Selasa, 31 Maret 2020

DAMPAK PSIKOLOGI SISWA DAN ORANG TUA TERHADAP PEMBATALAN UN



OLeH: Bunda Heradini F.,S.Psi

          💎M a T e R i💎

Goresan siswa
DEAR ANGKATAN 2020...

Angkatan kita bakal menjadi angkatan pertama yang penuh cerita. Dimana disaat semua sudah direncanakan dengan rapi, disusun sedemikian rupa hilang begitu saja.
ANGKATAN CORONA begitulah kita akan disebut! Jangan khawatir angkatan kita akan terkenal sepanjang masa.

Siapa yang tidak ingat angkatan yang dipersiapkan untuk UNBK terakhir akan terancam batal. Angkatan pertama yang lulus tanpa melalui UN, ijazah pertama yang nilainya dilihat dari nilai Raport. Kita usai sebelum waktunya, dan kita istirahat bukan pada jamnya.

Kita tamat mendadak.
Kita menjadi alumni mendadak.
Kita berpisah tanpa ada perpisahan.
Mungkin cobaan yang telah diberikan bagi kita, yang telah kita alami selama ini, semua untuk membentuk kita supaya lebih baik dan lebih tegar.

Dan cobaan ini datang pada kita karena Tuhan tahu bahwa Angkatan 2020 kuat. Yakinlah semua akan indah pada waktunya. Selama ini kita semua lelah ini saatnya kita beristirahat sejenak untuk melepaskan semua kelelahan kita.

BERTEMU DENGAN PELUKAN, BERPISAH TANPA BERJABAT TANGAN

Semangat dan sukses Angkatan '20
#StayStrong
#StayHome
#StayIsSave

Akhwati fillah penghuni room Perindu Surga yang dirahmati Allah....

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bersama Komisi X DPR RI sepakat untuk menghapus Ujian Nasional 2020.
UN 2020 dihapus karena pandemi wabah corona baru atau Covid-19.
Menurut Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda, keputusan UN 2020 dihapus karena untuk melindungi siswa dari COVID-19.

Penghapusan UN itu berlaku untuk tingkat SD, SMP dan SMA sederajat di seluruh Indonesia.

"Dari hasil rapat konsultasi DPR dan Kemendikbud, disepakati jika pelaksanaan UN SMP dan SMA ditiadakan, untuk melindungi siswa dari COVID-19," ujar Syaiful Huda dalam keterangannya sebagaimana dilansir Antara di Jakarta, Selasa (24/3/2020).

Ia menjelaskan, kesepakatan itu didasarkan atas penyebaran COVID-19 yang kian masif.
"Padahal jadwal UN SMA harus dilaksanakan pada 30 Maret, begitu juga UN SMP yang harus dijadwalkan paling lambat akhir April mendatang. Penyebaran wabah COVID-19 diprediksi akan terus berlangsung hingga April, jadi tidak mungkin kita memaksakan siswa untuk berkumpul melaksanakan UN di bawah ancaman wabah COVID-19 sehingga kami sepakat UN ditiadakan," ujar dia.

Huda mengatakan saat ini Kemendikbud mengkaji opsi pelaksanaan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) sebagai pengganti UN.
Kendati demikian opsi tersebut hanya akan diambil jika pihak sekolah mampu menyelenggarakan USBN dalam jaringan (daring).

"Kami sepakat bahwa opsi USBN ini hanya bisa dilakukan jika dilakukan secara daring, karena pada prinsipnya kami tidak ingin ada pengumpulan siswa secara fisik di gedung-gedung sekolah," katanya.

Jika USBN via daring tidak bisa dilakukan, maka muncul opsi terakhir yakni metode kelulusan akan dilakukan dengan menimbang nilai kumulatif siswa selama belajar di sekolah.

Untuk tingkat SMA dan SMP maka kelulusan siswa akan ditentukan melalui nilai kumulatif mereka selama tiga tahun belajar.

Pun juga untuk siswa SD, kelulusan akan ditentukan dari nilai kumulatif selama enam tahun mereka belajar.
"Jadi nanti pihak sekolah akan menimbang nilai kumulatif yang tercermin dari nilai rapot dalam menentukan kelulusan seorang siswa, karena semua kegiatan kurikuler atau ekstrakurikuler siswa terdokumentasi dari nilai rapor," imbuh dia.

Sistem ujian nasional (UN) yang selama ini dilakukan bertujuan sebagai tolok ukur pemetaan pendidikan negeri ini.

Ujian nasional merupakan penentu kelulusan siswa, sekaligus digunakan sebagai tolok ukur dia akan diterima di sekolah mana (sebelum sistem zonasi diterapkan).

Dengan dihapusnya ujian nasional sudah pasti memiliki dampak positif dan negatif.

🔹APA SAJA DAMPAK POSITIF DARI DIHAPUSNYA UJIAN NASIONAL?

√ Ketakutan siswa menghadapi ujian nasional yang menjadi momok menakutkan bagi siswa akan berkurang,

√ Berarti siswa tidak terlalu merasa terbebani untuk belajar yang sampai memforsirkan waktu belajarnya.

√ Dihapusnya ujian nasional dapat menjadi implemetasi keadilan bagi siswa yang memiliki keterbatasan sarana dan prasarana serta tenaga pendidik yang masih minim.

√ Padahal dengan adanya ujian nasional siswa dituntut harus bersaing dan menjawab soal yang sama dengan siswa yang memiliki fasilitas pendidikan yang memadai.

√ Belum lagi kemampuan belajar siswa yang biasa-biasa saja bersaing dengan siswa yang luar biasa kemampuan otak dan belajarnya.

√ Bahkan ujian nasional menjadi acuan bagi siswa layak atau tidaknya untuk melanjutkan sekolah ke jenjang berikutnya.

Akhwati fillah....
Penghapusan ujian nasional, selain memberi dampak positif, juga ada dampak negatifnya.
Apa saja ya....

🔹DAMPAK NEGATIF PENGHAPUSAN UJIAN NASIONAL

◼️1. Motivasi Belajar Siswa Berkurang

Tidak dapat dipungkiri bahwa pelaksanaan ujian nasional selama ini justru berefek pada meningkatnya semangat belajar siswa selain memiliki target untuk lulus ujian nasional  sebagian dari mereka  juga menganggap ujian nasional sebagai ajang rivalitas untuk melihat siapa yang terbaik.

Dan seperti yang kita ketahui bahwa mental sebagian anak-anak indonesia memang butuh dipaksa agar bisa berprestasi, jadi ujian nasional juga sebagai wadah yang melecut semangat siswa untuk belajar dan berprestasi.

◼️2. Siswa Akan Menjadi Acuh Tak Acuh Untuk Belajar

Salah satu dampak negatif penghapusan ujian nasional adalah sebagian siswa akan menjadi acuh tak acuh untuk belajar. Dimana pada saatpelaksanaan kebijakan ujian nasional pun masih ada siswa yang malas belajar dan menganggap belajar sebagai hal yang tidak penting apalagi jika ujian nasional dihapus. Memang peranan ujian nasional selama ini adalah memunculkan rasa khawatir tersendiri bagi yang memancing siswa untuk lebih giat belajar.

◼️3. Anak-anak Akan Sulit Mengetahui Potensi Dalam Dirinya

Ujian nasional selain yang berfungsi sebagai standarisasi nasional untuk mengetahui kemampuan siswa dalam skala nasional selain itu ujian nasional juga menjadi tolok ukur tersendiri bagi siswa untuk mengukur kemampuan dirinya.

Melalui hasil yang diraih melalui ujian nasional siswa akan memahami kemampuan serta potensi yang dimilikinya. Akan tetapi ketika ujian nasional dihapus siswa akan kesulitan mematakan kemampuan dalam dirinya dalam menentukan pilihan dalam study ditingkat pendidikan selanjutnya.


🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
        💎TaNYa JaWaB💎

0⃣1⃣ Umi ~ Rembang
Assalamualaikum,

1. Adakah dampak positif dari kebijakan tersebut?

2. Adakah solusi agar anak-anak tetap semangat belajar tapi tugas akhir yang tidak memberatkan siswa dan orang tuanya?

Terimakasih

🌷Jawab:
Waalaikum salam,

1. Dampak positif dari kebijakan tersebut adalah hilangnya satu ketakutan siswa. Kita semua tahu bahwa UN menjadi momok yang menakutkan. Baik buat orang tua maupun siswa. Dengan tiada UN, akan menghapus satu beban.

2. Namun dampak negatifnya jadi anak-anak semangat belajarnya kurang. Karena anak-anak tidak lagi punya beban belajar. Bagaimana cara anak-anak tetap semangat?

Kita bisa mengadakan sistem belajar online. Daring. Dengan google classroom atau mengerjakan soal-soal di google form. Namun juga tetap ada kendalanya. Sinyal lemot atau daerah-daeeah yang minim fasilitas.

0⃣2⃣ Erni ~ Yogja
Assalamualaikum Ustadzah,

Pemerintah berencana tahun 2020 UN terakhir diselenggarakan. Terus ada corona.
Sebenarnya tahun ini lulusan pertama kebijakan zonasi.

UN dihapus katanya untuk menghapus kasta sekolah favorit dan menghapus kemacetan jalan saat jam sibuk.
Anak-anak menjadi tidak semangat belajar, karena untuk masuk SMP nilai 27 bisa dikalahkan oleh nilai 19, karena nilai 19 rumahnya dekat sekolah, yang nilai 27 rumahnya berjarak 3 km dari sekolah yang dulunya favorit.

Pertanyaannya,
1. Masih perlukah kasta sekolah favorit untuk menumbuhkan prestasi bersaing dan bertanding?

2. Bagaimana cara menyemangati anak yang terlanjur nglokro karena rumahnya jauh dari sekolah yang diidamkan?

3. Bagaimana cara menyemangati anak, sekolah di manapun tidak masalah, yang penting belajar?

4. Kabarnya guru juga akan di zonasi.
Bagaimana memotivasi anak ketika mendapati guru tidak sesuai harapan, misal anak terbiasa belajar penuh tantangan tiba-tiba mendapati guru yang terbiasa ngajari siswa dengan cara disuapi?

Dan untuk guru bagaimana cara menyikapi kelas yang siswanya super hiterogen?
(Misal siswa A otaknya berlari siswa B otaknya jalan santai, siswa C  harus dibimbing pelan).

Mohon pencerahannya.

🌷Jawab:
Wa'alaikumsalam,

Kebijakan ini sebenarnya sudah diterapkan di jepang sejak dahulu.
Pemerintah yang menentukan dimana anak-anak akan sekolah. Mulai dari jenjang TK sampai SMA. Tentu dengan berbagai fasilitas  dan kualitas sekolah yang  merata.

Jadi orang tua disurati oleh pihak pemerintah. Mereka harus sekolah dimana. Tidak boleh yang lain.

1. Kasta tidak perlu. Harus ada pemerataan SDM.

2. Sebenarnya mindset orang tua yang harus diubah agar mindset anakpun berubah.

3. Kuncinya di orang tua.

4. Ini menjadi tanggung jawab pemerintah dan stakeholder sekolah tersebut.

0⃣3️⃣ Phity ~ Yogja
Sebenarnya dilema ini tidak hanya orang tua, sebagai guru saya pun dilema karena nanti harus memberikan nilai kepada siswa yang mungkin tidak menggambarkan siswa sepenuhnya.

Meskipun juga dengan nilai UN, karena ada banyak faktor yang mempengaruhi siswa pada saat mengerjakan UN.

Misal siswa pas waktu itu sakit, jadi kurang maksimal belajar dan mengerjakan UN hasilnya nilainya jelek. Padahal sehari-hari nilainya bagus-bagus.

Nah...
Apa yang bisa dilakukan  guru dalam hal ini, dosa kah jika nilai tidak sesuai kemampuan siswa?

🌷Jawab:
Dicoba daring mbak.
Itu yang akan di godog pemerintah.
Lewat google form. Kasih linknya.

0️⃣4️⃣ Phity ~ Yogja
Assalamu'alaykum...

Bunda, apa tips buat para orang tua yang punya anak yang batal UN?

Apalagi kondisinya mendadak seperti ini. Orang tua pun kewalahan mendampingi anak dalam belajar?

Terimakasih bunda.

🌷Jawab:
Waalaikum salam,

Saya termasuk orang tua yang anaknya batal online. Anak SD
Perasaan? Biasa aja.

Apakah kewalahan mendampingi anak belajar?
Tidak

Karena guru tetap mengajar lewat fasilitas online. Setiap hari online
Ada google classroom
Ada google form yang harus diisi untuk simulasi.
Kemudian guru dan anak membahas bersama di WA grup kelas.

Dan yang ayem, anak saya sudah diterima di pondok pesantren. Jadi sebenarnya ujian dan ijazah hanya formalitas belaka.

0⃣5️⃣ Atin ~ Pekalongan
Assalamualaikum Bun,

Saya sejujurnya meresa kecewa dengan dihapusnya UN karena selama ini itulah yang digunakan untuk mengukur kemampuan anak secara valid. Kalau nilai rapot dengan adanya standar KKM membuat guru 'dipaksa' mengeluarkan nilai sesuai standar walaupun kemampuan anak di bawah itu.

Apalagi anak-anak yang tukang mbolos begitu merdeka tiba-tiba lulus tanpa perjuangan.

Kira-kira sikap apa yang adil untuk menyeimbangkan anak malas dan rajin dengan dihapusnya UN ini?

🌷Jawab:
Waalaikum salam,

Kalau menurut saya pribadi. Jangan dihapus  semuanya.

Anak-anak tetap ujian tapi sistemnya online. Mereka ujian ditempat yang sudah ditentukan. Dengan memakai standard keamanan dari virus corona.
Begitu selesai ujian langsung pulang.

Pembahasan soal bisa dilakukan di rumah masing-masing lewat google classroom.
Namun ujian kompetensi siswa tersebut jangan menjadi satu-satunya acuan kelulusan siswa.

Ambillah berapa persen dari ujian online. Ditambah berapa persen dari nilai-nilai semesteran.

0⃣6️⃣ Lian ~ Ciputat
Setiap tahun dunia pendidikan kita selalu berganti-ganti kebijakan. Anak saya sekarang kelas XI, ikut bimbel segala, apakah tahun depan akan UN tetap dihapus? Bimbel itu saya rasa untuk ujian di universitas yang dituju.

🌷Jawab:
Itulah sistem di Negara kita.
Ganti mentri, ganti kebijakan.
Kebijakan mas mentri kali ini jadi kita terkaget-kaget.

0⃣7️⃣ Atin ~ Pekalongan
Bagaimana memberikan pengertian dan semangat kepada siswa yang kecewa dengan dibatalkannya UN?

🌷Jawab:
Sebenarnya yang kecewa itu orang tua. Mereka telah keluar banyak biaya buat anak untuk ikut bimbel ini dan itu

Siswa?
Mereka kecewa karena telah belajar sekeras itu.
Bagaimana menghapusnya? Bilang, ini taqdir terbaik Alloh ﷻ.


🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
 💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎

Sebuah kebijakan apapun itu pasti menuai kontroversi. Dari dulu pun, adanya ujian nasional sudah ada perdebatan dampak positif dan negatifnya. Demikian juga saat ini.

Ke depannya UN akan digantikan oleh asesmen, yang dijadikan alat ukur kelulusan siswa. Tidak hanya masalah kemampuan otak, namun juga budi pekerti.

Orang tua yang seharusnya dituntut untuk siap menerima semua kebijakan pemerintah.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar