Selasa, 31 Maret 2020

ADAB PERGAULAN BAGI ANAK MUSLIM



OLeH  : Ustadz Asyari S.

          💎M a T e R i💎

🌸ADAB PERGAULAN BAGI ANAK MUSLIM


Diriwayatkan dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الْمِسْكِ وَكِيرِ الْحَدَّادِ ، لاَ يَعْدَمُكَ مِنْ صَاحِبِ الْمِسْكِ إِمَّا تَشْتَرِيهِ أَوْ تَجِدُ رِيحَهُ ، وَكِيرُ الْحَدَّادِ يُحْرِقُ بَدَنَكَ أَوْ ثَوْبَكَ أَوْ تَجِدُ مِنْهُ رِيحًا خَبِيثَةً

“Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang shalih dan orang yang jelek bagaikan berteman dengan pemilik minyak wangi dan pandai besi. Pemilik minyak wangi tidak akan merugikanmu; engkau bisa membeli (minyak wangi) darinya atau minimal engkau mendapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau mendapat baunya yang tidak enak.” (HR. Bukhari, no. 2101)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi  wa sallam bersabda,

الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ

“Seseorang akan mencocoki kebiasaan teman karibnya. Oleh karenanya, perhatikanlah siapa yang akan menjadi teman karib kalian.” (HR. Abu Daud, no. 4833; Tirmidzi, no. 2378; dan Ahmad, 2:344. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)

Imam Al-Ghazali rahimahullah mengatakan, “Bersahabat dan bergaul dengan orang-orang yang pelit, akan mengakibatkan kita tertular pelitnya. Sedangkan bersahabat dengan orang yang zuhud, membuat kita juga ikut zuhud dalam masalah dunia. Karena memang asalnya seseorang akan mencontoh teman dekatnya.” (Tuhfah Al-Ahwadzi, 7: 94)

Teman yang shalih punya pengaruh untuk menguatkan iman dan terus istiqamah karena kita akan terpengaruh dengan kelakuan baiknya hingga semangat untuk beramal. Sebagaimana kata pepatah Arab,

الصَّاحِبُ سَاحِبٌ

“Yang namanya sahabat bisa menarik (mempengaruhi).”

Ahli hikmah juga menuturkan,

يُظَنُّ بِالمرْءِ مَا يُظَنُّ بِقَرِيْنِهِ

“Seseorang itu bisa dinilai dari orang yang jadi teman dekatnya.”

Para ulamapun memiliki nasehat agar kita selalu dekat dengan orang shalih.

Al-Fudhail bin ‘Iyadh berkata,

نَظْرُ المُؤْمِنِ إِلَى المُؤْمِنِ يَجْلُو القَلْبَ

“Pandangan seorang mukmin kepada mukmin yang lain akan mengilapkan hati.” (Siyar A’lam An- Nubala’, 8: 435)

Maksud beliau adalah dengan hanya memandang orang shalih, hati seseorang bisa kembali tegar. Oleh karenanya, jika orang-orang shalih dahulu kurang semangat dan tidak tegar dalam ibadah, mereka pun mendatangi orang-orang shalih lainnya.

‘Abdullah bin Al-Mubarak mengatakan, “Jika kami memandang Fudhail bin ‘Iyadh, kami akan semakin sedih dan merasa diri penuh kekurangan.”

Ja’far bin Sulaiman mengatakan, “Jika hati ini ternoda, maka kami segera pergi menuju Muhammad bin Waasi’.” (Ta’thir Al-Anfas min Hadits Al-Ikhlas, hlm. 466)

◼MANFAAT BERTEMAN DENGAN ORANG SHALIH

1) Dia akan mengingatkan kita untuk beramal shalih, juga saat terjatuh dalam kesalahan.
Yang menjadi dalil teman shalih akan selalu mendukung kita dalam kebaikan dan mengingatkan kita dari kesalahan, lihat kisah persaudaraan Salman dan Abu Darda’ berikut.

Dari Abu Juhaifah Wahb bin ‘Abdullah berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mempersaudarakan antara Salman dan Abu Darda’. Tatkala Salman bertandang (ziarah) ke rumah Abu Darda’, ia melihat Ummu Darda’ (istri Abu Darda’) dalam keadaan mengenakan pakaian yang serba kusut. Salman pun bertanya padanya, “Mengapa keadaan kamu seperti itu?” Wanita itu menjawab, “Saudaramu Abu Darda’ sudah tidak mempunyai hajat lagi pada keduniaan.”

Kemudian Abu Darda’ datang dan ia membuatkan makanan untuk Salman. Setelah selesai Abu Darda’ berkata kepada Salman, “Makanlah, karena saya sedang berpuasa.” Salman menjawab, “Saya tidak akan makan sebelum engkau pun makan.” Maka Abu Darda’ pun makan. Pada malam harinya, Abu Darda’ bangun untuk mengerjakan shalat malam. Salman pun berkata padanya, “Tidurlah.” Abu Darda’ pun tidur kembali.

Ketika Abu Darda’ bangun hendak mengerjakan shalat malam, Salman lagi berkata padanya, “Tidurlah!” Hingga pada akhir malam, Salman berkata, “Bangunlah.” Lalu mereka shalat bersama-sama. Setelah itu, Salman berkata kepadanya,

إِنَّ لِرَبِّكَ عَلَيْكَ حَقًّا ، وَلِنَفْسِكَ عَلَيْكَ حَقًّا ، وَلأَهْلِكَ عَلَيْكَ حَقًّا ، فَأَعْطِ كُلَّ ذِى حَقٍّ حَقَّهُ

“Sesungguhnya bagi Rabbmu ada hak, bagi dirimu ada hak, dan bagi keluargamu juga ada hak. Maka penuhilah masing-masing hak tersebut.“

Kemudian Abu Darda’ mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu menceritakan apa yang baru saja terjadi. Beliau lantas bersabda, “Salman itu benar.” (HR. Bukhari, no. 1968).

2) Dia akan mendoakan kita dalam kebaikan.
Dari Shafwan bin ‘Abdillah bin Shafwan –istrinya adalah Ad Darda’ binti Abid Darda’-, beliau mengatakan,

“Aku tiba di negeri Syam. Kemudian saya bertemu dengan Ummu Ad-Darda’ (ibu mertua Shafwan, pen) di rumah. Namun, saya tidak bertemu dengan Abu Ad-Darda’ (bapak mertua Shafwan). Ummu Ad-Darda’ berkata, “Apakah engkau ingin berhaji tahun ini?” Aku (Shafwan) berkata, “Iya.”

Ummu Darda’ pun mengatakan, “Kalau begitu do’akanlah kebaikan pada kami karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,”

دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلَّمَا دَعَا لأَخِيهِ بِخَيْرٍ قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ آمِينَ وَلَكَ بِمِثْلٍ

“Sesungguhnya do’a seorang muslim kepada saudaranya di saat saudaranya tidak mengetahuinya adalah doa’a yang mustajab (terkabulkan). Di sisi orang yang akan mendo’akan saudaranya ini ada malaikat yang bertugas mengaminkan do’anya. Tatkala dia mendo’akan saudaranya dengan kebaikan, malaikat tersebut akan berkata: Aamiin. Engkau akan mendapatkan semisal dengan saudaramu tadi.”

Islam sebagai agama yang sempurna dan menyeluruh telah mengatur bagaimana adab-adab serta batasan-batasan dalam pergaulan. Aturan-aturan Islam dalam bergaul bertujuan untuk menjaga kehormatan dan kesucian para muslim dan muslimah. Karena Islam sangat menjunjung tinggi harkat dan martabat jiwa manusia. Tidak ada agama yang memperhatikan terjaganya kehormatan manusia kecuali Islam. Ada beberapa adab yang harus diperhatikan seorang muslim dalam bergaul:

Memilih teman yang baik.
Banyak orang yang terjerumus ke dalam lembah kemaksiatan dan kesesatan karena pengaruh teman bergaul yang jelek. Namun juga tidak sedikit orang yang mendapatkan hidayah dan banyak kebaikan disebabkan bergaul dengan teman-teman yang sholih.

Rosululloh sholallohu alaihi wasallam bersabda:

“Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhori dan Muslim)

🔹Memelihara Pandangan Mata Dan Memelihara Kesucian

Orang-orang zaman dahulu mangatakan, “Bermula dari pandangan, lalu senyuman, kemudian perbincangan, mengikat janji lalu pertemuan.”

Pandangan adalah asal muasal musibah yang menimpa manusia. Sebab pandangan itu akan melahirkan lintasan dalam benak, kemudian lintasan itu akan melahirkan dalam pikiran, dan pikiran itu yang melahirkan syahwat, dan dari syahwat itu timbul keinginan. Kemudian keinginan tersebut berubah menjadi kuat dan berubah menjadi niat yang bulat. Akhirnya, apa yang tadinya hanya terlintas oleh pikiran menjadi kenyataan.

Rosululloh sholallohu alaihi wasallam bersabda:

“Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian.” (HR. Muslim)

🔹Menjauhi Ikhtilath

Ikhtilat itu adalah campur baurnya seorang wanita dengan laki-laki di satu tempat tanpa ada hijab. Ketika tidak ada hijab atau pembatas, masing-masing wanita atau lelaki tersebut bisa melihat lawan jenis dengan sangat mudah dan sesuka hatinya. Tentu sebagai wanita muslimah tidak mau dijadikan obyek pandangan oleh banyak laki-laki bukan? Oleh karena itu kaum muslimah harus menundukkan pandangan, demikian pun yang laki-laki mempunyai kewajiban yang sama untuk menundukkan pandangannya terhadap wanita yang bukan mahramnya, karena ini adalah perintah Alloh ta’ala dalam al-Qur’an dan akan menjadi berdosa bila kita tidak mentaatinya.

Dari Hamzah bin Abi Usaid Al-Anshori, dari bapaknya rodhiallohu anhu:

“Bahwa dia mendengar Nabi sholallohu alaihi wasallam bersabda di saat beliau keluar dari masjid, sedangkan orang-orang laki-laki ikhthilath (bercampur-baur) dengan para wanita di jalan, maka Nabi sholallohu alaihi wasallam bersabda kepada para wanita: “Minggirlah kamu, karena sesungguhnya kamu tidak berhak berjalan di tengah jalan, kamu wajib berjalan di pinggir jalan.” Maka para wanita merapat di tembok atau dinding sampai bajunya terkait di tembok atau dinding karena rapatnya." (HR. Abu Dawud)

Wanita dilarang berduaan dengan lelaki lain yang bukan mahrom.

Nabi sholallohu alaihi wasallam bersabda:

“Janganlah salah seorang dari kalian berkholwat (berduaan) dengan seorang wanita karena sesungguhnya setan menjadi orang ketiga diantara mereka berdua.” (HR. Ahmad, Ibnu Hibban, ath-Thobroni, dan Baihaqi)

Al-Munawi berkata rohimahulloh: ”Yaitu setan menjadi penengah (orang ketiga) di antara keduanya dengan membisikan mereka (untuk melakukan kemaksiatan) dan menjadikan syahwat mereka berdua bergejolak dan menghilangkan rasa malu dan sungkan dari keduanya serta menghiasi kemaksiatan hingga nampak indah di hadapan mereka berdua, sampai akhirnya setan pun menyatukan mereka berdua dalam kenistaan (yaitu berzina) atau (minimal) menjatuhkan mereka pada perkara-perkara yang lebih ringan dari zina yaitu perkara-perkara pembukaan dari zina yang hampir-hampir menjatuhkan mereka kepada perzinaan.”

🔹Menutup Aurat

Menutup aurat merupakan perintah Alloh subhanahu wa ta’ala dan Rosul-Nya sholallohu alaihi wasallam. Ia mampu melindungi dan menjaga kehormatan diri kaum lelaki, terlebih kaum wanita. Wanita yang berbusana muslimah, tidak ada seorang pun yang berusaha mencoba menodai kehormatan dirinya. Laki-laki jahat pun akan segan dan tidak berani untuk mengganggunya. Berbeda seratus delapan puluh derajat dengan wanita yang mengumbar kehormatannya. Orang akan menilai kepada wanita itu sebagai wanita yang tidak baik. Para lelaki sangat berani menggoda dan merusak kehormatannya.

Alloh ta’ala berfirman:

 يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰ أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

“Hai Nabi, Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu.” (QS. al-Ahzab: 59)

Hendaklah kaum wanita tidak lemah gemulai dan dibuat-buat dalam berbicara.
Wahai saudariku, janganlah engkau melembutkan suaramu disaat menjawab telepon lelaki. Janganlah engkau lemah gemulai di saat menerima tamu lelaki. Janganlah engkau mendayu-dayukan suaramu di saat membeli sesuatu. Ingat! Bicaralah dengan wajar di hadapan lelaki yang bukan mahrom Anda.

Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman:

 يَا نِسَاءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِنَ النِّسَاءِ ۚ إِنِ اتَّقَيْتُنَّ فَلَا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلًا مَعْرُوفًا

“Hai istri-istri Nabi, kalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kalian bertakwa. Maka janganlah kalian tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik.” (QS. Al-Ahzab: 32)


🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
        💎TaNYa JaWaB💎

0⃣1⃣ Nurbaiti ~ Turki
Ustadz, bagaimana caranya nasehatin sahabat yang udah berkali-kali saya kasih tahu untuk tidak posting foto-foto anak atau suami di medos yang bisa dilihat semua orang. Non-mahram inilah yang berbahaya.

Teman-teman yang lain bahkan sampai menegur saya, "kenapa kamu biarkan sahabatmu posting anak dan suaminya?"
Karena teman-teman lain merasa malu dan jengah untuk menegur sahabat saya.

Berkali-kali sudah saya katakan langsung pada sahabat saya dan berikan hadis tentang bahaya penyakit mata atau 'ain, bahkan sering sengaja saya buat di status.

Sedih akhirnya dan hanya bisa berdoa untuknya.

Seperti hadis Rasulullah  di atas, bau harum atau bau asap yang tak sedap.

Saya penentang posting foto di sosmed untuk publik (jika hanya untuk keluarga jauh, tentunya butuh posting via japri).
Sedangkan sahabat saya giat posting foto bahkan menceritakan secara verbal tentang keluarganya.

Saya lagi galau ni ustadz karena saya sayang sahabat saya.

Mohon maaf jika ada kata-kata yang tidak enak untuk semuanya.

Jazakallah khayr.

🌴Jawab:
Tugas kita dakwah itu mengingat kan sedangkan hidayah hak Allah untuk memberikan yang pantas menerima.  Sampaikan walaupun pahit biarkan Allah yang membukakan hati hati mereka Wallahu alam

0⃣2⃣ Atin ~ Pekalongan
Assalamualaikum Ustadz,

Bagaimana menghadapi teman yang terlihat sangat baik tetapi di belakang dia menikam, mengumbar keburukan?

🌴Jawab:
Wa'alaikumsalam,

Sebagai muslim doakan saja semoga mendapat hidayah secara ikhtiar boleh lakukan tabayun bersama sahabat yang lain.

0⃣3⃣ Yuyun ~ Boyolali
Bagaimana cara menghilangkan sakit hati dan iri dengan perbuatan-perbuatan teman yang dzolim mengambil hak kita.
Selama ini saya sudah berusaha ikhlas tapi ternyata susah masih sering sakit hati kalau lihat teman saya tersebut.

🌴Jawab:
Ada sebuah teraphy yang bisa dilakukan yaitu  Perbanyak istighfar dan ucapkan "saya ikhlas,  saya pasrah yaa Allah dengan perbuatan si anu dan sianu..." secara berulang-ulang, ulangi sampai kebencian dan rasa tidak suka yang tertanam didalam hati itu mereda. Karena ini sifatnya teraphy maka harus dilakukan terus-menerus dan berulang ulang. 

Wallahu a'lam

0⃣4⃣ Erni ~ Jogja
Assalamualaikum ustadz,

Bagaimana caranya mendobrak rasa jengkel yang terpendam kepada orang tua dan ketika ketemu saudara dada terasa penuh seketika, serta mendobrak rasa setiap ambisi bila diketahui seseorang, ambisi tersebut bisa berpindah ke orang lain, dengan muhasabah?

Mohon pencerahannya.

🌴Jawab:
Jawabannya sama dengan pertanyaan no 3. Lakukan teraphy tersebut dengan kesungguhan,  selama anti masih menyimpan rasa sakit hati dan menyalahkan orang lain,  anti ngk akan bisa merasakan ketenangan

Wallahu a'lam

0⃣5⃣ Han ~ Gresik
Assalamu'alaikum,

1. Ustadz, bagaimana menghindarkan anak yang sudah terlanjur berteman dengan anak atau lingkungan yang kurang baik? Takutnya anak tersebut kalau meninggalkan teman-temannya itu malah nanti di benci dan tidak akan mendapatkan teman-teman lagi?

2. Apa yang harus orang tua lakukan jika anak perempuan belum mau berhijab karena pengaruh teman-temannya? (Kalau dipaksa takutnya malah tidak mau sekolah dan mengancam ini dan itu)

Jazakallah ustadz

🌴Jawab:
Wa'alaikumsalam,

1. Kewajiban orang tua mencarikan lingkungan dan teman yang baik termasuk sekolah yang baik. Kalau sudah terbiasa akan melupakan teman-teman lama.

2. Berikan perhatian dan pengertian tentang hukum memakai jilbab. Perkuat dalil perkenalkan  dengan ustadz atau guru pembimbing untuk lebih yakin.

0⃣6⃣ Tia ~ Klaten
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bagaimana Caranya membatasi adik tidak terpengaruh di luar sana?

🌴Jawab:
Wa'alaikumussalam,

Caranya adalah yang pertama dengan membina hubungan harmonis di rumah. AdIk ada tempat untuk berbagi, curhat, tempat dia berkeluh kesah.  Selanjutnya kembangkan cara berfikir yang Islami,  kenalkan hukum-hukum Islam dengan baik,  bukan dengan perintah dan bantahan-bantahan yang membuat dia kesal hingga akhirnya malah antipati dengan Islam dan mencari sesuatu yang dia sukai diluar rumah. 

Wallahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar