Selasa, 31 Maret 2020

SILATURAHIM



OLeH  : Ustadz Trisatya Hadi

          💘M a T e R i💘

🌸KEUTAMAAN SILATURAHIM


◼1. Tanda Atau Ciri Orang Beriman.

Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda,  “barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah memuliakan tamunya. Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah menghubungkan kasih sayang atau tali persaudaraan atau silaturahim, dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berkata yang baik atau diam." (HR. Bukhari dan Muslim, di dalam kitab Riyadushalihin).

◼2. Digolongkan Sebagai Orang Yang Berakal Dan Dapat Mengambil Pelajaran Atau Ulil Albab.

Di dalam surat ArRa’du ayat 19- 21, Allah menjelaskan, bahwa di antara kriteria orang yang berakal dan dapat mengambil pelajaran, adalah “orang yang senantiasa bersilaturahim”, yakni yang menghubungkan apa yang diperintahkan oleh Allah untuk menghubungkan. Jadi, kalau kita merasa sebagai orang yang punya akal, tidak ada pilihan lain, wajib silaturahim.

◼3. Salah Satu Risalah Penting Yang Dibawa Nabi Muhammad SAW.

Sahabat Amr bin Abasah RA pernah menyampaikan, saya datang kepada Nabi SAW di Mekkah, awal kenabian, kemudian saya bertanya kepada beliau, “Apakah kedudukan tuan? Beliau menjawab,” Nabi” Apakah Nabi itu? Jawab beliau “Allah mengutus aku” saya bertanya kembali, untuk apa Allah mengutus tuan? Beliau atau Rasulullah SAW menjawab: “ALLAH MENGUTUS AKU UNTUK MENYAMBUNGKAN TALI PERSAHABATAN ATAU KASIH SAYANG, menghancurkan berhala dan mengESA kan Allah tanpa mempersekutukan dengan sesuatupun."

◼4. Salah Satu Amal Yang Menyebabkan Pelakunya Masuk Surga.

Dari Abu Ayyub Khalid bin Zaid Alansharyra, bahwasanya ada seseorang bertanya: ”wahai rasulullah, beritahukan kepada saya sesuatu amal yang dapat memasukkan saya ke surga. “Rasul menjawab. Yaitu kamu menyembah Allah dan jangan mempersekutukannya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan menghubungkan silaturahim."

√ Hikmah Silaturahim

Barangsiapa menginginkannya, maka lakukanlah silaturahim dan tidak menundanya. Apa saja hikmah silaturahim itu?

🔹1. Dipanjangkan Umurnya

Manusia hidup sebagai makhluk sosial, ia tidak bisa hidup sendiri tanpa pertolongan orang lain. Orang yang sering bertemu dan bertatap muka dengan banyak orang, suka berinteraksi dan tidak menyendiri, insya Allah memiliki potensi lebih sehat dibandingkan yang tidak mau bergaul, menyendiri dan tidak mau bergerak.

Paling tidak, dengan berinteraksi dengan berbagai kalangan, ia makin menyadari bahwa ternyata setiap manusia memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing, setiap manusia memiliki permasalahan hidupnya masing-masing, sehingga dia tidak berpikir bahwa “dialah yang paling menderita hidupnya.”

Ternyata banyak orang lain yang juga punya masalah. Kesadaran ini membuat rasa syukur makin muncul dan sekaligus belajar sabar kepada orang lain. Mata batin dan jiwa pun tenteram, peluang sehat menjadi lebih dekat.

🔹2. Dimurahkan Rezekinya

Dari Anas bin Malik RA, katanya, saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang ingin supaya dimudahkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah dia memperhubungkan silaturahim." (HR. Bukhari). Dengan silaturahim makin banyak teman dan relasi, itu maknanya makin banyak akses informasi, akses dan peluang pasar untuk bisnis, dan akses-akses kebaikan yang lainnya.

🔹3. Menumbuhkan Jiwa Persatuan Dan Semangat Tolong Menolong

“Tangan Allah berada dia atas jamaah atau bersatu. Persatuan adalah rahmat, dan perpecahan adalah ahzab. Tidak dapat dipungkiri, salah satu yang menumbuhkan menyatu dan bersaudara adalah aktivitas menyambungkan kasih sayang atau silaturahim." Dengan ini juga bisa dibangun kesamaan visi dan pemahaman tentang suatu hal. Jika visi dan pemahaman sudah searah, tentang berbagai solusi, menjadi sesuatu yang mudah.

✔Apa Yang Harus Dilakukan?

Dalam Hadits yang cukup terkenal, Rasulullah SAW bersabda: “Dari Abu Yusuf Abdullah bin salam RA berkata: “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Wahai sekalian manusia, sebar luaskanlah salam, berilah makanan, hubungkanlah tali persaudaraan atau kasih sayang, dan shalatlah saat orang-orang sedang tidur, niscaya kalian semua akan masuk surga dengan selamat." (HR. Atturmudzy).

◼1. Rajin Menebar Salam

Dengan salam kita mendoakan orang lain mendapatkan 3 hal, keselamatan, kasih sayang dan keberkahan. Kita yang mengucap salam, juga didoakan kembali dengan 3 hal tersebut. Indahnya saling mendoakan. Maka untuk bisa menebar salam, kita harus bertemu dengan orang lain. Dalam hadits riwayat Malik, diceritakan bahwa ada seorang sahabat (Abdullah bin Umar), sengaja ke pasar dengan niat untuk bisa menebar salam, sementara dia sendiri tidak berniat membeli sesuatu di pasar.

◼2. Berbagi Atau Memberi Makanan

Rasulullah SAW pernah menyampaikan kepada Aisyah RA. ”Wahai Aisyah, selamatkan dirimu dari api neraka, meskipun hanya dengan (sedekah) sebutir kurma. Insya Allah kita bisa berbagi tidak hanya dengan sebutir kurma." Tapi Lebih dari itu. Karunia Allah yang demikian luas, mengajarkan kita untuk selalu berbagi dan memberi.

Sukses aksi di lapangan, akan sangat ditunjang oleh kesuksesan kita dalam bermunajat dan berinteraksi secara vertikal dengan Allah SWT, Dzat yang Maha membolak balikkan hati. Maka Aksi di malam hari dengan bertahajud, menjadi sesuatu yang pasti.

◼3. Silaturahim Kepada Tetangga Dan Orang Terdekat

“Sembahlah Allah dan janganlah kalian mempersekutukannya, dan berbuat baiklah kepada orang tua, sanak kerabat, anak-anak yatim, orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu." (QS. Annisa: 36)

Objek silaturahim dan berbuat kebaikan diuraikan secara jelas dalam ayat tersebut di atas. Kepada siapa saja seharusnya kita menyambungkan kebaikan dan kasih sayang. Dari ayat ini disebutkan yakni:

1. Orang tua.

2. Sanak kerabat.

3. Anak Yatim.

4. Orang miskin.

5. Tetangga dekat.

6. Tetangga jauh.

7. Teman sejawat, teman kerja.

8. Hamba sahaya, bisa di artikan pembantu atau khadimah.

Khusus terhadap tetangga, banyak sekali hadits yang menjelaskan tentang perintah berbuat baik kepada tetangga. Tetangga adalah salah satu jalan kita untuk bisa masuk surga. Tetangga adalah kebutuhan kita. Tetangga adalah kehidupan. Tidak seorangpun di antara kita yang tidak butuh dengan keberadaan tetangga. Tetangga yang dekat atau tetangga yang jauh, sama-sama wajib untuk kita perlakukan dengan baik. Dalam hitungan Islam, tetangga kita adalah 40 rumah di sekitar kita. Bahkan sebagian kalangan berpendapat, bahwa tetangga juga bermakna orang berada dalam perjalanan bersama kita. Satu pesawat misalnya. Atau satu Bus, satu angkot, satu gerbong kereta, dan sebagainya.

Hadis-hadis berikut semoga mengingatkan kita untuk makin rajin silaturahim dan berbuat baik kepada tetangga.

“Dari Ibnu Umar RA dan Aisyah berkata, Rasulullah saw bersabda; “Malaikat Jibril senantiasa berpesan kepadaku untuk selalu berbuat baik terhadap tetangga, sehingga aku menyangka bahwa tetangga itu akan ikut mewarisi." (HR. Bukhari dan Muslim).

“Demi Allah, seseorang tidak sempurna imannya, Rasul mengulang sampai 3 kali. Ada seseorang yang bertanya, siapakah seseorang yang tidak sempurna imannya itu ya Rasulullah? Beliau menjawab: “Orang yang tetangganya tidak aman karena gangguannya." (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari Abdullah bin Umar, RA berkata: "Sebaik-baik teman menurut Allah yaitu orang yang paling baik terhadap temannya, dan sebaik-baik tetangga menurut Allah, adalah orang yang paling baik terhadap tetangganya." (HR. Atturmudy).

Demikianlah risalah yang dibawa oleh Nabi kita Muhammad saw, menjadi penuntun jalan untuk kesuksesan dunia akhirat.

Wallahu a'lam

Sumber: dakwatuna.com

🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
         💘TaNYa JaWaB💘

0⃣1⃣ Dira ~ Batam
Ustadz, jika kita mengurangi percakapan (berbicara seperlunya saja) dengan salah satu anggota keluarga kita, karena sering tidak klop jika banyak komunikasi. Apa itu termasuk memutus silaturrahim?

🔷Jawab:
Kalau sekedar tidak klop komunikasi tetaplah say hello ya.. percakapan secukupnya saja, ini tidak termasuk memutus silaturahim. 

0⃣2⃣ Han ~ Gresik
Assalamu'alaikum,

1. Ustadz, bagaimana dengan orang yang sedang bermusuhan atau bertengkar padahal mereka masih saling kenal (saudara atau teman). Adakah batasan berapa lama untuk tidak saling menyapa untuk bisa kembali menjalin silaturahim, adakah dalil atau perintah-Nya ustadz?

2. Bagaimana batasan jika menjalin silaturahim dengan non Muslim?

Jazakallah tadz

🔷Jawab:
Wa'alaikumsalam,

1. Batasannya 3 hari.
“Dari Abî Ayûb al-Anshâriy, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam ‘bersabda; ‘Tidak halal seorang muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga malam di mana keduanya bertemu lalu yang ini berpaling dan yang itu berpaling. Yang terbaik di antara keduanya ialah orang yang memulai mengucapkan salam’.“ (HR. Muslim, Hadits No. 2560).

Yang mulia adalah yang memulai memaafkan sekalipun ia benar.

2. Untuk habluminnanas untuk kemanusiaan dan muamallah sangat di dibolehkan, jika tetangga dianjurkan memberikan hadiah, makanan, dengan menampilkan akhlak Islam.

0⃣3⃣ Meme ~ Bukittinggi
Assalamu'alaikum ustadz,

Seorang anak sengaja tidak berkomunikasi dengan orang tuanya karena ekonomi. Orang tua lebih sayang dan lebih sering mengunjungi kakak adik yang kaya sedangkan yang hidupnya susah tidak pernah dikunjungi. Kalau ada masalah apa-apa di keluarga tidak pernah di ikut serta jadi si anak lebih memilih diam kepada orang tua karena merasa tidak dianggap.
Apakah itu termasuk memutuskan silaturahim ustadz?

🔷Jawab:
Wa'alaikumsalam,

Iya ukhty, baiknya mulai perbaiki komunikasi apapun kondisi orang tua kita, karena mereka tiket surga kita.

0⃣4⃣ Via ~ Aceh
Assalamu'alaikum, ustadz,

Bagaimana kalau keluarga kita sendri yang memutuskan persaudaraan? Sementara kita tidak pernah tahu apa penyebab dari kebencian mereka. Sedangkan kita dengan keluarga lainnya saja tidak menebar kebencian dan senantiasa memberi kabar?

Terimakasih ustadz

🔷Jawab:
Wa'alaikumsalam,

Tetap berprasangka baik, tetap jalin komunikasi, tetap kedepankan akhlak, in syaa Allah pahala silaturahim akan mengalir.

🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
 💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘

Karena sekarang kita di uji suatu wabah Corona, tetap jaga kesehatan, jaga wudhu, jaga kebersihan, silaturahim di menej saja untuk tidak bepergian jauh.

Kemungkinan engkau akan meninggal karena virus corona hanya 1%. Sedangkan kemungkinan engkau akan meninggal di setiap saat adalah 100%. 

Maka senantiasa perbaharui imanmu. Senantiasa bertakwa kepada Allah. Dan siapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya cukup baginya. Allah ﷻ berfirman,

 قُل لَّن يُصِيبَنَآ إِلَّا مَا كَتَبَ ٱللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلَىٰنَا ۚ وَعَلَى ٱللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ ٱلْمُؤْمِنُونَ .

"Katakanlah, tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah pelindung kami. Dan hanya kepada Allah hendaknya orang-orang beriman itu bertawakkal." (QS. At-Taubah: 51).

Imam Besar Masjidil Haram, Makkah al-Mukarramah.
[Syaikh Dr. 'Abdurrahman as-Sudais حفظه اللہ تعالىٰ]

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar