Selasa, 31 Maret 2020

HIKMAH DI BALIK MUSIBAH



OLeH  : Ustadz Farid Nu'man Hasan

           💎M a T e R i💎

💎HIKMAH DAN PELAJARAN DIBALIK MUSIBAH


Semua ketetapan Alloh ﷻ atas hamba-hamba-Nya sudah pasti memiliki hikmah, pelajaran, dan manfaat bagi hamba itu sendiri, termasuk dibalik sebuah ujian, baik berupa musibah kematian, bencana, bahkan peperangan. Tidak ada yang sia-sia dari apa yang diperbuat dan diciptakan-Nya.

Alloh ﷻ berfirman:

 ... وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

"...Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al Baqarah: 216)

Ayat lainnya:

 .... رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

"Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Ali Imran: 190-191)

💎DIANTARA HIKMAH-HIKMAH TERSEBUT ADALAH:

🔹1. Pembuktian Iman

Banyak manusia mengaku dimulutnya beriman kepada Alloh ﷻ, mencintainya, dan mentaatinya. Sementara hakikat hatinya belum teruji, sampai dia mendapatkan ujian dengan berbagai musibah. Tidak sedikit manusia setelah mendapatkan ujian -baik ujian harta, kesehatan, persoalan rumah tangga, bencana, dan lainnya- justru menjadi kufur; menanyakan keadilan Alloh ﷻ, mencela takdir dan memaki-Nya, dan kemudian murtad dari Islam. Adapula yang semakin kuat imannya, semakin dekat, pasrah, dan tambah rajin beribadah.

Dalam hal ini Alloh ﷻ berfirman:

أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ (2) وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكاذِبِينَ (3)

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. (QS. Al ‘Ankabut: 2-3)

Para mufassir menceritakan sampai hampir sepuluh versi sebab turunnya ayat ini. Kita ambil dari beberapa saja.

Imam Al Qurthubi Rahimahullah menceritakan dari Ibnu Abbas Radhiallahu ‘Anhuma:  “Maksud dari “manusia” pada ayat ini adalah segolongan orang beriman di kota Mekkah, saat itu orang-orang kafir Quraisy menganggu mereka dan menyiksa mereka karena keislamannya, seperti Salamah bin Hisyam, ‘Ayyasy bin Abi Rabi’ah, Al Walid bin Al Walid, ‘Ammar bin Yasir, ayahnya, dan ibunya, Sumayyah, serta sejumlah orang dari Bani Makhzum dan lainnya.   (Tafsir al Qurthubi, 8/184)

Muqatil Rahimahullah berkata: Ayat ini turun tentang Mihja’, pelayan Umar bin al Khathab, dia adalah orang pertama yang terbunuh dalam perang Badar, dia dipanah oleh ‘Amir bin al Hadhrami. Saat itu Rasulullah Saw. bersabda: “Pemimpin para syuhada adalah Mihja’, dia orang pertama yang akan dipanggil di pintu surga dari umat ini.” Kedua orangtuanya dan istrinya pun terkejut, lalu turunlah ayat: “Alif lam mim, Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan.” (Ibid, 8/184-185)

🔹2. Alloh ﷻ Mencintainya

Hal ini diterangkan dalam hadits berikut:

إِنَّ عِظَمَ الجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ البَلاَءِ، وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ، فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا، وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ.

Sesungguhnya besarnya balasan tergantung dari besarnya ujian, dan apabila Alloh ﷻ cinta kepada suatu kaum Dia akan menguji mereka, barangsiapa yang ridha maka baginya keridhaan Allah, namun barangsiapa yang murka maka baginya kemurkaan Allah. (HR. At Tirmidzi no. 2396, dari Anas bin Malik. Imam at Tirmidzi berkata: hasan)

Imam al Munawi Rahimahullah mengatakan:

“Sesungguhnya Alloh ﷻ jika mencintai sebuah kaum akan menguji mereka yaitu Allah menguji mereka dengan bencana dan musibah."  (At Taysir, 1/323)

🔹3. Dinaikkan Derajat

Ujian hidup dengan berbagai jenisnya adalah sarana menaikkan derajat manusia di sisi Alloh ﷻ.  Jika dia menghadapinya dengan bersabar, tetap taat, maka Alloh ﷻ menyebutnya sebagai hamba yang terbaik. Bukankah ini sebuah level yang menggiurkan?

Alloh ﷻ berfirman tentang Nabi Ayyub ‘Alaihissalam:

إِنَّا وَجَدْنَاهُ صَابِرًا نِعْمَ الْعَبْدُ إِنَّهُ أَوَّابٌ

"Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhan-nya)."
(QS. Shaad: 44)

Nabi Ayyub ‘Alaihissalam diuji dengan penyakit dan kemiskinan, sedangkan Nabi Sulaiman ‘Alaihissalam diuji dengan kekayaan dan kerajaan.  Tapi keduanya disanjung dalam Al Quran sebagai manusia terbaik karena tetap taat kepada Alloh ﷻ.

Syaikh Ibnu ‘Asyur Rahimahullah berkata:

“Nabi Sulaiman ‘Alahissalam tetap taat kepada Alloh ﷻ dalam fitnah kekayaan dan kenikmatan.  Sedangkan Nabi Ayyub ‘Alaihissalam tetap taat kepada Allah dalam ujian keburukan dan kemiskinan. Keduanya dipuji dengan pujian yang mirip karena keduanya sama dalam ketaatan walau berbeda ujiannya. Sufyan berkata: “Allah memuji dua hamba-Nya yang mendapat ujian, dengan pujian yang sama, yang satu bersabar, yang satu bersyukur.”
(at Tahrir wat Tanwir min at Tafsir, 12/316)

🔹4. Bisa Jadi Sebagai Balasan Atas Kezaliman Atau Kejahatan Yang Pernah Dilakukan

Kezaliman yang dilakukan oleh manusia bisa jadi ada yang dibalas di dunia, baik cepat atau lambat. Alloh ﷻ punya cara sesuai kehendak-Nya untuk membalasnya, bisa melalui tangan manusia atau bencana alam. Maka, ini menjadi bahan muhasabah (evaluasi), bahwa bisa jadi musibah yang manusia alami merupakan balasan atas kejahatannya sebelumnya.

Rasulullah ﷺ bersabda:

الظُّلْمُ ثَلاَثَةٌ : فَظُلْمٌ لاَ يَتْرُكُهُ اللَّهُ ، وَظُلْمٌ يُغْفَرُ ، وَظُلْمٌ لاَ يُغْفَرُ ، فَأَمَّا الظُّلْمُ الَّذِي لاَ يُغْفَرُ فَالشِّرْكُ لاَ يَغْفِرُهُ اللَّهُ ، وَأَمَّا الظُّلْمُ الَّذِي يُغْفَرُ فَظُلْمُ الْعَبْدِ فِيمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ رَبِّهِ ، وَأَمَّا الَّذِي لاَ يُتْرَكُ فَقَصُّ اللهِ بَعْضُهُمْ مِنْ بَعْضٍ

Kezaliman ada tiga; 1. Kezaliman yang tidak akan Allah biarkan (maksudnya akan ada pembalasan). 2. Kezaliman yang akan diampuni. 3. Kezaliman yang tidak akan diampuni. Adapun kezaliman yang tidak akan diampuni adalah kesyirikan, Allah tidak akan mengampuninya. Lalu kezaliman yang diampuni adalah kezaliman seorang hamba jika dia berbuat kesalahan antara dirinya dengan Rabbnya (baca: maksiat). Sedangkan kezaliman yang tidak akan Allah biarkan adalah kezaliman sesama manusia.  (HR. Ath Thayalisi No. 2109, 2223, dari Anas. Hadits ini hasan. Lihat Shahih Kunuz As Sunnah An Nabawiyah, 1/101. Lihat juga Shahihul Jami’ No. 3961)

🔹5. Dihapuskan Kesalahan Dan Dosa

Ujian yang dialami manusia bisa jadi sebagai penghapus atas kesalahan, maksiat, kezaliman, dan dosa yang pernah dilakukannya di dunia. Hal ini sangat banyak disebutkan dalam hadits-hadits Rasulullah ﷺ.

Rasulullah ﷺ bersabda:

مَا يُصِيبُ المُسْلِمَ، مِنْ نَصَبٍ وَلاَ وَصَبٍ، وَلاَ هَمٍّ وَلاَ حُزْنٍ وَلاَ أَذًى وَلاَ غَمٍّ، حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا، إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ

Tidaklah seorang muslim tertimpa kelelahan, gelisah, sedih, gangguan, murung, sampai-sampai duri yang menusuknya melainkan Allah akan jadikan itu sebagai penghapus kesalahannya. (HR. Bukhari no. 5641, dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu)'

Dalam hadits lainnya:

مَا يَزَالُ البَلاَءُ بِالمُؤْمِنِ وَالمُؤْمِنَةِ فِي نَفْسِهِ وَوَلَدِهِ وَمَالِهِ حَتَّى يَلْقَى اللَّهَ وَمَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ

Musibah yang senantiasa menimpa seorang mu’min dan mu’minah baik ujian pada dirinya, anaknya, hartanya, sampai dia bertemu dengan Allah, maka dia tidak membawa kesalahan apa pun  atas dirinya. 

(HR. At Tirmidzi no. 2399, dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu. Imam At Tirmidzi berkata: hasan shahih)

🔹6. Diberikan Surga Jika Sabar Dan Ridha

Di antara manusia, bisa jadi ada yang mulia dan meninggi posisinya di sisi Alloh ﷻ dan menjadi penghuni surga-Nya bukan karena ibadahnya semata, tapi bersabarnya dia dalam menghadapi ujian.

Hal ini sebagaimana tertera dalam hadits qudsi berikut:

يَقُولُ اللَّهُ سُبْحَانَهُ: «ابْنَ آدَمَ إِنْ صَبَرْتَ وَاحْتَسَبْتَ عِنْدَ الصَّدْمَةِ الْأُولَى، لَمْ أَرْضَ لَكَ ثَوَابًا دُونَ الْجَنَّةِ»

Alloh ﷻ berfirman: “Wahai anak Adam, jika engkau bersabar dan berharap ridha Allah disaat mendapatkan hantaman pertama musibah maka tidaklah ada pahala yang paling diridhai untukmu selain surga.” 

(HR. Ibnu Majah no. 1597, dari Abu Umamah. Imam al Bushiri berkata: “Sanadnya shahih, para perawinya terpercaya, dan memiliki syawahid (jalur-jalur pendukung) dari Anas bin Malik yang diriwayatkan oleh At Tirmidzi, An Nasa’i dan Ibnu Majah.” (Mishbah az Zujajah, 2/49))

Jabir Radhiallahu ‘Anhu bercerita tentang ujian yang dialami keluarga Ammar bin Yasir Radhiallahu ‘Anhu:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ بِعَمَّارٍ وَأَهْلِهِ وَهُمْ يُعَذَّبُونَ، فَقَالَ: «أَبْشِرُوا آلَ عَمَّارٍ، وَآلَ يَاسِرٍ، فَإِنَّ مَوْعِدَكُمُ الْجَنَّة

Bahwa Rasulullah Saw. melewati ‘Ammar dan keluarganya, mereka disiksa, lalu Beliau bersabda: “Berikan kabar gembira kepada keluarga ‘Ammar, keluarga Yasir, sesungguhnya tempat kalian adalah surga.”

(HR. Al Hakim, al Mustadrak ‘alash Shahihain, no. 5666. Al Hakim berkata: shahih sesuai syarat Imam Muslim. Disepakati Imam adz Dzahabi)

Inilah di antara hikmah yang bisa kita ambil dari musibah dan bencana yang kita alami.

Wallahu A’lam

Wa Shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala Aalihi wa Shahbihi wa Salla.

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
        💎TaNYa JaWaB💎

0⃣1⃣ Nurbaiti ~ Turki
Ustadz, bagaimana bisa mengatasi was-was cemas akan masa depan atas musibah yang terjadi?

Jazakumullah khayr

🌸Jawab: Bismillahirrahmanirrahim..

Ingat  bahwa musibah hakikatnya di tangan Allah.

Lalu, bacalah inni audzubika minal hammi wal hazan.. dan seterusnya, sudah hafal kan?

Yakin pula rezeki, mati  susah senang hidup kita ditangan Allah. Tapi tetap kita mesti ada upaya rasional.

Wallahu A’lam

0⃣2⃣ Phity ~ Jogja
Assalamu'alaykum wr.wb.

Ustadz, kan ada 6 poin hikmah dari musibah yang kita alami.

Apakah ke-6 nya bisa berlaku secara bersamaan? Atau itu tergantung persepsi kita menilai yang manakah hikmah dari musibah yang menimpa kita?

Syukron

🌸Jawab:
Wa'alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh

Bisa bersamaan, bisa tidak. Tergantung kitanya sendiri bagaimana kondisinya.

Tentu musibah yang menimpa ahli maksiat dan ahli taat tidak sama kita memandangnya.  Yang ahli maksiat adalah peringatan, yang ahli taat adalah ujian.

Wallahu A’lam

0⃣3⃣ Safitri ~ Banten
1. Pak ustadz kalau Allah masih menyayangi hamba-Nya berarti Allah ngasih ujian dan cobaan terhadap hamba-Nya.  Berarti kalau si hamba ini tidak dikasih ujian dia selalu dikasih kesenangan, kebahagian berarti Allah sudah tidak sayang sama si hamba ya?

2. Pak ustadz tanda sayang Allah sama hamba-Nya selain dikasih ujian apa ada lagi?

Terimakasih.

🌸Jawab:
1. Belum tentu, bisa ya bisa tidak. Ada sebab Allah cinta dengan Nabi Sulaiman dan Nabi Ayyub. Masing-masing ada ujiannya. Dengan jenis yang berbeda.

2. Beragam, Allah punya cara sesuai kehendak-Nya untuk menunjukkan cinta-Nya.

Wallahu A’lam

0⃣4⃣ Ummi ~ Klaten
Ustadz bagaimana caranya agar kita bisa membedakan ujian yang datang dengan tujuan menghapus dosa seseorang, dengan ujian yang datang sebagai balasan atas kedzaliman yang pernah dilakukan?

🌸Jawab:
Ujian atas dosa dan kedzaliman seseorang, memang bisa jadi sebagai penghapus atas dosa kedzaliman itu.

Wallahu A’lam

0⃣5⃣ Asih ~ Tanjungpinang
Ustadz Bagaimana memanajemen kan diri ini agar lebih kuat dalam menghadapi ujian kehidupan bagi saya yang seorang janda ditinggal meninggal suami?

🌸Jawab:
Fokus dengan perbaikan diri. Tidak terlalu pusing memikirkan komentar orang kepada kita. Jika kita ada anak, maka fokus juga pada pendidikan mereka serta pembinaannya.

Sepertiga waktu untuk Allah, sepertiga waktu lagi masyarakat, sepertiga untuk keluarga. Ini idealnya.

Wallahu A’lam

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
 💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎


Emas itu berharga dan mulia setelah dibakar dan ditempa. Bagaimana dengan manusia? Manusia akan mulia setelah melewati berbagai ujian, bukan pujian.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar