perbuatan yang dia lakukan (real nya)?
Terimakasih
🌐 Jawab:
Niat buruknya tetap dihitung sebagai dosa dan kesalahan, dan kebaikan yang diperbuat dihitung kebaikan jika dia ikhlas. Allahu a'lam.
0⃣8⃣ Wina Lamtim
Jadi niat adalah ruh dari amal dan merupakan tiang penyangganya, kebaikan amal tergantung dari kebaikan niat dan buruknya amal juga tergantung kepada buruknya niat. Dan setiap amal yang tidak dilandasi dengan niat yang baik dari pelakunya, maka adalah riya’, memaksakan diri yang justru dimurkai Allah.
(Diringkas dari kitab Minhajul Muslim karya Syaikh Abu Bakr Jabir al-Jaza`iri)
Ustadz yang dimaksud memaksakan diri disitu apa???
🌐 Jawab:
Memaksakan berbuat baik akan tetapi niatnya tidak baik. Allahu a'lam.
0⃣9⃣ Wahyuni
Assalamu'alaikum ustadz...
Seperti yang di jelaskan diatas.. Kalau seorang laki" tidak membayar mahar sesuai yang di sebutkan akan bertemu Alloh dalam keadaan zina.
Tapi kalau yang laki" belum membayar mahar tapi sudah mempunyai anak 3 sudah menikah apakah anak tersebut hasil zina?
Karena kelalaian laki-laki tidak membayar mahar..
Terus karena ada seorang yang tau kalau itu dosa tapi tidak memberi tau kalau itu salah apa sesorang itu bedosa juga ustadz...
Syukron..
🌐 Jawab:
Wa'alaikumussalam.
Dikatakan zina jika ia berniat tidak membayar nya. Berbeda dengan belum membayar dengan niat membayar karena bisa jadi dia belum mampu membayarnya dan mahar tersebut jadi tanggungan hutang bagi suami terhadap istri.
Oleh karena itu ingatkan juga.
🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
📚DOA SESUDAH BELAJAR
بسم الله الرحمن الرحيم
رَبَّنَا انْفَعْنَا بِمَاعَلَمْتَنَا الَّذِيْ يَنْفَعُنَا وَزِدْنَا عِلْمًا وَالْحَمْدُلله عَلَى كُلِّ حَالٍ
Artinya :
Ya Tuhan kami, jadikanlah ilmu kami ilmu yang bermanfaat, ajarkan kami apa-apa yang bermanfaat bagi kami serta tambahkan ilmu bagi kami, segala puji hanya bagi Allah dalam setiap keadaan.
Aamiin allahuma aamiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar